Anda di halaman 1dari 26

TATAP MUKA 3

PENGERTIAN BIAYA DAN AKUNTANSI BIAYA

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


1. Menjelaskan konsep, klasifikasi dan objek biaya
2. Menjelaskan hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen.
3. Menjelaskan perubahan lingkungan bisnis.
4. Menjelaskan akuntansi biaya tradisional dan kontemporer

Materi
Konsep, Klasifikasi, dan Objek Biaya
Konsep Biaya
Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang,
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan
keuntungan/ bermanfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Biaya dapat
dibedakan atas biaya (cost) dan beban (expense). Biaya (cost) adalah pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Beban (expenses) adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang ditujukan untuk memperoleh pendapatan pada periode
dimana beban itu terjadi. Beban (expenses) merupakan bagian daripada cost yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan.

Gambar 1 Dasar Konsep Biaya

Klasifikasi Biaya

Setiap perusahaan tanpa melihat sifat kegiatannya apakah perusahaan atau non
perusahaan selalu mempunyai keterkaitannya dengan biaya. Pada umumnya jenis
biaya-biaya yang timbul atau terjadi, serta pengklasifikasian biaya-biaya ini
bergantung pada tipe perusahaan yang bersangkutan. Akuntansi biaya diperluan
pada tipe perusahaan yang satu, sama seperti diperlukan pada tipe perusahaan
lainnya. Oleh karena itu perlu juga mengetahui ciri-ciri biaya dari berbagai
perusahaan industri, dagang dan jasa. Biaya-biaya secara umum dapat
diklasifikasikan menurut fungsinya, yaitu : biaya berdasarkan hubungan dengan
produk, biaya berdasarkan waktu, dan biaya berdasarkan volume produksi, dan lain-
lain.
Klasifikasi biaya menurut waktu pengakuan (timing recognition), yaitu:
a. Biaya Produk (Product Cost) Adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat
produk. Biaya tersebut sifatnya melekat pada produk. Biaya produk akan
dipertemukan dengan pendapatan pada periode dimana produk tersebut dijual.
Selama produk belum dijual, biaya produk tetap akan melekat pada produk
(persediaan). Karena melekat pada produk (selama produk menjadi persediaan),
biaya produk disebut sebagai biaya persediaan.
b. Biaya Periode (Period Cost) Adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang
tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode sifatnya tidak
melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan pendapatan untuk
menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan.
Klasifikasi biaya berdasarkan penelusuran biaya, yaitu:

a. Biaya Langsung (Direct Cost) Adalah biaya yang dapat ditelusuri secara
langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.

Klasifikasi biaya berdasarkan hubungan dengan produk, yaitu:

a. Biaya Produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri
dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Non Produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses
produksi, yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi umum. Biaya
penjualan adalah biaya yang diperlukan untuk menjual suatu barang/ jasa.
Contoh biaya penjualan adalah biaya iklan, komisi penjualan, biaya pengiriman
barang, biaya pelayanan pelanggan, dan lain-lain. Biaya administrasi umum
adalah biaya yang diperlukan selama operasi bisnis. Contoh gaji eksekutif, biaya
proses data, gaji satpam kantor, gaji akuntan, PBB kantor, biaya penyusutan
gedung kantor, biaya penyusutan komputer kantor, dan lain-lain.

Klasifikasi biaya menurut proses produksi

a. Biaya bahan baku (Raw material) adalah biaya yang digunakan untuk membeli
bahan, dimana bahan tersebut digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya
bahan baku dapat dibedakan, yaitu :
1) Bahan baku langsung (Direct Material) yaitu bahan baku yang dipakai secara
langsung untuk proses langsung. Contoh kayu yang dipakai untuk membuat
mebel, kain untuk membuat pakaian, karet yang dipakai untuk membuat ban,
tepung untuk membuat kue, dan lain-lain.
2) Bahan baku tidak langsung (Indirect Material) Bahan baku tidak langsung
sering juga disebut bahan penolong. Yang termasuk bahan penolong adalah
bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi
pemakaiannya relatif kecil, atau pemakainnya sangat rumit untuk dikenali di
produk jadi. Contoh paku, lem kayu dalam pembuatan mebel, benang dalam
pembuatan pakaian, kertas pola dan manik-manik yang ada dipakaian,
cherry, coklat penghias kue, dan lain-lain.
b. Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar
gaji/ upah karyawan di bagian produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan,
yaitu:
1) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) adalah gaji/ upah tenaga
kerja yang diberikan kepada pekerja yang secara langsung berhubungan
untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi. Contoh baker untuk
pembuat roti, koki untuk membuat makanan di rumah makan, tukang jahit
yang menjahit pakaian, dan lain-lain
2) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor Cost) adalah gaji/ upah
tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja yang tidak terlibat langsung
dalam proses produksi, tetapi bekerja di bagian produksi. Contoh satpam
pabrik, mandor pabrik, dan lain-lain.
c. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk
biaya overhead pabrik adalah:
1) Biaya bahan baku tidak langsung
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Biaya penyusutan pabrik, contoh biaya penyusutan mesin pabrik, biaya
penyusutan gedung pabrik, dan lain-lain.
4) Biaya lain-lain pabrik, contoh biaya listrik dan air pabrik, PBB pabrik, gaji
akuntan pabrik, biaya pemakaian peralatan pabrik, biaya asuransi pabrik,
biaya pemakaian minyak pabrik, dan lain-lain.
Klasifikasi biaya berdasarkan terminologi biaya, yaitu:

a. Biaya Utama (Prime Cost) adalah biaya yang merupakan penggabungan dari
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
b. Biaya Konversi (Conversation Cost) adalah biaya yang merupakan
penggabungan dari tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Objek Biaya

