Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

WARUNG MAKAN X-MANTAN

Disusun oleh :

Yessica Meisia NIM : 16.G1.0108

Clara Tyas NIM :

Fani Rianto O NIM : 16.G1.0111

Clara Clalista NIM : 16.G1.0124

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2017
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Informasi biaya sangat bermanfaat untuk menentukan harga pokok produksi yang
dihasilkan oleh perusahaan atau usaha bisnis yang kemudian digunakan untuk menentukan
harga jual produk tersebut. Menurut Harnanto, 1992, 24; biaya adalah jumlah yang
dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi ) untuk
mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu.

Di era serba modern ini, masih banyak mahasiswa Unika Soegijapranata yang
mencintai produk-produk pembuatan Indonesia khusunya dalam hal makanan. Makanan yang
dimaksud ini adalah nasi uduk, yang bertempat tidak jauh dari sekitar kampus Unika
Soegijapranata yaitu X-mantan. Tempat makan X-mantan itu sendiri menyediakan beberapa
jenis makanan asli khas Indonesia, dan menjadi makanan andalan bagi anak-anak kos sekitar
Unika Soegijapranata.

Melalui penentuan harga pokok produksi inilah kemudian akan dapat ditentukan
harga jual yang akan diberikan kepada pelanggan terutama Mahasiswa Unika sesuai dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Warung Makan X-Mantan. Penentuan
harga pokok produksi juga membantu Warung Makan X-mantan untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal dengan biaya yang minimal.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja bahan baku yang di gunakan oleh warung makan x-mantan?
Bagaimana proses produksi nasi uduk warung makan X-mantan?
Berapa Harga Pokok Produksi nasi uduk warung makan X-mantan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan baku apa saja yang digunakan oleh warung makan x-mantan.
2. Untuk mengetahui proses produksi nasi uduk warung makan x-mantan.
3. Untuk mengetahui harga pokok produksi nasi uduk warung makan X-mantan.
BAB II

METODOLOGI

2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Pengertian harga pokok produksi dari T. Hongren dalam bukunya Manajemen Accounting
adalah "Cost of goods produced and than sold, usually composed of the three major elements
of cost: direct materials; direct labor; factory overhead.

Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama setahun berjalan aktiva
tersebut di manfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan. Harga pokok produksi
adalah seluruh biaya baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk
memproduksi barang atau jasa yang merupakan operasi utama perusahaan dalam suatu
periode tertentu.

Harga pokok produksi meliputi biaya pemakaian bahan baku (raw material), biaya tenaga
kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (factory overhead). Harga pokok
produksi melekat pada barang yang kemudian menjadi persediaan yang siap dijual. Kebijakan
penetapan harga suatu produk oleh manajemen idealnya memastikan pemulihan (recovery)
atas semua biaya dan mencapai laba yang diinginkan. Saat barang terjual, pokok tersebut
ditandingkan dengan pendapatan penjualan yang kemudian pada akhir periode disajikan
dalam laporan laba rugi untuk memperoleh laba kotor.

2.2 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Dasar Untuk Menetapkan Harga.


Apabila suatu hasil atau barang (pertama kali) dibawa kepasar, maka ongkos
produksi sebagai dasar utama dalam penentuan harga penjualan. Sekalipun terdapat
barang yang sama atau hampir bersamaan di pasar, namun harganya hanya merupakan
faktor tambahan dalam penentuan harga.
2. Menetapkan Efisien Tidaknya Suatu Perusahaan.
Membandingkan harga pokok dengan harga pokok historis, dapat diketahui
apakah suatu perusahaan bekerja secara efisien atau tidak. Harga pokok historis
adalah semua pengeluaran untuk memproduksi suatu barang ditambah pengeluaran
lainnya hingga barang tersebut berada di pasar. Apabila harga pokok historis lebih
tinggi dari harga pokok, berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien.
3. Menentukan Kebijaksanaan Dalam Penjualan.
Keuntuangan atau kerugian suatu perusahaan mencerminkan kebijaksanaan
dari pemimpin perusahaan. Kebijaksanaan tertentu harus dirubah apabila dengan
adanya kebijaksanaan itu perusahaan jauh dari pada tujuannya.
4. Sebagai Pedoman Dalam Pembelian Alat-alat Perlengkapan Yang Baru.
Penentuan harga pokok dapat pula dipergunakan sebagai petunjuk apakah
mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan diganti atau ditambah dengan mesin-mesin
atau alat-alat perlengkapan yang baru.

