Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Teori penawaran
Dipresentasikan kepada kelas MBS 3A dalam mata kuliah Ekonomi Mikro Syariah

Disusun oleh kelompok 6 :


Rahmi fitria 3718005
Friska sisma dewi 3718026
Eko Beni Setyawan 3216251

Dosen Pembimbing :
Ariyun Anisa, SE., ME

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH (MBS 3-A)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM ( FEBI )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI
2019 M /1440 H
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang atas berkat rahmat dan
Hidayahnya kami bias menyelesaikan Makalah yang berjudul Teori penawaran
ini tepat waktu. Shalat dan salam tidak luppa pula kami haturkan kepada keharibaan
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari
zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Rasa terimakasih yang tak terhingga tak lupa kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang lebih baik. Demikianlah makalah ini dibuat
semoga bermanfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan masalah .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A. Teori penawaran ................................................................................................. 2
B. Hukum penawaran ............................................................................................. 4
C. Pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan dalam kurva penawaran
konvensional dan islam ............................................................................................. 6
D. Konsep biaya dalam teori penawaran ekonomi ................................................ 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13
Daftar pustaka ............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti hal nya pada permintaan dalam islam yang di turunkan dari
fungsi komsumsi maka teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari
perilaku individu-individu perusahaan dalam analisis biayanya pada bagian-
bagian dimuka telah diterangkan bahwa tidak ada perusahaan yang besedia
berproduksi ketika tingkat harga yang berlaku lebih kecil dari pada biaya
variable rata-rata. Jadi, setiap perusahaan hanya akan berproduksi jika harga
yang berlaku lebih tinggi dari pada biaya variable rata-ratanya. Pada dasarnya
terdapat garis hargayangtak terbatas jumlahnaya diatas titik perpotongan
antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya variable rata-rata.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu teori penawaran?
2. Apa bunyi hokum teori penawaran?
3. Apa Pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan dalam kurva
penawaran konvensional dan islam?
4. Apa Konsep biaya dalam teori penawaran ekonomi?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahuiteori penawaran
2. Untuk mengetahui hukum teori penawaran
3. Untuk mengetahui Pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan dalam
kurva penawaran konvensional dan islam
4. Untuk mengetahui konsep biaya dalam teori penawaran ekonomi

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori penawaran
Penawaran adalah banyaknya jumlah komoditi yang di tawarkan pada
suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat biaya tertentu
dan dalam periode tertentu.1
Menurut winardi (1991), penawaran adalah jumlah produk tertentu
yang para penjual bersedia untuk menjualnya pada pasar tertentu pada saat
tertentu. Menurut lipsey, dkk (1991) makin tinggi harga suatu produk, makin
besar jumlah produk yang di tawarkan, dengan catatan factor yang lain sama
(ceteris paribus), jadi, dapat disimpulkan bahwa penawaran adalah jumlah
barang ataupun jasa yang tersedia dan dapat di tawarkan oleh produsen
kepada konsumen pada setiap tingkat harga tertentu dan selama periode waktu
tertentu.
Harga suatu barang adalah factor yang paling penting untuk
menentukan penawaran barang. Oleh karenanya, teori penawaran (supply)
selalu memfokuskan perhatiannya terhadap hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang yang di tawarkan. Ibn khaldun berpendapat tentang
penawaran, bila penduduk kotamemiliki makanan berlebih dari yang mereka
butuhkan akibatnya harga makanan menjadi murah, tapi di kota kecil, bahan
makanan sedikit, maka harga bahan makanan akan tinggi. Ketika barang-
barang yang tersedia sedikit, maka harga akan naik.

