Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATEMATIKA EKONOMI SYARIAH

TEORI PENAWARAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu:

Mar’atus Sholihah, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ahmad Nawwal Kholis Muharrom 126204211002

Rizki Rohmatul Ummah 126204211064

Salma Faiza Shulcha 126204211068

Berliana Iqklima 126204212133

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkam rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk menjabarkan
tentang “Teori Penawaran Islam”.
Kami sebagai penulis telah berusaha untuk yang terbaik dalam penjabaran
ilmu melalui makalah ini dan sebagai salah satu penugasan mata kuliah matematika
ekonomi syariah, progam studi Tadris Matematika, Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Keberhasilan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Mar’atus Sholihah, S.Pd.I, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Matematika Ekonomi Syariah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Tadris Matematika angkatan 2021.
3. Seluruh partner yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan atau kurang tepat menurut para pembaca sekalian, untuk
itu kami kami mengharap agar segala kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menjadikan kajian makalah ini lebih baik lagi, terutama kepada
bapak dosen pengampu mata kuliah Matematika Ekonomi Syariah. Semoga
makalah ini bisa memberikan nilai positif dan nilai kebaikan yang bermanfaat bagi
kita semua.

Tulungagung, 15 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................3

A. Latar Belakang .............................................................................................3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................4

C. Tujuan ...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5

A. Teori Penawaran Islam .................................................................................5

1. Pengertian ..............................................................................................5

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran .....................................5

3. Hukum Penawaran dalam Islam ............................................................8

B. Kurva Penawaran Jangka Pendek...............................................................10

C. Total Cost dan Marginal Cost ..................................................................... 11

1. Marginal Cost dan Kurva Penawaran .................................................12

2. Producer Surplus .................................................................................14

BAB III PENUTUP ..............................................................................................16

DAFTAR RUJUKAN ...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori penawaran merupakan salah satu konsep fundamental dalam
ilmu ekonomi. Teori ini menjelaskan bagaimana produsen atau penjual
menentukan jumlah barang dan jasa yang akan ditawarkan di pasar
berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti harga, biaya
produksi, teknologi, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Pemahaman yang
baik mengenai teori penawaran sangat penting bagi pelaku ekonomi, baik
produsen, pemerintah, maupun pembuat kebijakan, dalam mengambil
keputusan produksi dan alokasi sumber daya yang tepat.
Dalam konteks ekonomi Islam, teori penawaran juga menjadi kajian
yang menarik dan penting untuk dikaji lebih mendalam. Ekonomi Islam
memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang berbeda dengan ekonomi
konvensional, sehingga teori penawaran dalam perspektif Islam juga
memiliki kekhasan tersendiri. Beberapa prinsip ekonomi Islam yang terkait
dengan teori penawaran antara lain larangan riba, pelarangan produksi
barang haram, kewajiban zakat, prinsip keadilan ekonomi, serta konsep
halal dan haram.
Misalnya, dalam ekonomi Islam, produsen tidak diperbolehkan
menawarkan barang dan jasa yang haram, seperti minuman keras, narkoba,
atau judi. Selain itu, produsen juga memiliki kewajiban untuk membayar
zakat dari hasil usahanya, yang akan mempengaruhi jumlah penawaran.
Prinsip keadilan ekonomi juga menjadi pertimbangan penting bagi produsen
dalam menentukan harga dan jumlah penawaran, sehingga tidak terjadi
eksploitasi atau ketidakseimbangan pasar. Oleh karena itu, makalah ini akan
mengkaji mengenai teori penawaran dalam perspektif ekonomi Islam.
Kajian ini akan mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran,
kurva jangka pendek, dan total cost serta marginal cost.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori penawaran islam, faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran, dan hukum penawaran dalam Islam?
2. Bagaimana kurva penawaran jangka pendek?
3. Bagaimana fungsi total cost dan marginal cost?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teori penawaran islam, faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran dan hukum penawaran dalam Islam.
2. Untuk mengetahui kurva penawaran jangka pendek.
3. Untuk mengetahui fungsi total cost dan marginal cost.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Penawaran Islam


