Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI BIAYA

Secara pengertian, akuntansi biaya adalah suatu kegiatan atau aktivitas berupa
pencatatan, pengklasifikasian, pembuatan, hingga pelaporan semua transaksi atau
biaya yang terjadi dari proses produksi hingga distribusi atau penjualan produk
maupun jasa.

Tujuan akuntansi biaya sendiri adalah sebagai sumber informasi tentang semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Laporan akuntansi biaya dibuat untuk membantu akuntansi manajemen mengambil


keputusan tentang harga pokok produk yang dihasilkan dll.

Berikut adalah beberapa fungsi dari akuntansi biaya:

1. Memastikan biaya per unit dari berbagai produk yang diproduksi


2. Memberikan analisis pengeluaran yang tepat berdasarkan proses operasional
3. Mencari tahu sumber pemborosan baik dari bahan, work in progress, atau
penggunaan mesin sehingga dapat menyiapkan laporan untuk
mengendalikan pemborosan.
4. Menyediakan data yang diperlukan sebagai panduan untuk menetapkan
harga produk
5. Memastikan profitabilitas masing-masing produk dan menyarankan
manajemen tentang bagaimana keuntungan ini dapat dimaksimalkan
6. Membantu penyusunan anggaran dan pelaksanaan pengendalian anggaran
7. Menyediakan data yang berguna bagi manajemen untuk mengambil berbagai
keputusan keuangan seperti pengenalan produk baru, penggantian tenaga
kerja atau mesin
8. Mencegah kesalahan dan penipuan dengan memfasilitasi informasi yang
cepat dan dapat diandalkan.
9. Mengetahui laba atau rugi dengan mengidentifikasi jurnal
pendapatan produk atau jasa tersebut
10.Memberi saran kepada manajemen tentang kebijakan ekspansi di masa
depan
Jenis Jenis Utama Metode Akuntansi Biaya

Ada 4 jenis utama yang digunakan dalam metode akuntansi biaya.

Pada umumnya, akuntansi biaya standar (standard cost accounting) adalah metode
yang paling sering digunakan oleh usaha kecil dan menengah.

Namun, penetapan berdasarkan aktivitas (activity-based accounting) dianggap


paling akurat dan paling banyak digunakan oleh perusahaan.

Metode tersebut dapat menguraikan secara lebih rinci laba serta beban produk dan
sehingga manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik.

Berikut adalah jenis-jenisnya:

Activity-Based Costing

Jenis metode akuntansi biaya ini melakukan pendekatan untuk menetapkan beban
dan memantau aktivitas yang melibatkan  sumber daya dan output akhir.

Metode activity-based costing melibatkan akumulasi overhead dari setiap


departemen dan menugaskannya ke beban tertentu, seperti produk, layanan, dan
pelanggan.
Standard Cost Accounting

Pengertian jenis metode akuntansi biaya ini menggunakan berbagai jenis


rasio untuk membandingkan seberapa efisien tenaga kerja dan bahan yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam.

Job Costing

Metode job costing melibatkan akumulasi rincian pengeluaran produksi yang


disebabkan kelompok unit tertentu.

Misalnya, konstruksi perabot yang dikostumisasi dengan rancangan khusus akan


dihitung menggunakan metode ini.

Beban yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang mengerjakan item khusus ini
akan dicatat.

Bahan baku seperti kayu dan bahan yang digunakan untuk membuat perabot
tersebut akan dihitung untuk ditagih ke pelanggan.

Hal ini juga dapat melacak sejauh mana keuntungan perusahaan dalam melakukan
pekerjaan produksi yang terkait dengan item khusus tersebut.

Process Costing

Metode Ini melibatkan akumulasi beban untuk produksi jangka panjang yang
melibatkan produk yang tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Misalnya saja, untuk memproduksi 100.000 galon bensin, pengeluaran yang
termasuk adalah bahan minyak tersebut serta semua tenaga kerja di fasilitas kilang.

