Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“FUNCTIONAL AND ACTIVITY BASED COST BEHAVIOR AND COST


ESTIMATION”

(Disusun Untuk Dipresentasikan Dalam Mata Kuliah Akuntansi Biaya)

Kelompok 4:
Elga Tria (3718006)
Triska Anggresti (3718008)
Hafis Yunaldi (3718029)

Dosen Pembimbing :
NINI SUMARNI, SE., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH (MBS 5 - A)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2020 M/1441 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Functional And Activity Based Cost Behavior And Cost Estimation”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Biaya.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang setulusnya pada Bapak
NINI SUMARNI, SE., M.Si selaku Dosen Akuntansi Biaya yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya terima kasih pada
orang tua dan berbagai pihak yang telah mendukung baik dalam materil maupun non
materil.

Makalah ini bagaimanapun masih terdapat kelemahan, tetapi suatu tulisan tetap
disusun dalam keterbatasannya agar mengispirasi pemikiran pembaca untuk
membangun konsep yang lebih baru. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bukittinggi, 8 November 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. . ii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

A. Pengertian Perilaku Biaya...................................................................................... 3


B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku ................................................................. 4
C. Pemilahan Biaya Semivariabel Menjadi Biaya Variable Dan Biaya Tetap ............ . 9
D. Aktivitas, penggunaan sumber daya dan perilaku biaya ......................................... 14

BAB III.PENUTUP ......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran. .................................................................................................................... 17

DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan didirikannya suatu perusahaan dengan harapan dapat berdiri dalam jangka
waktu yang panjang atau bahkan selamanya serta memiliki profit yang baik dari hasil
operasi perusahaan, dalam hal tersebut, perhitungan biaya yang baik sangat di
perlukan manajemen perusahaan untuk menjadi acuan dalam mengambil langkah
keputusan bagi perusahaan, karena perhitungan biaya dapat memperkirakan estimasi
dari biaya – biaya yang akan timbul dan pendapatan yang akan di terima oleh
perusahaan. Biaya adalah harga pokok atau bagian yang telah dimanfaatkan atau di
konsumsi untuk memperoleh pendapatan. Sejumlah biaya memiliki total yang
bervariasi secara langsung terhadap perubahan aktivitas. Sebuah biaya
diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan manajemen. Supaya manajemen dapat
membuat perencanaan aktivitas di dalam sebuah perusahaan yaitu dengan cara
mengendalikan biayanya secara relatif. Untuk itu maka dalam makalah ini pemakalah
akan menjelaskan tentang perilaku biaya dan klasifikasi biaya berdasarkan perilaku
secara jelas dan terperinci. Lalu juga menjelaskan pemilahan biaya semivariabel
menjadi biaya variabel dan biaya tetap.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perilaku biaya?
2. Apa sajakah manfaat pengkajian perilaku biaya?
3. Bagaimana klasifikasi biaya berdasarkan perilaku?
4. Bagaimana pemilahan biaya semivariabel menjadi biaya variable dan biaya
tetap?
5. Bagaimanakah aktivitas, penggunaan sumber daya dan perilaku biaya?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku biaya.
2. Agar mengetahui manfaat pengkajian perilaku biaya.
3. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan perilaku.
4. Untuk mengetahui pemilahan biaya semivariabel menjadi biaya variable dan
biaya tetap.
5. Agara dapat menegathui aktivitas, penggunaan sumber daya dan perilaku
biaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Biaya

Biaya (cost) dan beban (expense) merupakan istilah yang sering digunakan dalam
arti yang sama, tetapi berdasarkan teori kedua istilah tersebut memilki arti yang
berbeda.

Menurut Firdaus dan Wasilah (2009), pengertian biaya (cost) dan beban (expanse)
adalah sebagai berikut: “biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai
pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang akan
datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntasi tahunan. Sedangkan
beban (expanse) adalah biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan termasuk
pula penurunan dalam aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubung dengan
penyerahan barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan”.