1. Pengertian
Menurut Winardi (1991), penawaran adalah jumlah produk tertentu
pada saat tertentu. Menurut Lipsey, dkk (1991) makin tinggi harga suatu
produk, makin besar jumlah produk yang ditawarkan, dengan catattan
faktor yang lain sama (cateris paribus). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penawaran adalah jumlah barang ataupun jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga
tertentu dan selama periode waktu tertentu.1
Harga suatu barang adalah faktor yang paling penting untuk
menentukan penawaran barang. Oleh karena itu, teori penawaran atau
(supply) selalu memfokuskan perhatiannya kepada hubungan antara
tingkat harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Ibn Khaldun
berpendapat tentang penawaran, bila penduduk kota memiliki makanan
berlebih dari yang mereka butuhkan akibatnya harga makanan menjadi
murah, tapi di kota kecil, bahan makanan sedikit, maka harga bahan
makanan akan tinggi. Ketika barang-barang yang tersedia sedikit maka
harga akan naik. Namun bila jarak antar kota dekat dan aman akan banyak
barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang yang melimpah,
sehingga harga akan turun.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran


a. Teknologi
Tingkat teknologi memegang peranan penting dalam menentukan
banyaknya jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kemajuan
teknologi telah dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan
produktivitas, meningkatkan mutu barang dan menciptakan barang-
barang yang baru. Semakin canggih teknologi produksi yang

1
Ainun Jariah, Teori Penawaran Islam, hal. 2.

5
digunakan akan semakin banyak jumlah barang yang dapat dihasilkan,
sehingga kurva penawaran akan bergerak ke kanan.
b. Harga Sumber Produksi
Harga sumber/faktor produksi juga mempengaruhi penawaran.
Jika harga faktor produksi di pasar naik, maka jumlah barang yang
diproduksi semakin sedikit dan kurva penawaran akan bergeser ke
kiri. Sebaliknya, jika harga faktor produksi turun, maka jumlah barang
yang dapat diproduksi akan naik dan kurva penawaran akan bergeser
ke kanan.
c. Perkiraan Harga Sumber yang Akan Datang
Jika diramalkan harga faktor produksi akan naik, maka produsen
cenderung akan menambah permintaan faktor produksinya saat ini.
Sehingga, jumlah barang yang diproduksi saat ini meningkat dan
kurva penawaran bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika harga faktor
produksi diramalkan akan turun, maka produsen akan cenderung
mengurangi permintaan faktor produksinya saat ini dan menunggu
harga faktor produksi benar-benar turun. Akibatnya, jumlah barang
yang diproduksi saat ini akan turun dan kurva penawarannya akan
bergeser ke kiri.
d. Perkiraan Harga Barang yang Akan Datang
Jika diramalkan harga barang yang akan datang akan turun, maka
produsen akan cenderung menambah penawarannya saat sekarang
daripada dia harus mengalami penurunan harga di masa yang akan
datang sehingga kurva penawaran saat ini menjadi bergeser ke kanan.
Sebaliknya, jika harga barang yang akan datang diperkirakan akan
naik, maka produsen cenderung menahan dan mengurangi
penawarannya saat ini untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
dengan adanya kenaikan harga. Hal ini mengakibatkan kurva
penawaran bergeser ke kanan.
e. Jumlah Penjual
Jumlah penjual memiliki pengaruh besar terhadap penawaran.
Makin banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat

6
harga tertentu maka makin tinggi penawaran, sehingga kurva
penawaran akan bergeser ke kanan.
f. Kebijakan Pemerintah dan Stabilisasi
Adakalanya untuk stabilisasi harga dipasar, pemerintah ikut
campur dalam mekanisme pembentukan harga. Pada saat panen, harga
beras akan cenderung turun karena penawaran meningkat (dengan
asumsi permintaan tetap) dan petani akan rugi dengan keadaan ini.
Untuk melindungi petani pemerintah memberlakukan kebijakan kuota
produksi. pada saat musim paceklik, harga beras cenderung naik dan
hal ini akn memberatkan konsumen. Untuk melindungi konsumen,
biasanya pemerintah mengeluarkan stok beras yang ada di BULOG
(Badan Urusan Logistik). Keberadaan Bulog sangat bermanfaat bagi
produsen maupun konsumen. Sayangnya pemerintah selama ini hanya
mengatur stabilitas harga beras. Padahal masih banyak petani lain
yang memperhatikan terkait adanya penurunan harga saat panen
misalnya: petani bawang merah, petani tebu dan lain-lain.2

