Anda di halaman 1dari 31

MODUL PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

KELAS XI ATP DAN ATPH

SMK NEGERI 1 PENANGGALAN


PENANGGALAN
2020
BAB 7. MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK
BARANG/JASA

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan


factual, konseptual, operasioanl lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi
diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur


kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
kompetensi kerj. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri. Menunjukan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas sepsifik secara mandiri.

KOMPETENSI DASAR

3.7 Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa

4.7 menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa

APERSEPSI

Dalam berwirausaha produk kreatif pertanian, biaya merupakan hal yang


dapat menentukan harga jual. Dalam kaitannya dengan usaha produk kreatif
Pertanian, harga jual dapat dipengaruhi jenis dan tariff layanan yang dilakukan
oleh wirausahawan. Namun, kita tidak boleh sembarangan dalam memberikan
tarif harga, jika kita memberikan tariff harga terlalu tinggi untuk produk kreatif
pertanian yang kita buat dan pasarkan, kita akan

2
kehilangan pangsa pasar kita. Namun, jika kita memberikan harga yang terlalu rendah,
kita akan sulit mendapatkan keuntungan. Untuk itulah ketika kita masih dalam tahap
prototype, kita harus mempertimbangkan aspek harga dan analisis biayanya. Apa saja
unsur-unsur dalam penanganan biaya? Untuk memahaminya pelajarilah bab berikut
ini!

MENGAMATI
Amatilah mengenai cara menghitung biaya produksi dalam pembuatan
prototype produk kreatif pertanian. Untuk mendukung pengamatanmu
pelajarilah buku teks maupun sumber lain yang relevan!

AYO PAHAMI
A. Pengetahuan Umum Biaya Produksi
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang,
baik yang telah, sedang, maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan
suatu produk. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
wirausahawan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang produk
kreatif pertanian tersebut.

Biaya Investasi
Biaya investasi diperlukan untuk memulai usaha pembibitan tanaman
buah-buahan meliputi biaya perizinan, sewa lahan, bangunan dan
peralatan. Biaya investasi ini bersifat tetap (fixed) dan harus
dikeluarkan pada tahun ke-0 sebelum melakukan usaha.

Tabel 7. Kebutuhan Biaya Investasi Usaha Pembibitan Tanaman

NO URAIAN Jumlah Biaya (Rp)


1. Perizinan -
2. Sewa Lahan 1 Ha -
3. Bangunan dan Peralatan -

3
a. Bangunan -
b. Peralatan -
Jumlah -

Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan dalam
memproduksi bibit tanaman. Besarnya biaya operasional ini tergantung
pada luas areal tanah. Semakin luas areal tanam maka biaya operasional
semakin tinggi. Biaya operasional umumnya merupakan biaya tidak
tetap (variabel cost) yang terdiri dari biaya bahan baku, sarana
produksi, tenaga kerja borongan dan biaya sertifikasi bibit. Selain biaya
tidak tetap, biaya operasional juga meliputi juga biaya overhead yang
merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan setiap bulannya dan
sifatnya tidak langsung. Biaya overhead meliputi biaya listrik, biaya
telepon dan tenaga kerja tetap.Biaya operasional usaha pembibitan
tanaman buah-buahandapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini.

Tabel 8. Kebutuhan Biaya Operasional

NO Uraian Jumlah Biaya (Rp)


1. Biaya Variabel
a. Biaya Bahan Baku -
b. Biaya Saprotan -
c. Tenaga Kerja Borongan -
d. Biaya sertifikat Bibit -
2. Biaya Overhead
a. Biaya Listrik -
b. Biaya Telepon -
c. Biaya Tenaga kerja tetap -

4
f). Penjualan
Menurut Sitompul (2007), dalam Teknik Pembibitan dan Produksi Benih
Jilid 2, penjualan merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi suatu usaha,
mengingat sumber keuntungan yang diharapkan dapat diperoleh dari
penjualan produk atau jasa. Penjualan itu penting bagi setiap usaha dan
mutlak diperlukan bagi semua usaha.

Tanpa adanya penjualan maka usaha tidak akan mendapatkan income


untuk dapat menutup biaya kegiatan operasional bulanan atau tahunan.
Penjualan merupakan ujung tombak darisuatu usaha dan masih ada
anggapan bahwa bidang penjualan sebagai pelengkap dalam bidang usaha.

