PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Menghitung unit cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji Surabaya.
2 Menghitung total cost yang dikeluarkan oleh Poli Paru RSU Haji
Surabaya.
3 Mengetahui analisis Break Event Point (BEP) pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya.
4 Menghitung Cost Recovery Rate (CRR) pada Poli Paru RSU Haji
Surabaya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
RSU Haji Surabaya merupakan rumah sakit umum yang melayani semua
masyarakat. RSU Haji Surabaya memiliki beberapa jenis pelayanan dan
fasilitas rumah sakit yang ada, seperti tenaga medis, alat medis, akomodasi
dan lain sebagainya. Dengan sejumlah dokter yang professional dibidangnya
serta peralatan yang memadai. Salah satu pelayanan yang ada adalah poli
paru.
1. Spirometri
Alat ini berfungsi untuk mengukur kelainan fungsi paru.
2. Bronchoscopy
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi kelainan pada paru.
2
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya
produksi adalah total nilai input dalam kegiatan produksi untuk
menghasilkan suatu produk barik barang atau jasa. Biaya produksi dapat
meliputi beberapa unsur, antara lain bahan baku, bahan pembantu, upah
tenaga kerja, penyusutan peralatan produksi, uang modal, uang sewa, biaya
penunjang, dan pajak
2. Lama penggunaan
3
a. Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu untuk
biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Biaya investasi
berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan
infrastruktur fisik dan kapasitas produksi. Contoh yang termasuk
dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung,
biaya tanah, mesin produksi dan peralatan serta perizinan yang
diperlukan. Biaya investasi dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut :
Keterangan:
IIC = Harga beli / nilai awal barang
i = Laju inflasi
t = Masa pakai
L = Perkiraan masa pakai
b. Biaya operasional (Operational cost / OC)
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki
sifat “habis pakai” dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya
kurang dari satu tahun. Tujuan biaya operasional adalah untuk
mengelola sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan aktivitas dalam upaya mempertahankan dan
menghasilkan pendapatan. Contoh yang termasuk dalam biaya
operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air,
listrik dan sebagainya.
c. Biaya pemeliharaan (Maintenance cost / MC)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara aktiva atau produk/jasa agar tetap dalam kondisi baik.
Biaya ini meliputi biaya pembersihan, pengecatan, dan biaya
lainnya. Dengan kata lain, biaya pemeliharaan digunakan dalam
4
proses pengoperasian perusahaan yang diakibatkan oleh adanya
pergantian peralatan, perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan
habis pakai, misal biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan
kendaraan dan sebagainya.
3. Fungsi/aktifitas
a. Biaya langsung (Direct cost / DC)
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu
proses produksi yang dapat dengan mudah dihubungkan secara
ekonomi terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Pada pelayanan
kesehatan, biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit
melayani pasien secara langsung. Contoh biaya langsung di rumah
sakit adalah biaya yang dikeluarkan untuk unit rawat inap dan
rawat jalan baik berupa gaji pegawai, obat, gedung, kendaraan, dan
sebagainya.
b. Biaya tidak langsung (Indirect cost / IDC)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak ada
hubungan secara langsung dengan produk/jasa yang dihasilkan.
Pada pelayanan kesehatan, biaya tidak langsung adalah biaya yang
dikeluarkan di sistem penunjang. Contoh biaya tidak langsung
adalah biaya yang dikeluarkan untuk honor satpam, kendaraan dan
sebagainya.
5
Beberapa manfaat dari BEP adalah sebagai alat perencanaan untuk
menghasilkan laba, memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume
penjualan, mengevaluasi laba dari perusahaan, sebagai baha pertimbangan
untuk menentukan harga jual, menganalisa bauran produk, dan menganalisa
dampak volume penjualan. Namun BEP juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu perhitungan BEP ini hanya menghitung satu macam barang
yang diproduksi atau dijual, asumsi tentang linearity, klasifikasi biaya dan
jangka waktu penerapannya terbatas. Analisis BEP dapat memberikan hasil
yang memadai, apabila asumsi berikut terpenuhi:
a Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan
bersifat sepanjang rentang yang relevan
b Biaya dapat dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel
c Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
d Harga jual tidak berubah
e Biaya tidak berubah
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan
persediaan akhir. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
QBEP(u) = TFC / Rate (tarif)
6
Berdasarkan formulasi rumus tersebut maka setiap perubahan pada
pendapatan dan atau biaya secara langsung berdampak terhadap CRR.
