Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pemasaran tidak akan terlepas dari transaksi jual beli. Penentuan
harga produk dalam kegiatan pemasaran memiliki peran penting untuk
mengetahui nilai produk suatu barang atau jasa. Penentuan harga yang relevan
harus memperhatikan bahan mentah dan harga faktor produksi secara
keseluruhan. Dengan demikian, penentuan harga output akan relevan dengan
biaya input yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk berupa barang
atau jasa.
Definisi biaya produksi menurut Sadono Sukirno adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor
produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan produk
perusahaan tersebut. Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan ketika perusahaan hendak menghasilkan suatu produk. Hal ini
dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan laba yang besar dalam
setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu pemahaman
tentang biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan biaya
yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang atau jasa.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut. Produsen yang dengan benar mengaplikasikan teori biaya produksi
maka mereka mempunyai peluang yang besar dalam proses pemasaran yang
terjadi. Ketika harga output tidak sesuai dengan harga yang dibutuhkan untuk
memenuhi faktor produksi maka produsen tersebut akan mengalami kerugian
yang menjadikan mereka kalah dalam persaingan pemasaran.
Produsen yang mengaplikasikan teori biaya produksi dengan benar akan
mempunyai peluang besar dalam proses pemasaran yang terjadi. Ketika harga
output tidak sesuai dengan harga yang dibutuhkan untuk memenuhi faktor
produksi, maka produsen tersebut akan mengalami kerugian yang menjadikan
mereka kalah dalam persaingan pemasaran. Oleh karena itu, perhitungan
faktor produksi sangat dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan pemasaran.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kelompok 3 membahas
mengenai hasil laporan survey terkait biaya produksi pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


1 Berapa unit cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji Surabaya?
2 Berapa total cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji Surabaya?
3 Bagaimana analisis Break Event Point (BEP) pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya?
4 Berapa Cost Recovery Rate (CRR) pada Poli Paru RSU Haji Surabaya?

1.3 Tujuan
1 Menghitung unit cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji Surabaya.
2 Menghitung total cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji
Surabaya.
3 Mengetahui analisis Break Event Point (BEP) pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya.
4 Menghitung Cost Recovery Rate (CRR) pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Poli Paru RSU Haji Surabaya

RSU Haji Surabaya merupakan rumah sakit umum yang melayani semua
masyarakat. RSU Haji Surabaya memiliki beberapa jenis pelayanan dan
fasilitas rumah sakit yang ada, seperti tenaga medis, alat medis, akomodasi
dan lain sebagainya. Dengan sejumlah dokter yang professional dibidangnya
serta peralatan yang memadai. Salah satu pelayanan yang ada adalah poli
paru.

Poliklinik Paru memberikan Pelayanan bagi pasien penderita penyakit


Asma, PPOK, dan TBC. Poliklinik Paru juga menyediakan ruang tunggu yang
nyaman. Pada Poliklinik paru dilengkapi dengan peralatan :

1. Spirometri
Alat ini berfungsi untuk mengukur kelainan fungsi paru.
2. Bronchoscopy
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi kelainan pada paru.

2.2 Konsep Biaya Produksi


Pengertian biaya dapat dilihat dari perspektif produsen dan konsumen.
Biaya dalam perspektif produsen adalah semua beban yang harus
ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Sedangkan
biaya dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan yang harus
dikeluarkan untuk mengkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun
jasa.
Pengertian produksi adalah proses ekonomi yang menggunakan
sumber daya untuk menciptakan sebuah komoditas yang sesuai untuk
pertukaran. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

2
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah total nilai input dalam kegiatan produksi untuk
menghasilkan suatu produk barik barang atau jasa. Biaya produksi dapat
meliputi beberapa unsur, antara lain bahan baku, bahan pembantu, upah
tenaga kerja, penyusutan peralatan produksi, uang modal, uang sewa, biaya
penunjang, dan pajak