Process costing tersebut diakumulasikan dan kemudian dibagi dengan jumlah unit


yang diproduksi untuk sampai pada biaya per unit.

Unsur-Unsur Biaya
Adapun Unsur-unsur biaya yang telah Pintarnesia rangkum, dan unsur-unsur ini
juga penting dikarenakan akan membentuk menjadi satu kesatuan. Dan dibawah ini
merupakan unsur-unsur dalam biaya :

1. Direct Materials (Bahan Baku Langsung)


Direct Materials atau bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian
dari sebuah barang hasil produksi. Jadi biaya bahan baku yaitu harga pokok bahan
tersebut yang diolah dalam proses produksi (Mulyadi, 199;58).

2. Direct Labour (Tenaga Kerja Langsung)


Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung ialah semua balas jasa yang diberikan
oleh suatu perusahaan kepada semua karyawan sesuai dengan fungsi dimana
karyawan ditempatkan (bekerja) pada perusahaan. Contohnya bagian administrasi,
bagian produksi, bagian pemasaran dan bagian umum.

3. Factory Overheat Cost (Biaya Tidak Langsung)


Factory Overheat atau biaya tidak langsung ialah biaya gabungan (join cost) atau
biaya-biaya overhead untuk semua satuan outpun yang teah diproduksi.

Jenis-Jenis Biaya
Selain Pengertian dan unsur unsur biaya kita juga akan membahas tentang jenis
jenis biaya. Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, jenis-jenis biaya
mengacu pada pengertian biaya, langsung saja dibawah ini merupakan jenis jenis
biaya yang telah kami rangkum sebagai berikut :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Fixed Cost atau sering kita kenal sebagai biaya tetap ialah biaya yang dikeluarkan
dalam besaran yang stabil atau tetap. Biaya tetap ini keberadaannya tidak terlalu
dipengaruhi oleh adanya perubahan jumlah atau aktivitas produksi pada tingkat
tertentu.

2. Biaya Variabel (Variabel Cost)


Biaya variable adalah biaya yang besarannya selalu berubah ubah tergantung pada
volume kegiatan yang dilakukan. Jadi jika volume kegiatan mengalami
peningkatan maka biaya juga akan mengalami kenaikan.

Hal seperti ini akan berlaku sebaliknya jika volume kegiatan yang dilakukan
mengalami penurunan maka biaya juga akan mengalami penurunan. Misalnya
biaya variable dalam sebuah perusahaan yaitu bahan baku dan juga biaya
periklanan.

3. Biaya Semivariabel (Mixed/Semivariable Cost)


Biaya semivariabel merupakan sebuah pengeluaran yang memiliki elemen biaya
tetap maupun variable (tidak tetap) didalamnya. Biaya semivariabel ini akan
mengalami perubahan ketika terjadi perubahan volume variable kegiatan yang
dilakukan.

Namun, besarnya tidak selalu sebanding dengan perubahan volume. Biaya


semivariabel meliputi biaya air, biaya listrik dan biaya telepon.

4. Biaya Langsung (Direct Cost)


Biaya langsung ialah biaya yang dikeluarkan ketika ada kebutuhan yang bersifat
wajib dan harus dipenuhi pada saat itu juga. Biaya langsung ini merupakan biaya
yang dapat dikenali sejak awal.

Biaya seperti ini berkaitan langsung dalam memproduksi satuan output. Biaya
langsung ini bisa berupa biaya bahan baku atau juga biaya tenaka kerja.

5. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya tidak langsung merupakan biaya overhead perusahaan. Jadi biaya yang
seperti ini dikeluarkan karena berkaitan dengan proses produksi secara keseluruhan
bukan tiap satuan output (produk). Biaya tidak langsung berupaya biaya asuransi
dan sewa motor.

6. Biaya Intvestasi (Intervestment Cost)


Biaya investasi adalah modal awal yang telah dikeluaran untuk memulai sebuah
usaha. Biaya investasi bisa berupa biaya lahan hingga biaya pembelian mesin.

