Anda di halaman 1dari 18

Penyajian Laporan Biaya dan Harga Jual Produk per Unit berdasarkan

Metode Pesanan dan Metode Proses

Laporan ini diajukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Akuntasi Biaya

Dosen: Eka Yulianti, SE.,Msi.

Disusun oleh:

Mutiara Insani (5111181098)

Faishal Zulfikar Maulana Hasan (5111181103)

Devina Agrivina (5111181111)

Neng Ajeng Desti Ratna Sari Dewi (5111181113)

Ismi Al Ajnihati (5111181122)

Kelas II-D Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini yang
berjudul “Penyajian Laporan Biaya dan Harga Jual Produk per Unit berdasarkan
Metode Pesanan dan Proses”. laporan ini di susun berdasarkan data dari hasil
wawancara narasumber yang kami dapatkan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini sangat banyak


kekurangan, karena pengetahuan kami masih kurang luas. Oleh karena itu kami
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan materi maupun kata-kata
yang kami sampaikan.

Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini penulis banyak


menghadapi tantangan dan hambatan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih banyak menampilkan kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak bagi perbaikan makalah ini dan
menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan makalah berikutnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberi ilmu
serta pengetahuan yang berguna bagi kita semua.

Cimahi, 17 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam menjual suatu produk kita harus memperhitungkan Biaya dan


Harga Jual Produk per Unit dan metode yang digunakan berdasarkan pesanan dan
proses. Harga Bahan baku perlu dipertimbangkan sebagai faktor utama dalam
menentukan harga jual. Proses-proses tersebut harus diperhitungkan untuk
mencapai keuntungan yang maksimal. Dalam membuat suatu produk
memperlukan klasifikasi biaya yang berdasarkan konsep biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan beban komersial, serta mengindentifikasi
jumlah biaya untuk setiap jenis biaya produksi dan beban komersil. Di dalam
laporan ini kami mencoba menghitung biaya dan harga jual produk “Surabi” per
Unit dengan menggunakan metode berdasarkan pesanan dan metode berdasarkan
proses lalu menghitung harga jual per unit menggunakan cost plus pricing dan
mark-up pricing.\

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengitung biaya dan harga jual produk per unit
menggunakan metode pesanan, proses, cost plus pricing dan mark-up pricing?.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perhitungan biaya menggunakan metode pesanan,


proses, cost plus pricing dan mark-up pricing.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Biaya

Menurut [ CITATION Mul16 \l 1057 ] biaya adalah pengorbanan sumber


ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalan definisi
biaya tersebut diatas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
2. Diukur dalam satuan uang,
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.2 Penggolongan Biaya


Biaya dapat digolongkan menurut :
1. Objek pengeluaran. Nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah biaya
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhbungan dengan bahan
bakar disebut “biaya bahan bakar”.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur ada tiga
fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi & umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur,
biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
 Biaya poduksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Manurut
objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi
menjadi : biaya baha baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung disebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrikk disebut biaya
konversi.
 Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegitan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya
iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke
gudang pembeli, gaji karyawan yang melakukan kegiatan
pemasaran.
 Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh
biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,
personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan
akutan, biaya photocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum sering pula disebut biaya komersial
(commercial expanses).

1
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya
dengan sesuatu yang dibiayai, biya dapat dikelompokkan menjad dua
golongan yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung
(indirect cost).
 Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung
tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi
langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
 Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik. Biaya ini
tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Dalam hubunganya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat
digolongkan menjadi :
 Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubaha volume kegiatan. Contohnya biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur
biaya tetap dan biaya variabel.
 Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
poduksi tertentu.
 Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.

5. Jangka waktu manfaatnya. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
 Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akutansi (biasanya
periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
 Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang
hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut.

6. Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk


Dalam jalannya proses produksi, terdapat biaya yang digolongkan sebagai
biaya produksi. Biaya produksi itu sendiri adalah akumulasi dari semua

2
biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya produksi ini meliputi :

 Biaya Bahan Baku


Biaya bahan baku adalah biaya dari bahan yang menjadi tak
terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik. Biaya
bahan baku berada dalam komponen Biaya Utama.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri
dengan mudah ke produk jadi karena berkaitan dengan proses jalannya
produksi. Biaya Tenaga Kerja Langsung terdapat dalam Biaya Utama.
 Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah seluruh biaya tidak langsung. Seperti
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung, dan Biaya Tenaga Kerja Tidak
Langsung serta Biaya Tidak Langsung lainnya.
 Beban Komersial
Beban Komersial adalah beban yang terdiri dari proses produksi yang
berkaitan dengan Beban Pemasaran, dan Beban Administrasi.
 Biaya Manufaktur
Biaya Manufaktur adalah biaya yang terdiri dari jumlah Biaya Utama
(BBB + BTKL) dengan Biaya Overhead Pabrik (BBTL + BTKTL)
 Total Biaya Produksi
Total biaya Produksi merupakan jumlah dari seluruh Biaya Manufaktur
dengan Biaya Komersial.