Gambar. Shift A Long Supply Curve

Kurva di atas menunjukkan bahwa terjadi pergerakan titik A


menjadi A’ yakni jumlah yang diminta berubah dari Q1 menjadi Q2.
Pergerakan tersebut diakibatkan oleh perubahan harga barang itu
sendiri dari P1 menjadi P2. Perubahan jumlah barang yang ditawarkan

2
Abdul Hafid. Konsep Penawaran dalam Perspektif Islam. (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2015),
hal. 212-213.

7
karena faktor harga barang itu sendiri disebut dengan a long supply
curve. A long supply curve bergerak sepanjang kurva.

Gambar. Shift of Demand Curve

Kurva di atas menunjukkan pergeseran titik A menjadi A’ atau


titik B menjadi B’, misalnya karena faktor jumlah produsen di pasar.
Telah dijelaskan bahwa penawaran pasar adalah penjumlahan dari
penawaran individu-individu yang ada di pasar. Untuk itu,
bertambahnya jumlah produsen/penjual di pasar akan mengakibatkan
kurva penawaran pasar bergeser ke kanan dan menjadi S’.
Bergesernya titik A menjadi A’ atau titik B menjadi B’ karena faktor
jumlah produsen di pasar (selain harga barang itu sendiri) disebut shift
of demand curve.

3. Hukum Penawaran dalam Islam


Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam
menjalankan aktivitas ekonomi, yaitu: Mafsadah, Gharar, Maisir,
dan Transaksi Riba sebagiamna cara membersihkan harta riba.
Mafsadah, gharar, dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan
kerusakan (negative externalities) sebagai akibat yang melekat dari suatu
aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata,
walaupun sudah dikemukakan, namun tidak tercerminkan dengan baik di
dalam konsep dan model dalam ekonomi Islam, sehingga sisi ini akan
mendapat perhatian lebih banyak.

8
Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran
dianggap tetap selain harga barang itu sendiri (harga barang substitusi
tetap, ongkos dan biaya produksi relatif tidak berubah, tujuan perusahaan
tetap pada orientasinya, teknologi yang digunakan tidak berkembang, dan
lainnya dianggap tidak berubah), maka penawaran hanya ditentukan oleh
harga. Artinya, besar kecilnya perubahan penawaran di
determinasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini
berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran.
Sebagaimana konsep asli dari penemunya (Alfred Marshall), maka
perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut hukum
penawaran3. Hukum penawaran adalah kuantitas barang dan jasa yang
bersedia untuk dijualnya pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu
tertentu.
Dengan demikian, hukum penawaran adalah "perbandingan lurus
antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga
naik, maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun
penawaran akan turun." Manakala pada suatu pasar terdapat penawaran
suatu produk yang relatif sangat banyak, maka:
1) Barang yang tersedia di pasar dapat memenuhi semua permintaan,
sehingga untuk mempercepat penjualan produsen akan menurunkan
harga jual produk tersebut;
2) Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar
keuntungannya dengan cara secepat mungkin memperbanyak jumlah
penjualan produknya (mengandalkan turn over yang tinggi).
Sebaliknya, manakala pada suatu pasar penawaran suatu produk
relatif sedikit, maka, yang terjadi adalah harga akan naik. Keadaan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Barang yang tersedia pada produsen/penjual relatif sedikit sehingga
manakala jumlah permintaan stabil, maka produsen akan berusaha
menjual produknya dengan menaikkan harga jualnya.

3
Ismail Nawawi, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2010),
35

9
2) Produsen/penjual hanya akan meningkat kan keuntungannya dari
menaikkan harga.
Sangat penting untuk kemudian mengaris bawahi bahwa dalam hukum
ekonomi islam, sebuah penawaran yang dilakukan haruslah
memperhatikan berbagai hal. Dengan kata lain bahwa barang yang
ditawarkan bukanlah produk yang dilarang dan jelas-jelas diharamkan
dalam islam. Serta juga bahwa penawaran dilakukan dengan dasar dan
hukum syariah ekonomi islam yang berlaku sebagimana hukum dagang
dalam islam. Sehingga tentunya berdasarkan hukum penawaran ini tidak
terjadi tumpang tindah dengan hukum agama islam mengenai kegiatan
transaksi dan produksi.

