OLEH :
AKUNTANSI BIAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Akuntansi Biaya menitikberatkan pada penghitungan harga pokok
produk dari suatu proses produksi. Sehingga diperlukan suatu cara pengumpulan harga
pokok produksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan harga pokok produksi
adalah dilihat produk yang dihasilkan, didasarkan atas pemesanan ataukah untuk
pemenuhan produk perusahaan (massa).
Langkah-langkah dalam proses produksi yang dimaksud antara lain :
mendapatkan bahan baku, menghitung besarnya bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi, penggunaan tenaga kerja, pengakuan biaya overhead pabrik yang terjadi,
pengalokasian dan pembebanann biaya overhead pabrik dan pengakuan produk selesai
dan produk masih dalam proses.
Sebagai gambaran bahwa, biaya produksi atau yang biasa dikenal sebagai harga
pokok produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis
besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Tujuan dari dihitungnya harga pokok
produksi adalah mengevaluasi kembali harga jual yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur utama yang membentuk unsur-unsur harga pokok produksi?
2. Ada berapa metode yang dilakukan dalam hal menentukan harga pokok
produksi?
3. Bagaimana sistem pengumpulan harga pokok produk?
4. Apa saja jenis – jenis perusahaan?
5. Jenis – jenis laporan keuangan apa yang berlaku di Indonesia?
6. Siapa saja pengguna laporan keuangan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan unsur utama yang membentuk unsur-unsur harga pokok
produksi
2. Menjelasan metode yang dilakukan dalam hal menentukan harga pokok
produksi
3. Menjelaskan sistem pengumpulan harga pokok produk
4. Menjelaskan jenis – jenis perusahaan
5. Menjelaskan jenis – jenis laporan keuangan apa yang berlaku di Indonesia
6. Menjelaskan siapa saja pengguna laporan keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga unsur utama yang membentuk unsur- unsur harga pokok produksi,
yaitu :
1) Biaya Bahan Baku (Raw Material Cost)
Tenaga Kerja adalah usaha baik fisik maupun mental yang dikeluarkan
karyawan untuk mengolah bahan baku menjadi produk. Sedangkan biaya
tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja.Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya konversi (biaya untuk
mengubah bahan baku menjadi produk).
Sedangkan, Biaya tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang
dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Sedangkan biaya tenaga kerja
adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia
tersebut.
Penggolongan Kegiatan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Menufaktur :
Jenis departemen ini masuk dalam kategori ini terbagi atas 2 yaitu departemen
produksi dan departemen non produksi. Penggolongan kegiatan tenaga kerja
pada kedua depatemen ini untuk memudahkan pengendalian terhadap biaya
tenaga kerja pada setiap departemen.
3. Menurut Jenis Pekerjaan
Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja dan tenaga kerja langsung yang terdiri dari macam-macam
biaya yang semuanya tidakan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk
atau aktivitas lainnya dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan.
Kemudian tujuan diadakannya pengumpulan ataukah perhitungan harga pokok
produksi ini sangatlah berguna bagi sebuah perusahaan, oleh karena itu pada
tahap pengumpulan atau perhitungan biaya produksi perlu dilakukan setepat
mungkin karena kesalahan di dalam menetapkan harga pokok ini sangat
mempengaruhi pengambilan kebijaksanaan bagi manajemen.
Biaya Overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu
kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan
baku langsung dan tidak langsung. Overhead pabrik pada umumnya
didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan
pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan
langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Ada 2 metode utama yang bisa dilakukan dalam hal menentukan harga pokok
produksi, yaitu :
1. Metode Full Costing
Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan
sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak
melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam.
Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan
penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama
periode yang akan datang.
Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok pesanan terdiri dari
beberapa proses, yaitu:
1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi menjadi dua proses
yaitu proses pencatatan pembelian bahan baku utama dan catatan pemakaian
dari bahan baku.
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan pengumpulan
dua jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama periode terentu dan jam kerja
yang digunakan hanya dalam setiap pengerjaan pesanan.
3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke dalam beberapa
golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi, biaya tenaga
kerja tak langsung, biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva
tetap, serta biaya lainnya yang memerlukan uang tunai langsung.
4. Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya akan dicatat
dalam kartu persediaan dan kartu harga pesanan.
Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok proses
antara lain adalah:
Dapat mementukan harga jual dengan tepat
Memantau biaya realisasi dari biaya produksi
Menghitung kerugian dan keuntungan secara periodik dan transparan
Menentukan harga pokok dari barang persediaan yang sudah jadi dan
disajikan ke dalam sebuiah neraca
Proses pengumpulan biaya produksi dari metode harga pokok proses antara
lain adalah:
1. Pencatatan biaya bahan baku yang digunakan
2. Pencatatan biaya bahan baku tambahan
3. Biaya tenaga kerja, baik langsung ataupun tidak langsung
4. Biaya overhead pabrik, pada BOP metode harga pokok proses
merupakan biaya lain diluar biaya bahan baku, bahan tambahan, serta
biaya tenaga kerja.
4. Jenis-Jenis Perusahaan
1. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan
dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong
dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk
utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang
konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.
2. Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini
tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari
perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah
Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.
3. Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat
mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan
sebagainya.
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan dimiliki oleh individu, pemilik tunggal.
Bentuk ini mudah pengelolaannya, biayanya juga tidak terlalu mahal.
Kelemahan utama bentuk perusahaan ini adalah sumberdaya keuangan yang
terbatas pada harta milik pribadi.
2. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu, masing-
masing pemilik menyetorkan modalnya ke perusahaan untuk bekerja secara
bersama-sama. Sumber daya keuangan tidak hanya berasal pada satu orang
saja, tetapi berasal dari beberapa pemilik perusahaan.