Agar penjualan dapat tercapai dengan baik perlu adanya jiwa marketing
bagi semua orang yang terkait dalam perusahaan. Jiwa marketing dimulai
dari tingkat yang paling atas hingga tingkat yang paling bawah dalam suatu
usaha. Usaha ini dapat dimulai dengan melakukan kontrol kualitas produk
yang akan dijual, memberikan layanan maksimal kepada konsumen dengan
mengantisipasi setiap keluhan konsumen. Tim penjualan bukan hanya
dimotivasi untuk mencapai target penjualan dan kemudian menghasilkan
profit atau keuntungan, tetapi juga diharapkan dapat membangun jaringan
pelanggan atau network pelanggan bagi perusahaan. Selain itu juga tim
penjualan diharapkan dapat memberikan layananmaksimal kepada semua
pelanggan. Untuk mencapai hal-hal tersebut dibutuhkan pelatihan secara
berkala dan standar prosedur pelaksanaan pekerjaan yang baku untuk
kegiatan penjualan serta melakukan pengembangan secara terus-menerus
terhadap kualitas produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.

Hal-hal lain yang terkait dengan penjualan adalah keikutsertaan dari tim
penjualan untuk mengamati setiap pergerakan dan arah pasar terhadap
permintaan produk. Harga penjualan produk berupa benih tanaman
dihitung dari semua komponen biaya produksi, lalu dilakukan analisis BEP.
Dari analisis usaha tersebut dapat diprediksi jumlah produksi minimal yang

5
harus diproduksi. Untuk menentukan harga penjualan, pengusaha pada
umumnya menambahkan keuntungan sekitar 25-50% dari biaya produksi.
Harga jual dapat pula ditentukan berdasarkan survey pemasaran sehingga
didapat harga jual yang masih menguntungkan perusahaan dan kompetitif.

Sasaran dan target penjualan harus ditentukan sebelum produksi dimulai,


metode ini akan mengurangi resiko kerugian bagi perusahaan. Sasaran
pemasaran adalah perkiraan konsumen/klien yang akan dijadikan fokus
penjualan.

g). Analisis Usaha Pembiakan Tanaman


Untuk mengetahui suatu usaha layak untuk dilaksanakan atau tidak layak
dilaksanakan maka perlu dilakukan analisis usaha tani. Untuk itu, usaha
tani pembiakan tanaman misalkan contoh pembiakan tanaman durian yang
dibahas dalam tulisan ini dapat disusun analisis usaha taninya yang
meliputi analisis biaya produksi, analisis modal usaha tani, analisis
keuntungan, analisis titik impas (break even point), dan lain-lain.

Semua perhitungan di dalam analisis ini berdasarkan satuan unit usaha dan
masa pembiakan satu periode. Sebelum memutuskan untuk memulai suatu
kegiatan bisnis usaha tani pembiakan durian, maka perhitungan untung
atau rugi dan kemungkinan terjadinya kegagalan merupakan faktor utama
yang selalu menjadi bahan pertimbangan. Secara umum, suatu kegiatan
usaha tani dapat dikatakan berhasil dalam segi finansial apabila dapat
menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1. Usaha tani tersebut menghasilkan penerimaan yang dapat menutup


semua biaya atau pengeluarannya
2. Usaha tani tersebut menghasilkan penerimaan tambahan untuk
membayar bunga modal yang dipakai, baik modal sendiri maupun
modal
3. yang dipinjam dari pihak lain

6
4. Usaha tani tersebut memberikan jasa pengelolaan yang wajar
kepada pelaku usaha tani tersebut.

Tinggi rendahnya biaya suatu usaha tani ditentukan oleh besarnya skala
usaha dan efisiensi penggunaan modal, tenaga kerja, alat-alat serta sarana
produksi. Biaya usaha tani meliputi semua ongkos-ongkos yang merupakan
pengorbanan dalam pengadaan input produksi.

Untuk menilai kinerja atau performa suatu usaha, secara sederhana dapat
dilakukan analisis perbandingan berbagai komponen biaya, pendapatan,
dan keuntungan. Beberapa contoh analisis perbandingan tersebut, biasanya

dinamakan ratio, adalah B/C rasio, R/Cratio, Break Even Point analysis
(BEP), Return On Investment (ROI), Return On Assets (ROA) dan sebagainya.

a) Analisis B/C ratio


B/C ratio (benefit/cost) merupakan perbandingan antara keuntungan
yang didapatkan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Keuntungan merupakan selisih yang diperoleh dari pendapan (hasil
penjualan) dikurangi biaya-biaya. Komponen biaya yang dijadikan
pembanding biasanya adalah biaya produksi, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang. B/C ratio ini biayanya
dilakukan untuk menilai kinerja keuangan dari suatu usaha pada tiap
kali siklus produksi. Analisis ini menunjukkan seberapa besar suatu
usaha menghasilkan keuntungan.

b) Analisis R/C ratio


Disamping B/C ratio, kinerja keuangan sejenis yang biasa dapat
digunakan adalah R/C ratio (revenue/cost). Ratio ini mengambarkan
kemampuan peneriamaan usaha. Suatu usaha dapat memiliki R/C ratio
= 1 jika jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Usaha yang baik tentunya harus mendapatkan R/C

7
ratioyang lebih besar dari 1, artinya usaha tersebut mendapatkan
marjin posiitif (keuntungan).

