Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MIKRO EKONOMI ISLAM

TEORI PENAWARAN ISLAM

Disusun Oleh :

Gusti Randa (2030602231)

Dosen Pengampu :

Citra Pertiwi, S.E.I., M.E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan
dan kesempatan dalam rangka menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswa, yakni dalam
bentuk tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen dalam rangka menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan kami.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang.

Ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu pada mata kuliah Mikro
Ekonomi Islam ini yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga makalah yang
berjudul ”Teori Penawaran Islam” ini selesai tepat waktu.

Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
Ya Robbal Alamin.

Palembang, 08 Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………………………………………………………..……….i

DAFTAR ISI…………………………………………………..………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...…………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………..……………1
B. Rumusan Masalah……………………………………….…………………………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………..………………………………..3

A. Konsep Penawaran………………………………………..……………………….3
B. Faktor-faktor Penawaran dalam Islam.…………………………………………….5
C. Kurva Penawaran…………………………………………………………………..6
D. Total Cost dan Marginal Cost……………………………………..……………….7
E. Pengaruh Pajak penjualan………………………………………………………….9
F. Pengaruh Zakat Perniagaan…………………………………….………………….9
G. Internalisasi Biaya Eksternal…………………………………..…………………10
H. Penerrapan Biaya Kompensasi, Batas Ukuran atau Daur Ulang?...........................11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….…….12

A. Kesimpulan……………………………………………………………...………..12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...……………13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai suatu bidang studi
dalam ilmu ekonomi yang menerangkan tentang kegiatan dalam bagian- bagian kecil dari
keseluruhan perekonomian, salah satunya teori penawaran.
Berbicara tentang teori penawaran dalam kerangka ekonomi Islam merupakan kelanjutan
pembahasan tentang teori permintaan dalam ekonomi Islam, Sama halnya dalam ilmu ekonomi
konvensional, dalam ilmu ekonomi Islam pembahasan persoalan ini menyangkut factor-faktor
atau variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kedudukan penawaran suatu barang atau jasa
tertentu.
Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia
dan dapat ditwarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode
waktu tertentu. Teori penawaran yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam
menawarkan barang yang akan di jual.
Seperti halnya pada permintaan dalam islam yang diturunkan dari fungsi konsumsi, maka
teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu- Individu perusahaan dalam
analisis biayanya. Pada bagian-bagian di muka telah diterangkan bahwa tidak ada perusahaan
yang bersedia berproduksi ketika tingkat harga yang berlaku lebih kecil dari biaya variabel
rata-rata. Jadi, setiap perusahaan hanya akan berproduksi jika harga yang berlaku lebih tinggi
daripada biaya variable rata-ratanya. Pada dasarnya terdapat garis haga yang tak terbatas
jumlahnya diatas titik perpotongan antara kurva biaya marginal dengan kurva biaya variabel
rata-rata, dan dari sinilah kita dapat menemukan berapa kuantitas yang dapat ditawarkan pada
setiap tingkatan harga. Oleh karena itu, untuk menjelaskan bagaimana kurva penawaran di
bentuk perlu terlebih dahulu kita mempelajari kurva penawaran jangka pendek perusahaan
pada setiap tingkatan harga.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uaraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil ke-simpulan bahwa
pokok masakah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Apa Konsep Penawaran
2. Apa Saja Faktor-faktor Penawaran dalam Islam
3. Seperti Apa Kurva Penawaran
4. Total Cost dan Marginal Cost
5. Apa Pengaruh Pajak penjualan
6. Apa Pengaruh Zakat Perniagaan
7. Bagaimana Internalisasi Biaya Eksternal
8. Serta Bagaimana Penerrapan Biaya Kompensasi, Batas Ukuran atau Daur Ulang?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Penawaran
Penawaran adalah barang atau jasa yang ditawarkan pada jumlah dan tingkat harga tertentu
dan dalam kondisi tertentu. Penawaran islam pun ada hal yang membedakannya dengan
penawaran hedonis, bahwa barang atau jasa ditawarkan harus transparan dan rinci
spesifikasinya. Bagaimana keadaan barang tersebut, ada kelebihan dan kekurangan barang
tersebut. Jangan sampai penawaran yang kita lakukan merugikan pihak yang mengajukan
permintaan. Adapun Rasulullah Saw. Dalam memlakukan penawaran aelalu merinci tentang