3. Perusahaan Perseroan
Perusahaan perseroan Sering disebut juga korporasi. Perusahaan ini
dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum.
Biasanya modalnya terdiri dari saham-saham, yang diterbitkan oleh korporasi
tersebut dan dijual kepada masyarakat yang berminat. Keunggulan utama
bentuk perusahaan korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah
sumberdaya keuangan dengan cara menerbitkan saham tersebut. Sehingga
pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau individu yang membeli
saham perusahaan ini.
Laporan laba rugi atau biasanya disebut dengan profit and loss
statement adalah sebuah laporan keuangan yang berfungsi untuk melihat
apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian. Dari laporan laba
rugi, dapat terlihat informasi pajak perusahaan serta sebagai evaluasi
manajemen untuk keputusan selanjutnya. Tidak hanya manajemen internal saja
yang membutuhkan laporan ini, tetapi juga investor dan pihak bank selaku
pemberi pinjaman. Umumnya, ada dua cara untuk membuat laporan laba rugi,
yaitu single step (cara langsung) dan multiple step (cara bertahap). Menurut
beberapa orang, laporan laba rugi single step dirasa lebih mudah karena lebih
sederhana penghitungannya. Semua pendapatan dan keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan dicatat serta dijumlahkan menjadi satu dari atas ke
bawah. Lalu dikurangi dengan total biaya yang ditanggung oleh perusahaan.
Selisih antara total pendapatan dan biaya inilah yang menunjukkan laba atau
rugi yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk laporan laba rugi multiple step
lebih kompleks. Pertama, harus dipisahkan terlebih dahulu transaksi
operasional dan non operasional. Setelah itu baru dilakukan pengurangan selisih
antara pendapatan dan biaya yang ditanggung perusahaan.
Ada beberapa aspek penting yang harus ditulis dalam laporan laba rugi dan
tidak boleh terlewat. Di antaranya ada pendapatan, harga pokok penjualan
untuk perusahan dagang, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba
atau rugi perusahaan dari aktivitas normal, pos luar biasa, dan hak minoritas.
Pos luar biasa mengacu pada keuntungan atau kerugian yang timbul akibat
transaksi yang jarang terjadi. Sementara itu, hak minoritas adalah hak yang
diperoleh pemegang saham kecil.
Laporan arus kas atau biasa disebut dengan cash flow statement adalah
laporan yang bertujuan untuk menunjukkan keluar masuknya aliran kas
perusahaan. Laporan ini dapat menjadi indikator untuk memprediksi arus kas di
masa mendatang berdasarkan laporan saat ini. Sumber arus kas masuk dapat
terlihat melalui laporan ini. Contoh sumber arus kas masuk bisa didapatkan dari
pinjaman, pendanaan, atau hasil kegiatan operasional perusahaan. Sementara
untuk sumber arus kas keluar berasal dari beban yang ditanggung oleh
perusahaan baik dari kegiatan operasional maupun investasi. Hasil dari
penjualan barang dan jasa dari pelanggan atau pembelian persediaan dapat
masuk kategori kegiatan operasional. Sedangkan untuk aktivitas investasi
biasanya berkaitan dengan arus kas yang dihasilkan dari penjualan atau
pembelian aktiva tetap.
4. Laporan Neraca
Menurut IAI (2007) Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor
usaha berkepentingan pada perusahaan dalam lenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama
mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat tiga unsur utama yang membentuk unsur – unsur harga pokok
produksi, yaitu :
1. Biaya bahan baku (Raw cost material) yang dapat dicatat melalui dua
metode yaitu menggunakan metode fisik (Fhyshical Inventory Method) dan
metode mutase persediaan (Perpetual Inventory Method).
2. Biaya tenaga kerja yang dapat digolongkan berdasarkan kegiatan yang di
lakukan pada perusahaan manufaktur yaitu
Berdasarkan fungsi pokok organisasi atau perusahaan.
Dalam menentukan harga pokok produksi, terdapat dua metode yang dapat
digunakan yaitu metode full costing dan metode variable costing yang kedua-
duanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Sistem pengumpulan harga pokok produk juga terdiri dari dua metode, yaitu
sistem pengumpulan berdasarkan pesanan dan sistem pengumpulan
berdasarkan harga pokok proses. Perbedaan dari karakteristik kedua metode ini
bias dilihat dari proses pengolahan produk , perusahaan yang proses produksi
berdasarkan pada pemesanan akan memiliki proses produksi yang terputus-
putus (intermitten) sesuai dengan pemesanan yang ada. Berbeda lagi dengan
perusahaan yang memproduksi berdasar pada harga pokok proses, proses
produksi nya dilakukan secara terus menerus (kontinue) tanpa memperhatikan
adanya pesanan atau tidak. Untuk tujuan dari proses produksi, pada perusahaan
yang menggunakan metode harga pesanan yaitu bertujuan untuk memenuhi
pesanan yang ada. Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi massa,
biasanya proses produksi yang dilakukan adalah untuk mengisi persediaan
yang ada di dalam gudang penyimpanan.
Jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba ada tiga, yaitu
perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa yang masing-
masing memiliki karakteristik tersendiri seperti yang sudah dibahas diatas.
Adapun jenis-jenis organisasi pada perusahaan, umumnya ada tiga jenis, yaitu
Perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan, dan perusahaan perseroan
yang memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Jenis-jenis laporan keuangan ada lima, yaitu laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan perubahan modal, laporan neraca, dan laporan atas laporan keuangan.
Laporan-laporan ini digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Laporan ini digunakan oleh investor, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan
masyarakat yang kebutuhannya telah dijelaskan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11681065/Metode_pengumpulan_harga_pokok_produksi