5. Sebagai Alat Untuk Perhitungan Neraca.


Untuk keperluan penyusunan neraca perlu diketahui harga barang-barang jadi
yang masih ada dalam gudang. Ini dapat ditentukan dengan mengetahui beberapa
harga pokok dari barang jadi yang bersangkutan.

2.3 Komponen Harga Pokok Produksi

Komponen-komponen yang menjadi penentu perhitungan harga pokok produksi adalah:

1. Biaya Bahan Baku (material costs)

Biaya Bahan Baku adalah biaya bahan baku yang membentuk bagian yang tidak
terpisahkan dari barang jadi dan yang dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya
produk (Carter Usry, 2006:542).

Jadi bahan baku membentuk bagian integral dari produk jadi. Biaya ini meliputi biaya
untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan yang siap diolah.
Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama
dalam pengklasifikasian biaya sebagai bahan baku langsung. Ketika suatu biaya bahan baku
merupakan jumlah yang tidak signifikan atau penelusurannya sangat rumit maka
pengklasifikasian biaya tersebut ke dalam biaya bahan baku langsung menjadi tidak
ekonomis dan lebih tepat diklasifikasikan ke dalam biaya overhead.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor costs)

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan tenaga kerja manusia tersebut (Mulyadi, 2012).

Jadi yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dari tenaga
kerja yang melakukan konversi dari bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat
dibebankan secara layak ke suatu produk tertentu. Sedangkan biaya tenaga kerja yang
secara tidak nyata mengerjakan suatu produk atau hasil usaha mereka tidak mudah
ditelusuri ke produk jadi merupakan bagian dari biaya tenaga kerja tidak langsung dan
dibebankan ke overhead pabrik.

3. Biaya Overhead Pabrik (factory overhead)

Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai berikut: All costs other than direct
materials and direct labor that are associated with the manufacturing process (Horngren
dan Foster, 1987:29).
Biaya overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Overhead pabrik mencakup bahan tak langsung (indirect
materials), tenaga kerja tak langsung (indirect labor), dan biaya-biaya lain di luar beban
pemasaran dan administrasi.

2.4 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Metode perhitungan harga pokok produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi
biaya. Harga pokok produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut.

Ada tiga metode perhitungan harga pokok produksi yaitu :

1. Metode harga pokok sesungguhnya (actual cost)

Dalam metode ini perhitungan harga pokok produksi per unit berdasarkan biaya bahan baku
sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya overhead pabrik
sesungguhnya.Metode perhitungan harga pokok produksi sesungguhnya biasanya digunakan
pada metode harga pokok proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi
dengan metode periodik.

2. Metode harga pokok normal ( normal costing)

Pada metode inio, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya
sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dan
baiya overhead pabrik menggunakan tarif pembebanan di muka.Metode ini biasanya
digunakan pada metode harga pokok pesanan (job order costing) yang menggunakan
pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.

3. Metode harga pokok standar ( standard costing)

Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga pokok produk per unit
dengan menggunakan standar tertentu, sehingga harga pokok produk per unit bukan harga
pokok sesungguhnya, tetapi harga pokok yang seharusnya.Metode harga pokok standar ini
biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara massal dan menggunakan
pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.

Dalam suatu sistem harga pokok semua biaya lebih dahulu ditetapkan dimuka sebelum
produksi dimulai. Produk produk dalam operasi operasi atau proses proses dihitung
biayanya dengan menggunakan standar baik mutu maupun untuk jumlah uangnya.

2.5 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan harga pokok yaitu metode harga pokok
pesanan dan metode harga pokok proses.
1. Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Costing )

Harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan
atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.
Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh perusahaan perusahaan yang
membuat produksinya berdasarkan pesanan, bentuk dan kualitas produk dibuat sesuai dengan
keinginan pemesan seperti industri pesawat terbang, industri galang kapal, industri
percetakan, industri mebel, dan industri mesin mesin pesanan.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan adalah :
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai spesifikasi pemesanan dan
setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
Untuk meringkas data dan biaya yang dikeluarkan, dibuatkan kartu harga pokok untuk setiap
pesanan. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
diperhitungkan secara langsung kepada pesanan yang bersangkutan berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan berdasarkan tarif
yang ditentukan terlebih dahulu.

2. Metode Harga Pokok Proses ( Process Costing )

Menurut Bustami (2008 : 99) : Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang
dibebankan ke setiap departemen produksi dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi
untuk masing masing departemen.