Objek biaya adalah sesuatu yang kita inginkan untuk suatu biaya yang diukur. Objek
biaya itu dapat berupa produk, aktivitas, proyek, departemen, dan lain-lain. Manager
menggunakan klasifikasi biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda, dan data
dicatat serta diklasifikasikan untuk satu tujuan yang mungkin tidak tepat untuk tujuan
yang lain. Dengan mengetahui bagaimana biaya diklasifikasikan untuk tujuan
tertentu (tujuan khusus), kita akan lebih mudah untuk mengklasifikasikan kembali
biaya tersebut untuk kepentingan tujuan yang lain.
Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya didefinisikan sebagi suatu proses pengidentifikasian, pendefinisian,


pengukuran, pelaporan, dan analisis berbagai unsur biaya langsung dan biaya tidak
langsung yang berhubungan dengan proses menghasilkan dan memasarkan
produk.

Hubungan Akuntansi Biaya Dengan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi


Manajemen.

Baik akuntansi keuangan maupun akuntansi maupun akuntansi manajemen


memerlukan informasi biaya per unit yang dihasilkan oleh akuntansi Biaya.

Akuntan biaya membantu tugas controller, terutama dalam menghitung biaya dari
suatu objek biaya secara akurat dan tepat waktu.

Controller merancang sistem informasi akuntansi, baik untuk tujuan internal mauoun
pelaporan eksternal

Informasi harga pokok per unit digunakan untuk


penilaian persediaan barang jadi dilaporan posisi
keuangan dan perhitungan harga pokok penjualan Akuntansi
dilaporan laba rugi keuangan

Akuntansi biaya
Informasi harga pokok produksi per unit digunakan Akuntansi
untuk perencanaan biaya, pengendalian biaya, manajemen
pengambilan keputusan, dan perbaikan
berkelanjutan

Gambar 2. Hubungan Akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Perubahan Lingkungan Bisnis

Flexible manufacturing system (FMS) merupakan proses komputerisasi pabrik, yang


meliputi komputerisasi desain, komputerasasi produksi dan mesin atau robot yang
dapat diprogram.

Total quality management (TQM) merupakan suatu proses perbaikan berkelanjutan


untuk meraih kepuasan pelanggan sepenuhnya. Sasarn TQM adalah menghasilkan
produk cacat nol. Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan.

Aktivitas nilai tambah (value added activities) adalah aktivitas yang memeberikan
nilai (value) kepada pelanggan.
Throughput time menunjukkan interval antara pemrosesan bahan dan pengiriman
produk jadi kepada pelanggan.

Akuntansi Biaya Tradisional dan Akuntansi Biaya Kontemporer

Akuntansi biaya tradisional hanya membebankan biaya produksi ke produk.

Biaya produksi akuntansi biaya kontemporer berubah dari tiga komponen menjadi
dua komponen biaya langsung dan biaya konversi.

Perubahan mendasar pada akuntansi biaya kontemporer adalah fokusnya pada


aktivitas atau proses, bukan pada fungsi produksi atau unit dalam organisasi.

Konsep dasar kaizen costing adalah pada pengurangan biaya secara berkelanjutan.

Perhitungan harga pokok daur hidup produk diterapkan terhadap produk yang
memiliki umur pendek.

Target costing umumnya diterapkan pada tahap pengembangan produk baru.

Backflush costing diterapkan diperusahaan yang telah mengaplikasikan konsep just


in time (JIT) untuk persediaannya.

Rangkuman

1. Konsep biaya adalah biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda.


2. Klasifikasi biaya tergantung tujuan yang diinginkan. Untuk tujuan prencanaan
klsifikais biaya berdasarkan prilaku sedangkan untuk tujuan harga pokok objek
biaya klasifikasi biaya berdasarkan kemudahan ketulusuran.
3. Objek biaya adalah sesuatu yang dapat diukur dan dihitung biayanya. Objek
biaya dapat berupa produk, jasa, aktivitas, pelanggan, proyek, program dan lain-
lain.
4. Akuntansi biaya adalah suatu proses pengidentifikasian, pendefinisian,
pengukuran, pelaporan dan analisis berbagai unsur biaya langsung dan biaya
tidak langsung yang berhubungan dengan menghasilkan dan memasarkan
produk.
5. Akuntansi biaya memberikan informasi biaya untuk akuntansi keuangan dalam
rangka perhitungan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan dan
memberikan informasi biaya untuk akuntansi manajemen dalam rangka
perencanaan, pengendalian, perbaikan berkelanjutan dan pengambilan
keputusan.
6. Akuntansi biaya tradisional mengasumsikan bahwa perusahaan menghasilkan
produk secara massal dengan produk standar atau homogen dan perusahaan
beroperasi dalam lingkungan padat karya sehingga biaya tenaga kerja langsung
memiliki komposisi yang signifikan dalam struktur biaya produksi.
7. Akuntansi biaya kontemporer dikembangkan unuk membantu manajemen dalam
meraih daya saing. Beberapa perkembangan yang telah dilakukan adalah
perhitungan harga pokok berbasis aktivitas, perhitungan harga pokok kaizen,
perhitungan harga pokok daur hidup produk, backflush costing dan perhitungan
harga pokok target.

Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan objek biaya dan berikan beberapa
contoh objek biaya.
2. Apa yang dimaksud dengan ankuntansi biaya dan bagaimana hubungannya
dengan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen?
3. Jelaskan kelemahan akuntansi biaya tradisional.
4. Jelaskan beberapa perkembangan akuntansi biaya untuk mendukung
perubahan lingkungan operasional perusahaan.
5. PT X masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dan PT Y telah
mengembangkan sistem akuntansi biaya kontemporer. Berikut ini informasi
biaya yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan tersebut.
PT X PT Y
Beban gaji karyawan pabrik xx Biaya pengecekan barang jadi xx
Beban listrik pabrik xx Biaya perbaikan produk cacat xx
Beban penyusutan gedung pabrik xx Biaya garansi produk xx
Beban bahan penolong xx Biaya penanganan pengaduan pelanggan xx
Beban penyusutan mesin pabrik xx
Beban bahan bakar mesin pabrik xx
Total xx Total xx
Diminta:

a. Jelaskan keunggulan dan kelemahan sistem akuntansi biaya yang


dikembangkan oleh masing-masing perusahaan tersebut.
b. Jika manajemen dari masing-masing perusahaan menginginkan untuk
melakukan pengurangan biaya dan meningkatkan nilai kepada pelanggan
daam menciptakan daya saing produk, informasi perusahaan mana yang
sangat memadai untuk mendukung keinginan manajemen tersebut?
Mengapa?
TATAP MUKA 4

Biaya Produksi dan Menyusun Laporan Harga Produksi

Tujuan Kegiatan Pembelajaran

1. Menjelaskan biaya produksi


2. Menjelaskan biaya bahan baku
3. Menjelaskan biaya tenaga kerja langsung
4. Menjelaskan biaya overhead pabrik
5. Menjelaskan laporan harga pokok produksi dan hubungannya dengan laporan
laba rugi

Materi
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
adalah fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Klasifikasi biaya berdasarkan hubungan dengan produk, yaitu:
a. Biaya Produksi
Adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya Non Produksi
Adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi, yang terdiri dari
biaya penjualan dan biaya administrasi umum.Biaya penjualan adalah biaya yang
diperlukan untuk menjual suatu barang/ jasa. Contoh biaya penjualan adalah biaya
iklan, komisi penjualan, biaya pengiriman barang, biaya pelayanan pelanggan, dan
lain-lain. Biaya administrasi umum adalah biaya yang diperlukan selama operasi
bisnis. Contoh gaji eksekutif, biaya proses data, gaji satpam kantor, gaji akuntan,
PBB kantor, biaya penyusutan gedung kantor, biaya penyusutan komputer kantor,
dan lain-lain.
Tiga komponen biaya produksi:
1. Biaya bahan baku langsung/BBBL (direct raw material cost)
2. Biaya tenaga kerja langsung/BTKL (direct labor cost)
3. Biaya overhead pabrik/BOP (factory overhead cost
Ga
mbar : Arus fisik manufaktur
Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku (Raw material) adalah biaya yang digunakan untuk membeli
bahan, dimana bahan tersebut digunakan untuk membuat barang jadi.
Biaya bahan baku dapat dibedakan, yaitu :
a. Bahan baku langsung (Direct Material)
Yaitu bahan baku yang dipakai secara langsung untuk proses langsung. Contoh
kayu yang dipakai untuk membuat mebel, kain untuk membuat pakaian, karet yang
dipakai untuk membuat ban, tepung untuk membuat kue, dan lain-lain.
b. Bahan baku tidak langsung (Indirect Material)
Bahan baku tidak langsung sering juga disebut bahan penolong. Yang termasuk
bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
produk, tetapi pemakaiannya relatif kecil, atau pemakainnya sangat rumit untuk
dikenali di produk jadi. Contoh paku, lem kayu dalam pembuatan mebel, benang
dalam pembuatan pakaian, kertas pola dan manik-manik yang ada dipakaian,
cherry, coklat penghias kue, dan lain-lain. Bahan baku tidak langsung diperlakukan
sebagai biaya overhead pabrik.

Gambar: Pembebanan bahan baku ke produk.

Perhitungan harga pokok bahan baku langsung


Bahan baku langsung diperoleh melalui 2 cara: dibeli atau dihasilkan sendiri.
Perhitungan harga pokok bahan baku langsung yang dihasilkan sendiri lebih rumit
dari dibeli. Idealnya, semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan
baku langsung harus menjadi komponen harga pokok bahan baku langsung.
Jika bahan baku langsung dibeli, maka sepemua biaya yang berkaitan dengan
perolehan bahan baku langsung harus menjadi komponen harga pokok bahan baku
langsung, seperti harga beli, diskon mbelian, ongkos angkut pembelian, asuransi
bahan baku yang dibeli, biaya pembelian, biaya gudang, dan biaya akuntansi

Gambar: Pembebanan biaya lagsung dan biaya tidak langsung terhadap bahan baku lsg
Contoh perhitungan biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.

Biaya tidak langsung Cost driver biaya


• Ongkos angkut pembelian • Berat BBL
• Biaya asuransi • Nilai BBL
• Biaya pembelian • Jumlah order pembelian
• Biaya penerimaan • Jumlah order pembelian
• Biaya gudang • Luas gudang terpakai
• Biaya akuntansi • Jumlah transaksi

Contoh perhitungan harga pokok bahan baku langsung PT Hoya Bakri.