1
Iskandar putong, economics pengantar mikro dan makro,( Jakarta: mitra wacana
media,2013) hal.54

2
Dalam kitab al-kharaj, abu yusuf menjelaskan tidak ada batasan
tertentu tentang murah dan mahal yang dapat di pastikan. Hal tersebut ada
yang mengaturnya. Prinsip tidak bias di ketahui. Murah bukan karena
melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan oleh
kelangkaan makanan. Murah dan mahal adalah ketentuan allah. Terkadang
makanan berlimpah
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran dari
produsen sehubungan dengan tingkat harganya sebagai berikut :
1. Harga komoditi itu sendiri
2. Kebijakan pemerintahan
3. Anggaran produksi
4. Daya komsumsi/tingkat permintaan
5. Biaya/beban produksi
6. Tujuan produksi dari perusahaan
7. Teknologi yang digunakan
8. Pajak subsidi
Selain factor penawaran pada poin 1 di atas, di asumsikan kebijakan
pemerintah (misalkan penetapan harga maksimum atau minimum) tidak
berubah, anggaran produksi tidak berubah misalkan inflasi, korupsi dan nilai
kurs tetap, tingkat permintaan tetap, biaya produksi tetap (tidak ada korupsi,
suku bunga tetap, dan lain-lainnya yang berpengaruh terhadap penawaran
diasumsikan tetap (ceteris paribus) maka hukum penawaran sebagaimana
konsep asli dari Alfred marshall berlaku.2
Sejatinya produsen bias saja memproduksi komoditi dalam jumlah
yang terbatas agar komoditi tersebut menjadi langka sehingga nilai jualnya
bias semakin tinggi. Akan tetapi dalam kasus berlakunya hukum penawaran
monopoli terjadi karena kebijakan pemerintah atau karena undang-undang

2
Iskandar putong, ibid. hal.55

3
(tentu saja hal yang sama berlaku juga pada hukum permintaan) sehingga
produsen tidak bisa sewenang-wenang.
Dalam hal berlakunya hukum penawaran, kebijakan harga yang
ditetapkan adalah kebijakan harga maksimum (kebijakan harga yang berada
dibawah harga pasar,hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva penawaran yang
tidak di mulai dari titik nol (original point)
Penawaran atau supply suatu barang biasanya datang dari perusahaan.
Perusahaanlah yang memprodusir barang-barang (dan jasa-jasa) yang di
butuhkan oleh konsumen. Kita melihat banyak sekali perusahaan yang ada di
sekelilimg kita. Mereka memprodusir berbagai jenis barang, mulai dari barang
kebutuhan sehari-hari seperti sabun dan pasta gigi, sampai barang-arang yang
tinggi harganya seperti televisi, lemari es, dan mobil. Melihat apa yang yang
di produksi perusahaan ini, kembali kita akan bertanya : mengapa perusahaan
mau memproduksi semuanya atau, dan apa yang mendorong mereka untuk
ikut terlibat dalam kegiatan produksi ini.
Sebetulya, banyak sekali factor yang mendorong perusahaan untuk
melakukan kegiatan produksi. Salah satu factor yang penting adalah keinginan
untuk mendapatkan keuntungan atau profit.

B. Hukum penawaran
Hukum penawaran merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut
yang di tawarkan para penjual. Dalam hokum ini dinyatakan bagaimana pula
keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya tersebut apabila
harganya rendah. Berdasarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi
hokum penawaran berbunyi :

4
“semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak besar jumlah
penawaran barang tersebut . Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga,
semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di tawarkan.”3
Hokum penawaran akan berlaku apabila factor-faktor lain yang
mempengaruhi penawaran tidak berubah (cateris paribus).
P=Price=harga
Qd= quantity of supply=kuantitas
Perhatikan bahwa perbedaan definisi penawaran dengan definisi permintaan
hanya terletak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli,
maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan,
analisis penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu dan
bahwa factor-faktor penentu penawaran selain harga barang tersebut dianggap
tidak berubah atau konstan (cateris paribus).4
Hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan (singkatnya: jumlah
penawaran atau quantity supplie) dengan harga barang adalah hubungan
searah. Jika harga barang tinggi, maka akan lebih banyak orang yang melihat
potensi mendapatkan keuntungan dengan menjual barang yang di produksi
atau di milikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebut pun tinggi.
Sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah penawaran pun akan turun, lebih
sedikit orang yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah
akan menunda-nunda penjualan, akibatnya jumlah penawaran di pasar pun
berkurang.
Dalam menganalisis penawaran, perlu pula dibedakan antara
penawaran dan jumlah penawaran. Perbedaannya diantara keduanya seperti
ketika kita membedakan antara permintaan secara ringkas bisa dikatakan
bahwa:

3
Karl e. case, principles of economics, (Jakarta : erlangga,2006) hal. 74
4
Mustafa Edwin nasution, pengenalan eksklusif ekonomi islam,(Jakarta : kencana,
cet.2006) hal.96

5
Perubahan pada harga barang/jasa mengakibatkan perubahan pada jumlah
penawaran barang/jasa tersebut. Tercermin dalam grafik sebagai pergerakandi
dalam kurva penawan.
Perubahan pada variabel-variabel lain di luar harga barang/jasa akan
mengakibatkan perubahan pada jumlah penawaran barang/jasa tersebut.
Tercermin dalam grafik sebagai pergerakan di dalam kurva penawaran.
Perubahan pada variable-variabel lain di luar harga barang/ jasa akan menga
kibatkan perubahan penawaran barang/jasa tersebut. Hal ini tercermin dalam
grafik sebagai pergeseran kurva penawaran baik ke atas maupun ke bawah.