Cost Rrecovery Rate (CRR) juga bisa dinyatakan sebagai selisih
pendapatan dengan biaya (bisa surplus, defisit, dan subsidi) dalam persen,
bila tingkat CRR lebih dari 100 % berarti rumah sakit beroperasi pada
keadaan surplus atau mempunyai keuntungan, jika CRR sama dengan
100% maka rumah sakit tersebut belum memperoleh keuntungan secara
finansial dan bila tingkat CRR dibawah 100% berarti rumah sakit
beroperasi dalam keadaan defisit.
7
BAB III
METODE SURVEY
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Klasifikasi Biaya Produksi pada Poli Paru RSU Haji Surabaya
Tabel 1. Klasifikasi Biaya Produksi pada Poli Paru RSU Haji Surabaya
9
Skala Produksi Fungsi & Aktivitas Lama Pen
Fixed Indirec
(juta per Cos Variable Direct t Investment
tahun) t Cost Cost Cos Cost
(Jut (Juta) (Juta) t (Juta)
a) (Juta)
1. Gaji dokter 508,8 508,8 508,8 508,8
2. Gaji perawat 225,6 225,6 225,6 225,6
Gaji petugas
3.
administrasi 42 42 42 42
Gaji tenaga
4. kesehatan
lainnya 48 48 48 48
5. Fee dokter 240 240 240 240
6. Gedung
666,67 666,67 666,67 666,67
7. Tempat Tidur
1,750 1,750 1,750. 1,750.
8. Stetoskop
0,225 0,225 0,225 0,225
9. Tensimeter
4,250 4,250 4,250 4,250
Bak
10.
Instrument 0,120 0,120 0,120 0,120
11. Bengkok
0,088 0,088 0,088 0,088
12. Thermometer
0,045 0,045 0,045 0,045
13. Timbangan
0,475 0,475 0,475 0,475
Bahan Habis
14. Pakai (Jarum,
Kapas) 1,2 1,2 1,2
Tabung
15.
Oksigen 27 27 27
Oksigen
16.
Regulator 2,4 2,4 2,4
1.768.623. 1.525. 243. 1.768.623 1.738.023.
Total
000 023.000 600.000 .000 0 000
1.768.623.
TOTAL COST 1.768.623.000 1.768.623.000 1.768.62
000
Keterangan:
1) Jumlah hari Poli Paru beroperasi dalam setahun = 240 hari
2) Gaji dokter
10
Tenaga dokter pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah berjumlah 8
orang. Dokter mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan
dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 5.300.000, sehingga total gaji seorang
dokter selama setahun sebesar Rp 63.600.000 (Rp 5.300.000 x 12 bulan).
Jadi total biaya gaji dokter setahun sebesar Rp 508.800.000 (Rp 63.600.000
x 8).
3) Gaji perawat
Tenaga perawat pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah berjumlah
4 orang. Perawat mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan
dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 4.700.000, sehingga total gaji seorang
perawat selama setahun sebesar Rp 56.400.000 (Rp 4.700.000 x 12 bulan).
Jadi total biaya gaji perawat setahun sebesar Rp 225.600.000 (Rp 56.400.000
x 4).
4) Gaji petugas adminitrasi
Petugas administrasi pada Poli Paru, RSU Haji Surabaya adalah
berjumlah 1 orang. Petugas administrasi mendapat gaji dan tunjangan yang
bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sebesar Rp. 3.500.000, sehingga
total gaji seorang petugas administrasi selama setahun sebesar Rp
42.000.000 (Rp 3.500.000 x 12 bulan). Jadi total biaya gaji petugas
administrasi setahun sebesar Rp 42.000.000 (Rp 42.000.000 x 1).