Ada lima langkah yang perlu dilakukan untuk metode harga pokok proses, ( process costing
system ) yaitu :

1. Mengidentifikasi masing pusat pengolahan


2. Mengakumulasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
untuk masing masing pengolahan yang terpisah selama beberapa periode tertentu.
3. Mengukur keluaran masing masing pusat pengolahan yang terpisah yang dinyatakan
dalam satuan produksi ekuivalen.
4. Membagi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan
satuan ekuivalen untuk mendapatkan harga pokok produksi satuan masing masing
pusat pengolahan yang terpisah.
5. Menjumlahkan harga pokok satuan masing masing pusat pengolahan yang terpisah
untuk mendapatkan total harga pokok suatu produk yang sudah jadi sepenuhnya.

Dalam penerapan metode process costing system dalam penentuan harga pokok produksi
harus diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :

1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan


2. Jangka Waktu Proses Produksi
3. Jumlah tahap tahap operasi atau departemen produksinya
4. Jumlah departemen dimana bahan harus ditambahkan serta akibat tambahan terhadap
produk yang dihasilkan
5. Ada atau tidaknya produk yang hilang, rusak selama proses produksi berlangsung
6. Ada atau tidaknya produk dalam proses awal periode

Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses :

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar


2. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan
sebagainya.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi produksi
standar untuk jangka waktu tertentu.

Tujuan produksi tidak dimaksudkan untuk memenuhi permintaan khusus dari pelanggan
tertentu. Produksi dilaksanakan untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual dengan
mengingat permintaan pasar yang sudah diperkirakan terlebih dahulu untuk suatu jangka
waktu tertentu

2.6 Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi

Langkah - langkah penyusunan laporan harga pokok produksi Adalah sebagai berikut :

1. Menyusun skedul kuantitas

Skedul kuantitas mencatat unit yang menjadi tanggung jawab dari masing masing
departemen yang menunjukkan arus fisik, mulai dari persediaan awal, unit yang mulai
diproses pada periode berjalan, unit yang dikeluarkan baik yang ditransfer maupun yang
hilang dan persediaan akhir.

2. Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit

Dalam proses produksi tertentu, biasanya pada akhir periode terdapat unit yang belum selesai
menjadi produk yang lazim disebut persediaan barang dalam proses. Untuk itu, total biaya
produksi yang terjadi pada periode itu harus dialokasikan kepada dua jenis persediaan yaitu
barang jadi dan barang dalam proses.
Oleh karena itu barang dalam proses mengkonsumsi lebih sedikit sumber daya
dibandingkan unit selesai, maka pembagian total biaya dengan unit fisik tidaklah tetap. Oleh
karena itu unit persediaan dalam proses perlu dikonversi kedalam unit yang ekuivalen
dengan barang jadi, sehingga diperlukan penaksiran tingkat penyelesaian masing masing
unsur biaya produksi.

3. Pertanggungjawaban biaya departemen

Biaya yang dibebankan ke departemen menunjukkan penggabungan biaya antara persediaan


awal, biaya dari unit yang diterima dari departemen terdahulu dan biaya yang terjadi pada
periode yang dilaporkan.

4. Rekapitulasi biaya
Total biaya yang dikeluarkan sampai pada suatu departemen akan dialokasikan agar dapat
diketahui berapa besar biaya per unit yang ditransfer dan berapa nilai persediaan yang
tinggal.

Perbedaan kalkulasi harga pokok pesanan dengan kalkulasi harga pokok proses yaitu :

1. Pengumpulan biaya

Kalkulasi biaya pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan


kalkulasi biaya proses mengumpulkan biaya produksi per periode.

2. Perhitungan harga pokok persatuan

Kalkulasi biaya pesanan menghitung harga pokok produk per unit yang dihasilkan
dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan pada pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan
pada saat pesanan selesai diproduksi.

Kalkulasi biaya proses menghitung harga pokok per satuan dengan cara membagi total biaya
produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap satuan periode,
biasanya akhir bulan.

2.7 Pendekatan perhitungan harga pokok produksi, yaitu :


1. Full costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur
biaya produksi kedalam harga pokok produksi, terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik baik itu biaya yg bersifat tetap
maupun variabel. Yang ditambah dengan biaya non-produksi.
2. Variabel costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang bersifat variabel kedalam harga pokok produksi.
Jadi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik ditambah dengan biaya dan biaya nonproduksi variabel
3. Activity based costing
Metode penentu harga pokok produksi yang disajikan berupa informasi biaya
produksi untuk kepentingan manajemen, dengan mengukr secara cermat konsumsi
sumberdaya setiap aktivitas.