C. Pengaruh pajak penjualan dan zakat perniagaan dalam kurva


penawaran konvensional dan islam
1. Penagaruh pajak penjualan
Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan
dibayar pada waktu jual beli ke atas barang-barang yang di kenakan pajak
penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualan dikenakan dalam
bentuk suatu persentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalnya pajak
penjualan akan menyebabkanpara pembeli harus membayar lebih tinggi
untuk memperoleh barang-barang yang di kenakan pajak tersebut.5
Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai sebesar, akan
meningkatkan average total cost. ATC secara langsung juga berarti
peningkatan MC. Bila harga tetap pada tingkat harga semula, maka
peningkatan biaya ini berarti penurun profit karena total revenue tetap
sedangkan total cost meningkat. Sebelum adanya pajak penjualan, tingkat
profit sebesar profit. Dengan adanya pengenaan pajak penjualan, tingkat
profit menurun jadi profit.
Jadi pengenaan pajak penjualan akan membawa pengaruh:

5
Adiwarman a. karim, ekonomi mikro islam (depok: pt. rajagrafindo persada, 2007)
hal. 133

6
a. Turunnya total profit dari profit menjadi profit
b. Turunnya tingkat profit maksimal yang di gambarkan oleh puncak
gunung kurva profit. Secara grafis, puncak kurva profit lebih tinggi
daripada puncak kurva profit.

2. Pengaruh zakat perniagaan


Pengaruh zakat terhadap penawaran dapat dilihat dari dua sisi. Yang
pertama adalah melihat pengaruh kewajiban membayar zakat terhadap
perilaku penawaran. Dalam hal ini dicontohkan zakat perniagaan. Di sisi
lain adalah pengaruh zakat produktif, yakni lokasi zakat untuk kegiatan
produktif dari mustahik terhadap kurva penawaran.
Zakat yang dikenakan kepada hasil produksi adalah zakat perniagaan,
yang bari di kenakan apabila hasil produksi di jual dan hasil penjualan
telah memenuhi nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat
yaitu setara 96 gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut
dimiliki yaitu satu tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi, maka
wajiblah di keluarkan zakatnya sebesar 2,5%.6
Objek zakat perniagaan adalah barang yang di perjualbelikan. Menurut
adiwarman karim, pengenaan zakat perniagaan tidak berpengaruh terhaap
kurva penawaran, tidak seperti pajak yang mengakibatkan komponen
biaya meningkat. Justru, adanya pengenaan zakat perniagaan membuat
perilaku memaksimalkan keuntungan berjalan seiring dengan perilaku
memaksimalkan keuntungannya, pada saat yang bersamaan ia
memaksimalkan besarnya zakat yang di bayarkan.
Jika membahas sisi pemanfaatan zakat untuk kegiatan produktif dari
mushtahik, dapat di duga bahwa zakat yang di berikan itu akan membuka
peluang untuk dapat memproduksi sesuatu. Karena zakat yang di salurkan

6
Sumar’in, ekonomi islam,(Yogyakarta : graha ilmu, 2013) hal.121

7
biasanya berbentuk qardhul hasan, maka tidak ada biaya atas penggunaan
zakat sebagai factor produksi. Dengan demikian, mustahik yang menjadi
produsen dengan dana zakat produktif dapat menawarkan barang/jasa
dengan biaya yang lebih kompetitif, akibatnya akan meningkatkan
penawaran. Kurva penawaran akan bergeser ke bawah akibat dukungan
dana zakat produktif tersebut.

D. Konsep biaya dalam teori penawaran ekonomi


Dari perspektif ekonomi, tujuan utama dirikannya sebuah usaha adalah
untuk memperoleh keuntungan atau laba. Namun demikian produsen
mesti terlebih dahulu mengeluarkan pengorbanan berupa biaya untuk
melakukan kegiatan produksi.
Konsep biaya terdiri dari :
1. explicit cost, implicit cost, dan opportunity cost.
Pada prinsipnya, explicit cost diartikan sebagai biaya yang
benar-benar terjadi dan ditandai dengan keluarnya sejumlah uang.
Contoh seorang mahasiswa harus mengeluarkan uang untuk
biaya kuliah, membeli buku serta untuk keperluan dari awal kuliah
hingga lulus menjadi serjana.
Sementara implicit cost adalah nilai atau manfaat yang hilang
ketika suatu tindakan tidak dilakukan, adapun nilai dan manfaat
diukur dengan satuan moneter ( uang ) contoh : biaya kuliah selama 4
tahun sebesar IDR 100 juta, biaya buku IDR 20juta, biaya sewa
kamar kos IDR 30juta, biaya lain0lain IDR 10juta sehingga total
biaya expilicit adalah IDR 160juta

