Anda di halaman 1dari 34

PKWU AKUNTANSI DAN KEUANGAN

LEMBAGA
BAB I
MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI, BREAK EVENT
POINT (BEP) DAN MERENCANAKAN KEUNTUNGAN USAHA

KOMPETENSI DASAR
3.8 Menghitung harga pokok produksi
4.8 Menentukan BEP dan keuntungan usaha.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan harga pokok produksi dengan

menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif.


2. Peserta didik mampu menghitung harga pokok produksi

dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan


objektif.
3. Peserta didik mampu menganalisis harga pokok produksi dengan

menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif.


4. Peserta didik mampu menghitung BEP dengan menunjukkan

perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif.


5. Peserta didik mampu menentukan keuntungan usaha dengan
menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan objektif.

Sebuah perusahaan tentu menginginkan produknya banyak diminati


oleh pelanggan. Para pelanggan ini, pastinya menghendaki barang
yang mereka beli merupakan produk yang berkualitas dengan harga
yang murah. Jika terdapat produk yang sama, dijual di tempat yang
berbeda dengan selisih harga, pelanggan akan memilih produk
dengan harga yang lebih murah, meskipun selisihnya tidak banyak.
Hanya saja, perusahaan tidak bisa terus- menerus mengikuti
keinginan pelanggan dengan menurunkan harga, karena akan
mengakibatkan kerugian. Untuk itu, perusahaan perlu menghitung
semua biaya produksi kemudian melakukan analisis terhadap harga
pokok produksi sehingga perusahaan bisa menentukan harga jual
yang sesuai dengan pasar dan mampu bersaing dengan pesaing tanpa
mengalami kerugian.

A. MENGENALI BIAYA PRODUKSI


Biaya dalam pengertian ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus
ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh
konsumen, sedangkan biaya dalam pengertian Produksi ialah semua
“beban” yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan
suatu produk.
Bagi seorang pengusaha ataupun seorang manajer produksi,
mengetahui jumlah biaya produksi merupakan suatu hal yang sangat
penting. Dengan mengetahui biaya pada setiap langkah dalam
produksinya, manajemen dapat mengoptimalkan proses produksi,
jadwal pengiriman dan kegiatan-kegiatan umum lainnya sehingga
tercapai efisiensi produksi yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelumnya. Dengan mengetahui biaya produksi, manajemen juga
dapat menetapkan harga barang dan jasanya dengan tepat untuk
mencapai margin yang sesuai.
Ilustrasi Biaya Produksi ( Ylivdesign t.t )

Sebagai contoh jika Anda memiliki perusahaan percetakan,


maka Anda harus mencari harga kertas, tinta, serta komoditas lainnya
yang digunakan dalam kegiatan produksinya. Jika terdapat kenaikan
harga pada komoditas tersebut, maka Anda harus menaikkan harga
untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Selanjutnya Anda harus
menghitung
biaya produksi untuk menghitung dan menetapkan harga jual produk-
produk yang dihasilkan.
Agar lebih mudah untuk dipahami, silakan Anda membaca
pengertian Biaya Produksi menurut para ahli berikut:
1. biaya produksi (Cost of Production) adalah biaya yang dikeluarkan

untuk membuat sejumlah barang atau jasa yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik (Bustami, Bastian dan Nurlela, 2013 : 54);
2. “manufacturing consist of activities and processes that convert raw

materials intofinished goods” yang artinya manufaktur terdiri dari


kegiatan dan proses yang mengkonversi bahan baku menjadi barang
jadi (Kieso, Weygandt, and Kimmel, 2009 : 849);
3. biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual
(Mulyadi, 1995:14);
4. biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan pada saat proses produksi dan merupakan biaya yang
sangat mempengaruhi pencapaian laba bersih, semakin
meningkatnya biaya produksi, maka semakin kecil laba bersih
yang diraih atau dicapai suatu perusahaan (Harahap, Sofyan Safri,
2008:187);
5. biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan

barang dan penyediaan jasa (Hansen dan Mowen, 2004:24);


6. biaya Produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk

(barang) yang diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur biaya


produk beruapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik (M.Nafarin, 2009: 497).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas
mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Biaya
produksi ini merupakan jumlah keseluruhan dari tiga elemen biaya
yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, serta
biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan jenis biaya lain.