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
dalam usahanya mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang
sudah terjadi maupun yang belum terjadi atau baru direncanakan. Perilaku biaya
merupakan penggambaran terhadap perubahan biaya seiring dengan perubahan output
(penggunaan aktivitas).1

Perilaku biaya sebenarnya berhubungan dengan aktifitas biaya yang


mempertimbangkan waktu dan sumber daya ( Hansen dan Mowen, 2001). Perilaku
biaya (cost behavior) adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan
perubahan dalam penggunaan aktivitas, biasanya yang digunakan adalah aktivitas
produksi dan aktivitas penjualan. Perilaku biaya menggambarkan apakah biaya input
ini umpamakan adalah biaya bahan, energi dan modal, jika biaya ini jumlahnya tetap,
ketika aktivitas meningkat maupun menurun, maka biaya tersebut merupakan biaya

1
Diyah S. Hariyani, Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplkasi, (Malang: Aditya Media
Publishing, 2018) Hal .9

3
tetap sebaliknya, jika biaya itu berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan
aktivitas, maka biaya tersebut merupakan biaya variabel. 2

B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku


1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumah totalnya tetap (tidak berubah) meskipun
volume produksi perusahaan berubah. Dan Biaya tetap didefinisikan sebagai
biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau
menurun. Meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap, semua
biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Satu jenis biaya
tertentu sebaiknya diklasifikasikan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang
aktivitas yang terbatas. Rentang aktivitas yang terbatas ini sering disebut rentang
yang relevan (relevant range). Total biaya tetap akan berubah di luar rentang
aktivitas yang relevan.

Beberapa pengeluaran bersifat tetap karena kebijakan manajemen misalnya


tingkat iklan dan jumlah sumbangan sosial yang ditentukan oleh manajemen dan
tidak terkait langsung dengan aktivitas penjualan atau produksi. Pengeluaran
yang demikian kadang-kadang disebut sebagai beban tetap diskresioner
(discretionary fixed costs) atau biaya tetap terprogram (programmed fixed cost).
Pengeluaran yang membutuhkan suatu seri pembayaran selam jangka waktu
yang lama disebut biaya tetap terkait (committed fixed cost). Contohnya adalah
3
beban bunga atas utang jangka panjang dan sewa jangka panjang. Jadi dari
penjelasan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa Biaya tetap adalah biaya

2
Muammar Khaddafi, Dkk, AKUTANSI BIAYA, (Medan: MEDANATERA, 2018) Hal 48
3
Sofia Prima Dewi Dan Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, (Jakarta: In Media, 2013),
Hal. 5

4
yang jumah totalnya tetap (tidak berubah) meskipun volume produksi
perusahaan berubah.

Apabila biaya tetap dibebankan pada aktivitas produk maka jika produk
makin sedikit maka harga satuan makin tinggi dan begitu sebaliknya. Biaya tetap
dibagi menjadi:

a. Biaya tetap komitmen


Biaya tetap yang tidak dapat dikurangi atau dieleminasi. Misalnya biaya
depresiasi gedung, biaya depresiasi mesin, pajak bumi dan bangunan.
b. Biaya tetap diskresionari
Merupakan biaya tetap yang dapat dikurangi atau dieleminasi oleh
manajemen yang timbul dari kebijakan manajemen. contoh biaya riset dan
pengembangan, biaya promosi, biaya program latihan karyawan, dan
biaya konsultan4

Contoh yang menggambarkan hubungan biaya tetap dengan jumlah


volume produksi seperti dibawah ini

Pada table diatas yang berisi jumlah biaya sewa gedung dengan jumlah
unit produksi. Karena gedung disewa per bulan dengan biaya tetap, maka bila
dalam 1 bulan tidak digunakan untuk berproduksi, biaya sewa gedung tersebut

4
Diyah S. Hariyani, Op.Cit, Hal. 18

5
jumlahnya Rp. 60.000,- begitu pula dalam 1 bulan digunakan untuk proses
produksi sewa gedung tersebut jumlahnya tetap Rp.60.000,- besarnya biaya
nya tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produksi, biaya tetap
bila dilihat per unit, besarnya akan mengecil apabila volume produksi
semakin banyak. Begitu pun sebaliknya jika unit produksi hanya 100 unit
5
maka baiay sewa gedung per unit produk sebesarRp.600,-.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional


dengan perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per unitnya
tidak berubah. Karena terpengaruh oleh volume kegiatan, biaya variabel akan
menjadi nol bila volume kegiatan juga nol. Biaya bahan baku adalah biaya
variabel. Contoh lain biaya variabel adalah upah tenaga kerja langsung dan
upah lembur.6