2.3 Metode Pesanan (Job Order Costing)

Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti siklus kegiatan


perusahaan yang bersangkutan. Siklus kegiatan perusahaan dimulai dengan
pembelian barang dagangan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, diakhiri
dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan tersebut,
siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan
yang dibeli dan diakhiri dengan penyajian harga pokok dagangan yang dijual.
Perusahaan dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan diakhiri dengan
penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi
dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan dan berakhir dengan
disajikannya harga pokok jasa yang diberikan. Siklus perusahaan manufaktur
dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan diakhiri dengan
penyerahan produk jadi ke bagian gudang Dalam perusahaan tersebut, siklus
akuntansi dimulai dengan pencatatan harga bahan baku yang dimasukkan dalam
proses produksi, dimulai dengan pencatatan pabrik yang dibayarkan untuk

3
produksi berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diberikan
oleh bagian produksi ke bagian gudang juga.

Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi dibagi menjadi dua
kelompok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung, Biaya
produksi langsung sesuai permintaan, biaya produksi tidak langsung, sesuai biaya
produksi tidak langsung sesuai dengan harga produk yang ditentukan di muka.
Untuk mencatat biaya produksi, baik yang langsung maupun tidak Langsung, di
dalam buku besar disediakan akun barang dalam proses. Untuk merinci biaya
produksi yang tercantum di dalam rekening barang dalam proses tersebut, maka
akan dibuatkan daftar biaya pengiriman yang sesuai dengan harga. Perusahaan
yang menjual produksinya menerima pesanan produknya sesuai dengan
spesifikasi pemesan, dan proses produksinya terputus-putus untuk memenuhi
pesanan. Karakteristik kegiatan perusahaan menentukan metode biaya pokok yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi di perusahaan tersebut Rekening
kontrol yang digunakan untuk mengelola biaya produksi adalah akun-rekening:
Barang dalam proses, biaya overhead pabrik yang sebenarnya, dan biaya overbead
pabrik yang dikenakan biaya. Rekening kontrol untuk biaya nonproduksi adalah
akun-dana: biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran. Untuk merinci
ongkos yang dikeluarkan menggunakan kartu harga pokok, yang berfungsi untuk
membeli pesanan khusus dengan rekening pembantu rekening barang dalam
proses yang terdapat dalam buku besar.

2.4 Metode Proses (PROCES COSTING)


Metode harga pokok proses yang diterapkan untuk mengolah informasi biaya
produksi dalam perusahaan yang produksinya dilaksanakan secara massal. Metode
harga pokok proses berbeda dengan metode harga pokok pesanan dalam hal
pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan, klasifikasi
biaya produksi, biaya pengelompokan yang dimasukkan dalam biaya tidak terlalu
tinggi pabrik.
Masalah utama yang penting dalam metode harga pokok proses adalah
menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi
berikutnya atau ke gudang dan bagaimana menentukan harga pokok produk yang
pada akhir periode masih dalam proses di suatu departemen. Untuk menentukan
harga pokok tersebut, diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk
yang dihasilkan oleh departemen. Untuk menghitung biaya per unit produk yang
dihasilkan oleh departemen, perlu ditentukan unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini
diproduksi oleh jumlah produk yang selesai ditransfer ke departemen selanjunya
atau ke gudang, tingkat persetujuan produk dalam proses pada akhir periode, dan
ada tidaknya produk yang hilang dalam proses.

4
2.5 PENETAPAN HARGA JUAL

Penentuan harga jual merupakan hal penting dalam suatu perusahaan karena
merupakan dasar dalam penentukan keuntungan yang diharapkan. Penentuan
harga jual juga mempengaruhi kehidupan perusahaan. Penentuan harga jual yang
terlalu tinggi akan menyebabkan konsumen beralih pada perusahaan pesaing yang
menawarkan harga lebih murah dengan kualitas barang atau jasa yang relatif
sama. Hal ini menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian jangka panjang
yaitu kehilangan konsumen yang secara otomatis akan mengurangi perolehan laba
perusahaan. Sedangkan penentuan harga jual yang terlalu rendah menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian karena harga jual barang atau jasa tidak bisa
menutupi seluruh biaya produksi.