Potongan pembelian
Ada 3 jenis potongan pembelian:
1. Potongan Perdagangan (trade discount)
2. Rabat (quantity discount)
3. Potongan tunai (cash discount)
Potongan perdagangan biasanya diberikan kepada pembelian secara tunai.
Misalnya harga BBL Rp1.000.000, dan potongan perdagangan 10%, maka uang
yang dibayarkan Rp900.000. (Rp 1.000.000 – (10% × Rp1.000.000)).
Ayat jurnalnya:
Persediaan BBL Rp900.000
Kas Rp900.000
Rabat biasanya diberikan jika kuantitas barang yang dibeli dalam jumlah besar.
Misalnya, harga BBL – gula pasir Rp 6.000 per kg. Jika perusahaan membeli
sebesar Rp6.000.000 yang seharusnya mendapatkan 1.000 kg, tetapi mendapatkan
1.200 kg karena diberi tambahan 200 kg, sehingga harga per kg turun menjadi
Rp5.000 (Rp6.000.000/1.200 kg). Rabat tidak dicatat dalam akuntansi.
Ayat jurnalnya:
Persediaan BBL Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
Potongan tunai (cash discount) diberikan jika dibayar lebih cepat dari jangka waktu
kredit yang ditetapkan.
Misalnya perusahaan membeli bahan baku Rp6.000.000 dengan syarat pembelian
2/10, n/30. Ayat jurnal pada saat pembelian:
Persediaan BBL Rp6.000.000
Utang dagang Rp6.000.000
Jika dibayar dalam periode potongan:
Utang dagang Rp6.000.000
Kas Rp5.880.000
Persediaan BBL (2% × 6.000.000) Rp 120.000
Jika dibayar di luar periode potongan, ayat jurnalnya sebagai berikut.
Utang Dagang Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
Ongkos Angkut Pembelian
Ada tiga perlakukan ongkos angkut pembelian bahan baku langsung, yaitu:
1. ongkos angkut dibebankan ke bahan baku langsung berdasarkan biaya
sesungguhnya,
2. ongkos angkut dibebankan ke bahan baku langsung berdasarkan tarif
ditentukan di muka, dan
3. ongkos angkut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik

Ongkos angkut pembelian dibebankan ke BBL berdasarkan biaya sesungguhnya.

Misalkan, perusahaan membeli tunai gula 1.000 kg dengan harga Rp2.000 per kg,
tepung 500 kg dengan harga Rp5.000 per kg, garam 3.000 kg dengan harga Rp
1.000 per kg. Ongkos angkut yang dibayarkan Rp450.000. Bila berat BBL digunakan
sebagai dasar alokasi, maka:
Tarif ongkos angkut: Rp450.000/4.500 kg = Rp100 per kg

Harga pokok bahan baku langsung dihitung sbb:

Jika harga beli BBL sebagai dasar alokasi ongkos angkut:


Total pembelian BB:
Gula: 1.000 kg × Rp2.000 Rp2.000.000
Tepung: 500 kg × Rp3.000 Rp2.500.000
Garam: 3.000 kg × Rp1.000 Rp3.000.000
Total Rp7.500.000
Tarif ongkos angkut:
(Rp450.000/Rp7.500.000) × 100% = 6%
Gula: 6% × Rp 2.000.000 Rp120.000
Tepung: 6% × Rp 2.500.000 Rp150.000
Garam: 6% × Rp 3.000.000 Rp180.000
Total Rp450.000

Atau dapat juga dihitung sebagai berikut.


Gula: 2 jt. /7.5 jt. × Rp 450.000 Rp120.000
Tepung: 2,5 jt./7,5 jt. × Rp 450.000 150.000
Garam: 3 juta/7,5 jt. × Rp 450.000 180.000
Total Rp450.000
Jadi perhitungan harga pokok bahan baku yang dibeli sbb:

Kelemahan pembebanan ongkos angkut berdasarkan biaya sesungguhnya adalah


perhitungannya terlalu merepotkan karena pembebanan ongkos angkut harus
dilakukan setiap kali dilakukan pembelian bahan baku langsung.
Ongkos Angkut Dibebankan ke BBL Berdasarkan Tarif Ditentukan di Muka
Tarif ongkos angkut = Anggaran ongkos angkut pertahun
Taksiran kapasitas driven biaya
Misalkan, anggaran ongkos angkut selama setahun sebesar Rp 10.000.000, dan
taksiran berat bahan baku yang akan dibeli selama setahun 5.000 kg
Tarif ongkos angkut pembelian: Rp 10.000.000/50.000 kg = Rp200/kg

Misalkan perusahaan membeli gula 100 kg dengan harga Rp2.000, tepung 50 kg


dengan harga Rp5.000 per kg, dan garam 300 kg dengan harga Rp1.000 per kg.
Untuk membeli ketiga bahan baku ini dikeluarkan ongkos angkut sebesar Rp75.000.
Pembebanan ongkos angkut pembelian dihitung sebagai berikut:
Gula: 100 kg × Rp 200 = Rp20.000
Tepung: 50 kg × Rp 200 = 10.000
Garam: 300 kg × Rp 200 = 60.000
Total Rp90.000

Jurnal

a) Mencatat pembayaran ongkos angkut:


Ongkos angkut pembelian 75.000
Kas 75.000
b) Mencatat pembebanan ongkos angkut:
Persediaan BB – GulaRp20.000
Persediaan BB – Tepung Rp10.000
Persediaan BB – Garam Rp60.000
Ongkos angkut pembelian Rp90.000

c) Perhitungan selisih ongkos angkut:


Ongkos angkut sesungguhnya Rp75.000
Ongkos angkut dibebankan Rp90.000
Selisih ongkos angkut (over-applied) Rp15.000
Selisih menguntungkan terjadi jika ongkos angkut sesungguhnya lebih kecil dari
ongkos angkut yang dibebankan. Jika terjadi sebaliknya, selisihnya disebut selisih
rugi. Dua alternatif perlakukan selisih ongkos angkut.
1. Jika selisihnya tidak signifikan, maka selisihnya langsung ditutup ke rekening
Harga Pokok Penjualan.
2. Jika selisihnya signifikan, maka selisihnya didistribusikan ke rekening:
Persediaan BBL, Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Barang
Jadi, dan Harga Pokok Penjualan.
d) Mencatat selisih ongkos angkut:
Ongkos angkut pembelian 15.000
Selisih ongkos angkut pembelian 15.000
e) Menutup selisih ongkos angkut (misalkan ke harga pokok penjualan)
Selisih ongkos angkut pemb. 15.000
Harga pokok penjualan 15.000
Ongkos angkut pembelian dibebankan ke biaya overhead pabrik.
Jika ongkos angkut pembelian tidak signifikan, alternatif yang paling praktis adalah
membebankan langsung ongkos angkut pembelian ke biaya overhead pabrik.
Mencatat pembayaran ongkos angkut pembelian
Ongkos angkut pembelian Rp75.000
Kas Rp75.000
Menutup ongkos angkut pembelian
Biaya overhead pabrik Rp75.000
Ongkos angkut pembelian Rp75.000
Sistem pencatatan persedian bahan baku
Perbedaan sistem perfectual dan sistem periodik
Sistem Perfectual Sistem Pisik/Periodik
1. Saat pembelian BB Persediaan BBL xx Pembelian xx
Kas/Utang Dagang xx Kas/Utang Dagang xx

2. Saat pemakaian BB Persediaan BDP xx Tidak ada ayat jurnal


Persediaan BBL xx

3. Mencatat retur Kas/Utang Dg. xx Kas/Utang Dagang xx


pembelian Persediaan BBL xx Retur Pembelian dan
Pengurangan Harga xx
4. Mencatat Persediaan BBL xx Tidak ada ayat jurnal
pengembanglian Persediaan BDP xx
bahan ke gudang
5. Tujuan pengecekan Untuk memastikan Untuk penentuan harga pokok
fisik persediaan kesesuaian antara catatan persediaan akhir bahan baku
bahan baku akuntansi dan kuantitas langsung
fisiknya di gudang

6. Jurnal Penyesuaian Tidak ada ayat jurnal 1. Menghapus persd awal BBL
Ikhtisar HP Produksi xx
Persediaan BBL xx
2. Memunculkan persd akhir
BBL
Persediaan BBL xx
Ikhtisar HP Produksi xx
Dalam sistem perpetual, Persediaan Bahan Baku Langsung berubah setiap kali
terjadi transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku langsung, sehingga
saldonya dapat diketahui setiap saat.
Gambar : Hubungan antara Buku Besar Persediaan Bahan Baku Langsung dan
Buku Besar Pembantu Persediaan Bahan Baku Langsung
Metode penilaian persediaan
Metode masuk pertama, keluar pertama/MPKP (first in, first out—FIFO method)
Metode MPKP mengasumsikan bahwa bahan baku yang mula-mula dibeli yang
akan digunakan terlebih dahulu. Persediaan akhir bahan baku langsung dinilai
berdasarkan harga beli akhir. Dalam sistem fisik, saldo persediaan bahan baku
langsung tidak berubah selama periode akuntansi. Perubahan saldo persediaan
bahan baku langsung baru terjadi pada akhir periode melalui jurnal penyesuaian
berdasarkan hasil cek fisik persediaan pada akhir periode.
Metode masuk terakhir, keluar pertama—MTKP (last in, first out—LIFO method)
Metode MPKP mengasumsikan bahwa bahan baku langsung yang terakhir dibeli
yang akan digunakan terlebih dahulu. Persediaan akhir bahan baku langsung dinilai
berdasarkan harga beli awal.
Metode harga pokok rata-rata (average cost method)
Dalam metode ini, harga pokok persediaan akhir bahan baku langsung dinilai
berdasarkan harga pokok rata-rata.

HP Rata2 = Nilai BBL tersedia dipakai (Persd awal+Pembelian)


Total kuantitas tersedia dipakai
Metode ini cocok diterapkan di perusahaan yang memiliki jenis bahan baku yang
jumlahnya banyak dan nilainya relatif kecil sehingga bila metode MPKP atau MTKP
digunakan, perhitungan harga pokok persediaan akhir bahan baku tidak praktis.

Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji/
upah karyawan di bagian produksi.
Biaya tenaga kerja dapat dibedakan, yaitu:
a. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
Adalah gaji/ upah tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja yang secara langsung
berhubungan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja
langsung merupakan biaya tenaga kerja yang dapat secara mudah dan akurat
ditelusuri ke produk, dalam hal ini, upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
langsung. Contoh baker untuk pembuat roti, koki untuk membuat makanan di rumah
makan, tukang jahit yang menjahit pakaian, dan lain-lain.
b. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor Cost)
Adalah gaji/ upah tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi, tetapi bekerja di bagian produksi. Biaya tenaga
kerja tidak langsung (BTK-TL) adalah biaya tenaga kerja yang tidak dapat secara
mudah dan akurat ditelusuri ke produk, yaitu tenaga kerja yang upahnya dibayar per
hari atau per bulan atau tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan
produk jadi, seperti mandor, staf administrasi pabrik, satpam pabrik, manajer dan
lain-lain. Biaya tenaga kerja tidak langsung diklasifikasikan sebagai biaya overhead
pabrik.
Selain upah pokok (basic wages), pekerja juga menerima tunjungan, seperti
tunjangan uang makan, uang transpor, tunjangan pajak, dan lainnya.
Dalam pembayaran upah juga sering ada potongan, seperti iuran serikat pekerja
seluruh Indonesia (SPSI), iuran BPJS, pajak penghasilan orang pribadi (PPh pasal
21), dan lainnya.