c) Analisis ROI
Analisis ROI (Return On Investment) yaitu perbandingan antara
keuntungan (return) dengan besarnya investasi yang telah dikeluarkan.
Analisis ini menujukkan kemampuan usaha untuk mengembalikan
investasi yang telah dikeluarkan oleh si pemilik usaha. Rasio ini bisanya
dinyatakan dalam persen (%), sedangkan analisis ROA (Return On
Assets) adalah perbandingan antara keuntungan (return) dibandingkan
dengan nilai asset usaha (aktiva). Ratio ini menggambarkan
kemampuan usaha untuk membiayai pengadaan asset usaha.

d) Analisis BEP
Analisis titik impas, biasanya disebut sebagai analisis BEP (Break Even
Point). Titik impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak
mendapatkan keuntungan, tetapi tidak pula menderita kerugian. Nilai-
nilai yang berada dibawah titik impas menunjukkan bahwa usaha
mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap usaha harus mampu
melebihi titik impasanya. Titik impas sendiri dapat dinyatakan dalam
jumlah rupiah pendapat yang diharus diperoleh atau dalam jumlah unit
barang yang harus dihasilkan agar suatu usaha tidak mengalami
kerugian.Analisis B/C ratio, R/C ratio dan BEP umumnya dapat
diterapkan dalam setiap siklus produksi, sedangkan analisis ROI dan
ROA umumnya dilakukan untuk satu periode tahun anggaran.

Contoh perhitungan analisis usaha pada Durian

Sebelum menghitung analisis usaha pembiakan durian, harus difahami


terlebih dahulu tentang peluang pemasaran, sumber daya manusia yang
dibutuhkan, teknik budidaya, teknik pengepakan/ pengemasan,
distribusi dan pelayanan purna jual.

8
Benih hasil okulasi memungkinkan untuk dijadikan usaha yang
menguntungkan dibidang pertanian. Adapun analis usaha pembiakan
durian secara okulasi dibahas pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Usaha Pembiakan Durian Okulasi Sebanyak


10.000 Tanaman

Kebutuhan
Harga
Kegiatan Tenaga Jumlah (Rp)
No Satuan Satuan
Kerja /
(Rp)
Sarana

1.000
1. Sewa lahan 1 3.000.000,- 3.000.000,-
m2
Pembuatan
2. 20 HOK 25.000,- 500.000,-
Pembibitan
Penyiapan
3. 5 HOK 25.000,- 125.000,-
Media Semai
Pengisian
4. 50 HOK 25.000,- 1.250.000,-
Polibag
5. Penyemaian 20 HOK 25.000,- 500.000,-
6. Okulasi 100 HOK 50.000,- 5.000.000,-
Pemeliharaan
7. 500 HOK 25.000,- 12.500.000,-
bibit
8. Biji Durian 10 Biji 100,- 1.000,-
9. Polibag 50 Kg 24.000,- 1.200.000,-
10. Pupuk Kandang 100 Karung 4.000,- 400.000,-
11. Tali rafia 1 Gulung 50.000,- 50.000,-
12. Mata entres 20.000 Buah 100,- 2.000.000,-
Pupuk dan
13. 10.000 Unit 500,- 5.000.000,-
Pestisida
14. Pisau Okulasi 5 Buah 1.000.000,- 5.000.000,-
15. Gunting Stek 5 Buah 100.000,- 500.000,-
16. Cangkul 1 Buah 50.000,- 50.000,-

141

9
17. Gembor 1 Buah 30.000,- 30.000,-
18. Pemasaran 1 Paket 2.000.000,- 2.000.000,-
Biaya
39.106.000,-
Produksi
Harga benih
Tanama
durian: (asumsi 6.000 15.000,- 90.000.000,-
n
SR benih 60%)
Perkiraan Keuntungan 50.894.000,-
B/C 1,30
R/C 1,77

Sumber ; Teknik Pembibitan dan Produksi Benih Jilid 2 .Paristiyanti. N.

Tugas.
1. Tuliskan jenis-jenis biaya produksi!
2. Buatkan Analisis Ekonomi Suatu Barang / Jasa (pilih salah satu)
a. Jasa Pembuatan taman
b. Jasa Pemupukan Kelapa sawit
c. Jasa Pemangkasan Kelapa sawit
d. Pembibitan Tanaman
e.
3. Tugas dikirim Via E-mail. ( ipan.aceh2@gmail.com )

10
BAB 8. Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk Barang / Jasa

KOMPETENSI DASAR
3.8. Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.8. Membuat prototype produk barang /jasa

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah selesai mempelajari modul ini siswa diharapkan mampu memahami:
1. Pengertian Prototype Produk
2. Tahapan Prototype
3. Pengertian Kemasan
4. Fungsi Kemasan Produk
5. Tujuan Kemasan Produk
6. Jenis Jenis Kemasan

B. Uraian Materi
1. Pengertian Prototype Produk
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management
(TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk.
Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi
akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung
harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan
tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang.
Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal
pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal
pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di
masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe
dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat
mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain
ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri
mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga
menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara
industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

11
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan
proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk
bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan
yang perlu pada produk final.