B. UNSUR-UNSUR BIAYA PRODUKSI

Unsur-unsur biaya produksi ( Niatingakisah )


Apa sajakah unsur-unsur biaya produksi? Grafik di atas telah
menjelaskan tentang apa saja unsur-unsur yang membentuk biaya
produksi. Biaya produksi ini akan membentuk harga pokok produksi,
yang nantinya akan digunakan untuk menghitung harga pokok
produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi.
Berikut ini adalah penjelasan tentang unsur-unsur harga pokok
produksi tersebut.
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost).
Apakah yang dimaksud dengan biaya bahan baku langsung?
Apakah Anda sudah mengetahuinya? Biaya bahan baku langsung
merupakan biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk
memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Semua
bahan baku tersebut secara fisik dapat diidentifikasi sebagai bagian
dari produk jadi. Contoh biaya bahan baku langsung adalah:
a. Pada perusahaan penerbitan, perusahaan mengeluarkan biaya
untuk pembelian kertas dan tinta. Biaya yang dikeluarkan ini
termasuk dalam biaya bahan baku langsung.
b. Pada perusahaan mobil, perusahaan mengeluarkan biaya untuk

pembelian baja, besi, alumunium, kaca dan mesin mobil. Biaya


yang dikeluarkan ini termasuk dalam biaya bahan baku
langsung.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour cost).
Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk pembiayaan tenaga kerja yang melakukan
konversi terhadap bahan baku langsung menjadi produk jadi yang
siap dipasarkan. Tenaga kerja langsung ini merupakan tenaga kerja
yang ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan
produksi secara langsung.
3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost).
Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Dalam konsep Akuntansi, Biaya Overhead Pabrik
atau BOP sering dianggap sebagai biaya tidak langsung pabrik.
Beberapa elemen biaya overhead pabrik diantaranya:
a. biaya bahan baku tidak langsung;

b. biaya tenaga kerja tidak langsung;

c. biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap;

d. biaya reparasi dan pemeliharaan mesin;

e. biaya listrik dan air pabrik;

f. biaya asuransi pabrik;

g. biaya overhead lain-lain.


C. HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)
Setelah mempelajari sedikit tentang biaya produksi, kini kita akan
belajar bersama mengenai harga pokok produksi. Apakah yang
dimaksud dengan harga pokok produksi tersebut? Apakah Anda
sudah mengetahuinya? Ya, harga pokok produksi merupakan
akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk. Anda
harus menghitung harga pokok produk Anda karena sangat penting
untuk pelaporan keuangan perusahaan yang Anda miliki.

Video MenghitungBiaya Produksi ( Niatingakisah )

Anda harus menghitung harga pokok produksi ini sebelum


menentukan harga jual. Harga Pokok Produksi inilah yang nantinya
akan digunakan untuk membandingkan dengan pendapatan dan
disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, Anda juga akan lebih
mudah melakukan pengontrolan produksi jika mengetahui harga
pokoknya.
Banyak perusahaan yang salah dalam penentuan harga pokok
produksi ini karena mengira harga pokok produksi sama dengan
harga jual. Sebenarnya keduanya berbeda karena harga jual telah
ditambah dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan sedangkan
harga pokok produksi tidak.
Terdapat perbedaan dalam menghitung HPP dalam perusahaan
dagang, perusahaan manufaktur serta perusahaan jasa. Hal ini
dikarenakan aktivitas dari masing-masing perusahaan juga berbeda.
1. Menghitung HPP Perusahaan Dagang
Bagaimana cara menghitung HPP pada perusahaan dagang? Istilah
Harpa Pokok Produksi pada perusahaan dagang lebih dikenal
dengan Harga Pokok Penjualan. Hal ini dikarenakan perusahaan
dagang aktivitas utamanya adalah membeli barang dari pemasok
kemudian menjualnya ke konsumen tanpa mengubah wujud barang
tersebut. Contohnya adalah toko kelontong dan supermarket.
Kedua jenis usaha ini membeli barang kebutuhan sehari-hari dari
pemasok dan menjual kembali kepada konsumen.