7. Biaya Operasi (Operational Cost)


Biaya operasi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses operasi
atau juga proses produksi yang sedang berlangsung. Biaya ini bisa juga disebut
dengan biaya operasional seperti gaji operator.

8. Biaya Perawatan (Maintenance Cost)


Biaya Perawatan ialah bagian penting dalam menjalankan usaha. Perawatan ini
bisa berupa perawatan kendaraan, gedung, peralatan dan masih banyak yang
lainnya. Biaya perawatan (maintenance cost) digunakan untuk merawat semua alat
yang digunakan dalam proses produksi tertentu.

9. Biaya Total (Total Cost)


Biaya Total ialah keseluruhan biaya yang digunakan untuk memproduksi sebuah
output. Biaya seperti ini bersifat menyeluruh mencakup biaya tetap, biaya
semivariabel dan biaya variable. Salah satu contoh biaya total yaitu biaya produksi,
mulai dari biaya baku, biaya administrasi, biaya pemasaran, dan sebagainya.

Pengertian HPP juga sering disebut dengan istilah cost of good sold (COGS) yang
mana secara sederhana HPP merupakan biaya yang dikeluarkan selama membuat
barang yang akan dijual.
Cara menghitung harga pokok produksi adalah memperhitungkan semua biaya
yang berkaitan dengan pembuatan persediaan termasuk bahan langsung,
overhead pabrik dan biaya tenaga kerja. Berikut ini adalah rumus yang
digunakan untuk menghitung harga pokok produksi:
Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya
Overhead Pabrik.

Contoh Soal Harga Pokok Produksi 


Berikut contoh soal harga pokok produksi agar kamu bisa lebih mudah melakukan
perhitungannya.
Bahagia Sejahtera merupakan perusahaan di bidang industri makanan. Pada bulan
Januari, persediaan bahan baku mentahnya adalah sebesar Rp60.000.000 dan
persediaan bahan setengah jadi senilai Rp75.000.000. 

Untuk memperlancar proses produksi, PT. Bahagia Sejahtera menggunakan 10


tenaga kerja yang digaji Rp5.000.000 per orang. 

Pada periode yang sama, PT. Bahagia Sejahtera memiliki stok makanan siap jual
senilai Rp15.000.000. Untuk produksi makanannya, PT. Bahagia Sejahtera
memutuskan untuk membeli persediaan bahan baku mentah sebesar
Rp150.000.000. Pembelian bahan tersebut dikenai biaya pengiriman senilai
Rp1.500.000. 

Selama proses produksi, PT. Bahagia Sejahtera mengeluarkan biaya perawatan


mesin senilai Rp25.000.000. Setelah selesai, ternyata di akhir Januari, masih
memiliki sisa bahan baku mentah sebesar Rp5.000.000 dan sisa bahan setengah
jadi senilai Rp6.000.000. Pada akhir bulan, stok makanan siap jual milik PT.
Bahagia Sejahtera hanya tersisa Rp3.000.000. Berapakah harga pokok produksi? 

Diketahui: 

 Persediaan bahan baku mentah (periode awal Januari) = Rp 60.000.000 


 Persediaan bahan setengah jadi (periode awal Januari) Rp75.000.000 
 Persediaan makanan siap jual (periode awal Januari) = Rp15.000.000 
 Biaya tenaga kerja = Rp5.000.000 dikali 10 = Rp 50.000.000 
 Pembelian bahan baku mentah = Rp150.000.000 
 Biaya pengiriman = Rp1.500.000 
 Biaya perawatan mesin = Rp25.000.000 
 Sisa bahan baku mentah (periode akhir Januari) = Rp5.000.000 
 Sisa bahan setengah jadi (periode akhir Januari) = Rp6.000.000 
 Sisa makanan siap jual (periode akhir Januari) = Rp3.000.000