Penetapan hargajual memiliki 2 metode yaitu :


1. Cost-Plus Pricing Method
Cost-Plus Pricing Method adalah penentuan harga jual dengan cara menambahkan
laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk
memproduksi dan memasarkan produk. Dalam metode ini, penjual atau produsen
menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah
biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan
(disebut margin) pada unit tersebut. Dalam pengertian yang lebih ringkas bisa
dikatakan bahwa cost-plus pricing method adalah metode penetapan harga jual
produk dengan cara menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya.
RUMUS:
Biaya Total + Margin = Harga Jual

2. Metode penetapan Harga Mark Up


Mark up pricing adalah metode yang biasanya digunakan oleh para pedagang
yang usahanya membeli dan menjual kembali barang tersebut setelah terlebih
dahulu ditambah biaya-biaya. Biasanya, besarnya mark up adalah keseluruhan
biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan. Dalam sistem ini, perusahaan
menetapkan harga jual dengan menambah harga beli dengan persentase tertentu.
RUMUS:
Harga Jual = Harga Beli + Mark Up

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Mengidetifikasi Jumlah Biaya Berdasarkan Penggolongan Biaya.


Diketahui : Jumlah Unit Produksi = 60 unit
a. Biaya Utama
 Biaya Bahan Baku langsung
No Bahan Volume Satuan Jumlah
1 Tepung Terigu 1½ kg Rp11.000 Rp16.500
Rp16.500

Biaya Bahan Baku Langsung Per Unit


Rp16.500 : 60 unit = Rp 275/unit

 Biaya Tenaga Kerja Langsung


Jumlah
Bagian Upah per hari Jumlah Upah
Karyawan
Penjual &
1
Produksi Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
Total Rp 15.000,00

Biaya Tenaga Kerja Per Unit


Rp15.000,00 : 60 unit = Rp 250 /unit

b. Biaya Overhead Pabrik


 Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
No Bahan Volume Satuan Jumlah
1 Mentega ½ bungkus Rp7.000 Rp3.500
2 Gula Pasir ¼ bungkus Rp3.000 Rp750
3 Soda Kue ½ bungkus Rp2.000 Rp1.000
4 Garam ¼ bungkus Rp1.500 Rp375
5 Saus Sambal 1 bungkus Rp7.000 Rp7.000
6 Air ½ liter Rp4.000 Rp2.000
7 Minyak 2 liter Rp12.500 Rp25.000
Rp37.625

Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Per Unit


Rp37.625 : 60 unit = Rp 627,08 /unit

 Biaya tidak langsung lainnya (tetap)


Umur Biaya depresiasi Biaya Overhead
No. Nama Barang ekono Harga Satuan (umurekonomis/tahun): pabrik lainnya /
mis Harikerja hari (Rp/hari)
1 Mesin Adonan 4 tahun Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 : 1.460 Hari Rp. 1.643,84
2 Etalase 4 tahun Rp 1.500.000 Rp 1. 500.000 : 1.460 Hari Rp. 1.027,4
3 Kursi 1 tahun Rp 50.000 Rp 50.000 : 365 Hari Rp. 136,99
4 Kompor Gas 2 tahun Rp 175.000 Rp 175.000 : 730 Hari Rp. 239,73
5 Pisau Adonan 1 tahun Rp 5.000 Rp 5.000 : 365 Hari Rp. 13,7
6 Lampu Bohlam 1 tahun Rp 10.000 Rp 10.000 : 365 Hari Rp. 27,4
7 Wajan 1 tahun Rp 35.000 Rp 35.000 : 365 Hari Rp. 95,89
8 Spatula 1 tahun Rp 5.000 Rp 5.000 : 365 Hari Rp. 13,7
9 Sutil 1 tahun Rp 7.000 Rp 7.000 : 365 Hari Rp. 19,18
10 Penjepit 1 tahun Rp 8.000 Rp 8.000: 365 Hari Rp. 21,92
11 Baskom 1 tahun Rp 10.000 Rp 10.000 : 365 Hari Rp. 27,4
12 Benner 2 tahun Rp 100.000 Rp100.000 :730 hari Rp 136,99
Rp. 3.404,14

Biaya Tidak Langsung Lainnya (Tetap) Per Unit


Rp. 3.404,14 : 60 unit = Rp 56,74 /unit

 Biaya Todak Langsung Lainnya (variabel)