Biaya variabel terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Biaya variabel teknis (engineered variable cost) adalah biaya yang


memiliki hubungan erat dan nyata antara input dan output. Jika output
meningkat, input juga akan meningkat secara proporsional dengan
kenaikan output, begitu juga sebaliknya. Contoh biaya variabel teknis
adalah biaya bahan baku.
b. Biaya variabel diskresioner (discretionary variable cost) adalah biaya
yang memiliki hubungan erat, tetapi tidak nyata. Kenaikan output akan
meningkatkan input. Namun, kenaikan input belum tentu
meningkatkan output. Misalnya, manajemen menetapkan biaya iklan 2
persen dari penjualan. Jika penjualan (output) meningkat, biaya iklan

5
Daljono, Buku Ajar Akuntansi Biaya, (Semarang: UNDIP, 2009), Hal. 21
6
Elisabeth Riupassa Dan Dkk, “Analisis Biaya Diferensial Untuk Keputusan Membuat Sendiri
Atau Membeli Kemasan Pizza Tuna Pada Kelompok Usaha Bersama “Mama” Di Desa Wayame
Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon”, Jurnal Maneksi V0l 5, No. 2, Desember 2016, Hal. 18

6
juga meningkat secara proporsional. Sebaliknya, jika manajemen
meningkatkan biaya iklan menjadi 5 persen dari penjualan, kenaikan
biaya iklan (input) belum tentu meningkatkan penjualan (output).7

Contoh biaya variabel:

Perusahaan Sweater ANITA setiap bulan secara rutin memproduksi


Sweater sebanyak 4.000 unit. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah:

Biaya gaji karyawan kantor Rp. 6.000.000,00

Biaya gaji karyawan produksi Rp. 10.000.000,00 (upah


dibayarkan sesuai dengan jumlah kaos yang dihasilkan atau per unit)

Biaya bahan baku Rp. 80.000.000,00

Biaya Listrik Rp. 4.000.000,00

Dari ilustrasi diatas yang disebut biaya variabel adalah biaya gaji
karyawan produksi dan biaya bahan baku. Upah gaji karyawan bagian
produksi (dibayar berdasarkan unit yang dihasilkan oleh karyawan bagian
produksi) sehingga diperoleh sebesar Rp. 10.000.000,00/4.000 unit = Rp.
2.500,00/ unit. Berikut perhitungan biaya variabel untuk gaji karyawan bagian
produksi:

Jumlah Kaos keterangan (jumlah Jumlah biaya variabel


sweater x biaya gaji (dlm Rp.,-)
karyawan produksi per
unit)
1.000 1.000 x Rp. 2.500 2.500.000
2.000 2.000 x Rp. 2.500, 5.000.000

7
Nadila Ramadhania Putri Dan Dkk, “Analisis Perilaku Biaya Pada Percetakan Total Print
Pekanbaru “, Accounting Journal Volume 1 (1) 2020, Hal. 99

7
3.000 3.000 x Rp. 2.500 7.500.0000
4.000 4.000 x Rp. 2.500 10.000.000
5.000 5.000 x Rp. 2.500 12.500.000

Setiap unit sweater yang dihasilkan oleh perusahaan ANITA akan


membayar upah gaji karyawan sebesar Rp. 2.500,-/unit, nilai Rp.
2.500,-/unit, inilah yang merupakan biaya variabel. Jika memproduksi sweater
semakin banyak maka biayanya akan meningkat sesuai dengan jum lah unit
yang akan diproduksi begitu juga sebaliknya. 8

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik


karakter-karakter dari biaya tetap maupun biaya variabel. Karakteristik biaya
semivariabel adalah biaya ini meningkat atau menurun sesuai dengan
peningkatan atau penurunan aktivitas bisnis namun tidak proporsional.
Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara,
perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung dan lain-
lain. Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis
pengeluaran:

a. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum


dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk
memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya, yang
biasanya tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume.
b. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi,
umumnya pengelompokan biaya tetap dan biaya variabel bersama-
sama. Misalnya, biaya mesin uap yang digunakan untuk memanaskan

8
Diyah S. Hariyani, Op.Cit, Hal. 18-19

8
ruangan, yang tergantung pada kondisi cuaca dan mesin uap yang
digunakan untuk proses produksi, yang tergantung pada volume
produksi, mungkin dibebankan ke perkiraan yang sama, sehingga
mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dengan biaya variabel pada
perkiraan yang sama.9

C. Pemilahan Biaya Semivariabel Menjadi Biaya Variable Dan Biaya Tetap


1. Metode biaya berjaga (Standby cost method)

Metode ini adalah suatu metode untuk memisahkan biaya dengan cara
menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan seandainya perusahaan
ditutup untuk sementara atau tidak berproduksi, sehingga volume produksinya
dianggap nol.