Gambar : Proses pembebanan biaya tenaga kerja ke produk

Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Langsung


Upah pokok Model 707 Rp 500.000
Upah pokok produk lainnya Rp 2.000.000
Tunjangan Rp 125.000
Penghasilan kotor Rp 2.625.000
Potongan:
BPJS : Rp(125.000)
PPh-21 Rp (20.000)
Total potongan Rp(145.000)
Penghasilan bersih Rp 2.480.000
Jurnal

1. Mencatat terutangnya gaji dan upah (setelah disetujui oleh manajer


keuangan)
Biaya Gaji dan Upah (Payroll) Rp2.625.000
Utang Gaji dan Upah Rp2480.000
Utang Asuransi Rp125.000
Utang PPh-21 Rp20.000

2. Pembayaran kepada pihak-pihak yang terkait (Anton, BPJS, dan Kantor


Pajak).
Utang Gaji dan Upah Rp2.480.000
Utang Asuransi Rp125.000
Utang PPh-21 Rp20.000
Kas Rp2.625.000

3. Mencatat distribusi gaji dan upah


Persediaan BDP Rp2.500.000
Biaya overhead pabrik Rp125.000
Biaya Gaji dan Upah Rp2.625.000

Biaya overhead pabrik


Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik
merupakan biaya tidak langsung produk (indirect cost of product). Bila dikaitkan
dengan konsep biaya tidak langsung, maka biaya overhead pabrik adalah semua
biaya produksi yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke produk.
Yang termasuk biaya overhead pabrik adalah:

a. Biaya bahan baku tidak langsung


b. Biaya tenaga kerja tidak langsung
c. Biaya penyusutan pabrik, contoh biaya penyusutan mesin pabrik, biaya
penyusutan gedung pabrik, dan lain-lain.
d. Biaya lain-lain pabrik, contoh biaya listrik dan air pabrik, PBB pabrik, gaji
akuntan pabrik, biaya pemakaian peralatan pabrik, biaya asuransi pabrik,
biaya pemakaian minyak pabrik, dan lain-lain.

Dalam akuntansi biaya tradisional, pool biaya yang digunakan untuk mengumpulkan
biaya overhead pabrik adalah pabrik atau departemen produksi.

Gambar: Pembebanan biaya overhead ke produk.


Pada perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan (job shop companies),
seperti pembuat perabot, biaya overhead pabrik dibebankan ke produk berdasarkan
tarif yang ditentukan di muka (predetermined rate).
Bila pabrik dijadikan pool biaya, maka tarif biaya overheadnya disebut tarif pabrik
(plant-wide rate) atau tarif tunggal.
Bila departemen produksi dijadikan pool biaya, maka tarif biaya overheadnya disebut
tarif departemen (departmental rates).
Penentuan tarif BOP
Tarif BOP = Anggaran BOP selama setahun
Kapasitas normal unit driver
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik ke produk dengan
menggunakan unit driver saja.

Gambar : Hubungan jumlah unit yang dihasilkan, unit driver dan BOP

Tujuan pembebanan BOP ke produk menggunakan tarif tetentukan dimuka adalah


agar semua BOP selama periode dapat didistribusikan secara merata ke semua
produk yang dihasilkan. Perhitungan HPP dengan membebankan biaya
sesungguhnya untuk BBBL dan BTKL, dan biaya dibebankan (applied cost) untuk
biaya overhead pabrik disebut perhitungan HP normal (normal costing).
BOP dibebankan (Applied FOH) = Kapasitas Sessungguhnya × Tarif BOP
Contoh
Anggaran BOP selama setahun Rp1.000.000. Kapsitas normal mesin selama
setahun 5.000 jam mesin (JM)
Tarif BOP = Rp. 1.000.000 = Rp. 200 per jam mesin
5.000 JM
Kenyataannya, BOP Dibebankan sering kali berbeda dengan BOP Sesungguhnya.
Jika BOP Dibebankan lebih besar dari BOP Sesungguhnya, maka disebut
pembebanan BOP terlalu besar (over-applied overhead cost), dan selisihnya adalah
menguntungkan/laba (favorable variance). Jika BOP Dibebankan lebih kecil dari
BOP Sesungguhnya, maka disebut pembebanan BOP terlalu kecil dan selisihnya
disebut tidak menguntungkan/rugi (unfavorable variance).
Jika selisih biaya overhead pabrik adalah signifikan, maka selisih biaya overhead
pabrik distribusikan ke persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi,
dan harga pokok penjualan. Jika selisih biaya overhead pabrik tidak signifikan, maka
selisih biaya overhead pabrik dapat ditutup langsung ke harga pokok penjualan.
Misalkan, berdasarkan contoh di atas, Produksi sesungguhnya 100 unit produk A
Kapasitas sesungguhnya 500 jam mesin. BOP sesungguhnya Rp80.000
Junal

1. Mencatat BOP sesungguhnya


Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp80.000
Berbagai akun dikredit
(beban penyusutan, beban asuransi, BBBTL dll) Rp80.000

2. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke produk


Persediaan BDP Rp100.000
BOP Rp100.000
(500 jam × Rp200 = Rp100.000

3. Menutup BOP dengan selisih menguntungkan


BOP Rp20.000
Selisih BOP Rp20.000
BOP dibebankan Rp100.000
BOP sesungguhnya Rp 80.000
Selisih BOP (laba) Rp 20.000

