Anda di halaman 1dari 9

BIAYA PRODUKSI PROTOTyPE PRODUK

BARANG DAN JASA


A. Pengertian Biaya Produksi Dan Biaya Non Produksi
Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik. terutama
straategi dalam menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk meningkatkan
skalaperusahaan menjadi cakupan yang lebih besar (scale up). Untuk mcndapatkan keuntungan
bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu sudah mengetahui bagaimana cara untuk
mencapainya berdasarkan business plan yang telah dibuat sebelumnya.

Salah satu hal yang perlu diiakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya produksi.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga
menganggap remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha.
Namun sebaliknya, biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang
tepat dan kalkulasi yang akurat ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya
keuntungan bisnis yang diharapkan.
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untukperhitungan proses produksi.
Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi
maupun belum téljadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit
dari biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya
penyusutan barang modal.

1) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang.
Biaya~biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang /
pabrik, dan lain sebagainya Biaya produksi ini harus diakumulasi secam cermat untuk
kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan
dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total
keuntungan yang diperoleh. 
Biaya produksi ini di perlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Dalam memproduksi suatu
barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan
baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya
tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan
eksternal.

a. Biaya Bahan Baku Langsung


Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada
barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara
langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan
untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku
langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan
untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan
untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang
berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru
masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir
pada transjogja dll.

c. Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang
atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu
diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang
dikategorikan dalam biaya overhead.
Elemen-elemen biaya overhead pabrik
 Biaya bahan baku tidak langsung
 Biaya tenaga kerja tidak langsung
 Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
 Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
 Biaya listrik dan air pabrik
 Biaya asuransi pabrik
 Operasi lain-lain

2) Biaya Non Produksi


Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannyadengan fungsi
pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi
pada umumnya. Menurut Ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua
kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi dan
pelayanan kepada pelanggan.Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang
melingkupi biaya pengembangan dan adminitrasi umum

a. Biaya Penjualan
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan
mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya
mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji
tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll.
b. Biaya Administrasi
Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi
umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran
ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya
administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan
pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang
tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat
disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu
tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.

B. Jenis-Jenis Biaya Produksi


Untuk mempermudah analisis kita dapat mengelompokkan biaya menjadi biaya variabel,
tetap, total, marjinal, dan ratarata.
a. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan
sesuai dengan besarnya output. Semakin besar biaya output yang dihasilkan semakin
besar pula biaya variabel, dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dihasilkan maka
semakin sedikit pula biaya variabel. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi output, tenaga kerja bagian produksi, staf bagian produksi, energi, untuk
menjalankan mesin, dan bahan bakar.
Perbandingan antara biaya variabel dan jumlah produksi barang menimbulkan
tiga corak, biaya variabel yang bervariasi adalah:
 Biaya proporsional, kenaikan biaya variabel yang dikeluarkan sama
dengan jumah produksi.
 Biaya progresif, kenaikan biaya variabel lebih tinggi disbanding jumlah
produksi.
 Biaya Degresif, kenaikan biaya variabel lebih kecil diandingkan dengan
jumlah produksi.

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang harus ada dalam proses produksi
dipengaruhi oleh besar kecilnya unit barang dan jasa yang diproduksi. Biaya ini biasanya
terdiri dari pembayaran kontrak atas bangunan, pembayaran bunga atas utang, sewa
peralatan, gaji pegawai tetap, dan sebagainya. Biaya-biaya ini harus tetap dikeluarkan
meskipun perusahaan menambah produksi, mengurangi produksi atau bahkan tidak
berproduksi sama sekali karena tidak terpengaruh oleh jumlah produksi. Biaya ini
senantiasa konstan selama proses produksi berlangsung, sehingga apabila digambarkan
dalam bentuk grafik akan terlihat seperti garis lurus mendatar.

c. Biaya Total
Biaya total adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang/jasa. Biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel,
atau:

Dengan
TC =Total Cost (biaya total)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
VC = Variabel Cost (biaya variabel)

d. Biaya Marjinal
Biaya marjinal adalah konsep biaya terpenting dalam ilmu ekonomi.Biaya
marjinal menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu unit
tambahan output. Katakanlah sebuah perusahaan memproduksi 100 unit televisi, dengan
biaya total Rp.100.000.000.- Jika biaya total produksi 101 unit televise adalah Rp.
101.000.000,-, Biaya marjinal produksi televise adalah Rp. 1.000.000.- Untuk 1 unit
tambahan.

e. Biaya Rata-rata (Avrage Cost)


Perhitungan biaya rata-rata sangat diperlukan karena apabila dibandingkan
dengan pendapatan rata-rata suau perusahaan, kita akan mengetahui apakah perusahaan
tersebut mengalami kerugian atau sebaliknya.
 Biaya total rata-rata (average total cost) Biaya total rata-rata adalah biaya total
dibagi jumlah unit yang diproduksi atau:

Dengan :
ATC = Average Total Cost (biaya total rat-rata)
TC = Total Cost (Biaya total)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

f. Biaya tetap rata-rata ( average fixed cost)


 Biaya tetap rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap
yang dibutuhkan untuk satuan hasil produksi. Biaya tetap rata-rata diperoleh
dengan membagi total jumlah biaya tetap dengan total jumlah produksi atau:

Dengan:
AFC = Average Fixed Cost( biaya tetap rat-rata)
TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)
Semakin banyak barang yang diproduksi, maka akan semakin sedikit proporsi
biaya tetap yang melekat pada barang tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak barang
yang diproduksi, semakin kecil biaya tetap rataratanya.
 Biaya variabel rata-rata (average variable cost)
Biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) adalah biaya
variabel untuk tiap unit yang dihasilkan. Biaya varabel rat-rata diperoleh dengan
membagi total biaya variabel dengan total jumlah produksi atau:
Dengan:
AVC = Average Variable Cost (biaya variabel rata-rata)
TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)
Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

