Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
2020 M / 1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam
Kami sampaikan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang
seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Akuntansi Biaya serta teman-teman yang telah membantu Kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Konsep Biaya, Biaya Manufaktur, Arus Biaya Dan Laporan Harga
Pokok Produksi II.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini,
sehingga Kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi
penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2. Hubungan Laporan Harga Pokok Produksi Dengan Laporan Laba Rugi . 22
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 24
B. Saran ...................................................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhitungan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting yang
harus diperhatikan oleh perusahaan dalam setiap produknya, sehingga harga pokok
produksi sangat berperan dalam penentuan harga pokok produk yang dihasilkan.
Apabila terdapat kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi, maka akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan dan pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat penjualan produk dan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pengendalian atas biaya produksi adalah pengendalian biaya yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, serta biaya overhead pabrik yang dihitung
dengan cara membandingkan biaya yang telah diterapkan dengan biaya sebenarnya.
Pada dasarnya akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya
bagi manajemen baik biaya produksi maupun non produksi. Oleh karna itu
manufaktur.
B. Rumusan Masalah
1
5. Apa yang dimaksud dengan arus biaya produksi?
C. Tujuan Masalah
langsung
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Menurut Abdul Halim (2019:4), biaya merupakan pengeluaran yang sudah
terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan.
Sedangkan menurut Mulyadi (2018:8), biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sember ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti
sempit, biaya merupakan sumber ekonomi untuk memperoleh harga pokok.
Biaya dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan
untuk mengkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun jasa. Sedangkan,
biaya dalam perspektif produsen adalam semua beban yang harus ditanggung
oleh produsen untuk menghasilkan suatu produk.
Sedangkan produksi, dalam ekonomi makro adalah mengubah input
menjadi output atau bisa didefinisikan sebagai proses ekonomi yang
menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah komoditas yang cocok
untuk pertukaran. Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Pengertian biaya produksi menurut beberapa para ahli, yaitu:
a. Menurut Abdul Halim, biaya produksi yakni biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan
akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu
dijual.
3
b. Menurut Mulyadi, biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual.1
c. Menurut Hansen dan Mowen, biaya produksi adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.
d. Menurut Surjana Ismaya, biaya produksi adalah biaya untuk
memproduksi yang terdiri dari bahan langsung, upah langsung, dan
biaya tidak langsung.2
Dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah keseluruan beban atau
pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi. Atau
biaya produksi adalah total nilai dari input dalam kegiatan produksi untuk
menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa.
1
Dadan Ramdhan, dkk. Akuntansi Biaya: Konsep Dan Implementasi Di Industri Manufaktur
(Yogyakarta: CV Markumi, 2020), hlm. 14-15
2
Mukhlishotul Jannah. “Analisis Pengaruh Biaya Produksi Dan Tingkat Penjualan
Terhadap Laba Kotor”. Jurnal BanqueSyar’i, Vol.4 No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. 90
4
kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat
ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian
barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Misalnya upah yang
dibayarkan kepada buruh bagian pemotongan atau bagian
perakitan atau bagian pengecatan pada perusahaan mebel yang
dibayarkan per jam kerja atay per unit produk tanpa perlu alokasi
dan bersifat variabel.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah
seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun
tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Contoh biaya
overhead pabrik antara lain:
1) Biaya tenaga kerja tidak langsung (misalnya upah mandor,
upah satpam pabrik dan gaji manajer pabrik)
2) Biaya bahan penolong (misalnya pelumas, bahan
pembersih dan lain-lain)
3) Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik
4) Biaya pemeliharaan gudang pabrik
5) Biaya penyusutan mesin pabrik3
a. Biaya Eksplisit
Yaitu pengeluaran perusahaan yang dicatat secara akuntansi berupa
pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan
bahan mentah yang dibutuhkan. Misalnya biaya untuk membayar
listrik, membeli bahan baku pembuatan produk, membayar asuransi
dan sebagainya.