4. Menutup selisih biaya overhead pabrik (diasumsikan selisihnya tidak


signifikan)
Selisih BOP Rp20.000
Harga Pokok Penjualan Rp20.000
Jika diasumsikan selisihnya signifikan, maka alokasi selisih BOP sebagai
berikut.
Persediaan BDP: Rp1 jt/Rp10 jt × Rp20.000 Rp 2.000
Persediaan BJ: Rp3 jt/Rp10 jt × Rp20.000 Rp 6.000
HPP: Rp6 jt/Rp10 jt × Rp20.000 Rp12.000
Total Rp 20.000

5. Ayat jurnal untuk menutup selisih BOP:


Selisih BOP Rp20.000
Persediaan BDP Rp 2.000
Persediaan Barang Jadi Rp 6.000
Harga Pokok Penjualan Rp12.000

Akuntansi Persediaan Barang Jadi


Mencatat Barang Jadi
Persediaan Barang Jadi Rpxx
Persediaan BDP Rp xx
Mencatat Penjualan dan HP Penjualan
Kas Rpxx
Penjualan Rpxx
Harga Pokok Penjualan Rpxx
Persediaan Barang Jadi Rpxx
PT X
LAPORAN LABA RUGI
TAHUN 2015
Penjualan Rp xx
HP penjualan (HPP) Rp(xx)
Penyesuaian:
Selisih BOP (menguntungkan) Rp xx
HPP disesuaikan Rp(xx)
Laba Kotor Rp xx

Alternatif Pencatatan Barang Dalam Proses


BDP mula-mula dicatat sebagai aset
Pencatatan biaya produksi sebelumnya menggunakan alternatif ini.
BDP mula-mula dicatat sebagai beban
Untuk pembahasan berikutnya, alternatif I yang digunakan untuk pencatatan BDP
karena lebih praktis.

Alt 1 BDP dicatat sbg Aset Alt 2 BDP dicatat sbg beban
Mencatat Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
Pembelian BBL Kas/Utang Dagang xx Kas/Utang Dagang xx
Mencatat Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
pemakaian BBL Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
Mencatat BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
terutang Utang Gaji & Upah xx Utang Gaji & Upah xx
Mencatat Persediaan BDP xx BDP-BTKL xx
pembebanan BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
Mencatat BOP BOP xx BOP Sesungguhnya xx
sesungguhnya Berbagai Akun Dikredit Berbagai Akun. Dikredit
xx xx
Mencatat Persediaan BDP xx BDP-BOP xx
pembebanan BOP BOP xx BOP Dibebankan xx
Menutup selisih Selisih BOP xx Selisih BOP xx
BOP Harga Pokok Penj. xx Harga Pokok Penj. xx
Mencatat barang Persediaan Brg Jadi xx Persediaan Brg Jadi xx
jadi Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat Tidak ada ayat jurnal Persediaan BDP xx
persediaan BDP BDP-BBBL xx
akhir BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat Penjualan Kas / Piutang Dagang xx Kas / Piutang Dagang xx
dan harga pokok Penjualan xx Penjualan xx
penjualan Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx

Klasifikasi biaya berdasarkan terminologi biaya, yaitu:


a. Biaya Utama (Prime Cost)
Adalah biaya yang merupakan penggabungan dari bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung.
b. Biaya Konversi (Conversation Cost)
Adalah biaya yang merupakan penggabungan dari tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik

Gambar : Diagram venn biaya produksi

Contoh 1:
Data biaya suatu usaha kecil untuk bulan Juli 2015 per unit adalah sebagai berikut:
biaya bahan baku langsung yang berhasil dihimpun adalah Rp 8.500,-, biaya tenaga
kerja langsung adalah Rp 5.000,- dan biaya overhead pabrik adalah Rp 10.000.
Biaya Utama = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung
Biaya Utama = Rp 8.500 + Rp 5.000
Biaya Utama = Rp 13.500,
Biaya Konversi = Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Biaya Utama = Rp 5.000 + Rp 10.000
Biaya Utama = Rp 15.000,

Klasifikasi biaya berdasarkan volume produksi, yaitu:


a. Biaya variabel
Adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam
rentang relevan, tetapi secara per unit tetap. Contoh: bahan baku langsung,
perlengkapan, biaya penjualan, dan lain-lain.
b. Biaya tetap
Adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu,
tetapi secara per unit berubah. Contoh : gaji bagian produksi, pajak properti, dan
lain-lain.
c. Biaya semivariabel
Adalah biaya didalamnya mengandung unsur tetap dan
mengandung unsur variabel. Contoh: biaya listrik, biaya air, dan
lain-lain.
Klasifikasi biaya berdasarkan periode waktu, yaitu:
a. Biaya pengeluaran modal
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan
dalam rangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. Contoh pembelian
mesin dan peralatan
b. Biaya pengeluaran pendapatan
Adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan
sebagai beban. Contoh penyusutan mesin dan peralatan.

Arus Biaya Produksi


Apabila biaya produksi muncul, maka biaya tersebut akan di catat sebagai
persediaan. Pada perusahaan manufaktur, ada terdapat 3 jenis persediaan, yaitu:
a. Persediaan bahan baku (Raw Material Inventory)
Adalah bahan baku yang dibeli dimana nanti akan dipakai untuk
membuat suatu produk.
b. Persediaan barang dalam proses (Work In Process Inventory)
Adalah produk yang sudah ada dibagian proses produksi, tetapi
produk tersebut belum selesai.
c. Persediaan barang jadi (Finished Goods Inventory)
Adalah barang jadi yang sudah siap diproses tetapi belum
berhasil dijual.

Gamb
ar: Arus persediaan di Neraca

Barang yang sudah siap dan ditransfer ke barang jadi itu adalah harga pokok
produksi.
Gambar : Arus biaya manufaktur.