Contoh Metode biaya berjaga:

Pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 10.000 volume produksi, biaya


yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.200.000,-Sedangkan menurut perhitungan,
apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang tetap harus
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 530.000,-Maka biaya variabel dan tetap
dapat ditentukan sebagai berikut:

Biaya yang dikeluarkan pada:

volume produksi 10.000 Rp. 1.200.000,

Biaya tetap (biaya berjaga) Rp. 530.000,

Selisih Rp. 670.000,

Biaya variabel per jam = Rp. 670.000,-: 10.000

= Rp. 67,- per produk yang dihasilkan.

9
Sofia Prima Dewi Septian Bayu Kristanto, Op.Cit, Hal.6

9
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat
dinyatakan secara metematis sebagai berikut:

Y = Rp. 530.000,- + (Rp. 67,-)x

Jadi biaya total reparasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap
(Rp.530.000,-) + Rp.67,- (dikalikan banyaknya jumlah produksi). 10

2. Metode titik tertinggi dan titik terendah (High and low method)

Metode high – low adalah metode yang memisahkan biaya semivariabel


menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel hanya dengan
menggunakan titik data yang tertinggi dan terendah. dapat dilihat bahwa biaya
yang mewakili titik tertinggi pada bulan Maret 2019 dan titik terendah pada
bulan April 2019.

Tabel Bulan Tertinggi dan Terendah Biaya Listrik


Keterangan Jam Mesin Total Biaya
Tertinggi (Maret 2019) 106 8.600.000
Terendah (April 2019) 53 6.600.000
Selisih 53 2.000.000

Berdasarkan data dari Tabel 4, kita dapat menghitung biaya listrik


variabel per jam dengan menggunakan rumus berikut :

Tarif Variabel = Biaya Aktivitas Tertinggi - Biaya Aktivitas Terendah


Aktivitas Tertinggi - Aktivitas Terendah 11

Tarif Variabel = Rp. 8.600.000 - Rp. 6.600.000


106 – 53

10
Diyah S. Hariyani, Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplikasi,Op.Cit, Hal. 28-29
11
Nadila Ramadhania Putri Dan Dkk, Op.Cit, Hal.102

10
= Rp. 2.000.000
53
= Rp. 37.735,85 / Jam

Dengan menggunakan tarif biaya listrik variabel per jam, selanjutnya


dihitung total biaya tetap dengan rumus berikut :

Biaya Tetap = Total Biaya - Biaya Variabel

Dengan menggunakan biaya listrik aktivitas tertinggi, maka dihitung


biaya tetapnya :

Biaya Listrik Tetap = Rp. 8.600.000 - (Rp. 37.735,85 x 106)

= Rp. 8.600.000 - Rp. 4.000.000

= Rp. 4.600.000

Dengan menggunakan biaya listrik aktivitas terendah, maka dihitung


biaya tetapnya :

Biaya Listrik Tetap = Rp. 6.600.000 - (Rp. 37.735,85 x 53)

= Rp. 6.600.000 - Rp. 2.000.000

= Rp. 4.600.000

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa baik


menggunakan metode perhitungan dengan aktivitas tertinggi maupun dengan
aktivitas terendah, total biaya tetapnya sama yaitu Rp. 4.600.000. Oleh karena
itu, jika Y adalah total biaya, α adalah biaya tetap dan b adalah biaya variabel
per jam, dan X adalah tingkat output driver aktivitas, maka biaya listrik dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Y=α +bX
Y = Rp. 4.600.000 + Rp. 37.735,85 X

11
3. Metode diagram pencar (scattergram atau visual fit method)
Metode scattergraph adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui hubungan biaya, dengan menggambarkan titik – titik pada sebuah
grafik. Untuk memahami lebih lanjut, perhatikan grafik berikut :