B. Kurva Penawaran Jangka Pendek


Pada gambar 7.1 bila harga yang ada dipasaran berlaku dengan jangka
pendek adalah P* maka produsen akan memiliki keuntungan yang ekonomis
yaitu P*E*QS. Dengan demikian kurva MC yang berada diatas kurva AVC
adalah garis yang menjelaskan produsen bersedia berproduksi. Untuk lebih
jelasnya pada gambar 7.1 apabila U1 dan U2 dihubungkan, maka akan
mendapat kurva penawaran untuk individu produsen dan bukan fungsi
penawaran untuk industri atau pasar.4

Untuk kurva penawaran jangka pendek dari sector industri secara


keseluruhan dapat dirumuskan lewat penjumlahan Horizontal seluruh kurva

4
A.Karim, hal. 161.

10
penawraran jangka pendek masing-masing perusahaan. Lebih jelasnya untuk
mengilustrasikan penjumlahan horizontal kurva penawaran dapt dilihat dari
gambar 7.2. kurva marginal untuk dua perusahaan dilambangkan dengan
MCa pada panel (a) dan Mb pada panel (b). Dua kurva biaya marginal akan
berlaku bila harga-harga lebih besar daripada veriable rata-rata minimum dari
masing-masing produsen.5

Dipanel (a), perusahaan hanya memproduksi Q1, jika harga yang


berlaku adalah P1. Dan bila harga P2 perusahaan akan memproduksi sebesar
Q2. Ini berlaku untuk produsen kedua yang berproduksi pada Q1b apabila
harga yang berlaku P1, begitu juga apabila harga berada di P2 maka produsen
kedua akan memproduksi Q2b. jika diasumsikan industri yang sama hanya
produsen a dan b penambahan secara horizontal merupakan penawaran
industry atau MC.

C. Total Cost dan Marginal Cost


Fungsi total cost menunjukkan, untuk setiap kombinasi input dan untuk
setiap output, minimum total cost yang muncul adalah TC = TC(r,w,q).
Meskipun fungsi total cost menggambarkan secara menyeluruh biaya yang
harus dikeluarkan, namun akan lebih memudahkan dalam kaitannya dengan
kurva permintaan, bila analisis biaya dilakukan pada biaya per unit. Ada dua
konsep biaya per unit dikenal6:

5
Ibid, hal. 161.
6
Bahrur. Muhamad Saleh Rasyid, Ekonomi Mikro (Integrasi Keilmuan Konvensional Dan
Syariah), Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No:1 (Mataram: Sanabil, 2020). Hal. 74

11
1) Average Cost
Fungsi average total cost atau average cost adalah biaya per unit atau
dihitung dangan rumus total cost dibagi dengan jumlah output yang
dihasilkan. Secara matematis ditulis:
𝐴𝑇𝐶 = 𝐴𝑇𝐶 (𝑟, 𝑤, 𝑞) = 𝑇𝐶 (𝑟, 𝑤, 𝑞) / 𝑞
2) Marginal Cost
Fungsi marginal cost adalah tambahan biaya yang muncul untuk setiap
tambahan output yang dihasilkan atau dihitung dengan rumus perubahan
total biaya dibagi perubahan output. Secara matematis ditulis:
𝑀𝐶 = 𝑀𝐶 (𝑟, 𝑤, 𝑞) = ẟ𝑇𝐶(𝑟, 𝑤, 𝑞) /ẟ𝑞

Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi dan fungsi
marginal cost diturunkan dari fungsi total cost. Begitu pula dengan fungsi
average cost diturunkan dari fungsi total cost. Kurva permintaan marginal
cost akan memotong dari bawah kurva average total cost pada titik
minimalnya. Titik 𝑄2 adalah jumlah output pada saat VC mencapai titik
minimalnya yang juga adalah persinggungan kurva VC dengan rental cost
per unit (r). Titik 𝑄2 adalah jumlah output pada saat ATC mencapai titik
minimalnya yang juga titik di mana kurva MC memotong dari bawah
kurva ATC. Titik 𝑄1 adalah jumlah output di mana kurva MC mencapai
titik minimalnya, yaitu pada saat perubahan returns to scale kurva variable
cost yang juga perubahan returns to scale kurva total cost7.