2.3 Klasifikasi Biaya


Klasifikasi biaya secara umum dapat dibedakan berdasarkan skala
produksi, lama penggunaan, dan fungsi/aktivitas. Total biaya yang akan
dihitung juga berdasarkan klasifikasi biaya yang telah ditentukan.
1. Skala produksi
a. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang secara keseluruhan tidak
berubah saat aktivitas bisnis meningkat maupun menurun. Total
biaya tetap tersebut berbeda dari satu periode ke periode yang lain.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan volume produksi
dalam jangkauan kisaran tertentu. Misalnya adalah upah karyawan,
biaya sewa gedung, peralatan, dan lain-lain.
b. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya dengan jumlah total berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per
unitnya relatif konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan.
Semakin tinggi biaya volume kegiatan, maka semakin tinggi pula
total biaya variabel, begitu pula sebaliknya. Biaya variabel
besarnya dipengaruhi oleh perubahan aktifitas. Misalnya adalah
biaya listrik, biaya air, insentif pegawai, dan lain-lain.

2. Lama penggunaan

3
a. Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu untuk
biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Biaya investasi
berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan
infrastruktur fisik dan kapasitas produksi. Contoh yang termasuk
dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung,
biaya tanah, mesin produksi dan peralatan serta perizinan yang
diperlukan. Biaya investasi dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut :

Keterangan:
IIC = Harga beli / nilai awal barang
i = Laju inflasi
t = Masa pakai
L = Perkiraan masa pakai
b. Biaya operasional (Operational cost / OC)
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki
sifat “habis pakai” dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya
kurang dari satu tahun. Tujuan biaya operasional adalah untuk
mengelola sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan aktivitas dalam upaya mempertahankan dan
menghasilkan pendapatan. Contoh yang termasuk dalam biaya
operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air,
listrik dan sebagainya.
c. Biaya pemeliharaan (Maintenance cost / MC)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara aktiva atau produk/jasa agar tetap dalam kondisi baik.
Biaya ini meliputi biaya pembersihan, pengecatan, dan biaya
lainnya. Dengan kata lain, biaya pemeliharaan digunakan dalam

4
proses pengoperasian perusahaan yang diakibatkan oleh adanya
pergantian peralatan, perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan
habis pakai, misal biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan
kendaraan dan sebagainya.

3. Fungsi/aktifitas
a. Biaya langsung (Direct cost / DC)
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu
proses produksi yang dapat dengan mudah dihubungkan secara
ekonomi terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Pada pelayanan
kesehatan, biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit
melayani pasien secara langsung. Contoh biaya langsung di rumah
sakit adalah biaya yang dikeluarkan untuk unit rawat inap dan
rawat jalan baik berupa gaji pegawai, obat, gedung, kendaraan, dan
sebagainya.
b. Biaya tidak langsung (Indirect cost / IDC)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak ada
hubungan secara langsung dengan produk/jasa yang dihasilkan.
Pada pelayanan kesehatan, biaya tidak langsung adalah biaya yang
dikeluarkan di sistem penunjang. Contoh biaya tidak langsung
adalah biaya yang dikeluarkan untuk honor satpam, kendaraan dan
sebagainya.

2.4 Konsep Break Event Point (BEP


Break event point (BEP) atau titik impas adalah suatu cara yang
digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi dimana dari volume
produksi tesebut, perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran dan pendapatan adalah
seimbang. Analisa BEP adalah cara yang digunakan perusahaan untuk
mengetahui jumlah produksi dan penjualan berapakah perusahaan tidak
mengalami kerugian ataupun memperoleh keuntungan.

