Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANGGARAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN


HARGA POKOK PENJUALAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Penganggaran
Perusahaan (Budgeting) yang diampu oleh:
Dosen: Ibram P. Dalimunthe, SE.Sy., M.M., CFRM

Oleh: Kelompok 8

1. Lena Kristina Sianturi (2016122083)


2. Maria Hasriyani SOM (2016
3. Yuni Wijayanti (2016121846)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuahan yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anggaran Harga

Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari

lebih luas lagi tentang anggran harga pokok produksi dan harga pokok penjualan dan

sebagai salah satu tugas dari dosen mata kuliah penganggaran di Universitas Pamulang.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, kami menyadari

bahwa makalah ini masih banyak yang kurang.

Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyususnan makalah ini.

Akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-

pihak lain yang berkepentingan.

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Harga pokok produksi merupakan biaya produksi yang terserap ke dalam

setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam dunia bisnis, persaingan

antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Setiap perusahaan berusaha

menawarkan produk mereka dengan keunggulan masing-masing. Sebelum

perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus

menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual

ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat laba

yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok

produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga

jual produk yang dihasilkan.

Pengertian harga pokok produksi menurut Bastian bustami dan Nurlela

(2010:49), harga pokok produksi adalah “kumpulan biaya produksi yang terdiri

dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk

dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu.

Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada

persediaan produk dalam proses awal dan akhir”.

Perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu perusahaan

dagang, jasa, dan manufaktur. Bila berbicara mengenai HPP, ada 3 macam harga

pokok yaitu harga pokok persediaan, harga pokok produksi, dan harga pokok

penjualan. Ketiganya adalah komponen yang saling terkait, namun jika kita
mendengar perkataan HPP maka kita harus focus mana yang dimaksudkan.

Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan masing-masing tingkat

manajemen.

Dalam harga pokok penjualan kita dapat melihat informasi-informasi

tentang persediaan yang kita miliki sebelumnya, pembelian bersih dan persediaan

yang tersedia untuk dijual. Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin

berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak

manajemen perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi

dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok

penjualan dengan membandingkan dengan harga pembelian barang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Harga Pokok Produksi?

2. Apa saja unsur-unsur dalam Harga Pokok Produksi?

3. Bagaimana metode-metode Penentuan dan Pengumpulan Harga Pokok

Produksi?

4. Apakah pengertian dari Harga Pokok Penjualan?

5. Apa saja komponen-komponen dalam Harga Pokok Penjualan?

6. Bagaimana cara menyusun Anggaran Harga Pokok Produksi?

7. Bagaimana cara perhitungan Harga Pokok Penjualan?

8. Bagaimana Kerangka Pemikiran Harga Pokok Produksi dan HPP?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan:
1. Untuk mengetahui apa itu Harga Pokok Produksi

2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dalam Harga Pokok Produksi

3. Untuk mengetahui metode-metode Penentuan dan Pengumpulan Harga

Pokok Produksi

4. Untuk mengetahui apa itu Harga Pokok Penjualan

5. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen dalam Harga Pokok

Penjualan

6. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun Anggaran Harga Pokok

Produksi

7. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan Harga Pokok

Penjualan.

8. Untuk mengetahui Kerangka Pemikiran Harga Pokok Produksi dan

HPP

Manfaat:

Untuk Penulis:

1. Sebagai bahan presentasi untuk mata kuliah penganggaran

2. Sebagai acuan bagi penulis untuk memahami tentang Harga Pokok

produksi dan Harga Pokok Penjualan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam

proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk selesai yang

meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik. Berikut pengertian Harga Pokok Produksi menurut para ahli:

a. Menurut Mulyadi (2010:17), Harga Pokok Produksi adalah biaya yang

dikeluarkan dalam pengelolaan bahan baku menjadi produk. Harga pokok

produksi atau disebut juga harga pokok, yaitu pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau

kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.

b. Bustami dan Nurlela (2013:48), Harga Pokok Produksi adalah kumpulan

biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik.

c. Menurut Supriyono (2013), Harga Pokok Produksi adalah jumlah yang

dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan dalam

pemilihan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan.

2.2 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Dalam memproduksi suatu produk akan diperlukan beberapa biaya untuk

mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Biaya produksi meliputi:

a. Biaya Bahan Baku Langsung


Menurut Mulyadi (2010:275) adalah: “Bahan baku merupakan bahan

yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah

dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian local, impor,

atau dari pengolahan sendiri”.

Sedangkan menurut Carter (2009:40) adalah: “Bahan baku langsung adalah

semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan

dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk”.

Maka dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan unsur paling pokok

dalam proses produksi.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Carter (2009:40), adalah: “Biaya tenaga kerja langsung

adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi

produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”.