5) Gaji tenaga kesehatan lainnya
Tenaga kesehatan lain pada Poli Paru RSU Haji Surabaya yang
berjumlaah 1 orang. Tenaga kesehatan lainnya tersebut mendapat gaji dan
tunjangan yang bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sebesar
Rp.4.000.000, sehingga total gaji seorang tenaga kesehatan lainnya selama
setahun sebesar Rp. 48.000.000 (Rp.4.000.000 x 12 bulan). Jadi total biaya
gaji tenaga kesehatan lainnya setahun sebesar Rp. 48.000.000.
6) Fee dokter
Fee dokter pada Poli Paru RSU Haji Surabaya, per harinya mampu
melayani 50 pasien dengan fee dokter Rp. 20.000 per pasien dengan hari aktif
11
20 hari per bulan . Jadi total fee doter dalam satu tahun adalah 240.000.000
(50 pasien x 20 hari x 12 bulan x Rp.20.000).
12
Keterangan :
UCa : Unit cost actual
UCn : Unit cost normatif
TC : Total cost
TFC : Total Fix Cost
TVC: Total Variabel Cost
Q cap : Kapasitas Kuantitas Output
Q ac : kuantitas aktual
Diasumsikan kapasitas pasien dalam satu tahun adalah 9600 pasien, maka
biaya satuan normatif dapat dihitung sebagai berikut:
UCn= TFC/Q cap + TVC/Q ac
= Rp. 1.525.023.000 / 9600 + Rp. 243.600.000 / 12.000
= Rp 179.157
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya satuan
normatif yang diperlukan tiap harian oleh poli Paru instalasi rawat
jalan RSU Haji Surabaya menurut kapasitas dan utilisasinya sebesar
Rp. 179.157
13
yang dibolehkan, maka tentu saja tarif tersebut harus diturunkan lagi.
Demikian juga pada pasar dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi,
harus diperhitungkan dengan tarif dari pesaing lain.
14
= Rp. 240.000.000
Total Cost unit = Rp. 1.768.623.000
Tarif pasien = Rp. 187.500
Unit cost = Rp 179.157 +
= Rp. 2.008.989.657
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi dapat
dihitung dengan klasifikasi biaya.
1. Biaya satuan aktual yang harus dikeluarkan tiap harinya oleh poli Paru
instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya tahun 2014 adalah sebesar Rp.
147.385.
2. Biaya satuan normatif yang diperlukan tiap harian oleh poli Paru instalasi
rawat jalan RSU Haji Surabaya menurut kapasitas dan utilisasinya sebesar
Rp. 179.157
3. Besar tarif pemeriksaan adalah Rp. 187.500 untuk poli Paru, namun
disesuaikan dengan lingkup peraturan yang berlaku. Jika lebih tinggi dari
tarif yang dibolehkan, maka tentu saja tarif tersebut harus diturunkan lagi.
Demikian juga pada pasar dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi,
harus diperhitungkan dengan tarif dari pesaing lain.
4. Target minimal pelayanan pasien dalam satu tahun di poli Paru RSU Haji
Surabaya sudah memenuhi target titik impas karena jumlah pasiennya
telah mencapai 12.000 dan melebihi titik impasnya sejumlah 8.134 pasien
per tahun
5. Poli Paru instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya memiliki CRR sebesar
113%. Jumlah CRR Poli Paru adalah baik karena angka CRR melebihi
100%. Namun perhitungan CRR ini tidak bisa diberlakukan untuk RSU
Haji Surabaya secara keseluruhan karena perhitungan hanya dilakukan
pada poli Paru instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya.
5.2 Saran
1. Mempertahankan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang ada di
Poli Paru RSU Haji Surabaya.
2. Mempertahankan cara pengelolaan keuangan yang baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18