2. Tahapan Prototype
Berikut tahapan prototype:

a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang


berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara


keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan
konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter
fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working


model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari
working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat
diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan
produksi.

d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional


dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan


seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi
dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya
tahan produk dan part-nya.

12
f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh
dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk
memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap
produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka


produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang
terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan
(wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya
diperlukan peningkatan program pemasaran.

h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–
like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik
dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang
akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk


namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung
resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

3. Pengertian Kemasan Produk


Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di
pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun,
sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran
(Rangkuti, 2010:132).

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada

13
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

4. Fungsi Kemasan Produk


Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab
mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:
a. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.

b. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran,
dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu
alat pemasaran, yaitu :
a. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.

b. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi


kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih
baik.

c. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang


dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

d. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi


konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

14
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi
lain, yaitu sebagai berikut:
a. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar
kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan
melalui pencurian atau kesalahan penempatan.

b. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada


sebuah produk dan memperkuat citra produk.

c. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual


produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

5. Tujuan Kemasan Produk


Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

a. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,


tekanan dan sebagainya.

b. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
c. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

d. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan


transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada
kemasan atau label.

e. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.

f. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,


tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

g. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.

15
6. Jenis Jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan


(kaleng susu, botol minuman, dll).

b. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi


kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng
susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.

c. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk


menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan
sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


a. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang
setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun,
karton dus, makanan kaleng.

b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen
penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.

c. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya


digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya
kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol,
wadah kaleng, dan sebagainya.

b. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

16
Gambar 4.1 Tahapan Desain Prototype Produk

C. Petunjuk Praktikum
1. Judul : Desain Prototype dan Kemasan
2. Tugas Masalah

a. Menganalisis desain prototype produk barang alat bantu sederhana pekerjaan


sehari sehari.
b. Desain produk barang digunakan diberbagai bidang seperti pertanian,
transportasi, pendidikan, pertukangan dan sebagainya.

3. Prinsip Teori
a. Mengaplikasikan ide - ide yang sudah dikumpulkan kedalam bentuk fisik, dapat
berupa catatan post-it yang ditempel di Tembok, kegiatan roleplay, objek, atau
bahkan Story Board.

b. Duplikasi suatu bentuk barang dengan mengadakan perubahan baik bentuk


maupun tambahan adalah kegiatan inovatif.

4. Kegiatan Praktikum
Tugas dikerjakan per Individu,
Tugas dikirim Via E-mail. ( ipan.aceh2@gmail.com )

17
BAB. 9. PENGUJIAN PRODUK “

KOMPETENSI DASAR
3.9. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
4.9. Menguji prototype produk barang/ jasa

Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang
ada di dalam salah satu tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan di
pasarkan, produk baru lebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik dari
kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini
perusahaan akan memperoleh produk atau merek yang memiliki masa depan.

A. Arti dan Tujuan Pengujian Produk


Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap dalampengembangan produk
baru. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, produk baruterlebih dahulu diuji untuk
mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen yang menjadi sasaran. Dengan
penhujian konsep produk, perusahaan atau suatu usahaakan memperoleh produk atau
merek yang memiliki masa depan yang baik dan cerah .

Produk atau konsep produk dapat disajikan secara simbolik maupun fisik.
Konsumen dimintai pendapatannya tentang produk tersebut dengan atribut dan
keterkaitannya. Setiap pengujian produk atau konsep produk harus mencakup
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah konsep produk/gambaran produknya jelas dan mudah dimengerti ?
2. Apakah manfaat dari produk tersebut bagi anda ?
3. Apakah anda melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk lain dari
pesaing ?
4. Apakah anda menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis ?
5. Apakah anda bersedia membeli produk ?
6. Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan anda ?
7. Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan anda ?

18
8. Perbaikan apakah yang anda usulkan atau kebutuhan anda ?

Dengan melakukan kegiatan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan
dapat lebih memperkaya konsep produk dan memilih produk terbaik yang diminati
konsumen . Metode seperti ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik
barang maupun jasa . Banyak perusahaan atau usaha merasa puas apabila sudah
mendapatkan gagasan atau ide produk dan tidak mematangkan gagasan tersebut
menjadi konsep untuk diuji . Apabila produk tsb belum diuji maka produk tersebut akan
mengalami kesulitan ketika memasuki pasaran, jadi hal tersebut bisa dihindari dengan
adanya pengujian produk .