Umur Biaya depresiasi Biaya Overhead
No. Nama Barang ekono Harga Satuan (umurekonomis/tahun): pabrik lainnya /
mis Harikerja hari (Rp/hari)
1 Gas 3 kg 3 harri Rp23.000 Rp 23.000 : 3 Hari Rp. 7666,67
2 Kertas Nasi 3 hari Rp 6000 Rp 6000 : 3 Hari Rp. 2000
3 Kresek 6 hari Rp 6.000 Rp 6.000 : 6 Hari Rp. 1000
Rp. 10.666,67

Biaya Tidak Langsung Lainnya (Variabel) Per Unit


Rp10.666,67 : 60 unit = Rp 177,78 /unit

Diketahui Tottal Biaya Produksi sebagai berikut :

Keterangan Jumlah

1
Biaya Utama
BBBL = 16.500 31.500
BTKL = 15.000
Biaya Overhead Pabrik
BBBTL =37.625 51.704,81
BTKTL(tetap) =3404,14
BTKTL(variabel) =10.666,67
Total Biaya Produksi 83.204,81

c. Biaya Komersial
Biaya Jumlah
Banner Rp 100.000,00
Total Rp 100.000,00

3.2 Job Order Costing


Cakwe Ibu Asih menerima 2 jenis pesanan sebanyak diantaranya cakwe saus
sambal dan cakwe saus kacang. BOP yang dibebankan dengan menggunakan tarif
yang ditetapkan dimuka. BOP yang dianggarkan pada kapasitas normal 2.160
jam JTKL adalah 17.280.000. Adapun data lain pembentuk harga pokok
produksi dan penjualan adalah sebagai berikut:

Keterangan Saus Sambal Saus Kacang


Persediaan awal BB 80 kg 40kg
Pembelian BB 400 kg 200 kg
Persediaan akhir BB 100 kg 80 kg
BBB rata-rata Rp 16.000 Rp 5.000
BTKL Rp 4.050.000 Rp 2.700.000
Jam TKL 540 680
BOP sesungguhnya Rp 5.200.00 Rp 6.400.000
Jml produk yang dihasilkan 600 unit 400 unit
Harga jual/unit Rp 2.500 Rp 2.500

Tentukan :

a. Harga Pokok Produksi setiap jenis pesanan


b. Hasil Penjualan setiap jenis pesanan
c. Selisih BOP
d. Laba Bersih dimana Beban Komersial ditetapkan sebesar Rp 750.000

2
Tarif = BOP yang dianggarkan : Kapasitas normal

= 17.280.000 : 2160 JTKL = Rp 8.000/JTKL

Keterangan Oncom Meses

a. Persediaan awal BB 80 kg x Rp16.000 = 40 kg x Rp 5.000 =


Rp 800.000 Rp 200.000
Pembelian BB 400 kg x Rp 16.000= 200 kg x Rp 5.000 =
Rp 4.000.000 Rp 1.000.000
Persediaan akhir BB 100 kg x Rp 10.000 = 80 kg x Rp 5.000 =
Rp 1.000.000 Rp 400.000
BB yang digunakan Rp 5.000.000 Rp 1.600.000
BTKL Rp 4.050.000 Rp 2.700.000
BOP yang dibebankan 540 kg x Rp 8.000 = 680 kg x Rp 8.000 =
Rp 4.320.000 Rp 5.440.000
HPP Rp 14.170.000 Rp 9.740.000

b. Jumlah produk yg Rp 18.000 Rp 12.000


dihasilkan
Harga jual/unit Rp 2.500 Rp 2.500

Penjualan Rp 45.000.000 Rp 30.00.000

c. BOP sesungguhya Rp 5.200.000 Rp 6.400.000

Selisih BOP Rp 880.000 Rp 960.000


(Unfavorable) (Unfavorable)

d. Laporan Laba Rugi


Oncom Mesess
Penjualan Rp 45.000.000 Rp 30.000.000

HPP Rp 22.899.000 Rp 23.772.000


Selisih Rp 880.000 Rp 960.000
( Rp 23.779.000) ( Rp 24.732.000)
Laba Kotor Rp 21.221.000 Rp 5.268.000

3
Biaya Komersial (Rp 750.000) (Rp 750.000)
Laba Bersih Rp 20.421.000 Rp 4.518.000

1. Cost Plus Pricing sebesar 15%


a. Oncom
Harga jual total = Biaya Total + Marjin (Laba)
= Rp 14.170.000 + (Rp 17.850.000 x 15%)
Harga jual/unit = Rp 16.295.500 : 18.000 unit
= Rp 905,30
Laba sebesar = Rp 2.125.000 : 18.000 unit
= Rp 118/unit
b. Meses
Harga jual total = Biaya Total + Marjin(Laba)
= Rp 9.740.000 + (Rp 9.740.000 x 15%)
Harga jual/unit = Rp 11.201.000 : 12.000 unit
= Rp 933,41/unit
Laba sebesar = Rp 9.740.000 : 12.000 unit
= Rp 811,67/unit