Sedangkan menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:12), adalah: “Biaya

tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah

atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri

secara langsung kepada produk selesai”.

c. Biaya Overhead

Menurut Carter (2009:40), adalah: “Biaya overhead pabrik terdiri atas

semua biaya manufaktur yang tidak secara langsung ditelusuri ke output

tertentu. Misalnya biaya energi bagi pabrik seperti gas, listrik, minyak dan

sebagainya”.
2.3 Metode Penentuan dan Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat 2 (dua) metode yaitu

pendekatan full costing dan pendekatan variable costing.

a. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing), yaitu semua unsur biaya

produksi diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi, yaitu

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan

biaya variable tetap.

b. Metode Harga Pokok Variabel (Variabel Costing), Metode ini hanya

memperhitungkan biaya produksi yang ada variabelnya saja, baik untuk

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead

pabrik.

Menurut Supriyono (2013), menyatakan bahwa pengumpulan harga pokok dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) metode yaitu:

a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing), yaitu metode

pengumpulan harga pokok dimana biaya diikumpulkan untuk setiap jenis

pesanan dalam kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau

kontrak dapat dipisahkan identitasnya.

b. Metode Harga Proses (Process Costing), yaitu pengumpulan harga pokok

produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu,

misalnya bulan, triwulan, semester, dan tahun.


2.4 Pengertian Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah

salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen

perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Harga Pokok

Penjualan (Cost of Goods Sold) merupakan harga pokok dari barang-barang yang

telah laku dijual selama periode tertentu.

Harga Pokok Penjualan menurut Carter dan Usry (2002:72), adalah seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari

barang yang dijual. Sedangkan menurut Drs. Fauzi dalam bukunya Kamus

Akuntansi Praktis (1998:84) bahwa Harga Pokok Penjualan adalah total harga

pokok penjualan barang selama periode tertentu, yang dihitung secara

menjumlahkan harga pokok pembelian dari barang-barang yang dibeli dalam

periode tersebut dengan harga pokok barang-barang yang ada pada awal periode

tersebut, kemudian mengurangi hasilnya dengan harga pokok dari barang-barang

yang tersisa pada akhir periode yang sama.

2.5 Komponen-komponen untuk Menghitung HPP

a. Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory)

Persediaan barang dagang pada akuntansi adalah barang yang tersedia di

Gudang yang tersedia untuk dijual sekarang atau pun dimasa yang akan datang.
Cara memperoleh persediaan barang dagangan ini berbagai macam cara

diantaranya mengolah sendiri dari bahan baku menjadi barang jadi untuk dijual

dan atau memperolehnya dari pembelian dari pihak lain, kemudian dijual kembali.

b. Pembelian

Pembelian atau purchasing merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang

biasa dilakukan setiap harinya. Pada umunya, pembelian dilakukan karena

membutuhkan barang atau jasa tersebut untuk digunakan atau dikonsumsi.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu: “Procurement is the business

process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services”.

Pendapat tersebut mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis

dalam memilih sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

c. Retur Pembelian

Retur pembelian dan pengurangan harga, adalah akun untuk mengembalikan

sebagian barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai

dengan pesanan, sehingga akun ini mengurangi jumlah dari pembelian.

d. Potongan Pembelian

Potongan pembelian merupakan sejumlah uang yang diberikan saat

melakukan pembelian secara kredit atau tunai sesuai syarat/termin tertentu. Akun

potongan pembelian nilainya akan mengurangi pembelian, sehingga dapat

menghitung pembelian bersih.


1) Potongan Tunai (Cash Discount)

Merupakan potongan harga yang diberikan apabila pembayaran

dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit yang disepakati. Dari sisi

penjualan, potongan ini disebut dengan potongan penjualan (Sales

Discount), sedangkan dari sisi pembelian dinamakan potongan pembelian

(Purchase Discount).

2) Potongan Perdagangan (Trade Discount)

Memberikan potongan dalam pembelian skala besar dan sifatnya

musiman, yaitu adanya pada saat promosi. Misalnya untuk pengambilan

produk A sebesar 100 karton maka pembeli mendapat potongan harga

sebesar Rp 1000 per karton, jika pengambilan 1000 karton makan pembeli

mendapat potongan harga sebesar Rp 4000.

e. Beban Angkut PembelianBeban angkut pembelian atau sering disebut

Freight in atau Freight paid merupakan sejumlah nilai yang dibayar oleh

pembeli untuk ongkos pengiriman barang. Akun ini nilainya akan

menambah pembelian bruto.