5
Beberapa manfaat dari BEP adalah sebagai alat perencanaan untuk
menghasilkan laba, memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume
penjualan, mengevaluasi laba dari perusahaan, sebagai baha pertimbangan
untuk menentukan harga jual, menganalisa bauran produk, dan menganalisa
dampak volume penjualan. Namun BEP juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu perhitungan BEP ini hanya menghitung satu macam barang
yang diproduksi atau dijual, asumsi tentang linearity, klasifikasi biaya dan
jangka waktu penerapannya terbatas. Analisis BEP dapat memberikan hasil
yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi:
a Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan
bersifat sepanjang rentang yang relevan
b Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel
c Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
d Harga jual tidak berubah
e Biaya tidak berubah
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan
persediaan akhir. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
QBEP(u) = TFC / Rate (tarif)

2.5 Konsep CRR (Cost Recovery Rate)


Cost Recovery Rate adalah indikator efisiensi dan meruapakan
tingkat kemampuan mengembalikan biaya dari suatu unit usaha dalam
periode tertentu. Cost Recovery Rate (CRR) merupakan perbandingan
antara total pendapatan dan faktor biaya berdampak terhadap CRR.
(Ridhatul & Nurul, 2013). Untuk dapat mengetahui suatu
pelayanan/tindakan memperoleh surplus atau defisit maka dapat dilihat
berapa persen biaya yang dikeluarkan setiap kali tindakan. CRR adalah
perbandingan antara total revenue dengan total cost. Total Revenue (TR)
adalah pendapatan yang dibayarkan oleh pasien pada layanan/tindakan di
rumah sakit. Total Cost adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
rumah sakit dari setiap tindakan (TC = UC x Q).
Formulasi rumus sebagai berikut:

6
Berdasarkan formulasi rumus tersebut maka setiap perubahan pada
pendapatan dan atau biaya secara langsung berdampak terhadap CRR.
Cost Rrecovery Rate (CRR) juga bisa dinyatakan sebagai selisih
pendapatan dengan biaya (bisa surplus, defisit, dan subsidi) dalam persen,
bila tingkat CRR lebih dari 100 % berarti rumah sakit beroperasi pada
keadaan surplus atau mempunyai keuntungan, jika CRR sama dengan
100% maka rumah sakit tersebut belum memperoleh keuntungan secara
finansial dan bila tingkat CRR dibawah 100% berarti rumah sakit
beroperasi dalam keadaan defisit.

7
BAB III
METODE SURVEY

3.1 Jenis Metode Survei


Survey biaya produksi dilakukan secara indepth interview terhadap
instansi pelayanan kesehatan RSU Haji Surabaya, Poli Paru. Beberapa hal
yang ditayakan antara lain faktor produksi apa saja yang diperlukan, biaya-
biaya yang harus dikeluarkan untuk keberlangsungan produksi, dan besar
pendapatan yang didapat selama proses produksinya.

3.2 Instrumen Survei


Instrumen yang digunakan untuk melakukan survey ini berupa panduan
wawancara yang terkait dengan daftar pertanyaan yang bersifat terbuka
tentang faktor produksi atau bahan-bahan yang diperlukan, besar biaya yang
dikeluarkan untuk masing-masing faktor produksi, dan besar pendapatan
yang didapat selama proses produksinya. Instrumen survey ini dilampirkan
pada bagian akhir dari laporan.

3.3 Pelaksanaan Survei


Survei biaya produksi ini dilakukan pada:
Hari/Tanggal : 30 November 2015
Waktu : Menyesuaikan jam pelayanan poli paru
Tempat : Poli Paru RSU Haji Surabaya

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Unsur-unsur Biaya Produksi


Unsur-unsur biaya produksi pada Poli Paru, Rumah Sakit Haji Surabaya, meliputi:
1. Biaya investasi
a. Gaji dokter
b. Gaji perawat
c. Gaji petugas administrasi
d. Gaji tenaga kesehatan lainnya
e. Fee dokter
f. Gedung
g. Tempat tidur
h. Stetoskop
i. Tensimeter
j. Bak instrument
k. Bengkok
l. Thermometer
m. Timbangan
2. Biaya operasional
a. Jarum
b. Kapas
c. Tabung oksigen
d. Oksigen regulator

4.2 Klasifikasi Biaya Produksi pada Poli Paru RSU Haji Surabaya
Tabel 1. Klasifikasi Biaya Produksi pada Poli Paru RSU Haji Surabaya