Tahap 1

Bahan baku yang dipakai = Saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku -
saldo akhir bahan baku

Bahan baku yang dipakai = 60.000.000 + 150.000.000 + 1.500.000 - 5.000.000 

Bahan baku yang dipakai = Rp 206.500.000


Tahap 2

Total biaya produksi = bahan baku yang dipakai + biaya tenaga kerja langsung +
biaya overhead produksi

Total biaya produksi = 206.500.000 + 50.000.000 + 25.000.000

Total biaya produksi = Rp281.500.000

Tahap 3

Harga pokok produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang
dalam produksi - saldo akhir persediaan barang dalam produksi

Harga pokok produksi = 281.500.000 + 75.000.000 - 6.00.000

Harga pokok produksi = Rp305.500.000

Tahap 4

Harga pokok penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal -


persediaan barang akhir

HPP = 350.500.000 + 15.000.000 - 3.000.000

HPP = Rp362.500.000

Dari seluruh proses perhitungan harga pokok produksi di atas, Maka didapatkan
hasil harga pokok produksi PT. Bahagia Sejahtera pada bulan Januari adalah
Rp362.500.000.

Hpp perusahaan dagang

Untuk rumus hpp sendiri adalah :

Rumus HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

bahwa pengendalian biaya merupakan suatu proses atau usaha yang sistematis
dalam menetapkan standar pelaksanaan yang bertujuan untuk perencanaan, sistem
informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan  nyata dengan
perencanaan, menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta
melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.
Biaya Taksiran
Harus diperhitungkan juga waktu-waktu persiapan produksi, material handling,
perbaikan mesin, dan hal-hal lain yang memerlukan jam tenaga kerja.

Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksiran


Taksiran biaya tenaga kerja merupakan hasil kali taksiran jumlah jam kerja untuk
menghasilkan setiap satuan produk dengan tarif biaya tenaga kerja.

Harus lebih dahulu diketahui semua jenis kegiatan untuk mengolah produk, karena
jam tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan tiap-tiap karyawan dan jenis
pekerjaannya.

Biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan
di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan.

Dalam biaya taksiran, dasar yang dipakai dalam penentuan norma fisik terbatas
pada pengalaman produksi masa yang lalu.

Biaya Tenaga Kerja

 Untuk jembatan menuju sistem biaya standar


 Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya
standar
 Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan
 Untuk mengurangi biaya akuntansi

Penentuan Biaya Taksiran


Biaya Overhead Pabrik
Terdiri dari dua unsur: jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.

Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah :

 Tata letak pabrik (plant layout)yang efisien dengan peralatan yang modern
sehingga produksi maksimum dengan biaya minimum.
 Pengembangan staff dan perencanaan produksi, routing, scheduling dan
dispatching, agar aliran proses produksi lancer, tanpa terjadi penundaan dan
kesimpangsiuran.
 Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada
saat dibutuhkan untuk produksi.
 Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan intruksi-
intruksi dan latihan yang cukup baik, sehingga proses produksi dapat
dilaksanakan di bawah kondisi yang paling baik.

Biaya Bahan Baku

 Perlu dilakukan penaksiran kuantitas tiap-tiap bahan baku yang dibutuhkan


dan taksiran harga masing-masing.
 Didasarkan pada spesifikasi teknis, percobaan, atau data masa lalu.
 Penaksiran harga bahan baku dapat didasarkan pada harga kontrak
pembelian dalam jangka waktu tertentu. Atau didasarkan pada daftar harga
yang dipublikasikan

Memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead.


Misalnya biaya depresiasi mesin, ditaksir dengan memperhitungkan jumlah mesin
yang dimiliki sekarang dengan memperhitungkan rencana investasi serta
pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi di masa yang akan datang.

 Perlu diadakan pemisahan biaya overhead pabrik kedalam unsur biaya tetap
dan biaya variable.
 Biaya overhead pabrik variable ditaksir dengan melihat hubungan biaya
tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat hubungan yang
konstan antara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan.

Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :

 Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
Kartu Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.
 Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang
diharapkan.
 Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan
dibawah keadaan nyata yang diharapkan.
 Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk
Biaya Tenaga Kerja Standar
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar :

 Perjanjian dengan organisasi karyawan.


 Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar
adalah : rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari upah standar
karyawan masa lalu.
 Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH


Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :

1. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik


tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.

2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.

Prosedur Penentuan Biaya Standar


BIAYA STANDAR
Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :

1. Penyelidikan teknis.

2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :

a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang
sama dalam periode tertentu dimasa lalu.

b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang


paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.

c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang


paling baik.

Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai
kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu.

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :


1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
untuk jangka waktu 1 tahun.
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Harga standar bahan baku digunakan untuk :

 Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.


 Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan.
 Pada umumnya harga harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun
dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga
standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang
bersifat luar biasa.

Penaksiran jumlah asuransi tergantung pada kemungkinan perubahan poli asuransi


yang diperkirakan akan terjadi dalam periode pemakaian biaya taksiran.

Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan melihat rencana gaji yang akan
dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian taksiran biaya overhead
pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur biaya overhead
pabrik tersebut.

Biaya Overhead Pabrik Standar


Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead
pabrik variabel dan tetap, adalah untuk penentuan harga pokok produk dan
perencanaan.
Biaya Taksiran dan Biaya Standar
Dalam metode variable costing produk hanya dibebani biaya variabel, yaitu biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel.
Variabel costing, produk-produk yang dihasilkan dan dijual hanya dibebani dengan
biaya-biaya yang berubah secara sebanding dengan produksi. Umumnya dapat
dianggap bahwa biaya-biaya utama, yakni biaya bahan langsung dan biaya upah
langsung merupakan biaya-biaya yang secara penuh berubah secara sebanding
dengan produksi. Biaya factory overhead mengandung komponen, biaya yang
sifatnya tetap (fixed), sedangkan bagian lainnya merupakan komponen biaya yang
sifatnya variabel. Dengan demikian, di dalam variabel costing harga pokok hanya
terdiri atas biaya-biaya variabel, yakni biaya-biaya utama ditambah dengan
komponen variable Pengertian Variabel Costing Dalam metode variable costing
produk hanya dibebani biaya variabel, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel. Variabel costing, produk-
produk yang dihasilkan dan dijual hanya dibebani dengan biaya-biaya yang
berubah secara sebanding dengan produksi. Umumnya dapat dianggap bahwa
biaya-biaya utama, yakni biaya bahan langsung dan biaya upah langsung
merupakan biaya-biaya yang secara penuh berubah secara sebanding dengan
produksi. Biaya factory overhead mengandung komponen, biaya yang sifatnya
tetap (fixed), sedangkan bagian lainnya merupakan komponen biaya yang sifatnya
variabel. Dengan demikian, di dalam variabel costing harga pokok hanya terdiri
atas biaya-biaya variabel, yakni biaya-biaya utama ditambah dengan komponen
variabel biaya factory overhead. Komponen tetap biaya factory overhead dianggap
sebagai biaya yang sebanding dengan waktu atau merupakan fungsi faktor waktu
(period cost) dan oleh sebab itu tidak dianggap sebagai suatu komponen harga
pokok dalam direct costing. Kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing)