2.6 Penyusunan Anggaran Harga Pokok Produksi

Penyusunan anggaran harga pokok produksi dimulai dari :

1. Menyusun anggaran penjualan


2. Menyusun anggaran produksi untuk mengetahui volume produksi masing-

masing produk

3. Anggarang bahan baku untuk menghitung biaya masing-masing bahan

baku

4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung biaya tenaga

kerja untuk masing-masing produk

5. Anggaran biaya overhead pabrik, untuk menghitung biaya overhead

pabrik untuk masing-masing departemen produksi dan departemen jasa

(pembantu).

2.7 Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Persediaan barang dagang awal RpXXX

Pembelian

Beban angkut pembelian Rp XXX

Retur pembelian Rp XXX

Potongan pembelian (Rp XXX)

Jumlah pembelian bersih (Rp XXX) Rp XXX

Persediaan barang dagang akhir (Rp XXX)

Harga pokok penjualan Rp XXX

Untuk menentukan Harga Pokok Penjualan dapat digunakan juga dengan rumus:

HPP= Persediaan awal+Pembelian bersih-Persediaan akhir

Untuk mencari Pembelian Bersih dapat dicari dengan rumus:


Pembelian bersih= (Pembelian bruto+Beban angkut pembelian)-(Retur

pembelian+Potongan pembelian).

2.8 Kerangka Pemikiran Harga Pokok Produksi dan HPP

TABEL A

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Keterangan Unit .Rp Keterangan Unit Rp


Persediaan barang Harga pokok
1000 1.200 9.500 11.970
dalam proses produksi

Persediaan akhir
Tenaga kerja langsung 9.000 1.400 500 630
barang dlm proses
Bahan baku langsung 6.000
Overhead pabrik 4.000
Total 10.000 12.600 Total 10.000 12.600

Keterangan Tabel A:

1) Total biaya pabrik sebesar Rp 12.600, biaya pabrik per unit (Rp

12.600/10.000 unit yang diproduksi)= Rp 1,26 atau disebut harga

pokok per unit

2) Barang yang selesai diproduksi atau harga pokok 9.500 unit, harga

pokok produksi 9.500 x Rp 1,26= Rp 11.970

3) Nilai persediaan awal baarang dalam proses per unit Rp 1.200/1000

unit= Rp 1,2. Sedangkan nilai persediaan akhir barang dalam proses

per unit Rp 1,26.

Ilustrasi anggaran harga pokok produksi komprehensif


PT MERDEKA, memiliki rencana penjualan sebagai berikut:
Produk X 60.000 unit @Rp 200, Produk Y 40.000 unit @Rp 250
Proyeksi persediaan awal: X 20.000 unit, Y 8.000 unit
Proyeksi persediaan akhir: X 25.000 unit, Y 9.000 unit
Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit. Adapun data yang tersedia:
TABEL B

Harga dan Penggunaan Bahan Baku

Keterangan Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C


Produk X 4 2 0
Produk Y 5 3 1
Persediaan awal (unit) 32.000 29.000 6.000
Persediaan akhir (unit) 36.000 32.000 7.000
Harga per unit (Rp) 12 5 3

Keterangan Tabel B: Upah buruh untuk membuat satu produk X membutuhkan

waktu 2 jam, tarif Rp 12 dan produk Y membutuhkan waktu 3 jam dan tarif Rp

16. BOP: tarif berdasarkan JTKL, tarif variable Rp 8 per jam, tarif tetap Rp 12 per

jam; dari tarif tetap sebesar 20% adalah beban penyusutan aktiva tetap pabrik.

Asumsi: pembelian material dibayar tunai 50%, sisanya kredit. Persediaan awal

barang barang jadi produk X awal periode Rp 125.000 (1.000 unit) dan persediaan

akhir 500 unit, untuk produk Y Rp 90.000 (500 unit) dan persediaan akhir 400

unit.

Tahap-tahap penyusunan anggaran Harga Pokok Produksi dan Harga

Pokok Penjualan PT ABC

Tabel C

Anggaran Penjualan
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X= 60.000 x 200 12.000.000
Produk Y= 40.000 x 250 10.000.000
Jumlah 22.000.000
Keterangan Tabel C

1) Penjualan tunai 70% x Rp 22.000.000= Rp 15.400.000/penerimaan kas

2) Piutang dagang 30% x Rp 22.000.000= Rp 6.600.000

Tabel D
Anggaran Produksi (dalam unit)
Keterangan Produk X Produk Y
Penjualan 60.000 40.000
Ditambah persediaan akhir 25.000 9.000
Total 85.000 49.000
Dikurangi persediaan awal 20.000 8.000
Unit yang diproduksi 65.000 41.000

Tabel E
Anggaran Penggunaan Bahan Baku
Bahan Baku Bahan Baku
Bahan Baku B
Keterangan A C
@Rp 5
@Rp 12 @Rp 3
Produk X, 65.000 unit
260.000 130.000 0
(4,2,0)
Produk Y, 41.000 unit
205.000 123.000 41.000
(5,3,1)
Jumlah dalam unit 465.000 253.000 41.000
Jumlah dalam rupiah 5.580.000 1.265.000 123.000