No Unsur Biaya Biaya Klasifikasi Biaya

9
Skala Produksi Fungsi & Aktivitas Lama Pen
Fixed Indirec
(juta per Cos Variable Direct t Investment
tahun) t Cost Cost Cos Cost
(Jut (Juta) (Juta) t (Juta)
a) (Juta)
1. Gaji dokter 508,8 508,8 508,8 508,8
2. Gaji perawat 225,6 225,6 225,6 225,6
Gaji petugas
3.
administrasi 42 42 42 42
Gaji tenaga
4. kesehatan
lainnya 48 48 48 48
5. Fee dokter 240 240 240 240
6. Gedung
666,67 666,67 666,67 666,67
7. Tempat Tidur
1,750 1,750 1,750. 1,750.
8. Stetoskop
0,225 0,225 0,225 0,225
9. Tensimeter
4,250 4,250 4,250 4,250
Bak
10.
Instrument 0,120 0,120 0,120 0,120
11. Bengkok
0,088 0,088 0,088 0,088
12. Thermometer
0,045 0,045 0,045 0,045
13. Timbangan
0,475 0,475 0,475 0,475
Bahan Habis
14. Pakai (Jarum,
Kapas) 1,2 1,2 1,2
Tabung
15.
Oksigen 27 27 27
Oksigen
16.
Regulator 2,4 2,4 2,4
1.768.623. 1.525. 243. 1.768.623 1.738.023.
Total
000 023.000 600.000 .000 0 000
1.768.623.
TOTAL COST 1.768.623.000 1.768.623.000 1.768.62
000

Keterangan:
1) Jumlah hari Poli Paru beroperasi dalam setahun = 240 hari
2) Gaji dokter

10
Tenaga dokter pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah berjumlah 8
orang. Dokter mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan
dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 5.300.000, sehingga total gaji seorang
dokter selama setahun sebesar Rp 63.600.000 (Rp 5.300.000 x 12 bulan).
Jadi total biaya gaji dokter setahun sebesar Rp 508.800.000 (Rp 63.600.000
x 8).
3) Gaji perawat
Tenaga perawat pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah berjumlah
4 orang. Perawat mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan
dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 4.700.000, sehingga total gaji seorang
perawat selama setahun sebesar Rp 56.400.000 (Rp 4.700.000 x 12 bulan).
Jadi total biaya gaji perawat setahun sebesar Rp 225.600.000 (Rp 56.400.000
x 4).
4) Gaji petugas adminitrasi
Petugas administrasi pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah
berjumlah 1 orang. Petugas administrasi mendapat gaji dan tunjangan yang
bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 3.500.000, sehingga
total gaji seorang petugas administrasi selama setahun sebesar Rp
42.000.000 (Rp 3.500.000 x 12 bulan). Jadi total biaya gaji petugas
administrasi setahun sebesar Rp 42.000.000 (Rp 42.000.000 x 1).
5) Gaji tenaga kesehatan lainnya
Tenaga kesehatan lain pada Poli Paru RSU Haji Surabaya yang
berjumlaah 1 orang. Tenaga kesehatan lainnya tersebut mendapat gaji dan
tunjangan yang bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sebesar
Rp.4.000.000, sehingga total gaji seorang tenaga kesehatan lainnya selama
setahun sebesar Rp. 48.000.000 (Rp.4.000.000 x 12 bulan). Jadi total biaya
gaji tenaga kesehatan lainnya setahun sebesar Rp. 48.000.000.

6) Fee dokter
Fee dokter pada Poli Paru RSU Haji Surabaya, per harinya mampu
melayani 50 pasien dengan fee dokter Rp. 20.000 per pasien dengan hari aktif

11
20 hari per bulan . Jadi total fee doter dalam satu tahun adalah 240.000.000
(50 pasien x 20 hari x 12 bulan x Rp.20.000).