Gambar : Arus biaya laporan keuangan

Hubungan laporan harga pokok produksi dan laporan laba rugi


Rangkuman

1. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi di fungsi produksi. Biaya produksi
terdiri atas tiga komponen, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk bahan baku langsung yang
dipakai. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat secara mudah
dan akurat ditelusuri ke produk, yaitu bahan baku yang menjadi komponen
utama barang jadi.
3. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terlibat
secara langsung dalam pembuatan barang jadi dan upahnya dibayar per
satuan atau per jam.
4. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang tidak dapat secara mudah dan
akurat ditelusuri ke produk, yaitu biaya produksi selain biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
5. Biaya bahan baku langsung ditambah biaya tenaga kerja langsung disebut
biaya utama (prime cost), sementara biaya tenaga kerja langsung ditambah
biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (conversion cost).
Latihan

1. Suatu perusahaan telah mengumpulkan biaya yang terjadi selama bulan


Januari 2015 sebagai berikut: biaya utama sejumlah Rp 165.000,- biaya
konversi sebanyak Rp 100.000 dan biaya bahan baku langsung sebesar Rp
90.000,-/ Hitunglah berapa rupiah biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik selama bulan Januari 2015 tersebut?
2. Berikut ini adalah daftar saldo buku besar yang berkaitan dengan persediaan
dan harga pokok penjualan di CV. Senantiasa Senang untuk bulan Maret
2015:
Saldo 1 Maret (Rp) Saldo 30 Maret (Rp)
Persediaan bahan baku 906.500 1.006.400
Persediaan barang dalam proses 1.195.100 1.073.000
Persediaan barang jadi 166.500 240.500
Bahan baku yang digunakan - 1.764.900
Harga pokok penjualan - 2.072.000
Buatlah laporan harga pokok produksi dan laporan harga pokok penjualan
serta carilah angka untuk data berikut ini:
a. Harga pokok produksi selama bulan Maret 2015!
b. Total biaya produksi yang terjadi selama bulan Maret 2015!
c. Bahan baku yang dibeli selama bulan Maret 2015!

3. Identifikasi keempat jenis perusahaan dibawah ini, manakah yang termasuk


bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung:
a. Perusahaan penerbitan memakai bahan baku kertas, tinta, lem, alat press
cetak, bingkai/ frame, pelumas, paku, cat.
b. Pabrik mobil memakai bahan baku bor, oli, alat pemadam kebakaran, baja,
besi, alumunium, biaya merk, kaca, listrik dan mesin mobil.
c. Pabrik komputer memakai bahan baku chipset, obeng, monitor, konduktor,
power supply dan pembersih debu.
d. Pabrik konveksi pakaian memakai bahan baku kain, benang, kancing, pola,
jarum, kapur, manik-manik, dan obras.

4. Toko roti “Rotiku” akan memproduksikan sebuah cake. Direncanakan akan


memproduksi 50 cake. Berikut ini adalah biaya-biaya untuk membuat cake:
Telur Rp 2.500.000
Gula Rp 1.800.000
Tepung Rp 1.750.000
Vanili Rp 25.000
Pelembut Rp 35.000
Coklat Bubuk Rp 80.000
Coklat Batang Rp 180.000
Rum Rp 150.000
Mentega Rp 290.000
Gula Halus Rp 180.000
Buah Chery Rp 200.000
Mentega Putih Rp 230.000
Upah Koki Kue Rp 3.500.000
Gaji Supervisi Rp 1.500.000
Bahan Pembantu Lainnya Rp 280.000
Gaji Satpam (50 % dipakai oleh pabrik) Rp 2.300.000
Gaji Pimpinan (35 % dipakai oleh Pabrik) Rp 8.500.000
Penyusutan Bangunan (45 % dipakai oleh Kantor) RP 6.000.000
Perlengkapan ( 30 % dipakai oleh pabrik) Rp 3.500.000
Gaji Bagian penjualan Rp 2.500.000
Sampel Barang Gratis Rp 350.000
Upah Operator Mesin Genset Rp 850.000
Diminta:
a. Hitunglah Bahan Baku Langsung!
b. Hitunglah Tenaga Kerja Langsung!
c. Hitunglah Biaya Overhead Pabrik!
d. Hitunglah total biaya produksi untuk cake tersebut!
e. Hitunglah Biaya Produksi Variabel!
f. Hitunglah Biaya Produksi Tetap!
g. Hitunglah Biaya Periode Variabel!
h. Hitunglah Biaya Periode Tetap!
i. Hitunglah Biaya utama dan biaya konversi!

6. PT. Batak Top mempunyai informasi biaya sebagai berikut (dalam Rp):
Biaya administrasi selain karyawan 15.600.900
Biaya depresiasi (80% untuk pabrik) 4.800.000
Biaya gaji bagian administrasi 4.500.000
Biaya pemasaran 5.600.000
Biaya pengangkutan pembelian bahan baku 2.540.000
Tenaga kerja tidak langsung 12.850.000
Bahan baku tidak langsung 24.205.000
Tenaga kerja langsung 56.905.000
Biaya listrik (80 % untuk pabrik) 32.950.500
PBB (65% untuk pabrik) 1.206.000
Pembelian bahan baku 75.604.400
Penjualan 325.496.800
Persediaan awal bahan baku 5.672.000
Persediaan akhir bahan baku 3.978.500
Persediaan awal barang dalam proses 26.459.300
Persediaan akhir barang dalam proses 23.854.200
Persediaan awal barang jadi 35.461.000
Persediaan akhir barang jadi 37.269.100
Diminta:
a. Buatlah laporan harga pokok produksi,
b. Buatlah laporan harga pokok penjualan !
c. Buatlah laporan laba rugi!

Anda mungkin juga menyukai