menurut Prawironegoro (2009 : 233) adalah pengorbanan sumber daya untuk
menghasilkan barang atau jasa di mana hanya diperhitungkan biaya variabel saja,
yang terdiri dari biaya bahan langsung, berhubungan dengan volume kegiatan
produksi, maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct costing). Kegunaan
variabel costing adalah untuk : (1) membebankan seluruh biaya tetap kepada
perhitugan laba rugi, (2) perencanaan laba, (3) pengambilan keputusan reduksi
biaya (4) memisahkan beban (expenses) menurut perilaku biaya , (5) memudahkan
menyusun rugi laba segmen tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk. Menurut
Samryn (2004 : 64) Pendekatan variable costing juga dikenal sebagai contribution
approach adalah : Variabel costing merupakan suatu format laporan laba rugi yang
mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya di mana biayabiaya dipisahkan
menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut
fungsi-fungsi produksi, atau administrasi, dan penjualan. Pendekatan ini juga
dikenal sebagai pendekatan biaya langsung (direct costing approach) karena biaya
variabel yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya terdiri dari biaya-biaya
langsung. Dalam pendekatan ini hanya biaya- biaya produksi yang berubah sejalan
dengan perubahan output yang diperlakukan sebagai elemen harga pokok produk.
Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut
metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini : Biaya bahan
baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga
pokok produksi xx Dalam pendekatan variabel costing, dari semua unsur biaya
produksi hanyalah biaya-biaya produksi variabel yang diperhitungkan sebagai
elemen harga pokok produk. Oleh karena itu pendekatan variabel costing bagi
manajemen lebih baik digunakan sebagai alat perencanaan dan pengambilan
keputusan-keputusan jangka pendek yang tidak mengharuskan pertimbangan
tentang biaya-biaya non produksi. Dalam arus biaya variabel costing elemen biaya
periodik terdiri dari biaya overhead tetap ditambah biaya administrasi dan
penjualan. Elemen harga pokok produknya hanya terdiri dari komponen biaya
overhead variabel serta biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, tidak
termasuk biaya overhead tetap. Berdasarkan dari uraian diatas maka akan disajikan
skema arus biaya direct costing, sebagai berikut : Skema 1 Arus Biaya Variable
Costing (Direct Costing) Biaya Priodik Harga Pokok Produk 3 4 5 Sumber :
Samryn (2004 : 66) Di muka telah disebutkan bahwa metode variabel costing ini
dikenal dengan nama direct costing. Pengertian langsung dan tidak langsungnya
suatu biaya tergantung erat tidaknya suatu hubungan biaya dengan obyek
penentuan biaya, misalnya : produk, proses, departemen, dan pusat biaya yang lain.
Dalam hubungannya dengan produk, biaya langsung (direct cost) adalah biaya
yang mudah Biaya Penjualan dan Administrasi Biaya Overhead Tetap Biaya
Overhead Variabel Biaya Bahan, Tenaga Kerja Langsung Persediaan Barang
Dalam Proses/Jadi Persediaan Akhir Beban pokok penjualan Biaya-Biaya Periodik
diidentifikasikan (atau diperhitungkan) secara langsung kepada produk. Apabila
pabrik hanya memproduksi satu jenis produk, maka semua biaya produksi adalah
merupakan biaya langsung dalam hubungan dengan produk. Oleh karena itu tidak
selalu biaya langsung dalam hubungannya dengan produk merupakan biaya
variabel. Sebagai contoh misalnya suatu pabrik mori hanya menghasilkan satu
jenis produk yang berupa moril saja. Upah tenaga kerja pabrik yang dibayar
bulanan dan tidak tergantung dari hasil produksinya, merupakan biaya langsung
terhadap produk mori tersebut, namun bukan merupakan biaya variabel, karena
tidak berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Metode variabel
costing ini berhubungan dengan penentuan harga pokok produk yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel, dan bukan biaya
langsung (varibel cost) saja. Menurut Bustami (2009 : 133) mendefinisikan
bahwa : ” Variabel Costing merupakan suatu metode dalam perhitungan harga
pokok dengan tidak memperhitungkan seluruh unsur biaya produksi, tetapi hanya
memperhitungkan unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja, sedangkan
biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode ”. Dalam metode variable
costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan
sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap di
bebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya
overhead pabrik tetap di dalam metode variable costing tidak melekat pada
persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya
dalam periode terjadinya.

Anda mungkin juga menyukai