Ilustrasi Supermarket (MicroOne t.t)


Terdapat beberapa komponen yang menentukan harga pokok
ppenjualan pada perusahaan dagang, diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Persediaan awal barang dagangan

Persediaan awal yaitu persediaan barang yang tersedia pada


awal periode berjalan atau tahun keuangan. Saldo persediaan
awal barang dagangan ini dapat dilihat dalam neraca percobaan
periode saat ini atau awal perusahaan atau neraca tahun
sebelumnya.
b. Persediaan akhir barang dagangan

Persediaan akhir adalah persediaan yang tersedia pada akhir


periode atau akhir tahun keuangan. Saldo ini biasanya diketahui
dalam data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
c. Pembelian bersih

Pembelian bersih adalah semua pembelian barang yang


dilakukan oleh perusahaan, baik pembelian secara tunai atau
kredit, dikurangi dengan retur pembelian, diskon pembelian
dan ditambah dengan beban angkut pembelian.
Berikut ini akan dijelaskan secara lengkap bagaimana cara
untuk menentukan HPP perusahaan dagang, dimulai dengan
menghitung penjualan bersih, pembelian bersih, inventaris, dan
harga pokok penjualan.

a. Menghitung Penjualan bersih.

Dalam hal ini, biaya transportasi penjualan tidak termasuk


dalam harga pokok penjualan dan merupakan biaya umum.
b. Menghitung Pembelian bersih

c. Menghitung Persediaan Barang

d. Menghitung Harga pokok penjualan

Berikut ini disajikan contoh menghitung Harga Pokok Penjualan


pada perusahaan dagang.
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa harga pokok
penjualan pada tanggal 31 Maret 2019 dari UD. Sinar Berkah
mencapai Rp 77.000.000,00
2. Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur
Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya, aktivitas
perusahaan dagang adalah membeli barang dari pemasok kemudian
menjualnya ke konsumen tanpa mengubah wujud barang tersebut,
sedangkan aktivitas perusahaan manufaktur adalah membuat produk
untuk dijual sendiri. Hal ini menjadikan proses menghitung HPP pada
perusahaan manufaktur berbeda dengan menghitung HPP pada
perusahaan dagang. Komponen penentu HPP perusahaan manufaktur
juga berbeda dengan perusahaan dagang. Terdapat tiga komponen
untuk menentukan HPP pada perusahaan manufaktur, yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
yang masing-masingnya sudah disinggung pada awal pembahasan.
Terdapat empat tahapan dalam menghitung harga pokok
produksi pada perusahaan manufaktur, langkah-langkahnya akan
dijelaskan sebagai berikut.
a. Menghitung bahan baku yang digunakan.

Pada tahap ini, kita perlu menghitung bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi. Rumusnya adalah sebagai berikut.

b. Menghitung total biaya produksi

Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya produksi.


Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut.

c. Menghitung biaya produksi

Tahap ketiga adalah menghitung biaya produksi, yang pada tahap


ini digunakan rumus sebagai berikut.