8
Namun demikian, mahasiswa tersebut sebenarnya memiliki pilihan
lain, selain kuliah.7
Misalkan ia memilih bekerja sebagai seorang entrepeniur dari
pada kuliah, maka dalam 4tahun iya diproyekskan memperoleh
penghasilan bersih sebesar IDR 200juta. Nilai IDR 200juta inilah
yang disebut sebagai implicit cost
Dari explicit cost dan implicit cost terbentuklah opportunity cost.
Dengan kata lain opportunity cost merupakan penjumlahan dari
explicit cost dan implicit cost.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat table berikut
ini:
Item Explicit cost ( Item Implicit cost
juta )
Biaya kuliah 100 Penghasilan 200
sebagai
entrepreneur
Biaya buku 20
Sewa kos 30
Lain-lain 10
Total 120 200

Ket:
Opportunity cost = explicit cost + implicit cost
= 160juta + 200juta
= IDR 360juta

7
https://www.ajarekonomi.com/2018/04/konsep-cost-dalam-ilmu-ekonomi-
html?m=1

9
2. fixed cost, variable cost dan total cost
saat melakukan kegiatan produksi, produsen menggunakan
factor produksi ( tenaga kerja, mesin, bangunan pabrik, dsd ) yang
membutuhkan biaya. Seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi itulah yang disbut total cost ( TC ).
Pada dasarnya, total cost terdiri dari fixed cost dan variable
cost.
Yang dimaksud dengan fixed cost ( FC ) atau biaya tetap adalah
biaya yang dikeluarkan oleh produsen tanpa memandang output yang
dihasilkan semnetara variabel cost ( VC ) merupakan biaya yang
besarnya berfariasi tergantung beberapa output yang dihasilkan,
misalnya bahan bakar mesin produksi dirumuskan dalam sebuah
persamaan akan terlihat sebagai berikut :8
TC= FC+VC
3. Total Cost dan Marginal Cost
Fungsi total cost menunjukan, untuk setiap kombinasi input
dan untuk setiap tingkat output, minimum total cost yang muncul
adalah TC=TC(r,w,q). Meskipun fungsi total cost menggambarkan
secara menyeluruh biaya yang harus dikeluarkan, namun akan lebih
memudahkan dalam kaitannya dengan kurva permintaan, bila analisis
biaya dilakukan pada biaya per unit. Ada dua konsep biaya per unit
yang dikenal :
a. Average Cost
Fungsi average total cost atau average cost adalah biaya per
unit atau dihitung dengan rumus total cost dibagi dengan jumlah
output yang dihasilkan. Secara matematis ditulis:
ATC = ATC (r,w,q) = TC (r,w,q) / q

b. Marginal Cost
Fungsi marginal cost adalah tambahan biaya yang
muncul untuk setiap tambahan output yang dihasilkan atau

8
Adiwarman a. karim, op.cit, hal. 127

10
dihitung dengan rumus perubahan total biaya dibagi perubahan
output. Secara matematis ditulis :
MC = MC (r,w,q) = δTC (r,w,q)/ δq

Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total


produksi, dan fungsi marginal cost diturunkan dari fungsi total
cost. Begitu pula dengan fungsi average cost diturunkan dari
fungsi total cost

11
12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlahproduk yang
ditawarkanoleh produsen untuk dijual dengan harga produk. kurva penawaran
juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran
ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran
bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun,
ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan
penawaran barang
Bunyi Hukum penawaran adalah “makin tinggi harga suatu barang,
makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan
sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang
yang ditawarkan”.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.

13
Daftar pustaka

Case,Karl e.2006. principles of economics.Jakarta : erlangga

https://www.ajarekonomi.com/2018/04/konsep-cost-dalam-ilmu-ekonomi-
html?m=1

karim, Adiwarman a.2007. ekonomi mikro islam. depok: pt. rajagrafindo persada

Nasution, Mustafa Edwin. 2006. pengenalan eksklusif ekonomi islam. Jakarta :


kencana

Putong,Iskandar.2013. economics pengantar mikro dan makro.Jakarta: mitra


wacana media

Sumar’in. 2013. ekonomi islam. Yogyakarta : graha ilmu

14

Anda mungkin juga menyukai