3
Sofia Prima Dewi, dkk. Akuntansi Biaya Edisi 2 (Bogor: IN Media, 2014), hlm. 21
5
b. Biaya Tersembunyi (imputed cost)
Yautu perkiraan pengeluaran terhadap faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong dalam biaya
tersembunyi antara lain pembayaran untuk keusahawan produsen
tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan
bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran
tersebut dapat dilakukan dengan melihat pendapatan yang paling
tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan
lain, modal dipinjamkan atau disesuaikan dengan kegiatan lain, dan
bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Biaya Produksi Jangka Pendek
Merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dimana
dalam jangka waktu yang pendek hanya terjadi perubahan salah
satu faktor produksi sedangkan faktor yang lainnya dianggap tetap
atau tidak mengalami perubahan. Istilah biaya yang digunakan
untuk analisis biaya produksi:
1) Biaya Total
a) Biaya Total (Total Cost), merupakan keseluruhan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dalam
proses produksi.
b) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost), merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor
produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah.
c) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan faktor produksi yang jumlahnya dapat
diubah.
2) Biaya Rata-Rata
a) Biaya Rata-Rata (Average Cost), adalah biaya
produksi per unit produk yang dihasilkan. Biaya
6
rata-rata diperoleh dari pembaguan antara Biaya
Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang
(Q) dengan jumlah produksi tersebut.
b) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost), biaya
tetap rata-rata diperoleh dari pembagian antara
biaya tetap total untuk memperoleh sejumlah
barang dengan jumlah produksi tersebut.
c) Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost),
diperoleh dari pembagian antara biaya variabel total
untuk memproduksi sejumlah barang dengan
produksi tersebut.
3) Biaya Marjinal
Adalah biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah
produksi sebanyak satu unit produk.
b. Biaya Produksi Dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi atau input
mengalami perubahan, sehingga biaya produksi dalam jangka
panjang ini tidak perlu dibedakan antara biaya tetap dan biaya
berubah. Banyaknya penambahan terhadap faktor produksi
membuat biaya yang harus dikeluarkan pun semakin besar
sehingga perlu dipikirkan bagaimana cara untuk meminimalkan
biaya dalam jangka panjang.4
4
Dadan Ramdhani, dkk. Op Cit, ..., hlm. 17-19
7
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx+
Biaya produksi xxx
b. Metode Variable Costing
Merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dang biaya overhead pabrik variabel. Biaya
produksi menurut metode variable costing terdiri dari:5
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead variabel xxx +
Biaya produksi variabel xxx
5
Mukhlishotul Jannah. Op Cit, ..., hlm. 92-93
6
Dadan Ramadhan, dkk. Op Cit, ..., hlm. 59
8
Bahan penolong (indirect material) merupakan bahan yang dipakai dalam
proses produksi yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk jadi dan nilainya
relatif kecil. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan penolong adalah minyak
pelitur. Biaya yang ditimbulkan karena pemakaian bahan penolong disebut biaya
bahan penolong. Biaya bahan penolong merupakan bagian dari unsur biaya
overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung).7
7
Sofia Prima Dewi, dkk. Op Cit, ..., hlm. 27
9
1) Perubahan harga beli saat pembelian
2) Ada diskon pembelian, dan atau
3) Terdapat ongkos angkut yang dibebankan ke persediaan8
c. Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama
dengan arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga
pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan
prosedur pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun cara
buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan
tambahan maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual
produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.
d. Terakhir Masuk Pertama Keluar (LIFO)
Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode
LIFO, barang yang paling terakhir dibeli akan dijual/ dikeluarkan
lebih dulu. Harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan
dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.9
8
Ibid, ..., hlm. 33
9
Nurin Tamam. “Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan Barang”.
https://zahiraccounting.com/id/blog/metode-penentuan-harga-pokok-persediaan-barang/ (diakses
pada 24 Oktober 2020, pukul 21.30)
10
b. Metode Mutasi Persediaan (Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan.