2. Mark-Up Pricing mengharapkan keuntungan sebesar Rp.2.000.000


a. Oncom
Harga jual total = Total Biaya + Mark Up
= Rp 14.170.000 + Rp 2.000.000
= Rp 16.170.000
Harga Jual/unit = Rp 16.170.000 : 18.000 unit
= Rp 898,33/unit
b. Meses
Harga jual total = Total Biaya + Mark Up
= Rp 9.740.000 + Rp 2.000.000
= Rp 11.740.000
Harga jual/unit = Rp 11.740.000 : 12.000 unit
= Rp 978,33/unit

3.3 Process Costing

900 kg 800 kg
GBB DEPT.PRODUKSI GPJ

BBB : Rp 10.020.000 PDP : 100


BTKL: Rp 6.750.000 BBB : 100%
BOP : Rp 5.565.000 BK : 50%

ELEMEN BIAYA UNIT EKUIVALENSI (Kg) HARGA (Rp/Kg)

4
BIAYA PRODUKSI
BBB Rp 10.020.000 800+(100 x 100%)= 900 11.133,33

BTKL Rp 6.750.000 800+(100 x 50%)= 850 7.941,17


BOP Rp 5.565.000 800+(100 x 50%)= 850 6.547,05
Rp 22.335.000 25.621,55

Harga produk yang ditransfer ke GPJ 800 x 25.621,55 = Rp 20.497.240


Harga pokok PDP
BBB = (100 x 100%)x 11.133,33 =1.113.333
BTKL= (100 x 50%) x 7.941,17 =397.058,5
BOP =(100 x 50%) x 6.547,05 =327.352,5 + Rp 1.837.760
Rp 22.335.000
Pembuktian
Biaya produksi = HPGPJ + HPPDP
Rp 22.355.000 = Rp 20.497.200 + Rp 1.837.760
= Rp 22.355.000

1. Cost Plus Pricing sebesar 15%


a. Harga Jual Total = Biaya Total + Marjin(Laba)
= Rp 22.335.000 + (15% x Rp 22.335.000)
= Rp 25.685.250
b. Harga Jual/Unit = Rp 25.685.250 : 800 unit
= Rp 32.106,56/bulan atau Rp 1.070 /hari
Laba sebesar = Rp 3.350.250 : 800 unit
= Rp 4.187,81/unit/bulan atau Rp 139,60/unit/hari
2. Mark Up Pricing sebesar Rp 3.350.000
a. Harga Jual = Harga Beli + Mark Up

= Harga Beli + (BTK + BOP + Laba)

= Rp 10.020.000 + (Rp 6.750.000 + Rp 5.565.000 + Rp


3.350.000)

= Rp 25.635.000

b. Harga Jual/unit = Rp 25.635.000 : 800 unit

= Rp 32.043,75/bulan atau Rp 1.068.125/hari

5
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah menghitung biaya per unit dan harga jual per unit sebuah produk dengan
menggunakan cara berdasarkan metode pemesanan , metode proses, cost plus
prising dan mark up pricing dari perhitungan diatas dapat di simpulkan bahwa:
1. Saat perhitungan Job Order Costing diperoleh
Keterangan Oncom Meses
HPP
Rp 14.170.000 Rp 9.740.000

Penjualan
Rp 45.000.000 Rp 30.00.000

Selisih BOP Rp 880.000 Rp 960.000


(Unfavorable) (Unfavorable)
Laba Bersih Rp 20.421.000 Rp 4.518.000

Dengan harga jual/unit sebesar :

COST PLUS PRICING sebesar 15% MARK-UP PRICING sebesar Rp.2.000.000

Oncom Meses Oncom Meses


Rp 898,33/unit
Rp 905,30 Rp 933,41/unit Rp 978,33/unit

2. Saat perhitungan Proses Costing diperoleh :

BIAYA PRODUKSI HARGA (Rp/Kg)

Rp 22.335.000 25.621,55

Dengan harga jual/unit sebesar :

COST PLUS PRICING sebesar 15% MARK UP PRICING sebesar Rp 3.350.000

Bulan Hari Bulan Hari


= Rp 32.106,56 Rp 1.070 Rp 32.043,75 Rp 1.068.125

6
4.2Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UNIT PENERBIT DAN


PERCETAKAN STIM .

Anda mungkin juga menyukai