2.8 Metode Penelitian


1. Objek penelitian
Objek penelitian makalah ini yaitu Warung Makan X-mantan yang berlokasi
didepan gerbang Universitas Unika Soegijapranata. Unit yang kita teliti yaitu
menu makanan Nasi Uduk khas Kalimantan yang merupakan produk favorit
pembeli.
2. Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti yaitu toko atau warung makan di dekat Unika
Soegijapranata. Sampel yaitu bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2011). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah
dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan suatu
pertimbangan tertentu. Sampel yang akan diteliti yaitu milik Warung Makan X-
mantan.
3. Sumber data
Sumber data ada dua, yaitu :
1) Data primer : data yang diperoleh secara langsung dari sumber, tidak melalui
media pengantara. Dalam penelitian ini data primernya merupakan informasi
yang didapat langsung oleh pemilik Warung Makan X-mantan.
2) Data Sekunder : data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya.
Dalam penelitian ini data sekundernya yaitu buku dan internet.
4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data primer kami lakukan dengan wawancara langsung
tatap muka dengan pemilik warung makan X-mantan, sehingga kami telah
mendapatkan informasi terperinci dari pemilik warung.
Dan metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengambilan dokumen
dari buku-buku serta informasi dari internet.
5. Metode analisis data
Metode yang kami gunakan untuk penelitian ini yaitu metode perhitungan full
costing.

BAB III

ISI

3.1 Profil Usaha


Warung Makan X-mantan yang berada di depan pintu gerbang Unika Soegijapranata,
jl. Pawiyatan Luhur no.50 Semarang. Sudah berdiri sejak 3tahun, yang memiliki
cabang di kalimantan yang sudah berumur 24tahun.
Warung makan X-mantan ini buka dari jam 07.30 sampai dengan jam 14.00. Dan
menyediakan berbagai macam menu, yang terfavorit yaitu Nasi uduk X-mantan.
Mengapa sih buka warung makan di dekat Unika? Karena si pemilik ingin mengambil
profit dari para mahasiswa unika terutama yang berasal dari Kalimantan, dan untuk
mengenalkan ke mahasiswa makanan-makanan yang berkhas Kalimantan.
Dalam sehari Warung makan X-mantan bisa menjual menunya sebanyak kurang lebih
150 porsi, sehingga si pemilik mengaku mendapatkan laba yang banyak.
Dari larisnya X-mantan, maka si pemilik dibantu oleh 1 orang karyawan untuk
mencuci peralatan makan dan untuk membuat pesanan minuman.

3.2 Proses Produksi


A. Bahan Baku

No Keterangan Kuantitas Satuan


1. Beras 1/2 Kg
2. Air 5 Liter
3. Santan 3 Liter
4. Garam 1/2 Bungkus
5. Daun Salam 1 Lembar
6. Ayam 2 kg
7. Tempe 5 Buah
8. Tahu 10 buah
Kacang
9. Panjang 1/2 kg
10. Wortel 1/2 kg
11. Garam 1/2 bungkus
Minyak
12. Goreng 1/8 Liter
13. Kaldu 5 Liter
14. Telur 1 Butir

B. Bahan Overhead

No Keterangan Kuantitas Satuan


1. Rice Cooker 1 Buah
2. Meja makan 4 Buah
3. Kursi Makan 8 Buah
4. Tenda 1 Buah
5. Panci 1 Buah
6. Penggorengan 1 Buah
7. Sendok 24 Buah
8. Garpu 24 Buah
9. Gelas 24 Buah
10. Piring 24 Buah
11. Gerobak 1 Buah
12. Tabung Gas 1 Buah
13. Regulator 1 Buah
Wadah
14. Sambal 4 Buah
15. Tissue 4 Buah
16. Gas 3 kg
17. Sterofoam 24 Buah
18. Biaya Sewa 4x6 meter

C. Bahan Tenaga Kerja

No Keterangan Kuantitas Satuan


Gaji
1. Karyawan 2 Orang

3.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi


Daftar Pustaka

Hansen, R. Don, and Marryanne M. Mowen.2005. Management Accounting. Second Edition.


Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.

Carter, Wiliam K dan Milton F. Usry, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketigabelas, Buku I,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Horngren., Foster, dan Datar, 1987, Cost Accounting: A Managerial Emphasis, yang dialih
bahasakan oleh Desi Andhariani, 2005, Akuntansi Biaya: Suatu Pendekatan Manajerial,
Erlangga, Jakarta.

Bustami, Bastian dan Nurlela, 2008, Akuntansi Biaya, Jakarta : Mitra Wacana Media

Anda mungkin juga menyukai