Pembelian dicatat dalam kolom “beli” di kartu persediaan,
pemakaian dicatat dalam kolom “pakai” di kartu persediaan dan
jumlah bahan yang tersedia digudang dapat dilihat dalam kolom
“sisa” di kartu persediaan.10
10
Dadan Ramdhan, dkk. Op Cit, ..., hlm. 60
11
Manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:
11
Yuli Syafitri dan M.Sebastian Syah Putra. “Pengembangan Aplikai Akuntansi Biaya
Tenaga Kerja Langsung Pada LPP TVRI Stasiun Lampung”. Jurnal Sistem Informasi Akuntansi,
Vol. 1 No. 1, 2018, hlm. 51
12
nyata didefinisikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk atau
objek biaya lainnya yang spesifik. Istilah lain yang digunakan untuk biaya overhead
pabrik adalah beban produksi, overhead produksi, beban pabrik dan biaya produksi
tidak langsung.
12
Sofia Prima Dewi, dkk. Op Cit, ..., hlm. 41-42
13
a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. Dalam
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya
overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk
dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa
golongan berikut ini:
1) Biaya Bahan Penolong
Adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau
bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi
nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok
produksi tersebut.
2) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis
pakai (factory supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak
luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,
mesinmesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas
laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
3) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik
yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung
kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak
langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:
a) Karyawan yang bekerja dalam departemen
pembantu, seperti departemen-departemen
pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan
departemen Gudang.
14
b) Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen
produksi, seperti kepala departemen produksi,
karyawan administrasi pabrik, mandor.
4) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva
tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik,
bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas
laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang
digunakan di pabrik.
5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen,
asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi
kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-
run.
6) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada
pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
1) biaya overhead pabrik tetap
2) biaya overhead pabrik variabel
3) biaya overhead pabrik semivariabel
c. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya
dengan departemen
1) Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct
departmental overhead expenses)
15
2) Biaya overhead tidak langsung departemen (indirect
departmental overhead expenses)
16
dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.
Sebagai contoh bila perusahaan memakai listrik dari Perusahaan
Listrik Negara, maka jumlah tagihan listriknya baru dapat diketahui
setelah bulan tertentu berakhir.
13
Sampurno Wibowo dan Yani Meilani. Akuntansi Biaya (Bandung: POLITEKNIK
TELKOM, 2009), hlm. (5-2) – (5-8)
17
E. Arus Biaya Produksi
Aliran biaya dalam manufaktur adalah:
1. Bahan baku
2. Tenaga kerja langsung
3. Overhead Pabrik
4. Barang setengah jadi atau barang dalam proses (WIP)
5. Barang jadi (FG)
6. Harga Pokok Produksi (COGS)
18
3. Arus Biaya Produksi ke Laporan Keuangan14
Kuantitas fisik produk harus dilaporkan pada bagian ini. Kuantitas fisik
14
Yabes Hulu. “Konsep, Klasifikasi Biaya, Arus Biaya, Laporan Keuangan”.
http://yabeshulu.blogspot.com/2015/02/konsepklasfikasi-biaya-arus-biaya.html (diakses pada 24
Oktober 2020, pukul 20.20 WIB)
19
ditransfer keluar. Yang dimaksud dengan transfer masuk adalah
atau ke departemen lain, dan produk yang sampai akhir periode belum
selesai diproses.
Jumlah xxx
Apabila satuan produk masuk proses tidak sama dengan satuan yang
dipakai dalam produk keluar proses, maka dalam membuat daftar
kuantitas fisik, harus dibuat satuan yang sama yaitu dengan dicari
equivalensinya.
b. Skedule biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Semua biaya yang dipergunakan dalam proses produksi di suatu
departemen diakumulasikan dan dilaporkan menurut unsur biaya.
Biaya yang harus dipertanggungjawabkan adalah semua biaya yang
melekat pada persediaan produk dalam proses awal dan semua biaya
produksi yang terjadi pada periode yang bersangkutan.
Menyusun skedul biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Unsur Biaya Produksi Jumlah Biaya
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx +
20
Total biaya xxx
c. Menghitung Unit Produk Equivalen (UPE)
Menghitung output yang dinyatakan dalam Unit Produk Equivalensi
(UPE). Karena ada 2 jenis output yaitu produk yang sudah 100% selesai
dan yang belum 100% selesai, maka seluruh output dihitung dengan
menggunakan satuan seolah-olah telah mencapai 100% selesai
(equivalensi).