4.3 Perhitungan Biaya Satuan Rata-rata


Average cost atau Unit Cost (UC=AC) adalah biaya yg dihitung
untuk setiap satu satuan produk pelayanan. Biaya tersebut diperoleh dari
biaya total dibagi dengan jumlah produk. Tinggi rendahnya biaya satuan
suatu produk dipengaruhi oleh besarnya biaya total dan besarnya produk /
layanan. Adapun jenis biaya satuan ada 2 yaitu:
1. Biaya satuan Aktual :
Tabel 2. Biaya Satuan Aktual
No. Jenis aktivitas Jumlah
1. Jumlah pasien dalam satu hari 50
2. Jumlah hari pelayanan 20x12 = 240
dalam satu tahun
3. Jumlah pasien rata 12000
dalam satu tahun

Rumus: UCa = TC/Q ac


Keterangan :
UC = Unit Cost
FC = Fixed Cost/ biaya tetap
Q = Quantity/ Output
VC = Variabel Cost/ biaya tidak tetap
C = Capacity/ kapasitas unit yang bersangkutan selama satu tahun

Rumus: UCa = TC/Q ac


= Rp.1.768.623.000 / 12.000
= Rp. 147.385
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya satuan
aktual yang harus dikeluarkan tiap harinya oleh poli Paru instalasi rawat
jalan RSU Haji Surabaya tahun 2015 adalah sebesar Rp. 147.385.
2. Biaya satuan normatif :
Rumus : UCn = TFC/Q cap + TVC/Q ac

12
Keterangan :
UCa : Unit cost actual
UCn : Unit cost normatif
TC : Total cost
TFC : Total Fix Cost
TVC: Total Variabel Cost
Q cap : Kapasitas Kuantitas Output
Q ac : kuantitas aktual
Diasumsikan kapasitas pasien dalam satu tahun adalah 9600 pasien, maka
biaya satuan normatif dapat dihitung sebagai berikut:
UCn= TFC/Q cap + TVC/Q ac
= Rp. 1.525.023.000 / 9600 + Rp. 243.600.000 / 12.000
= Rp 179.157
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya satuan
normatif yang diperlukan tiap harian oleh poli Paru instalasi rawat
jalan RSU Haji Surabaya menurut kapasitas dan utilisasinya sebesar
Rp. 179.157

4.4 Penetapan Tarif Dengan Pendekatan Biaya


Tarif = UC norm + “a”
UC norm = besarnya biaya satuan normatif pada tiap output
a = Konstanta (a = Desired Income / Q), diasumsikan ( a = Rp.5.000.000 / 600 =
Rp. 8.333,33
Jadi :
Tarif untuk poli Paru = UC norm + a
= Rp. 179.157+ Rp. 8.333,33
= Rp. 187.490 ~ Rp. 187.500

Dari perhitungan diatas dapat diketahui besar tarif pemeriksaan


adalah Rp. 187.500 untuk poli Paru, meskipun telah memenuhi faktor utama
yaitu kebutuhan biaya, akan tetapi harus di periksa apakah tarif tersebut
berada dalam lingkup peraturan yang berlaku. Jika lebih tinggi dari tarif

13
yang dibolehkan, maka tentu saja tarif tersebut harus diturunkan lagi.
Demikian juga pada pasar dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi,
harus diperhitungkan dengan tarif dari pesaing lain.

4.5 BEP (Break Event Point)


Rumus BEP unit:

QBEP(u) = TFC / Rate (tarif)

Berdasar Tabel Rincian Biaya Total berdasarkan klasifikasi di poli


Paru instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya tahun 2014, maka perhitungan
BEP dapat dihitung sebagai berikut :
QBEP(u) = TFC / Rate
= Rp. 1.525.023.000 / Rp. 187.500
= 8.133,456
= 8.133,456~ 8.134pasien / tahun
Jadi dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa poli Paru
instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya mencapai titik impas jika jumlah
pasiennya telah mencapai 8.134 pasien per tahun.

4.6 CRR (Cost Recovery Rate)


Perhitungan CRR di poli Paru instalasi rawat jalan RSU Haji
Surabaya sebagai berikut;
Diketahui :
Total revenue (TR) unit = Q x P
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
P = Harga jual per unit
Jadi:
Total revenue (TR) unit = Q x P
= (50 pasien x 20 hari aktif x 12 bulan) x
Rp.20.000

14
= Rp. 240.000.000
Total Cost unit = Rp. 1.768.623.000
Tarif pasien = Rp. 187.500
Unit cost = Rp 179.157 +
= Rp. 2.008.989.657

CRR poli Paru = Rp. 2.008.989.657 X 100%


Rp. 1.768.623.000
= 113 %
Dari perhitungan tersebut diatas dapat diketahui bahwa poli Paru
instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya memiliki kemampuan keuangan
yang baik karena CRR yang diterima melebihi 100%. Namun perhitungan
CRR ini tidak bisa diberlakukan untuk RSU Haji Surabaya secara
keseluruhan karena perhitungan hanya dilakukan pada poli Paru instalasi
rawat jalan RSU Haji Surabaya.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi dapat
dihitung dengan klasifikasi biaya.
1. Biaya satuan aktual yang harus dikeluarkan tiap harinya oleh poli Paru
instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya tahun 2014 adalah sebesar Rp.
147.385.
2. Biaya satuan normatif yang diperlukan tiap harian oleh poli Paru instalasi
rawat jalan RSU Haji Surabaya menurut kapasitas dan utilisasinya sebesar
Rp. 179.157
3. Besar tarif pemeriksaan adalah Rp. 187.500 untuk poli Paru, namun
disesuaikan dengan lingkup peraturan yang berlaku. Jika lebih tinggi dari
tarif yang dibolehkan, maka tentu saja tarif tersebut harus diturunkan lagi.
Demikian juga pada pasar dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi,
harus diperhitungkan dengan tarif dari pesaing lain.
4. Target minimal pelayanan pasien dalam satu tahun di poli Paru RSU Haji
Surabaya sudah memenuhi target titik impas karena jumlah pasiennya
telah mencapai 12.000 dan melebihi titik impasnya sejumlah 8.134 pasien
per tahun
5. Poli Paru instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya memiliki CRR sebesar
113%. Jumlah CRR Poli Paru adalah baik karena angka CRR melebihi
100%. Namun perhitungan CRR ini tidak bisa diberlakukan untuk RSU
Haji Surabaya secara keseluruhan karena perhitungan hanya dilakukan
pada poli Paru instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya.

5.2 Saran
1. Mempertahankan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang ada di
Poli Paru RSU Haji Surabaya.
2. Mempertahankan cara pengelolaan keuangan yang baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada: Jakarta.
Wijayanti,SM.dkk. 2013. Analisis Brak Even Point Sebagai Salah satu alat
Perencanaan Penjualan dan Laba (Studi PT.Ultrajaya Milk Industry &
Tranding Company,Tbk). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang. Viewed 4 June 2014 <administrasibisnis.studentjour
nal.ub.ac.id/index.php/jab/article/.../429>

17
LAMPIRAN

KUESIONER TETANG BIAYA PRODUKSI

1 Jumlah kunjungan pasien dalam sehari:


2 Hari efektif bekerja dalam 1 minggu :
3 Jam buka poli Paru dalam satu hari:
4 Jumlah dokter :
5 Jumlah perawat :
6 Jumlah petugas administrasi :
7 Jumlah bidan:
8 Umur bangunan poli paru :
9 Gaji tenaga kesehatan:
a Dokter :
b Perawat :
c Petugas Administrasi :
d Bidan :
10 Biaya investasi:
11 Biaya habis pakai pada unit pelayanan kesehatan :
12 Biaya operasional dan pemeliharaan unit administrasi dan unit KIA:
13 Jumlah biaya langsung:
14 Jumlah biaya tidak langsung:
15 Biaya pemeliharaan gedung
16 Alat Medis
No Alat Medis Jumlah Satuan Harga Satuan Jangka Waktu Pemakaian

17 Biaya Perawatan Peralatan Medis?

18

Anda mungkin juga menyukai