1. Marginal Cost dan Kurva Penawaran


Dalam jangka pendek perusahaan akan memaksimalkan labanya
dengan memilih jumlah output di mana harga sama dengan marginal cost,
selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada nilai minimal biaya
variabel rata-rata (average variable cost, AVC). Jika kedua keadaan
tersebut terpenuhi, maka itulah kurva penawaran8.
Kurva penawaran bersifat naik dari kiri bawah ke kanan atas
disebabkan karena adanya hubungan yang positif diantara harga dan

7
Ibid. hal. 75
8
A. Karim Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012). Hal. 155

12
jumlah barang yang ditawarkan, yitu makin tinggi harga, makin banyak
jumlah yang ditawarkan9.
Untuk setiap tingkat harga di bawah minimum AVC, jumlah yang
ditawarkan adalah nihil. Pada tingkat harga sama dengan AVC, jumlah
yang ditawarkan adalah 𝑄2 . Untuk setiap tingkat harga di atas AVC, jumlah
yang ditawarkan digambarkan oleh kurva MC, misalnya, pada tingkat
harga sama dengan ATC, jumlah yang ditawarkan adalah 𝑄3 . Jadi kurva
penawaran adalah kurva marginal cost yang di atas AVC, yaitu kurva
marginal cost yang dicetak tebal. Selisih antara kurva ATC dan kurva ATC
yang digambarkan dengan celah di antara kedua kurva tersebut,
menggambarkan AFC (average fixed cost). Untuk setiap tingkat harga di
atas AVC, namun di bawah ATC, (yaitu antara output 𝑄2 dan 𝑄3 ), berarti
perusahaan mengalami kerugian setiap output yang dijual, karena harga
lebih kecil dibanding ATC. Meskipun harga lebih kecil dibanding ATC,
bagi perusahaan lebih baik untuk tetap menjual outputnya karena pada
tingkat harga tersebut perusahaan telah mampu membayar AVC nya.
Kerugian yang masih terjadi adalah sebesar AFC nya. Ingatlah bahwa FC
adalah biaya tetap yang harus dibayar perusahaan apakah perusahaan
berproduksi atau tidak berproduksi. Karena AFC tetap akan muncul
berapapun jumlah output yang diproduksi, maka lebih baik bagi
perusahaan untuk memproduksi output sejumlah 𝑄2 sampai dengan 𝑄3 .10

9
Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013). Hal.
87
10
Rasyid, Ekonomi Mikro (Integrasi Keilmuan Konvensional Dan Syariah). Hal. 77

13
Dengan demikian, perusahaan berharap memantapkan keberadaan
produknya di pasar. Bila kemudian tingkat harga melampui ATC,
perusahaan ini akan membukukan laba.
Bagaimana bila perusahaan memilih untuk tidak berproduksi bila harga di
bawah ATC? Kerugian perusahaan akan bertambah besar11:
1) Perusahaan harus tetap menanggung AFC
2) Perusahaan tidak mempunyai kegiatan operasi yang berarti para
pelaksana perusahaan tidak mempunyai pendapatan. Jadi sebagai
pemilik perusahaan, ia memang tidak bagi hasil dari modal
penyertaannya (atau dividen), namun sebagai pelaksana perusahaan ia
tetap mendapat pendapatan berupa upah kerja bila tetap berproduksi.
Sebaliknya jika perusahaan tidak berproduksi, maka ia akan
kehilangan bagi hasil sebagai pemilik dan juga kehilangan upah kerja
sebagai pelaksana.