d. Menghitung HPP

Pada tahap keempat, pada saat yang sama, langkah terakhir adalah
menghitung harga pokok penjualan. Formula HPP adalah sebagai
berikut.
Contoh Perhitungan HPP pada Perusahaan Manufaktur adalah
sebagai berikut.
PT. Ranum Lezati adalah perusahaan yang bergerak di bidang
makanan. Pada awal bulan Juni, PT. Ranum Lezati memiliki
persediaan bahan baku mentah sebesar 2.500.000, bahan setengah
jadi 5.000.000 serta persediaan makanan siap jual sebesar 7.500.000.
Untuk proses produksi pada bulan Juli, PT Ranum Lezati membeli
bahan baku Rp. 37.500.000 ditambah biaya pengiriman sebesar Rp.
1.000.000. Sementara selama proses produksi muncul biaya
pemeliharaan buah-buahan sebesar Rp 500.000. Pada akhir Juli
diketahui bahwa sisa penggunaan bahan baku mentah Rp. 4.000.000,
sisa bahan setengah jadi IDR 500.000, sisa makanan yang siap untuk
dijual IDR 1.250.000.
Berapa Harga Pokok Produksi (HPP) PT Ranum
Lezati? Jawab:
Tahap 1: Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
Bahan Baku Yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku +
Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
Bahan Baku yang Digunakan = 2.500.000 + (37.500.000 + 1.000.000) –
4.000.000 = Rp. 37.000.000
Tahap 2: Hitung Total Biaya Produksi
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja
langsung + overhead produksi
Total Biaya Produksi = 37.000.000 + 500.000 = Rp. 37.500.000
Tahap 3: Menghitung Biaya Produksi
Biaya Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan
barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan
barang dalam proses produksi
Biaya Produksi = 37.500.000 + 5.000.000 – 500.000 = Rp. 42.000.000
Langkah 4: Hitung Harga Pokok Penjualan
HPP = Biaya produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang
akhir HPP = 42.000.000 + 7.500.000 – 1.250.000 = Rp. 48.250.000
Jadi Harga Pokok Produksi PT Ranum Lezati pada bulan Juli
adalah Rp 48.250.000.
3. Menghitung Harga Pokok Produksi Perusahaan Jasa
Berbeda dengan perusahaan perdagangan dan manufaktur, pada
laporan laba rugi perusahaan jasa tidak memiliki HPP. Hal ini
dikarenakan, pada perusahaan jasa tidak memiliki persediaan. Hanya
saja, terdapat perusahaan jasa yang memiliki persediaan, karena pada
umumnya, perusahaan jasa tidak menjual layanan sepenuhnya.
Contohnya pada layanan perbaikan elektronik, dalam praktiknya
layanan tersebut tidak hanya menawarkan layanan jasa perbaikan,
tetapi juga menjual/menyediakan suku cadangnya. Begitu juga
dengan layanan dokter yang juga memiliki persediaan obat-obatan.
Dalam hal ini, boleh saja jika perusahaan jasa ingin menampilkan
HPP, hanya saja tidak ada aturan khusus mengenai hal tersebut.

D. TUJUAN PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


Setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan sudah semestinya
memiliki tujuan. Tidak terkecuali kegiatan menghitung Harga Pokok
Produksi perusahaan. Menurut Mulyadi (2009), tujuan dari
penentuan Harga Pokok Produksi adalah sebagai berikut:
1. menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik

yang tercantum dalam neraca dan Laporan Laba Rugi pada akhir
periode akuntansi,
2. sebagai alat untuk pengendalian biaya. Biaya yang sesungguhnya

terjadi, akan diperbandingkan dengan rencana biaya yang telah


ditetapkan sebelumnya. Setelah itu perusahaan dapat melakukan
tindakan perbaikan atau koreksi yang diperlukan. Dari sinilah,
perusahaan dapat mengukur tingkat efisiensi pada proses produksi
tersebut,
3. sebagai alat untuk menentukan harga jual barang jadi dan
menetapkan profit (keuntungan) yang akan diperoleh perusahaan
jika menjual barang tersebut,
4. untuk mengetahui pos-pos biaya, agar tidak terjadi kesalahan

dalam mengalokasikan biaya sehingga penghitungan harga pokok


produksi dapat dilakukan secara tepat dan akurat. Penentuan harga
pokok produksi yang akurat, akan memudahkan perusahaan dalam
menetapkan harga jual produk agar dapat bersaing dengan kualitas
yang lebih baik,
5. sebagai dasar penetapan tindakan/cara produksi pada suatu
perusahaan.

E. ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) DALAM PRODUK


Break Even Point (BEP) merupakan titik impas di mana posisi
jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak
terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Ilustrasi menghitung
BEP ( Astel Design t.t)

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi


sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak
apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau
kembali modal. Contribution Margin adalah selisih antara
penghasilan penjualan dan biaya variabel yang merupakan jumlah
untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan
memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila contribution
margin-nya lebih besar daripada biaya tetap, yang berarti bahwa total
penghasilan penjualan lebih besar daripada total biaya.

F. MANFAAT BEP DALAM PRODUK


Manfaat BEP adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.
2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh tingkat keuntungan tertentu.
3. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan

tidak menderita kerugian.


4. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan

volume penjualan.
5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai

jumlah laba yang ditargetkan.