Pengembangan konsep merupakan cara yang efektif dan jika telah dilakukan dengan
benar maka anda bisa menyelamatkan biaya ratusan juta bahkan miliaran rupiah . Anda
juga akan terhindar dari langkah awal yang salah, postioning yang salah, strategi yang
buruk, dan menjual kepada orang yang salah .Ini bukan sekedar masalah jaminan, tetapi
lebih penting dari itu, sebagai panduan anda untuk melewati seluruh proses
pengembangan, dari mulai konsep awal sampai suksesnya peluncuran produk baru .

Pengujian terhadap konsep (concep testing) adalah upaya untuk memprediksi


keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar .
Proses biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang
menjelaskan ide dasar dari produk tsb .
Sebuah pendekatan efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah
pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam
bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar . Hal ini dilakukan tidak hanya
dalam kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di
pasaran, namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan,
kemasan, iklan, penjualan, informasi produk, distribusi dan juga harga

19
a. Produk unggulan tidaklah cukup
Orang hanya bersedia berpindah ke produk baru ketika melihat adanya keuntungan
yang signifikan. Dalam berbagai pengalaman, biasanya lebih dari 30-50% . Orang harus
mempercayai bahwa produk baru tersebut lebih berharga dari pada uang, waktu dan
kenyamanan yang dimiliki saat ini . Anda harus meyakinkan orang bahwa pada akhirnya
mereka akan melakukan perbaikan besar atas apa yang dimiliki sekarang, perlu
perubahan dari apa yang telah mereka miliki, ada cara yang relatif sederhana untuk
membuktikan keunggulannya, bahwa ia akan menepati janjinya, ditambah berbagai isu-
isu lainnya . Perbaikan yang setengah-setengah jarang berhasil untuk menggantikan
pemimpin besar .

b. Bukan apa yang anda ketahui, tetapi apa yang orang pikirkan tentang produk anda .
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang
berbeda . Hal ini dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai
tujuan, dalam konteks yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula . Jadi anda
tidak bisa mengembangkan produk hanya di atas kertas, karena produk itu ada di dunia
nyata, tetapi dalam realitas psikologis, yaitu dunia seperti yang dirasakan oleh orang-
orang, seperti yang disaring melalui keyakinan dan emosi mereka . Anda harus
menggerakan orang, bukan produk .

c. Bangunlah Laboratorium pemasaran Anda .


Laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba
produk baru. Belum ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru
dibanding dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) . Dalam diskusi
kelompok tersebut, orang-orang akan termotivasi untuk berkomunikasi, dan seorang
moderator yang berpengalaman dapat menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran dan
hati mereka . Di sana, semua yang dikatakan itu penting, juga sama pentingnya dengan
bagaimana mereka mengatakan itu, apa yang ada di balik perkataan mereka, dan
termasuk juga apa yang tidak mereka katakan .

20
B. Tahapan Pengujian Produk
Konsep pengujian merupakan proses atau usaha yang diprediksi menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk menghitung respon pelanggan untuk produk baru
sebelum diperkenalkan di pasar . Pengujian konsep membantu kita menguji
keberhasilan produk baru .

Tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di pasaran secara umum,


meliputi :
1. Membuat prototype produk terlebih dahulu .
2. Evaluasi prototype .
3. Lalu memberikan tester kepada pasar .
4. Evaluasi tester dan pasar .
5. Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi .
6. Produksi massal .
7. Evaluasi produksi massal .
Pada proses selanjutnya, konsep produk yang telah dianalisa kemungkinannya
secara teoritis dan ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan
menjadi produk secara fisik oleh departemen Litbang .
Dalam hal ini, ada tigalangkah yang perlu dilakukan, diantaranya :
1. Pembuatan Model dengan 3 persyaratan :
a. Harus dipandang oleh konsumen sebagai suatu perwujudan atribut-atribut pokok
seperti produk sebelumnya .
b. Harus dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal .
c. Bisa dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia .
2. Pengujian Fungsional : pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar-
benar berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen .
3. Pengujian Konsumen : mencoba konsumen untuk menilai, bagaimana tanggapan
konsumen .

21
Setelah melewati tiga tahap dalam proses pengembangan produk, langkah
selanjutnya adalah pengujian pasar . Pengujian pasar ini merupakan proses di mana
produk dan program pemasaran masuk ke dalam kondisi yang lebih nyata .
Pengujian pasar ini memungkinkan pemasar memperoleh pengalaman dengan
pemasran produk . Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri,
di dalam situasi yang sebenarnya . Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk
membuat perakitan penjualan dan laba yang lebih baik .

1. Manfaat Pengujian Pasar


Pengujian pasar mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
a. Untuk membuat peramalan penjualan masa datang yang lebih di percaya .
b. Pengujian awal terhadap berbagai alternative rencana pemasaran .
c. Perusahaan akan menentukan sumber kegagalan produk yang luput dari perhatian
pada tahap pembuatan produk .

