Anda di halaman 1dari 7

BIAYA PRODUKSI DAN CARA MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI

IPK:

1. Pengertian biaya produksi


2. Fungsi biaya produksi
3. Jenis -jenis biaya produksi
4. Menentukan biaya produksi
5. Menyiapkan perangkat
6. Menghitung pembiayaan produksi

PENGERTIAN BIAYA

PENGELUARAN EKONOMIS YANG DIPERLUKANUNTUK PERHITUNGAN PROSES PRODUKSI

Menurut ilmu ekonomi biaya di bagi :

1. Biaya eksplisit ( biaya yang terlihat secar fisik contohnya uang )


2. Biaya implisit ( biaya yang tidak terlihat langsung contohnya penyusutan barang modal)

Biaya produksi :

Akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang.

Biaya produksi contohnya :

1. Biaya bahan baku


2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya operasional barang/pabrik

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI

Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan , pemasaran ,
layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya

Menurut ilmu ekonomi biaya non produksi meliputi :

1. Biaya pemasaran dan pelayanan


2. Biaya administrasi umum dan pengembangan

Fungsi Biaya :
1. Menjamin Lancarnya Kegiatan Operasional
Biaya berfungsi untuk menjamin kelancaran aktivitas operasional. Tanpa adanya biaya, maka
hal-hal yang diperlukan perusahaan tidak akan terpenuhi sehingga mampu menghambat proses
produksi atau operasional perusahaan.
2. Sebagai Dasar Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Fungsi lain dari biaya adalah untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP). Sebelum produk
dipasarkan dalam masyarakat, harga setiap produk sudah harus ditetapkan. Dasar perhitungan
harga pokok penjualan ini diperoleh dari akumulasi biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan ditambah dengan keuntungan sesuai target perusahaan.
3. Tolak Ukur Penentuan Margin Profit
Indikator penetapan margin laba dapat Anda ketahui dari biaya. Dengan adanya rincian biaya
jelas, maka perusahaan mampu mengukur penentuan margin profit. Sehingga harga yang
ditawarkan di pasaran nantinya sesuai dengan kantong target pasar dan bisa menutup biaya
pengeluaran, serta tetap memperoleh keuntungan.
4. Pedoman Perencanaan Pengeluaran Berikutnya
Terakhir, fungsi biaya adalah dijadikan pedoman dalam merencanakan pengeluaran berikutnya.
Biaya dari hasil produksi pertama akan membantu perusahaan dalam merencanakan keuangan
periode selanjutnya. Agar seluruh aspek tidak mengalami kerugian.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Potensinya


Setiap sesuatu memiliki risiko positif atau negatif. Begitu juga dengan biaya. Ditinjau
dari potensinya, berikut klasifikasi biaya adalah di bawah ini.

1. Biaya Peluang (Opportunity Cost)


Biaya peluang merupakan biaya yang mampu menambah keuntungan dengan berinvestasi,
namun tetap memiliki berpotensi merugi. Contohnya, Anda akan membeli tempat produksi baru.
Dalam pembelian properti, pastinya terdapat nilai investasi di masa mendatang bila aset tersebut
dijual.
2. Biaya Hangus (Sunk Cost)
Biaya hangus yakni biaya pengeluaran yang tidak bisa dikembalikan sebagai akibat dari risiko
pengalokasian tersebut. Misalnya, Anda menginvestasikan modal dalam suatu usaha dan
hasilnya rugi sebab bisnis tersebut bangkrut, maka uang Anda akan hilang.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kegiatan Operasional


Setiap kegiatan perusahaan, pastinya membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran
aktivitas, yang dikenal dengan istilah biaya operasional. Klasifikasi biaya berdasarkan
kegiatan operasional akan dijelaskan berikut ini.

1. Biaya Produksi
Berdasarkan kegiatan operasional, poin pertama klasifikasi biaya adalah biaya produksi.
Singkatnya, pengertian biaya produksi adalah pengeluaran perusahaan untuk memproduksi
barang/jasa agar bisa dijual dengan harga tertentu.
Dalam operasional perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu jenis biaya dengan nominal
terbesar. Terdapat berbagai jenis biaya produksi, misalnya biaya bahan baku, tenaga kerja,
pengemasan, dan sebagainya.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah salah satu jenis biaya produksi yang dibayarkan pada SDM
berkaitan langsung dengan pembuatan barang/jasa. Cara pembayarannya bisa tetap setiap bulan
atau berdasarkan jumlah satuan produksinya. Yang termasuk dalam tenaga kerja langsung
misalnya petugas produksi.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Poin ketiga klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan operasional adalah biaya tenaga kerja tidak
langsung, seperti bagian pemasaran, personalia, satpam, dan sebagainya. Dalam konteks ini,
pembayaran biaya adalah sesuatu yang umumnya dilakukan perusahaan tiap bulan, bukan
berdasarkan satuan produksi.
4. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya yang nilainya semakin berkurang dari waktu ke waktu
karena manfaat atau kualitas aktiva tersebut menurun. Contohnya biaya mesin-mesin pabrik yang
terus digunakan akan menurun kualitasnya, sehingga periode mendatang harus membeli baru
lagi. Kalaupun dijual, harganya di bawah harga beli.
5. Biaya Perawatan
Biaya perawatan juga penting dalam mendukung aktivitas perusahaan. Jenis biaya ini
dikeluarkan dalam rangka menjaga dan mempertahankan aktiva atau hal pendukung
produktivitas. Misalnya, biaya perawatan mesin-mesin, biaya service, dan sebagainya.
6. Biaya Investasi
Suatu bisnis juga memerlukan biaya investasi. Biaya ini dilakukan untuk menambah pemasukan
kas dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, Anda menginvestasikan sebagian modal dalam
instrumen investasi atau aset.
7. Biaya Overhead Pabrik
Poin terakhir klasifikasi biaya adalah biaya overhead pabrik. Dari segi operasional, pengertian
biaya overhead yakni pengeluaran di luar jenis biaya produktif dan berperan penting dalam
kelangsungan perusahaan. Contoh biaya ini seperti biaya tambahan atau biaya yang tidak
direncanakan tetapi timbul, seperti denda, ganti rugi, dan sebagainya.

Cara menghitung biaya produksi dalam dilakukan dengan tahapan berikut ini:


1. Menentukan biaya tetap.
2. Menentukan biaya variabel yang dikeluarkan.
3. Biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, lalu hasilnya dibagi dengan
total biaya dengan jumlah barang yang dihasilkan. Hasilnya akan menjadi biaya rata-
rata per unit.

Unsur-Unsur dalam Biaya Produksi


1. Biaya Material Langsung
Biaya material langsung atau Direct Material adalah biaya bahan baku yang berhubungan
dengan proses produksi. Biaya yang keluar untuk membeli bahan baku ini cenderung mudah
untuk diketahui. Contohnya, misalnya Anda punya usaha jual kue jajanan pasar. Maka biaya
untuk membeli tepung terigu, gula, dan bahan-bahan lainnya bisa termasuk dalam biaya
material langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung dalam bahasa Inggris disebut Direct Labor. Biaya ini adalah
upah, tunjangan, atau biaya asuransi karyawan yang ditanggung oleh pemilik usaha. Biaya
tenaga kerja langsung yang dihitung dalam biaya produksi adalah upah para pegawai yang
terlibat langsung dalam memproduksi barang. Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah
misal Anda punya usaha jual kue jajanan pasar, biaya tenaga kerja langsung adalah gaji
karyawan yang bertugas mengolah adonan menjadi kue.

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)


Biaya overhead pabrik adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan dengan proses
produksi. Biaya overhead ini terdiri dari:

Biaya Material Tidak Langsung (Indirect Material)


Bahan material tidak langsung atau Indirect Material adalah biaya untuk membeli bahan yang
digunakan untuk produksi namun nominal dan jumlahnya sulit untuk dilacak. Contoh dari
biaya material tidak langsung adalah misal Anda punya usaha kue jajanan pasar butuh sabun
cuci untuk membersihkan peralatan membuat kue. Sabun cuci piring termasuk dalam biaya
material tidak langsung.

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)


Berbeda dengan tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung keluar untuk
membiayai upah karyawan yang tidak terlihat langsung dalam proses produksi. Gaji,
tunjangan, dan asuransi kesehatan termasuk dalam biaya tenaga kerja tidak langsung,
contoh: gaji petugas keamanan pabrik, gaji driver untuk distribusi produk, dan lain
sebagainya.

Biaya Overhead Lainnya


Biaya overhead lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan lain di
luar produksi. Contoh biaya overhead lain di luar bahan baku dan gaji adalah sewa gedung
atau toko, membeli mesin, bayar asuransi karyawan atau pabrik, pajak, dan lainnya.

Jenis-Jenis Biaya Produksi


Biaya produksi bisa dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang nominalnya tetap dan tidak tergantung dari hasil produksi. Contoh biaya tetap
adalah harga sewa toko, pajak, dan biaya lain yang terkait dengan kegiatan administrasi dan
gaji.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel nominalnya selalu berubah-ubah sesuai dengan banyaknya hasil produksi.
Semakin banyak Anda memproduksi barang, maka semakin besar pula biaya variabelnya.
Contoh biaya variabel adalah bahan baku yang dibeli untuk memenuhi kuota pesanan
tertentu.

3. Biaya Total (Total Cost)


Biaya total adalah jumlah dari seluruh biaya tetap dan varibel. Biaya ini dihitung untuk
menghasilkan barang jadi dan siap untuk dijual. Biaya total biasanya dihitung dalam periode
tertentu karena biaya variabel mempengaruhi perubahan besar kecilnya biaya total.

4. Biaya Rata-Rata (Average Cost)


Biaya rata-rata adalah biaya produksi dari setiap unit yang diproduksi. Cara menghitung
biaya rata-rata adalah dengan membagi biaya produksi dengan jumlah produk yang
dihasilkan.

5. Biaya Marjinal (Marginal Cost)


Biaya marjinal adalah biaya tambahan untuk memproduksi tambahan unit barang. Biaya
marjinal biasanya muncul saat ada pesanan tambahan dari produksi harian. Misalnya jika ada
permintaan untuk menambah produksi dalam periode waktu tertentu, atau saat ada pesanan
mendadak yang harus dipenuhi.

Cara menghitung biaya produksi dibutuhkan untuk memudahkan Anda menghitung harga
jual. Jika perhitungan biaya produksi sudah rinci, Anda juga bisa terhindar dari risiko rugi.
Dalam menghitung biaya produksi, setiap biaya yang keluar untuk biaya langsung atau tidak
langsung harus tercatat. Semoga artikel ini membantu Anda untuk menghitung harga
produksi produk dan jasa Anda.
Cara Menghitung Biaya Produksi
rumus
Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya
Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead Pabrik

CONTOH Kasus

Anda punya usaha katering makanan sehat harian. Setiap hari Anda bisa menjual 50 paket
makanan sehat. Rincian biaya produk untuk membuat 50 paket katering makanan sehat
tersebut adalah:

 Bahan baku (nasi, bahan lauk, dan kemasan) sebesar Rp 4.000.000

 6 orang karyawan untuk memasak dibayar harian Rp 50.000/hari per orang

 1 orang driver untuk mengantar makanan dibayar harian Rp 30.000/hari

 Biaya sewa toko dan ongkos untuk kirim makanan ke pelanggan sebesar, estimasi harian Rp
200.000.

Hitung :

1. Total biaya produksinya adalah : ……


2. Harga jual produksi adalah …….

Anda mungkin juga menyukai