2
spesifikasi barang dagangannya, sampai-sampai harga belinya pun disebutkan dan
menawarkan dengan harga berapa barang tersebut dibeli dan yang akan diperoleh olehnya,
Ibnu Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga la
mengatakan. "ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka harga- harga akan naik. Namun
bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, maka akan banyak barang
diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harag akan turun.
Dalam pandangan Ibnu Khaldun, dalam konteks supply, ada faktor-faktor penentu,
diantaranya:
1. Harga
2. Permintaan
3. Laju keuntungan
4. Buruh
5. Keamanan
6. Tingkat kesejahteraan masyarakat

Ibnu Taimiyah menyatakan alasan harga itu naik dapat disebabkan karena turunnya
penawaran atau kenaikan populasi jumlah pembeli yang berarti ada kenaikan jumlah dalam
permintaan pasar. Oleh karena itu sebuah harga dapat saja naik, karena penawaran turun
(pergeseran kurva ke kiri), atau permintaan naik (pergeseran kurva ke kanan) yang di
ekspresikan sebagai tindakan Allah". sebenamya melambangkan sebuah fenomena alamiah
yang berkait dengan fluktuasi harga. Tetapi sebagaimana yang tercermin dari pernyataan
diatas, naik turunnya harga juga terjadi, karena tindakan-tindakan curang dalam pasar seperti
aksi penimbunan yang dilakukan oleh spekulan (Hoetoro, 2007:83)."1
Imam Ghazali juga membicarakan tentang penawaran dan permintaan, bahwa harga
berlaku seperti yang ditentukan dalam praktik pasar, sebuah konsep yang kemudian di kenal
sebagai as-tsaman al-adil (harga yang adil). Kemudian diungkapkan secara konsepsional
pengertian penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar
tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu, Atau dengan kata lain bahwa
penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat
harga dan situasi. Sebagaimana juga halnya dengan permintaan, maka pada teori penawaran

1 Ismail Nawawi, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2010), hal.33

3
juga di kenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan penawaran. Penawaran
adalah gabungan seluruh jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu,
perode tertentu, dan pada berbagai tingkat harga tertentu. (Karim, 2004:325)
Berbagai factor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu
pasar diantaranya sebagai berikut:
a. Harga barang itu sendiri.
b. Harga barang-barang lain.
Dalam membahas teori permintaan bahwa barang-barang ada yang saling
bersaingan (barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Barang-barang seperti itu dapat menimbulkan pengaruh yang penting kepada
penawaran sesuatu barang. Sebagai contoh, oleh karena kenaikan biaya produksi di luar
negeri maka buku tulis yang diimpor bertambah mahal harganya. Beberapa konsumen
buku tulis impor sekarang lebih suka membeli buku tulis buatan dalam negeri dan
menaikkan permintaan dalam negeri untuk menaikkan produksi dan penawaran buku tulis
c. Ongkos dan biaya produksi.
Pembayaran kepada faktor-faktor produksi merupakan pengeluaran yang sangat
penting dalam proses produksi berbagai perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai
peranan yang sangat besar dalam menentukan biaya produksi Tanpa adanya kenaikan
produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor-faktor produksi akan menaikkan biaya
produksi. Di beberapa perusahaan kenaikan pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor
produksi akan menyebabkan biaya produksi melebihi hasil penjualannya dan mereka
mengalami kerugian. Ini dapat menimbulkan penutupan usaha tersebut dan jumlah
penawaran barang menjadi berkurang.
d. Tujuan produksi dari perusahaan.
Dalam teori ekonomi selalu dimisalkan perusahaan berusaha memaksimumkan
keuntungan. Dengan pemisalan ini tiap perusahaan tidak berusaha untuk menggunakan
kapasitas memproduksinya secara maksimal, tetapi akan menggunakannya pada tingkat
kapasitas yang memaksimumkan keuntungannya. Tetapi dalam prakteknya perusahaan-
perusahaan banyak yang mempunyai tujuan lain. Tujuan yang berbeda-beda tersebut
menimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian
penawaran sesuatu barang akan berbeda sifatnya sekiranya terjadi perubahan dalam tujuan
yang ingin dicapai perusahaan.
e. Teknologi yang digunakan.
4
Tingkat teknologi memegang peranan penting dalam menentukan banyaknya
jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kemajuan teknologi telah dapat mengurangi biaya
produksi, mempertinggi produktifitas, mempertinggi mutu barang dan menciptakan
barang-barang yang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang, kemajuan
teknologi menimbulkan dua efek, yaitu (1) produksi dapat ditambah dengan lebih cepat,
dan (2) biaya produksi semakin murah. Dengan demikian keuntungan menjadi bertambah
tinggi
Apabila beberapa factor yang mempengaruhi tingkat penawaran diatas di anggap tetap
selain harga barang itu sendiri (harga barang substitusi tetap, ongkos dan biaya produksi
relative tidak berubah, tujuan perusahaan tetap pada orientasinya, teknologi yang digunakan
tidak berkembang, dan lainnya dianggap tidak berubah), maka penawaran hanya ditentukan
oleh harga, Artinya, besar kecilnya perubahan penawaran di determinasi/ditentukan oleh besar
kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap
penawaran. Sebagai mana konsep asli dari penemunya (Alfred Marshall), maka perbandingan
lurus antara harga terhadap penawaran di sebut hukum penawaran.2

B. Faktor-faktor Penawaran dalam Islam


Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai
kekuatan penting di dalam pasar. Penawaran sebagai ketersediaan barang di pasar. Penawaran
barang atau jasa dapat berasal dari hasil impor (barang dari luar) dan produksi lokal. Kegiatan
ini dilakukan oleh produsen maupun penjual. Nilai tawar dalam islam didasarkan pada:
• Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasamya akan tergantung pada tingkat
keimanan dari produsen jika jumlah mashiahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi
semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya (cateris
paribus)
• Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal
yang pada akhimya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain,

2 Ibid. hal 35

5
keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashlahah lebih besar lagi untuk
mencapai falah, faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah anatra lain:
a. Harga Barang, Jika harga turun, maka produsen akan cenderung mengurangi
penawarannya,
sebab tingkat keuntungan yang diperoleh juga akan turun.
b. Biaya Produksi, Jika biaya turun, maka keuntungan produsen pada penjualan akan
meningkat yang seterusnya akan mendorongnya untuk meningkatkan jumlah pasokan
pasar.

Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan
aktivitas ekonomi, yaitu: Mafsadah, Gharar, Maisir, dan Transaksi Riba. Mafsadah, Gharar dan
Maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai akibat
yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata,
walaupun sudah dikemukakan, namun tidak tercerminkan dengan baik di dalam konsep dan
model dalam ekonomi Islam, sehingga sisi ini akan mendapat perhatian lebih banyak.
Sedangkan pelarangan terhadap transaksi riba tidak akan begitu mewamai pembahasan tentang
konsep biaya produksi dalam Islam, karena sudah dijelaskan dengan lebih detail pada buku
ataupun paper makalah dan jumal lainnya.

C. Kurva Penawaran Jangka Pendek

Pada gambar dibawah ini tampak bahwa MC, MR, dan kurva biaya variabel rata-rata
(AVC: Average Variable Cost). Pada setiap harga yang berada diatas P', maka berapapun
penjualan yang dilakukan oleh produsen, harga selalu melebihi AVC sehingga produsen masih
mendapatkan laba ekonomis positif.

6
Apabila harga berada pada saat MC sama denngnan AVC, maka titik perpotongan ini
disebut titik impas jangka pendek (short-run break-even point). Di mana pada harga ini
produsen tidak mendapatkan laba ekonomis, namun hanya mencapai titik BEP saja. Dengan
demikian, titik impas tersebut hanya akan beroperasi pada saat harga diatas AVC. Untuk
mendapat tingkat keuntungan optimal produsen akan berproduksi ketika MC-MR, apabila kita
asumsikan pasar bersifat persaingan sempurna maka harga (P) juga berfungsi sebagai MR.
Dengan demikian, MC = P = MR, pada gambar 1.1 bila harga yang berlaku di pasar dalam
jangka pendek adalah P' maka produsen akan memperoleh keuntungan ekonomis sebesar
P*E*QS. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kurva MC yang berada diatas kurva
AVC adalah garis yang menerangkan produsen bersedia berproduksi. Untuk memperjelas,
kurva pada gambar 1.1 apabila U. dan Uz dihubungkan, maka kita akan mendapat kurva
penawaran.

D. Total Cost dan Marginal Cost


Fungsi total cost menunjukkan, untuk setiap kombinasi input dan untuk setiap tingkat
output, minimum total cost yang muncul adalah TCTC(r.w.q). meskipun fungsi total cost
menggambarkan secara menyeluruh biaya yang harus dikeluarkan, namun akan lebih
memudahkan dalam kaitannya dengan kurva permintaan, bila analisis biaya dilakukan pada
biaya perunit. Ada dua konsep biaya perunit yang dikenal.3
• Average Cost

3Penjelasan matematika dapat dilihat di Walter Nicholson. Microeconomi Theory: Basic Principles and Extensions 6th ed.
(New York: The Dryden Press, 1995)

7
Fungsi average total cost atau average cost adalah biaya per unit atau dihitung dengan
rumus total cost dibagi dengan jumlah output yang dihasilkan. Secara sistematis di tulis:
ATC = ATC (rwq) = TC (r,w.q)/q

• Marginal Cost
Fungsi marginal cost adalah tambahan biaya yang muncul untuk setiap tambahan output
yang dihasilkan atau di hitung dengan rumus perubahan total biaya dibagi perubahan
output. Secara sistematis ditulis:
MCMC (rw.q)= 6TC (w.q)/oq
Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi, dan fungsi marginal cost
diturunkan dari fungsi total cost. Begitu pula dengan fungsi average cost diturunkan dari fungsi
total cost. Tabel berikut ini memberikan ilustrasi numeric dari hubungan komponen-komponen
tersebut.4 Fixed cost of capital diasumsikan $ 30/jam, dan biaya variabel yaitu biaya per unit
tenaga kerja adalah $ 10 jam.

Kurva marginal cost akan memotong dari bawah kurva average total cost pada titik
minimalnya. Titik Q2 adalah jumlah output pada saat VC mencapai titik miniminya yang juga
titik minimiinya yang juga adalah persinggungan kurva VC dengan rental cost per unit (r). Titik
Q3 adalah jumlah output pada saat ATC mencapai titik minimalnya juga titik di mana kurva
MC memotong dari bawah kurva ATC Titk Q1 adalah jumlah output dimana kurva MC
mencapai titik minimalnya, yaitu pada saat perubahan returns to scale kurva variable cost yang
juga perubahan returns to scale Kurva total cost.

4 Penjelasan numeric dapat di lihat di roberrt Frank. Microeconomi and Behavior 2nd ed. (New York: Mc Graw Hill, 1994)

8
E. Pengaruh pajak Penjualan
Pajak penjualan adalah pajak yang di kenakan oleh pemerintah dan di bayar pada waktu
jual ball ke atas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya
pajak penjualan dikenakan dalam bentuk suatu persentasi tertentu dari hasil penjualan.
Misalnya pajak penjualan adalah 10 persen dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak
penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh
barang-barang yang kenakan pajak tersebut.
Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai sebesar, akan meningkatkan
average total cost. ATC secara langsung juga berarti peningkatan MC. Bila harga tetap pada
tingat harga semula, maka peningkatan biaya ini berarti penurun profit. Karena total revenue
tetap sedangkan total cost meningkat. Sebelum adanya pajak penjualan, tingkat profit sebesar
profit. Dengan adanya pengenaan pajak penjualan, tingkat profit menurun jadi profil
Jadi pengenaan pajak penjualan akan membawa pengaruh;
1. Turunnya total profit dari profit, menjadi profit
2. Turunnya tingkat profit maksimal yang digambarkan oleh puncak gunung kurva profit.
Secara gratis, puncak kurva profit, lebih tinggi daripada puncak kurva profit.

F. Pengaruh Zakat Perniagaan


Pengenaan zakat pemiagaan memberikan pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan
pengenaan pajak penjualan. Dalam konsep islam, zakat perniagaan dikenakan bila telah
terpenuhinya dua hal: nisab(batas minimal harta yang menjadi obyek zakat, yaitu setara 96
gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut di miliki yaitu satu tahun). Bila nisab
dan haul telah terpenuhi, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya sebesar 2.5%

Obyek zakat perniagaan adalah barang yang di perjualbelikan. Dalam ilmu ekonomi, ini
berarti yang menjadi objek zakat perniagaan adalah revenue minus cost. Ulama berbeda
pendapat mengenal komponen biaya. Sebagian berpendapat bahwa biaya tetap boleh
diperhitungkan, sedang sebagian lainnya berpendapat bahwa hanya biaya variabel saja yang
boleh diperhitungkan Dalam ilmu ekonomi pendapat pertama berarti yang menjadi objek zakat
adalah economic rent. sedangkan pendapat kedua berarti yang menjadi objek zakat adalah quasi
vant atau producer surplus.

9
G. Internalisasi Biaya Eksternal
Perilaku memaksimalkan profit sering kali mendorong prosuden untuk berlaku aniaya.
Salah satu cara untuk meningkatkan profitnya adalah dengan memindahkan. biaya-biaya yang
seharusnya ditanggung produsen kepada pihak lain. Biaya yang paling mudah untuk dialihkan
adalah biaya yang tidak mempunyai kaitan langsung proses produksi. Misalnya biaya
pembuatan penampungan limbah pabrik yang seharusnya di tanggung produsen karena
merupakan konsekuensi dari proses produksinya, dialihkan kepada masyarakat dengan cara
membuang begitu saja limbah pabrik ketempat-tempat umum. Tindakan ini jelas anlaya, karena
produsen jelas-jelas mendapat keuntungan dari proses produksi, namun tidak mau
bertanggungjawab atas akibatnya, yaitu menanggung biaya penanganan limbah. Dalam ilmu
ekonomi, tindakan produsen ini di sebut negative externalities.5
Pada pembahasan tentang garis besar ekonomi islam kita telah membahas bahwa
konsep adil dalam ekonomi islam diterjemahkan menjadi empat hal, yaitu dilarang
melakukan mafsadah, tarang melakukan transaksi gharar, di larang. melakukan transaksi
maisir, dilarang melakukan transaksi riba. Salah satu bentuk mafsadah adalah melakukan
kerusakan yang dalam istilah ekonominya disebut negative externalities. Dalam konteks
utility function, mafsadah juga dapat diartikan bahwa islam hanya membolehkan utility
function dibangun dalam pilihan "good" X dan "good" ("hal baik" X dan "hal baik" Y). Pada
prinsipnya utility function yang dibangun dalam pilihan "good X dan "bad" Y ("hal baik" X
dan "hal buruk" Y), atau dalam pilihan "bad" X dan "good Y", tidak dibolehkan karena
tergolong tindakan mafsadah. Dalam pembahasan tentang teori permintaan islami kita pun
telah membahas tentang comer solution bila kita dihadapkan pada pilihan haram X Dan hotal
y Comeration in menunjukan bahwa kataupun ka dhadapkan pada pithan "good" dan "bad",
kita akan memilih seluruhnya"good", dan meninggakan. "bad" sama sekai Solusi lain selain
meninggalkan "had" sama sekali (misalnya pada saat darurat, selalu menghasilkan solusi yang
tidak optimal.

5 Lihat Robert Pindyck and Daniel Rubinfield. Microeconomi 3rd ed. (New Jersey: Prentice Hall, 1995)

10
H. Penerapan Biaya Kompensasi, Batas Ukuran atau Daur Ulang?
Dalam sejarah perkonoman Amerika Serkat, won standards merupakan piman dalam
mengontrol negative externalities. Sedangkan di Jerman, evasion fees yang merupakan
pilihan, Secara teontis, sebenarnya kedua instrument ini dapat memberikan hasil yang sama.
Misalnya suatu perusahaan mub nasional company yang mempunyai dua pabrik masing-
masing di Amerika Serikat dan Jerman. Di Amerika Serikat di tentukan bahwa emissions
standard adalah 12 unit. Di atas standar ini produsen akan dikenakan denda yang besar atau
bahkan di kategorikan melakukan tindakan criminal. Untuk menjaga agar proses produksi
yang dilakukannya tidak melebihi 12 unit, produsen harus mengeluarkan biaya $36 ribu
Sedangkan di jerman di tentukan enssons fees untuk setiap unit polus adalah setara $3 ribu.
Maka ia pun akan berproduksi tingkat polusi 12 unit dan membayar $36 ribu
Dalam konsep islam, mencegah masadah lebih diutamakan daripada memperbaiki
dampak buruk mafsadah, meskipun dampak buruk tersebut timu sebagai akses dan suatu
produksi yang bermanfaat.6 tu sebabnya penggunaan mekanisme recycling lebih diutamakan
daripada instrument fees dan standards.

6Dalam kaidah fighi disebutkan "Dar ul mafasid aula min jalbi al manaf (mencegah kerusakanlebih utama daripada
mengambil manfaat). Lihat Suyuti. Al Ashbah wan Naza ir. Untuk pembahasan rinci hal ini lihat Ahmad Nuryadi. Fiqih
Legal Maxims, Jakarta: Muamalat Institute, 2001) dan Anwar Ibrahim. Norma-norma Kontrak, (Jakarta: Muamalat Institute,
2001)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa :
Pertama, konsep penawaran yang dikemukan oleh Khaldun menjelaskan
pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga la mengatakan ketika barang-
barang yang tersedia sedikit, maka harga-harga akan naik Ibnu Taimiyah menyatakan
atasan harga itu nak dapat disebabkan karena turunnya penawaran atau kenakan
populasi jumlah pembeli yang berarti ada kenakan jumah dalam permintaan pasar
Kedua, ada beberapa factor yang mempengarus penawaran yaitu harga harang
itu sendet, harga barang lam, ongkos atau biaya produksi, quan produksi dari
perusahaan dan teknologi yang digunakan. Sedangkan factor penawaran dalam islam
adalah maslahah dan keuntungan Dimana Pengaruh mashahah Textsadap penawaran
pada dasarnya akan tergantung pada Singkat keimanan dan produsen. Jika jumlah
mashlahan yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka
produsen musim akan memperbanyak jumlah produksinya. Sedangkan keuntungan
merupakan bagian dan maslahah karena dapat mengakumulasi modal yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain,
keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashuahan lebih besar
lagi untuk mencapai fatah
Ketiga. Dalam ekonomi islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam
menjalankan aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah gharar, war, dan transaksi riba.
Masadah, gharar dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative
extematies) oenagai akat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya
memperhatikan keuntungan semata.

12
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarmian Azwar. Ekonomi Mikro Islam Jakarta: PT Raja Gratindo Persada

Edisi Kelima 2019

Sukino, Sadono, Mikro Ekonom. Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGratindo Edisi

Ketiga 2018:

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (PE). 2015. Ekonomi Islam.

Jakarta: FT Rajagrafinda Persada

13

Anda mungkin juga menyukai