Pengujian pasar menjanjikan informasi yang memadai untuk memutuskan jadi atau
tidak meluncurkan produk baru. Jika perusahaan melanjutkan dengan komersialisasi,
maka akan membutuhkan biaya yang sangat besar . Adapun keputusan yang perlu
dipertimbangkan secara matang dalam menentukan tahap komersialisasi, meliputi
kapan memperhatikannya, ke mana saja wilayah pemasarannya, kepada siapa, dan
bagaimana caranya .

2. Tahapan Proses Pengujian Produk Baru


Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang
peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang
diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program
pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk di pasar . Secara umum,
ada 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai :

22
a. Technical Testing (Pengujian Teknis)
Yaitu dengan cara membuat prototype yang merupakan approximation (perkiraan)
produk akhir . Pengujian atas kinerja produk prototype dapat menghasilkansejumlah
informasi penting tentang product shelf life (usia panjang produk) , tingkat keusangan
produk masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya,
potensi kerusakan yang memerlukan penggantian dan jadwal pemeliharaan yang tepat .
Masing-masing dari jenis informasi tersebut mempunyai dampak biaya terhadap
pemasaran produk . Contohnya, estimasi usia pajang produk bisa berpengaruh terhadap
frekuensi dan biaya pengiriman . Lalu kemungkinan adanya masalah penggunaan yang
signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan informasi labeling, periklanan dsb
nya .
b. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana
pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk baru . Secara umum ada
utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu konsumen menggunakan sebuah
produk selama jangka waktu tertentu, kemudian mereka diminta untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan . Selanjutnya
meleksanakan “ blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat
membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau
produsennya . Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan
sejumlah manfaat pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif
untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas
dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari
pada pesaing .
2. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa
pasar jangka panjang . Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat
berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk
baru .
3. Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oelh semua elemen
program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam

23
dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan
sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya .
4. Uji Preverensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap
kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk .

Simulated Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)


Yaitu Prosedur Riset Pemasaran dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan
cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru . Beberapa model yang
dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS .

d. Test Markets ( Pengujian Pasar )


Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas
yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual .

Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk Konsumen, adalah sbb :


1. Sales Wave Research
Dalam metode tsb diatas, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara
gratis ditawarkan lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga lebih murah .
2. Simulated Test Marketing
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun
tempat-tempat lainnya . Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka,
berhubungan dengan awarenes dan prefernsi mereka terhadap berbagai merek pada jenis
produk tertentu .
Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang
sudah terkenanl ataupun yang masih baru .Lalu dalam penayangan iklan tersebut
disisipkan iklan produk baru . Konsumen akan diberi sejumlah uang, lalu diminta untuk
diminta untuk datang ke sebuah toko khusus di mana mereka bisa membelanjakan uang
yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan .

24
3. Controlled Test Marketing
Metode ini memungkinkan perusahaan menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan
terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri
secara langsung .
4. Test Market
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang
nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan . Perusahaan
umumnya akan beker jasama dengan perusahan riset dalam menentukan kota dimana
perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual
perusahaan . Biaya yang nantinya dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama
pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusaahaan.

C. Metode Pengajuan Produk


Seringkali orang melupakan bahwa ide tidak sama dengan produk . Hal ini memang
mudah dipahami, namun tidak mudah untuk menanamkan dalam pikiran, terutama bagi
orang-orang yang terlibat dengan produk . Anda tidak bisa hanya menyajikan deskripsi
(ide) dari suatu produk dan mengharapkan orang untuk bereaksi secara realistis . Apalagi
jika deskripsi disajikan tanpa unsur persuasi yang terkait . Jangan dulu mempercayai
bahwa produk baru yang unggul akan terjual dengan sendirinya . Anda harus melihat
produk dari sudut pandang pelanggan . Kebanyakan orang akan skeptis dengan produk
baru,oleh karenanya Anda memerlukan cara baru dalam mengenalkannya pada pelanggan .
Konsep pengujian merupakan proses yang menganalisa prosedur statistik membentuk
ulang dan mengubah ide-ide mengenai ide dasar untuk produk . Sebelum produk
dperkenalkan di pasar, hal itu akan menguji keberhasilan produk . Hal ini membantu
mengembangkan titik yang menyatakan kualitas produk, posisi dan khalayak yang
ditargetkan . mereka studi mengenai reaksi terhadap produk membantu kita mencakup
banyak hal seperti suka, alasan untuk membeli dan banyak hal lagi . Hal ini memfasilitasi
konsumen untuk mengevaluasi dan mereka juga dapat memberikan masukan mereka
selama proses pengembangan . Pengujian konsep ini juga dikenal sebagai alat manajemen
untuk mengukur keberhasilan .