G. METODE PENGHITUNGAN BEP (BREAK EVENT POINT)


Berikut adalah berbagai pendekatan yang digunakan dalam
perhitungan BEP.
1. Metode Grafis
Menurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP)
mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual melebihi
biaya variabel (margin kontribusinnya positif), maka penjualan
yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan
meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian.
Grafik biaya-volume-laba (cost volume profit graph)
menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik
dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis
total biaya (Hansen dan Mowen, 2011:21). Pembuatan garis
dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Rumus Break Even Point (BEP) Metode Grafis

Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan


metode grafis digambarkan dalam kurva seperti gambar di bawah
ini:

Grafik atau Kurva Titik Impas - Break Even Point


(BEP) ( Muchlisin Riadi 2017 )

Keterangan:
a. Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat

dinyatakan dalam satuan kuantitas atau rupiah pendapatan


penjualan.
b. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan

biaya dalam rupiah.


c. Impas (BEP) adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan

penjualan dengan garis biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut


ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui pencapaian impas
berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis
tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas
berdasarkan pendapatan penjualan.
d. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang diantara garis total

biaya dengan garis pendapatan penjualan merupakan daerah rugi,


karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya.
Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang
diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya
merupakan daerah laba, karena pendapatan penjualan lebih tinggi
dari total biaya.

2. Metode Persamaan.
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang
berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi. Penentuan break
even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan
mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya
ditambah laba.
Laba dihitung dengan rumus berikut:

Keterangan:
y = laba
c = harga jual persatuan
x = jumlah produk yang
dijual b = biaya variabel
persatuan a = biaya tetap

Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode


persamaan adalah sebagai berikut.
a. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam rupiah.

b. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam unit.

3. Metode Kontribusi Unit


Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan.
Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan
jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap.
Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus
diketahui nilai margin kontribusi (Simamora, 2012:171). Margin
Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan
dengan biaya variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even
Point (BEP) rumusnya adalah sebagai berikut.
a. Rumus Break Even Point (BEP) Metode Kontribusi dalam Rupiah.

b. Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Unit.

H. MERENCANAKAN KEUNTUNGAN USAHA (LABA USAHA)


1. Pengertian Laba (keuntungan)
Pengertian laba yaitu hasil penjualan yang telah dikurangi dengan
seluruh komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi,
dengan demikian, laba tersebut merupakan nilai atau hasil yang
diperoleh dari pertukaran ( penjualan ) atas barang dan jasa yang
dihasilkan. Menurut Zaki Baridwan, (2000 : 215), menyatakan bahwa
keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan jasa,
jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan
terhadap pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa-
jasa yang diserahkan kepada mereka.

Ilustrasi Laba Usaha


(Nakula04 2017)
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, sebagai berikut.
a. Laba dapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu

tertentu atau secara berkala.


b. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan

atau jasa diserahkan kepada pembeli dan dapat diperoleh karena


pertukaran aktiva, sebagai hasil dari penanaman-penanaman atau
investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain.
c. Laba dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan,
harus diukur dengan satuan mata uang tertentu yang telah
diperoleh.
d. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai

kekayaan pemilik perusahaan. Namun perlu diketahui bahwa tidak


semuanya yang menaikkan atau menambah nilai kekayaan
pemilik itu, dapat dikategorikan sebagai pendapatan, seperti
halnya dengan penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya
atau meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan jalan
menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan penyesuaian modal.

I. STRATEGI PENENTUAN HARGA PRODUK

Berikut ini merupakan beberapa cara dalam menghitung harga jual


produk.
1. Penetapan harga berdasarkan biaya

Penetapan harga berdasarkan biaya merupakan penetapan harga


yang paling sering dilakukan. Harga ditetapkan berdasarkan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk setiap satuan produk ditambah
dengan laba atau keuntungan yang dikehendaki. Berikut ini adalah
beberapa pendekatan cara menentukan harga jual berdasarkan
biaya.
a. Harga biaya plus (cost plus pricing method)
Penetapan harga produk menggunakan metode ini ialah dengan
menghitung jumlah biaya produksi kemudian ditambahkan dengan

nilai keuntungan yang diinginkan (margin). Rumusnya adalah


sebagai berikut.
b. Harga mark-up
Dalam perusahaan dagang, pedagang membeli barang dari
suplier
kemudian dijual kembali dengan menambahkan mark up
harga. Keuntungan yang diperoleh pedagang berasal dari sebagian
mark up tersebut. Sebagian lain dari mark up digunakan untuk