2. Producer Surplus
Producer surplus merupakan selisih antara total revenue dengan total
variable. Producer surplus dapat dihitung dengan dua cara :
Cara Pertama
Secara matematis, total revenue adalah hasil kali P*Q*, sedangkan
total variable cost adalah hasil kali AVC dengan Q*. Selisih antara
keduanya digambarkan dengan segi empat yang diarsir, yaitu hasil kali
antara (P*-AVC) dengan Q*12. Inilah yang disebut producer surplus.
Secara matematis ditulis:
Produser surplus = 𝑇𝑅 – 𝑇𝑉𝐶
= (𝑃 𝑥 𝑄) – (𝐴𝑉𝐶 𝑥 𝑄)

= (𝑃 – 𝐴𝑉𝐶) 𝑥 𝑄

11
Rokhmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: Alim’s Publishing, 2016). Hal. 102
12
Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam. Hal. 157

14
Cara Kedua
Cara lain untuk menghitung producer surplus sebagai berikut.
Perhatikanlah, bahwa variable cost untuk memproduksi 1 unit output sama
dengan marginal cost pada jumlah output 1 unit. Variable cost untuk
memproduksi 2 unit output sama dengan marginal cost pada jumlah output
1 unit ditambah marginal cost pada jumlah 2 unit dan seterusnya, sehingga
VC(Q) = MC (1) + …. + MC (Q).
Secara grafis total variable cost ini digambarkan dengan daerah yang
tidak diarsir yang berada di bawah kurva MC, sedangkan total revenue
adalah hasil kali P dengan Q, sehingga producer surplus digambarkan
dengan daerah yang diarsir, yaitu yang di bawah P dan di atas kurva MC13.

Cara pertama lebih mudah untuk menghitung total producer surplus,


sedangkan cara kedua lebih berguna untuk menghitung perubahan dari
producer surplus yang telah ada (existing producer surplus).

13
Ibid. hal. 158

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penawaran adalah jumlah barang ataupun jasa yang tersedia dan dapat
ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga tertentu dan
selama periode waktu tertentu. Harga suatu barang adalah faktor yang paling
penting untuk menentukan penawaran barang. Oleh karena itu, teori penawaran
atau (supply) selalu memfokuskan perhatiannya kepada hubungan antara tingkat
harga dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Keinginan para penjual dalam menawarkan harganya pada berbagai Tingkat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu teknologi, harga sumber
produksi, perkiraan harga sumber yang akan datang, perkiraan harga barang yang
akan datang, jumlah penjual, serta kebijakan pemerintah dan stabilisasi.
Adapun hukum penawaran yaitu perbandingan lurus antara harga terhadap
jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka penawaran akan
meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran akan turun. Sangat penting
untuk kemudian mengaris bawahi bahwa dalam hukum ekonomi islam, sebuah
penawaran yang dilakukan haruslah memperhatikan berbagai hal. Dengan kata lain
bahwa barang yang ditawarkan bukanlah produk yang dilarang dan jelas-jelas
diharamkan dalam islam.
Untuk kurva jangka pendek diilustrasikan pada gambar 7.1, bila harga yang
ada dipasaran berlaku dengan jangka pendek adalah P* maka produsen akan
memiliki keuntungan yang ekonomis yaitu P*E*QS. Dengan demikian kurva MC
yang berada diatas kurva AVC adalah garis yang menjelaskan produsen bersedia
berproduksi.
Sementara itu fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi dan
fungsi marginal cost diturunkan dari fungsi total cost. Begitu pula dengan fungsi
average cost diturunkan dari fungsi total cost. Kurva permintaan marginal cost akan
memotong dari bawah kurva average total cost pada titik minimalnya.

16
DAFTAR RUJUKAN

Adiwarman, A. Karim. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2012.

Hafid, A. Konsep Penawaran dalam Perspektif Islam. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
1(2), 203-216, 2015.

Jariah, Ainun. Teori Penawaran Islam.

Rasyid, Bahrur. Muhamad Saleh. Ekonomi Mikro (Integrasi Keilmuan


Konvensional Dan Syariah). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No:1.
Mataram: Sanabil, 2020.

Rozalinda.n.d. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.


Jakarta: Raja Wali Pers

Subagiyo, Rokhmat. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Alim’s Publishing, 2016.

Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada, 2013.

Yogi. EkonomiManajerial. Jakarta: Kencana, 2006.

Zulfi, Yulia. Teori Penawaran Islam. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah. Vol
1. No 2, 2019.

17

Anda mungkin juga menyukai