25
Pengujian terhadap konsep (cincep testing) adalah upaya memprediksi
keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar . Proses ini
biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan
ide dasar dari produk tersenut .
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, seperti memberikan prediksi
yang dapat diandalkan tentang penjualan di masa yang akan datang, pengujian awal
terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran
berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, serta mendapat pemahaman lebih
baik mengenai berbagai segmen pasar .
Sementara, produk bisnis juga mendapatka manfaat dari uji pasar, dimana
pengujiannya bervariasi bergantung dari jenis barangnya . Barang industri yang mahal
memakai tekhnologi baru pada umumnya menjalani pengujian ALPHA dan BETA .
Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan
kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk . Apabila hasil pengujian ALPHA
baik, perusahaan akan melanjutkan dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang
konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka
sendiri .
Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujianterhadap konsep adalah
pengembangan konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam
bentuk yang paling mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam
kerangka memberikan ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran,
namun juga panduan untuk berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan,
penjualan,infomasi produk, distribusi dan juga harga .
Secara umum terdapat 2 metode dalam melakukan pengujian sebuah produk :
1. Meminta Konsumen menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu,
kemudian meminta mereka menjawab beberapa pertanyaan terkait deskripsi produk serta
kepuasan mereka .
2. Melaksanakan Blind Test, yaitu dengan cara konsumen membandingkan sedemikian rupa
berbagai macam merek dan alternatifnya tanpa mengetahui merek atau produsennya .

26
Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran
dagang . Produk baru industrial dapat diuji di tempat pajangan distributor atau dealer .
Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan
produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual di daerah
geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi dan sebagainya . Melalui cara
demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam
pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam
memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan .
Berdasarkan kajian terhadap produk sukses ditemukan 15 kunci kesuksesan
pengembangan produk baru, yaitu :
1. Produk yang unggul dan unik
2. Produk yang berorientasi pasar
3. Produk berorientasi internasional
4. Melaksanakan tahap pra pengembangan
5. Memiliki konsep produk yang jelas, tajam dan mendahului pesaing
6. Peluncuran produk yang terencana dan terlaksana dengan baik
7. Struktur organisasi proyek pengembangan produk baru yang tepat
8. Dukungan oleh para pemimpin puncak
9. Mendayagunakan kompetensi inti dan kapabilitas perusahaan
10. Memilih pasar yang menarik (memiliki potensi profitabilitas tinggi)
11. Fokus pada proyek yang unggul
12. Pelaksanaan proyek dikendalikan dengan baik
13. Kecukupan sumberdaya
14. Kecepatan pengembangan produk baru
15. Menggunakan sistem pengembangan proyek baru dengan disiplin

Pengembangan produk baru bukan suatu proses TRIAL AND ERROR, tetapi suatu
suatu proses yang harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh RISET yang mumpuni .
Tentunya proses ini juga memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin
puncak serta ketersediaan sumberdaya .

27
Mungkin anda masih ingat mengenai produk TARA NASIKU keluaran Unilever ?
Merek ini merupakan salah satu yang gagal di pasaran. Mengapa ? TARA NASIKU kurang
bisa diterima oleh pasar . Kualitas yang tidak sejalan dengan gencarnya promosi ditengarai
menjadi salah satu sumber kekecewaan konsumen . Kemudian setelahnya, ada juga produk
nasi instant dari GARUDAFOOD . Sukseskah ? Yang jelas produk tersebut sulit ditemui .
Kedua produk tsb disebut-sebut sebagai produk yang gagal di pasaran .

Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk baru mencapai 99% Oleh karena itu,
sebenarnya terdapat banyak resiko dalam sebuah pengembangan dan pengajuan produk
baru, di antaranya :

a. Risiko R & D
Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak
disetujui oleh pihak yang berwenang . Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh
perusahaan farmasi yang mengembangkan obat-obatan dan perusahaan
makanan/minuman .

b. Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran . hal ini terjadi
karena kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.
Kemudian bagaimana cara meminimalisasi risiko dari kegagalan produk baru ?
Caranya adalah dengan memanfaatkan riset pemasaran . Dibalik kesuksesan suatu produk
terdapat pemahaman yang baik mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen, serta
pemahaman mengenai bagaimana produk anda dapat mememnuhi kebutuhan tersebut
dengan baik .
Langkah-langkah dalam meminimalisasi risiko kegagalan produk adalah sebagai
berikut :
1. Market Understanding (pemahaman pasar ), misalnya dengan riset kualitatif,
pengkategorian dan segmentasi untuk mengetahui peta perasaingan dalam industri
tersebut, alasan mengapa konsumen membeliproduk tertentu, bagaimana mereka
menggunakan suatu produk dan kebutuhan mana yang belum terpenuhi . Metode riset

28
yang dilakukan antara lain Focus Group Discussion, In-depth Interview, dan kunjungan
langsung yang dapat membantu anda untuk memperoleh informasi ini .
Riset Kualitatif akan membantu Anda dalam :
a. Mengetahui pendapat/perasaan konsumen mengenai suatu produk, pekerjaan dan gaya
hidup .
b. Memperoleh insigt mengenai konsumen yang tidak didapatkan sebelumnya .
c. Memperoleh manfaat dari kreativitas konsumen .