menutup biaya operasional yang dikeluarkan pedagang. Rumusnya


adalah sebagai berikut.
c. Harga Break Even
Harga break even dapat ditentukan dengan harga jual yang
didasarkan pada permintaan pasar dengan masih memperhitungkan
biaya. Perusahaan dikataan break even jika penerimaan sama
dengan biaya yang telah dikeluarkan. Penjualan pada periode
berikutnya adalah keuntungan. Jika penjualan perusahaan berada di
bawah titik break even maka perusahaan mengalami kerugian.
Perusahaan baru bisa memperoleh laba/keuntungan setelah titik
break even terlampaui.
2. Menentukan harga berdasarkan harga kompetitor

Pada strategi ini, pada umumnya digunakan untuk produk standar


dengan konsisi pasar oligopoli. Penentuan harga jual dilakukan
dengan menjadikan harga kompetitor sebagai referensi. Harga jual
dipergunakan perusahaan sebagai salah satu siasat untuk
memenangkan persaingan dengan kompetitor. Caranya adalah
dengan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan
harga produk perusahaan pesaing.
3. Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand based pricing)

Penetapan harga berdasarkan permintaan, dilakukan


berdasarkan persepsi konsumen terhadap value yang
diterima (value price), preceived quality, dan
sensitivitas harga. Caranya dapat dilakukan dengan melakukan
analisis PSM (Price Sensitivity Meter), yaitu dengan meminta
konsumen untuk memberikan pernyataan berkaitan dengan
kualitas produk, seperti apakah konsumen merasa harga terlalu
mahal, merasa mahal, merasa murah, atau merasa terlalu murah.

J. HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN


LABA
Di dalam perencanaan laba, perusahaan dapat menekan biaya
produksi dan biaya operasi serendah mungkin dengan
mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada,
menentukan harga jual yang sesuai dengan laba yang dikehendaki,
dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Biaya, harga
jual dan volume penjualan mempunyai hubungan yang erat dan
saling berkaitan. Oleh karena itu dalam perencanaan hubungan antara
biaya, volume dan laba memegang peranan
yang penting sebagai perumusan kebijakan untuk masa yang akan
datang. Salah satu alat analisis yang digunakan dalam perencanaan
laba adalah Analisis Break-even Point.
Perusahaan dikatakan break even jika penerimaan sama
dengan biaya yang telah dikeluarkan. Keuntungan, akan diperoleh
pada penjualan periode berikutnya. Jika perusahaan memperoleh
penjualan di bawah titik break even, maka perusahaan akan merugi.

Tugas Individu
Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang anggota. Lakukanlah
kunjungan terhadap salah satu perusahaan manufaktur yang ada di
sekitar sekolah kalian. Lakukan wawancara terhadap pemilik
perusahaan mengenai biaya pembuatan produk, penghitungan HPP,
BEP serta penentuan harga jualnya. Laporkanlah hasilnya dalam
sebuah laporan yang diketik menggunakan kertas HVS ukuran A4.

RANGKUMAN
Harga pokok produksi merupakan akumulasi dari biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dan kemudian
dibebankan pada produk. Terdapat perbedaan dalam menghitung
HPP pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur serta
perusahaan jasa. Perbedaan ini dikarenakan aktivitas dari masing-
masing perusahaan juga berbeda.
Dalam dunia bisnis juga dikenal istilah Break Even Point yaitu
merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun
kerugian dalam suatu perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam
perhitungan BEP yaitu metode Grafis, metode Persamaan, metode
Kontribusi Unit
Laba yaitu hasil penjualan yang telah dikurangi dengan
seluruh komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi. Di
dalam perencanaan laba, perusahaan dapat menekan biaya produksi
dan biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat
harga jual dan volume penjualan yang ada, menentukan harga jual
yang sesuai dengan laba yang dikehendaki, dan meningkatkan
volume penjualan sebesar mungkin.