Untuk tujuan menghitung Harga Pokok Produksi per unit selama satu
periode, harus diketahui jumlah biaya yang terjadi dan jumlah unit
output (unit produk jadi) selama produk yang bersangkutan.
Pada akhir periode, belum tentu semua produk selesai diproses menjadi
barang jadi. Akan tetapi ada sebagian yang telah menjadi barang jadi
dan ada yang sebagian masih dalam proses pengerjaan (atau masih
termasuk barang dalam proses). Satu unit barang dalam proses
kualitasnya tidak sama dengan satu unit barang jadi, oleh karena itu
perlu membuat angka produk yang menyatakan equivalen dengan nilai
unit yang dihasilkan selama satu periode dalam keadaan barang jadi.
Angka tersebut disebut dengan angka produk equivalen. Produk
equivalen merupakan total unit produk.
d. Menghitung biaya per unit produk equivalensi
Unit produk equivalen dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Unit Jumlah %
Produk = unit barang + Jumlah X tingkat
Equivalen jadi unit BDP penyelesaian
21
membuat produk jadi (produk yang ditransfer ke gudang barang jadi
atau ditransfer ke departemen lain). Biaya yang dipergunakan untuk
membuat produk jadi, merupakan Harga Pokok Produk Jadi.15
Rugi
15
Daljono. Bahan Ajar Akuntansi Biaya (Semarang: Universitas Diponegoro, 2009), hlm.
83-87
22
d. Menghitung laba rugi setiap pesanan secara periodik
Dari manfaat di atas, maka data biaya produksi dapat digunakan untuk
menentukan harga jual, yang dapat menentukan harga pokok produk, harga
pokok tersebut akan mempengaruhi harga jual, sehingga biaya produksi akan
mempengaruhi naik turunnya laba yang diperoleh. Biaya produksi adalah bagian
dari beban, maka apanila jumlah pendapatan lebih besar dari beban maka
hasilnya laba, dan apabila jumlah beban melebihi pendapatan maka hasilnya
rugi.16
16
Repository Widyatama. “Pengaruh Harga Pokok Terhadap Laba Perusahaan”.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7008/Bab%202.pdf?sequen
ce=3&isAllowed=y (diakses pada 26 Oktober 2020, pukul 10.00 WIB)
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga pokok produksi adalah semua biaya atau pengorbanan yang dilakukan
penentuan harga pokok produksi ini ada tiga unsur biaya yang dimasukkan,
diantaranya biaya bahan baku yaitu seluruh biaya untuk memperoleh sampai
dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut,
penyimpanan dan lain-lain. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya untuk tenaga
kerja yang secara langsung menangani proses produksi atau bisa dihubungakan
langsung dengan barang jadi. Dan biaya overhead pabrik adalah biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
departemen.
Dalam penentuan harga pokok produksi digunakan dua macam metode yaitu
metode full costing dan variable costing. Sedangkan dalam pencatatan harga pokok
produksi digunakan metode pencatatan fisik dan metode pencatatan periodik. Data
biaya produksi dapat digunakan untuk menentukan harga jual, yang dapat
menentukan harga pokok produk, harga pokok tersebut akan mempengaruhi harga
jual, sehingga biaya produksi akan mempengaruhi naik turunnya laba yang
diperoleh. Biaya produksi adalah bagian dari beban, maka apanila jumlah
pendapatan lebih besar dari beban maka hasilnya laba, dan apabila jumlah beban
24
B. Saran
Kami mengharapkan agar makalah ini dapat dipergunakan oleh pengajar, sebagai
bahan ajaran yang membangun oleh mahasiswa dan siswa. Serta kami harap
agarmakalah dapat menjadi bahan referensi untuk siswa dalam mengerjakan tungas
25
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dewi Sofia Prima, dkk. 2014. Akuntansi Biaya Edisi 2. Bogor: In Media
Hulu, Yabes. 2015. Konsep, Klasifikasi Biaya, Arus Biaya, Laporan Keuangan.
http://yabeshulu.blogspot.com/2015/02/konsepklasfikasi-biaya-arus-
biaya.html (diakses pada 24 Oktober 2020, pukul 20.20 WIB)
26