2. Ketika melakukan pendekatan Category Assesment Research, Anda meneliti perilaku


konsumen terhadap produk dan penggunaan produk dalam suatu kategori, bagaimana
konsumen mengevaluasi merek berdasarkan atribut produk, apa yang mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian, serta mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan
pemenuhan kebutuhan mereka .
3. Kemudian segmentasi akan membantu dalam mengidentifikasi target pasar . Beberapa
segmen memang menawarkan potensial laba yang lebih besar dibandingkan yang lainnya .
Segmentasi juga membantu dalam membuat positioning produk yang tepat .
Sehingga, melalui pemahaman pasar yang baik yang diperoleh melalui riset kualitatif,
category assessment dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi dapat
meminimalisasi risiko pemasaran .

Tahap Persyaratan Dalam Pengujian Suatu Produk

1. Prinsip GMP (Good Manufacturing Product)


yaitu suatu pedoman prosedur yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar
aman dan layak dikonsumsi. maka diperlukan proses pengolahan yang mematuhi prinsip-
prinsip GMP. Adapun tujuan dalam GMP ini adalah meningkatkan kepercayaan dalam
keamanan produk dan proses produksi, memenuhi persyaratan, peraturan, spesifikasi atau
standar mutu.

2. Pengolahan Bahan Pangan

29
dalam mengolah sebuah produk perlu adanya metode dan teknik yang digunakan untuk
mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain
untuk konsumsi. dalam proses ini, penjagaan kebersihan dan bahan yang steril sangat
diperlukan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri atau kotoran lainya, sehingga produk
tersebut benar benar aman dan layak dikonsumsi.

3. Pengujian produk dan Perizinan dari Dinas Terkait


Dalam pembuatan produk, pengujian dan izin edar dari Dinas terkait sangat dibutuhkan.
Sepertihalnya P-IRT/ BPOM yang menandakan bahwa produk tersebut sudah lulus uji dan
dapat dipastikan keamanannya.

4. Pengemasan dan Pelabelan


Pengemasan dan Pelabelan suatu produk dilakukan untuk melindungi dan mengemas
suatu produk, dan memberikan informasi sejelas jelasnya kepada konsumen berupa tulisan,
label, dan keterangan lainya. Dalam pengemasan, harus dipastikan bahan pengemasan yang
digunakan aman & layak digunakan. Tujuanya ialah memberikan informasi tentang isi produk
dan berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal yang
perlu diketahui oleh konsumen dan memberikan ‘rasa aman’ bagi konsumen.

5. Prediksi Kadarluarsa
Dalam hal kaitanya dengan produk pangan, sangat berkaitan erat dengan masa expired, atau
jangka waktu prediksi kadarluarsa. Manfaat adanya keterangan prediksi kadarluarsa, salah
satunya untuk mengetahui tingkat keamanan dan kelayakan produk untuk dapat dikonsumsi
dan sebagai petunjuk kapan terjadinya perubahan mutu seperti sudah busuk/ basi atau
masih segar (fresh).

6. Pengujian preferensi dan kepuasan


Dalam tahap uji ini, kita meminta sampling sebagian konsumen untuk menggunakan produk
perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan dimintai beberapa jawaban atas pertanyaan

30
yang berhubungan dengan preferensi dan kepuasan produk yang diujicobakan. Uji preferensi
dapat memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keberlanjutan produk perusahaan.

Dengan demikian, timbulnya rasa percaya dan rasa aman oleh konsumen terhadap produk
yang akan dibeli, akan berdampak pada omset penjualan produk.

TES PENGETAHUAN / INDIVIDU


1. Jelaskan pengertian Pengujian Konsep produk !
2. Setiap pengujian produk harus mencakup delapan pertanyaan ? Sebutkan !
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Concep Testing ?
4. Sebutkan lima dari tujuh tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di
pasaran secara umum !
5. Sebutkan tiga Manfaat Pengujian Pasar !
6. Secara umum ada empat kegiatan dalam pengujian produk baru . Sebutkan !
7. Sebutkan dan jelaskan empat metode pokok untuk menguji pasar produk
konsumen !
8. Jelaskan secara umum dua metode dalam melakukan pengujian sebuah produk
9. Ada limabelas kunci sukses pengembangan produk baru . Sebutkan sepuluh saja !
10. Agar resiko kegagalan usaha bisa diminimalisasi maka harus meliputi tiga
langkah !

Note. Tugas dikirim ke E-mail. ( ipan.aceh2@gmail.com )

31

Anda mungkin juga menyukai