Sumbu “Y” merupakan biaya listrik dan sumbu “X” menunjukkan jam
mesin untuk mencetak spanduk. Kemudian dari titik – titik ini ditarik garis
yang akan memotong sumbu Y, didapati pada titik (0 , Rp. 4.000.000) dan
garis tersebut melewati banyak titik, lalu pilih salah satu titik berpotongan
dengan garis tersebut yaitu (53 , Rp. 6.600.000). Setelah mendapatkan titik
yaitu (53 , Rp 6.600.000) dan (0 , Rp 4.000.000) kemudian gunakan kedua
titik tersebut untuk menghitung tarif variabel. 12

Tarif Variabel = Biaya pada Titik Tertinggi – Biaya pada Titik Terendah
Aktivitas Tertinggi - Aktivitas Terendah

12
Ibid, Hal.104

12
Tarif Variabel = Rp. 6.600.000 - Rp. 4.000.000
53 – 0
= Rp. 2.600.000
53
= Rp. 49.056,60
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa biaya listrik terdiri dari
Rp 4.000.000 biaya tetap per bulan dan tarif variabel sebesar Rp. 49.056,60
per jam mesin. Bila dinyatakan dalam fungsi linear akan terlihat seperti
persamaan berikut :
Y = Rp. 4.000.000 + Rp. 49.056,60 X

4. Metode kuadrat terkecil (Least squares method)


Metode least square adalah cara statistika untuk menemukan garis regresi
yang paling tepat melalui sekumpulan titik data. Salah satu keunggulan dari
metode least square adalah bahwa untuk sekumpulan data tertentu, metode
least square akan selalu menghasilkan persamaan biaya yang sama. Dengan
menggunakan metode least square, maka didapati perhitungan biaya listrik
sebagai berikut :

Tabel, Metode Least Square Biaya Listrik

13
Untuk menghitung tarif variabel biaya listrik perbulan, sebagai berikut :
b = ∑ XY = Rp. 100.262.000 = Rp. 35.553,90
∑X2 2820
Untuk menghitung biaya tetap dari biaya listrik perbulan, sebagai berikut :
α = Y rata-rata - b (X rata-rata)
α = Rp. 7.493.500 – Rp. 35.553,90 (84)
α = Rp. 7.493.500 – Rp. 2.986.527,66
α = Rp. 4.506.972,34
Bila dinyatakan dalam fungsi linear akan terlihat seperti persamaan berikut :
Y = Rp. 4.506.972,34 + Rp. 35.553,90 X13

D. Sumber Daya, Aktivitas, dan Perilaku Biaya

Sumber daya merupakan unsur ekonomis yang membuat perusahaan dapat


melakukan aktivitasnya, pada perusahaan manufaktur, sumber daya yang meliputi
seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, kelistrikan, mesin, dan peralatan. Apabila
perusahaan memperoleh sumber daya, berarti bahwa perusahaan memperoleh
kemampuan atau kapasitas untuk melakukan aktivitas. Kapasitas aktivitas yang
diperoleh perusahaan disesuaikan dengan tingkat aktivitas yang dilakukan.

1. Sumber Daya Fleksibel


Sumber daya fleksibel adalah sumber daya yang diperoleh saat diperlukan dan
tidak membutuhkan komitmen jangka panjang. Sumber daya fleksibel dapat
dikategorikan sebagai biaya variable karena diskresi (kebijakan) manajemen.
Dengan demikian, biaya variable dapat diklasifikasi menjadi :
a. Biaya variable teknis (engineered variable cost)
Biaya variable yang tidak memiliki hubungan teknis yang nyata dengan
aktivitas mengonsumsi biaya tersebut.