UJI KOMPETENSI
A. Soal Pilihan Ganda \
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang terdapat dalam biaya

produksi, yaitu ....


a. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,

biaya variabel
b. Biaya bahan baku langsung, biaya variable, biaya tetap

c. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,

biaya overhead pabrik


d. Biaya variabel, biaya tetap, biaya overhead

pabrik e. Biaya variabel, biaya tetap, biaya


campuran
2. a. biaya komersial dengan biaya tenaga kerja

b. semua biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yang siap untuk dijual


c. jumlah biaya produksi yang melekat pada persediaan barang

jadi sebelum barang tersebut laku dijual.


d. biaya langsung adalah biaya untuk direktur perusahaan

e. biaya produksi terdiri atas pemakaian bahan, tenaga kerja

langsung, dan biaya pemasaran


Dari pernyataan di atas, manakah yang merupakan pengertian
dari harga pokok produksi?
A. a dan b
B. b dan c

C. c dan d

D. d dan e

E. salah semua

3. a. Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang

tak terpisahkan dari produk jadi.


b. Biaya variabel adalah biaya produksi atau pengeluaran yang
berubah secara proporsional dengan jumlah barang yang
diproduksi.
c. Produk jadi berarti produk yang selesai dikerjakan dan siap

untuk dikirim kepada pelanggan


Dari pernyataan di atas, manakah pernyataan yang benar?
A. a dan b
B. a dan c
C. b dan c
D. salah semua
E. betul semua
4. Biaya yang jumlahnya menyesuaikan dengan
volume aktivitas produksi disebut ….
a. Biaya overhead pabrik

b. Biaya campuran

c. Biaya tetap

d. Biaya variabel

e. Biaya bahan baku langsung

1. Salah satu contoh biaya tetap adalah ….


a. Biaya pembelian
gula b. Biaya
pembelian telur
c. Biaya pembelian
mentega d. Biaya sewa
tempat
e. Biaya karyawan baru
2. Berikut ini adalah jenis-jenis biaya yang dibutuhkan perusahaan
untuk membuat kerajinan souvenir dari bubur kertas.
a. Biaya sewa
gedung b. Biaya
peralatan
c. Biaya bahan baku
langsung d. Biaya tenaga
kerja langsung e. Biaya
listrik
Dari jenis-jenis biaya di atas, yang termasuk dalam biaya
overhead adalah ....
a. a, b dan e
b. b, c dan d
c. c, d, dan e
d. b, c, d, dan e
e. a, b, c, d, dan e
3. Cara menghitung HPP antara perusahaan dagang, perusahaan

manufaktur, serta perusahaan jasa berbeda. Hal ini dikarenakan


perbedaan aktivitas dari masing-masing perusahaan tersebut.
Perusahaan yang aktifitasnya membuat barang untuk dijual
merupakan aktifitas dari ....
1. Perusahaan dagang

2. Perusahaan jasa

3. Perusahaan manufaktur

4. Perusahaan jasa dan manufaktur

5. Semua jenis perusahaan

4. Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan


Penjualan) Sebuah perusahaan dagang memiliki data keuangan
sebagai berikut. Penjualan : Rp 85.000.000
Retur penjualan : Rp. 3.500.000
Potongan penjualan : Rp
2.125.000
Jumlah penjualan bersih perusahaan tersebut adalah ....
a. Rp. 85.000.000
b. Rp. 81.500.000
c. Rp. 82.875.000
d. Rp. 79.375.000
e. Rp. 90.625.000

Perhatikanlah data perusahaan di bawah ini, untuk menjawab


pertanyaan no 5, 6, 7.
Sebuah perusahaan dagang per April 2019 memiliki rincian
data sebagai berikut.
Persediaan barang dagangan pada awal bulan sebesar Rp. 10.000.000
Pembelian barang dagangan sebesar Rp. 25.000.000 dengan biaya
angkut
sebesar Rp 500.000
Beberapa barang yang dibeli ada yang mengalami kerusakan, sehingga
dikembalikan kepada penjual senilai Rp 1.000.000
Perusahaan mendapatkan potongan pembelian senilai Rp
500.000 Persediaan barang dagangan akhir yang dimiliki sebesar
Rp. 5.000.000
5. Dari data di atas berapakah pembelian bersih perusahaan ....
A. Rp. 25 500.000,00
B. Rp. 24 000.000,00
C. Rp. 23 500.000,00
D. Rp. 15 000.000,00
E. Rp. 27 000.000,00
6. Persediaan barang perusahaan sebesar ....

A. Rp. 35 000.000,00
B. Rp. 33 500.000,00
C. Rp. 34 000.000,00
D. Rp. 25 000.000,00
E. Rp. 37 000.000,00
7. HPP perusahaan adalah sebesar ....

A. Rp. 30 000.000,00
B. Rp. 28 000.000,00
C. Rp. 29 000.000,00
D. Rp. 20.000.000,00
E. Rp. 32.000.000,00
8. a. Menentukan Harga Jual yang akan dibebankan kepada Pemesan
b. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan

c. Memantau Realisasi Biaya Produksi

d. Menghitung Laba atau Rugi setiap Pesanan

e. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk

Dalam Proses yang disajikan dalam Neraca.


Dari pernyataan di atas yang termasuk dalam tujuan dari
menghitung harga pokok produksi adalah ....
A. a dan b

B. b dan c

C. c dan d

D. d dan e

E. semua benar

9. Pada sebuah perusahaan manufaktur, pada awal Agustus 2019


memiliki data sebagai berikut.
Saldo awal bahan baku : Rp
25.000.000 Pembelian bahan baku :
Rp 50.000.000 Saldo akhir bahan
baku : Rp 15.000.000
Hitunglah jumlah bahan baku yang digunakan perusahaan ....
a. Rp. 90.000.000
b. Rp. 75.000.000
c. Rp. 60.000.000
d. Rp. 35.000.000
e. Rp. 25.000.000
10. Diketahui, sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut.
Jumlah barang yang di produksi = 100
Biaya tetap = Rp 10.000,00
Biaya variable = Rp
100.000,00 Harga barang = Rp
5.000
Maka laba yang diperoleh perusahaan adalah sebesar
…. a. Rp 100.000
b. Rp 210.000
c. Rp 260.000
d. Rp 390.000
e. Rp 450.000
11. Untuk memproduksi suatu barang, pengusaha mengeluarkan
biaya tetap Rp 1.000.000,00 dan biaya variable rata –rata Rp
400.000,00 Apabila harga jual Rp 500.000,00 maka produksi
minimal untuk dapat mencapai titik impas adalah…
a. 5

b. 10

c. 25
d. 50

e. 100

B. Soal Esai

Jawablah dengan tepat dan benar.


1. ialah Semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk
menghasilkan suatu Produksi.
2. Tujuan penentuan biaya produksi pada dasarnya adalah untuk ...
3. Biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi
suatu barang jadi yang siap dipasarkan disebut dengan ....
4. adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
5. Akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk
tersebut merupakan ....
6. Pada laporan laba rugi perusahaan .biasanya tidak memiliki HPP.
7. Terdapat tiga komponen untuk menentukan HPP pada perusahaa ,
yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.
8. Kondisi dimana keuangan perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan ataupun mengalami kerugian dari proses produksi
disebut dengan ....
9. Biaya sewa gedung Biaya penyusutan alat Biaya-biaya di atas
merupakan contoh dari ....
10. Biaya tenaga kerja langsung Biaya bahan baku Biaya-biaya di atas

merupakan contoh dari ....

C. Soal Esai Uraian

Jawablah dengan ringkas dan benar.


1. Jelaskan yang dimaksud dengan biaya produksi Mengetahui
biaya produksi perusahaan, sangat dibutuhkan baik bagi
manajemen ataupun bagi pemilik perusahaan. Jelaskan
pentingnya mengetahui biaya produksi tersebut bagi
manajemen ataupun pemilik perusahaan.
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur biaya produksi menurut
Charles T. Horngren.
3. Sebutkan komponen untuk menghitung HPP pada
perusahaan dagang, perusahaan manufaktur serta pada
perusahaan jasa ....
4. Suatu perusahaan beroperasi dengan biaya sebagai berikut. Biaya
tetap sebesar Rp 300.000,00. Biaya variabel per unit Rp 40,00.
Harga jual produksi per unit Rp 100,00. Kapasitas produksi
maksimal 10.000 unit. Hitunglah Break Event Point (BEP) dalam
unit….

Anda mungkin juga menyukai