C. HARGA POKOK PRODUKSI


a. Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.
Harga pokok produksi terdiri atas tiga komponen utama, yaitu :
 Bahan baku langsung yang meliputi : biaya pembelian bahan, potongan
pembelian, biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain. 
 Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah karyawan yang terlibat
secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi atau
barang yang siap dijual. 
 Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya-biaya diluar dari biaya perolehan
biaya bahan baku langsung dan upah langsung.
Mulyadi (2010:17) menyatakan bahwa metode penentuan harga pokok produksi
adalah cara perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam
memperhitungkan unur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi terdapat dua
pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. Full costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang yang berperilaku variabel maupun tetap,
dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya
produksi.
Mulyadi ( 2010 : 18 ) menyatakan bahwa variabel costing adalah merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku varaibel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar dalam menentukan harga jual.
Untuk menetapkan harga jual, penting bagi perusahaan untuk mengetahui besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Biaya tersebut sering
disebut sebagai harga pokok produksi.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa harga pokok produksi merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Harga pokok memiliki
fungsi sebagai berikut:

 Harga pokok sebagai penetapan harga jual. Harga pokok merupakan hal penting
yang perlu diketahui oleh perusahaan karena harga pokok dapat memberikan
pengaruh terhadap penentuan harga jual produk tertentu. 
 Harga pokok sebagai dasar penetapan laba. Apabila perusahaan telah membuat
perhitungan harga pokok maka perusahaan dapat menetapkan laba yang
diharapkan yang akan mempengaruhi tingkat harga jual suatu produk tertentu. 
 Harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi. Harga pokok dapat dijadikan dasar
untuk mengontrol pemakaian bahan, upah dan biaya produksi tidak langsung. Hal
ini dapat dilakukan dengan menetapkan harga pokok standar terlebih dahulu dan
kemudian membandingkan dengan harga pokok yang aktual atau yang sebenarnya
terjadi. Apakah terdapat selisih antara perhitungan kedua harga pokok tersebut,
apabila ada selisih negatif berarti proses produksi yang dilaksanakan belum
efisien dan perusahaan perlu menngetahui penyebab terjadinya selisih tersebut,
sehingga dapat diambil tindakan koreksi untuk memperbaki kesalahan tersebut
sedangkan bila ada selisih positif maka perlu ditelusuri terlebih lanjut atas selisih
tersebut apakah karena perusahaan telah menjalankan proses produksi secara
efisien atau perhitungan harga pokok standar yang kurang tepat. 
 Harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen. Harga
pokok merupakan suatu pedoman penting sekaligus sebagai suatu dasar untuk
pengambilan keputusan khusus perusahaan, misalnya: 
- Menetapkan perubahan harga penjualan.

- Menetapkan penyesuaian proses produksi.

- Menetapkan strategi persaingan di pasaran luas.

- Merencanakan ekspansi perusahaan.

Pengambilan keputusan-keputusan khusus manajemen, seperti apakah akan


membeli atau membuat sendiri suatu suku cadang, apakah menerima suatu pesanan
khusus dengan harga khusus atau tidak.
a) Perhitungan biaya produksi
Untuk menghitung biaya produksi diperlukan sebuah contoh yang akan disajikan
dibawah ini. 
Diketahui untuk membuat sebuah model atau prototype produk sepeda sebanyak 5 unit
dibutuhkan biaya sebagai berikut:
Pembelian bahan baku Rp 500.000
Diskon pembelian 10 % dari bahan baku
Ongkos angkut Rp 100. 000.
Bahan penolong Rp 100. 000
Biaya tenaga kerja Rp 100. 000 sebanyak 3 orang
Biaya Sewa gedung Rp 100.000
Biaya Listrik Rp 50.000
Diminta :
1. Hitunglah Biaya Bahan Baku
2. Hitunglah Biaya Overhead Pabrik
3. Hitunglah Biaya Produksi.
4. Hitunglah harga penjualan produk per unit
Jawaban :
- Perhitungan biaya bahan baku:
Pembelian bahan baku 500.000
Ongkos angkut 100.000
Potongan pembelian (50.000)
Pembelian bersih 550.000
Jadi biaya bahan baku sebesar Rp. 550.000
- Perhitungan biaya overhead pabrik
Bahan penolong 100.000
Biaya listrik 100.000
Biaya sewa gedung 50.000
BOP 250.000
Jadi biaya overhead pabrik sebesar Rp. 250.000
- Perhitungan Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku 550.000
Biaya Overhead Pabrik 250.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 300.000
Biaya Produksi 1.100.000
Jadi biaya produksi untuk pembuatan model sepeda adalah sebesar Rp
1.100.000
Target produksi 5 unit, maka harga pokok produksi satu unit sepeda adalah Rp.
220.000 Untuk mengambil keuntngan 20 % dari harga produksi maka penjual harus
menjual produknya sebesar Rp.264.000,-/unit
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningsih, Ulfa Rahmatiyah dkk. 2018. Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK. Kelas XI
Surakarta : Mediatama
Widiastuti, Ida Ayu dkk. 2017. Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK. Kelas XI. Jakarta :
Pustaka Mulia. 
Modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan PPGJ 2018 
https://akuntansiana.id/2018/01/05/biaya-konsep-dan-klasifikasi/
http://kewirausahaan.net/produk-kreatif-dan-kewirausahaan-biaya-produksi-prototype-produk-
barang-jasa/
http://iskandarxxx.blogspot.com/2013/11/perhitungan-hpp-dan-biaya-produksi_2651.html

Anda mungkin juga menyukai