Tabel E
Anggaraan Pembelian Bahan Baku
Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
Keterangan
@ Rp 12 @ Rp 5 @ Rp 3
Penggunaan 465.000 253.000 41.000
Ditambah persediaan akhir 36.000 32.000 7.000
Jumlah 501.000 285.000 48.000
Dikurangi persediaan awal 32.000 29.000 6.000
Jumlah dalam unit 469.000 256.000 42.000
Jumlah dalam rupiah 5.628.000 1.280.000 126.000
Keterangan Tabel E:

1) Jumlah pembelian= 5.628.000 + 1.280.000 + 126.000= Rp 7.034.000

2) Pembelian tunai 50% x Rp 7.034.000= Rp 3.517.000 (pengeluaran kas)

3) Pembelian kredit 50% x Rp 7.034.000= Rp 3.517.000

Tabel F
Anggaran Upah Buruh
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X= 65.000 x 2 jam x Rp 12 1.560.000
Produk Y= 41.000 x 3 jam x Rp 16 1.968.000
Jumlah 3.528.000
Keterangan Tabel F: seluruh upah buruh dibayar tunai

Tabel G
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X= 65.000 x 2 jam x Rp 20 2.600.000
Produk Y= 41.000 x 3 jam x Rp 20 2.460.000
Jumlah 5.060.000
Keterangan Tabel G:

1) Penyusutan diperhitungkan 20% x Rp 5.060.000= Rp 1.012.000

2) BOP per kas 80% x Rp 5.060.000= Rp 4.048.000

3) Dibayar tunai 80% x Rp 4.048.000= Rp 2.238.000 (pengeluaran kas)

4) BOP terhutang= Rp 809.600

Tabel H
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Keterangan Produk X 65.000 unit Produk Y 41.000 unit
Bahan A 3.120.000 2.460.000
Bahan B 650.000 615.000
Bahan C 123.000
Upah buruh 1.560.000 1.968.000
Biaya overhead pabrik 2.600.000 2.460.000
Jumlah 7.930.000 7.626.000
Per unit Rp 122 Rp 186

Tabel I
Anggaran Harga Pokok Penjualan Produk X
Keterangan Unit Rp
Persediaan awal barang jadi 1.000 125.000
Produksi 65.000 7.930.000
Total barang jadi siap jual 66.000 8.055.000
Persediaan akhir barang jadi 500 61.023
Harga pokok penjualan 65.500 7.993.977

Keterangan Tabel I:

1) Total barang jadi yang siap dijual Rp 8.055.000 (66.000 unit), biaya pabrik

per unit (Rp 8.055.000/66.000 unit= Rp 122,04), atau disebut juga harga

pokok penjualan per unit

2) Barang yang dijual atau harga pokok penjualan 65.500 unit, harga

pokoknya 65.500 x Rp 122,04= Rp 7.993.620

3) Nilai persediaan awal barang jadi per unit Rp 125.000/1.000 unit= Rp 125,

sedangkan nilai persediaan akhir barang jadi per unit Rp 122,04.

Tabel J
Anggaran Harga Pokok Produk Y
Keterangan Unit Rp
Persediaan awal barang jadi 500 90.000
Produksi 41.000 7.626.000
Total barang jadi siap jual 41.500 7.716.000
Persediaan akhir barang jadi 400 74.371
Harga pokok penjualan 41.100 7.641.629
Keterangan Tabel J:

1) Total biaya barang jadi siap jual Rp 7.716.000 (41.500 unit) biaya pabrik

per unit (Rp 7.716.000/41.500 unit= Rp 185,93), atau disebut juga harga

pokok penjualan per unit

2) Barang yang dijual atau harga pokok penjualan 41.500 unit, harga

pokoknya 41.500 x Rp 185,93= Rp 7.641.629

3) Nilai persediaan awal barang jadi per unit Rp 90.000 dibagi 500 unit= Rp

180, sedangkan nilai persediaan akhir barang jadi per unit Rp 185,93.
BAB III

PENUTUPAN

Anggaran harga pokok penjualan adalah semua anggaran atau

taksiran mengenai semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses

produksi.

Metode Penentuan dan Pengumpulan Harga Pokok Produksi,yaitu:

1. Metode harga pokok penuh

2. Metode harga pokok variabel

Anggaran harga pokok penjualan adalah semua anggaran atau taksiran

mengenai seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang

dijual.

Komponen-komponen untuk menghitung Harga pokok penjualan,yaitu

persediaan barang dagang, pembelian, retur pembelian dan potongan

pembelian.

Anda mungkin juga menyukai