13
Ibid, Hal.105-106

14
b. Biaya variable diskresioner (discretionary variable cost)
Biaya variable yang tidak memiliki hubungan teknis yang nyata dengan
aktivitas yang mengonsumsi biaya tersebut.
2. Sumber Daya Serikat
Sumber daya terikat adalah sumber saya yang diperoleh dimuka tanpa
mempertimbangkan apakah sumber daya yang tersedia tersebut sepenuhnya
habis digunakan atau tidak. Biaya tetap ini dikategorikan menjadi :
a. Biaya tetap terikat (committed fixed cost)
Biaya yang muncul karena keputusan investasi pada fasilitas, peralatan,
bangunan, dan investasi asset lainnya yang tidak dapat diubah secara
signifikan dalam jangka pendek tanpa melakukan perubahan fundamental.
b. Biaya tetap diskresioner (discretionary fixed cost)
Biaya yang muncul dari diskresi manajemen untuk membelanjakan biaya
dalam jumlah tertentu tanpa dipengaruhi besar kecilnya aktivitas
perusahaan.
3. Biaya Bertahap
Biaya bertahap adalah biaya yang bersifat tetap pada kisaran aktivitas tertentu
dan bersifat variable antar kisaran aktivitas. Terkait dengan tingkat aktivitas,
biaya variable dikategorikan menjadi:
a. Biaya variable murni (true variable cost)
Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sepenuhnya secara proporsional
mengikuti perubahan aktivitas.
b. Biaya variable bertahap (step variable cost)
Biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam kisaran aktivitas tertentu
dan berubah sesuai dengan perubahan aktivitas setelah kisaran aktivitas
tersebut dilewati.14

14
Heri Enjang Syahputra, Modul Akuntansi Biaya, (Medan: Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Social
Universitas Sari Mutiara Indonesia, 2019) Hal. 80-81

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku biaya (cost behavior) adalah cara biaya berubah dalam hubungannya
dengan perubahan dalam penggunaan aktivitas, biasanya yang digunakan adalah
aktivitas produksi dan aktivitas penjualan. Klasifikasi biaya berdasarkan perilaku ada
3 yaitu, biaya tetap, biaya variable, dan biaya semivariabel. Biaya tetap adalah biaya
yang jumah totalnya tetap (tidak berubah) meskipun volume produksi perusahaan
berubah. Dan Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah proporsional
dengan perubahan volume kegiatan atau produksi tetapi jumlah per unitnya tidak
berubah. Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakter-karakter dari biaya tetap maupun biaya variabel.

Pemilahan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap yaitu ada
metode biaya berjaga, metode titik tertinggi dan titik terendah, metode diagram
pancar dan metode kuadrat terkecil. Metode biaya berjaga adalah suatu metode untuk
memisahkan biaya dengan cara menghitung berapa biaya yang harus tetap
dikeluarkan seandainya perusahaan ditutup untuk sementara atau tidak berproduksi,
sehingga volume produksinya dianggap nol. Dan Metode high – low adalah metode
yang memisahkan biaya semivariabel menjadi komponen biaya tetap dan biaya
variabel hanya dengan menggunakan titik data yang tertinggi dan terendah. Dan
Metode scattergraph adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan biaya, dengan menggambarkan titik – titik pada sebuah grafik. Lalu
Metode least square adalah cara statistika untuk menemukan garis regresi yang paling
tepat melalui sekumpulan titik data.

16
B. Saran

Sebagai manusia biasa,penyusun tidak luput dari kesalahan,baik itu dalam


penulisan nama,kalimat ataupun kesalahan lainnya,maka dari itu penyusun memohon
maaf terlebih dahulu,selanjutnya penyusun meminta saran dan kritik dari dosen
pembimbing dan juga dari teman-teman yang membaca makalah ini untuk intropeksi
diri kearah yang lebih baik lagi.

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Daljono. 2009. Buku Ajar Akuntansi Biaya. Semarang: UNDIP.

Dewi, Prima Sofia Dan Septian Bayu Kristianto. 2013. Akutansi Biaya. Jakarta: In
Media.

Hariyani, Diyah S. 2018. Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplikasi. Malang: Aditya
Media Publishing.

Khaddafi, Muammar Dkk. 2018. Akuntansi Biaya. Medan: Medanatera.

Putri, Nadila Ramadhania Dan Dkk. 2020. Analisis Perilaku Biaya Pada Percetakan
Total Print Pekanbaru “, Accounting Journal Volume 1 (1).

Riupassa, Elisabeth Dan Dkk. 2016.“Analisis Biaya Diferensial Untuk Keputusan


Membuat Sendiri Atau Membeli Kemasan Pizza Tuna Pada Kelompok Usaha
Bersama “Mama” Di Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon”,
Jurnal Maneksi V0l 5, No. 2,

Syahputra, Heri Enjang. 2019. Modul Akuntansi Biaya. Medan: Fakultas Ekonomi
Dan Ilmu Social Universitas Sari Mutiara Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai