Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM EKONOMI ISLAM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu :
Resmi Afifah Fadilah

Disusun Oleh ;

Kelompok 3
Mirzan Ramadhan 24022120089
Mohammad Fajrin 24022120072
Vidra Aulia Ridwan 24022121073

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan kami panjatkan puji serta syukur kehadirat
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Ekonomi Syariah yang berjudul “Teori Permintaaan dan Penawaran
Dalam Ekonomi Islam”.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
ikut berkontribusi di dalam pembuatan makalah ini. Berkat bimbingan dan petunjuk dari
dosen pengampu yang tulus dan ikhlas memberikan doa, mendidik dan memberikan
dukungan moril maupun material yang tak terhingga, maka keterbatasan dan kesulitan itu
dapat teratasi.
Dengan segala harapan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik untuk
kami, pembaca, dan berbagai pihak. Permohonan maaf kami ucapkan karena dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu dengan terbuka
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Garut, Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran.......................................................................2
2.2 Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam............................................3
2.3 Perbedaan Konsep ekonomi islam dengan konvensional terhadap teori permintaan
dan penawaran........................................................................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu ekonomi kita perlu mempelajari tentang permintaan (demand) dan
penawaran (supply). Pada ekonomi mikro permintaan dan penawaran bergantung pada
individu dalam suatu perekonomian. Disebabkan permintaan dan penawaran adalah pokok
dari permasalahan ekonomi. Sebelum mengetahui apakah kebijakan dan peristiwa dapat
mempengaruhi perekonomian, kita terlebih dahulu harus memperhatikan pengaruh yang akan
terjadi pada permintaan dan penawaran itu sendiri. Permintaan dan penawaran, mempunyai
pengertian masing-masing yang berbeda. Permintaan memiliki pengertian suatu keinginan
konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu
tertentu.1 Sedangkan penawaran memiliki pengertian jumlah barang yang produsen ingin
tawarkan (jual), pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu
Dalam pandangan ekonomi islam mengenai permintaan dan penawaran relatif sama
dengan ekonomi konvensional. Namun ada batasan-batasan dari individu untuk berperilaku
ekonomi yang sesuai dengan syariah (Al-Qur’an dan AsSunnah serta ijtihad dari para ulama
atau para ekonom Islam) yang membuat berbeda. Dalam ekonomi islam nilai norma dan
moral islami dijadikan sebagai prinsip dalam berekonomi. Hal ini disebabkan karena dua
point tersebut merupakan faktor yang menentukan suatu individu maupun masyarakat dalam
menjalankan kegiatan perekonomian, sehingga teori ekonominya menjadi berbeda dengan
teori ekonomi konvensional yang ada.
Didalam penerapan ekonomi islam permintaan dan penawaran juga relatif sama, akan
tetapi juga ada hal-hal yang membedakannya, seperti halnya dalam zakat, kegiatan zakat juga
berpengaruh pada penawaran yang diterapkan. Ada pula pembentukan harga yang harus
seimbang dengan kaidah islam. Akan tetapi dalam kaidah ilmu ekonomi semuanya itu sama,
hanya saja ada batasan-batasan atau teori-teori yang digunakan baik itu ekonomi islam
(konsep baik ) maupun ekonomi konvensional.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari Permintaan dan Penawaran ?


2) Apa itu Teori Permintaan dan Penawaran dalam ekonomi islam?
3) Bagaimana perbedaan konsep ekonomi islam dengan konvensional terhadap teori
permintaan dan penawaran?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui apa itu permintaan dan penawaran


2) Untuk mengetahui apa itu Teori Permintaan dan Penawaran dalam ekonomi islam
3) Untuk mengetahui perbedaan konsep ekonomi islam dengan konvensional
terhadap teori permintaan dan penawaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permintaan dan Penawaran

A. Permintaan
Permintaan dalam dunia ekonomi sering disebut dengan istilah demand yang berarti
suatu keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu, Sedangkan dalam ekonomi islam permintaan juga memiliki definisi
tersendiri. Menurut ibnu taimiyyah, pengertian permintaan adalah hasrat terhadap sesuatu
atau jumlah barang yang diminta (raghbah fil al-syai).
Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan, bahwa hal-hal yang
mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain:
1. Keinginan atau selera masyarakat terhadap suatu barang yang berbeda daan selalu
berubah-ubah. Dimana ketika masyarakat telah memiliki selera terhadap suatu barang maka
hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap barang tersebut.
2. Jumlah para peminat terhadap suatu barang. Jika jumlah masyarakat yang menginginkan
barang tersebut semakin banyak, maka harga barang tersebut akan semakin meningkat.
3. Kualitas pembeli (al-mu’awid). Dimana tingkat pendapatan merupakan salah satu cirri
kualitas pembeli yang baik. Semakin besar tingkat pendapatan, semakin tinggi kualitas
manyarakat untuk membeli
4. Lemah atau kuatnya kebutuhan suatu barang. Apabila kebutuhan terhadap suatu barang itu
tinggi maka permintan terhadap barang itu juga tinggi
5. Cara pembayaran (tunai atau angsuran).Jika pembelian barang tersebut dengan transaksi
tunai, biasanya permintaannya lebih tinggi
6. Besarnya biaya transaksi. Apabila biaya transaksi dari suatu barang rendah, maka
permintaan akan meningkat

B. Penawaran
Penawaran dalam dunia ilmu ekonomi sering disebut supply yang berarti jumlah
barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkatan harga selama satu
periode tertentu. Jika dicermati sebenarnya pengertian permintaan dan penawaran itu hanya
berbeda pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran
menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan, penawaran juga sama
menganalisis serta mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan faktor-faktor penentu
penawaran selain harga barang dianggap tidak berubah (ceteris paribus). Sedangkan dalam
ekonomi islam penawaran memiliki definisi bahwa jumlah barang atau jasa yang ditawarkan

2
harus transparan dan terperinci spesifikasinya, bagaimana keadaan barang tersebut, apa
kelebihan dan kekurangan dari barang tersebut, jangan sampai penawaran yang kita lakukan
dapat merugikan pihak lain dalam arti ini pihak yang mengajukan permintaan akan barang
dan jasa tersebut.
Faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya
permintaan tingkat keuntungan relative (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas)
misalnya besarnya tenaga buruh termasuk termasuk ilmu pengetahuan yang dimiliki dan
keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan
perkembangan secara keseluruhan. Adapun faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi
penawaran terhadap suatu barang:
1. Biaya dan teknologi
Biaya dan teknologi adalah dua konsep yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Yang dimaksud dengan biaya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan
jasa mencakup baiaya tenaga kerja, biaya bahan baku, jika sistem ekonomi konvensional
dalam dalam operasionalnya. Sedangkan teknologi adalah penemuan dan peningkatan
teknologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi contohnya adalah penggunaan
robot dan komputer.Jika diterapkan teknologi baru dan sebagainya
2. Jumlah penjual
Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran makin banyak jumlah
penjual yang mampu menjual pada tingkat harga tertentu makin tinggi penawaran
3. Dugaan tentang masa depan
Aspek dugaan atau ekspetasi teerhadap masa depan mencakup dugaan mengenai
perubahan harga dari barang tersebut. Misalnya, jika penjual menduga bahwa harga
barangnya akan meningkat dimasa depan, ia akan mengurangi penawarannya pada saat ini.
Akibatnya penawarannya berkurang. Hal ini dilarang oleh nabi, karena seperti nanti yang
akan kita lihat, perilaku ini mengakibatkan harga dipasar melonjak.
4. Kondisi alam
Kondisi alam seperti terjadi banjir, gempa bumi dan sebagainya.Bisa mengakibatkan
penawaran barangbarang tertentu berkurang khususnya barang-barang hasil pertanian.

2.2 Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam

A. Teori Permintaan
Menurut kajian ekonomi, tidak bisa terlepas dengan teori. Disebakan teori ini sendiri
dalam kajian ilmu ekonomi ada 2 macam teori, yaitu: teori permintaan dengan teori
penawaran Dalam ekonomi islam, setiap keputusan ekonomi seorang manusia tidak akan
terlepas dari nilai-nilai moral dan agama, karena setiap kegiatan senantiasa dihubungkan
dengan syariat. Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan terhadap suatu barang adalah hasrat
terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil sya’i yang dapat diartikan

3
jumlah barang yang diinginkan. Al-qur’an menyebut ekonomi dengan istilah iqtishad
(penghematan, ekonomi), yang secara literal berarti “pertengahan atau moderat” . Dari hal itu
seorang muslim dalam ekonomi islam memiliki asumsi dalam melakukan kegiatan
perekonomian. Adapun asumsi tersebut diantaranya:
1. Tidak boleh melakukan pemborosan atau berlebih-lebihan.
Dalam surat al-israa dijelaskan (lihat surat al-israa ayat 26-27). Seorang muslim
diminta untuk mengabil sebuah sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber
daya. Atau dalam arti lain tidak boleh israf (royal, berlebih-lebihan), akan tetapi juga tidak
boleh pelit (bukhl).
2. Jangan konsumsi barang yang haram (mengkonsumsilah barang yang halal dan thayyib).
Konsumsi seorang muslim dibatasi kepada barang-barang yang halal dan thayyyib
(QS. Al-maidah ayat 3). Sebenarnya tidak ada permintaan terhadap barang itu haram. Akan
tetapi dalam ekonomi islam, barang yang sudah dinyatakan haram untuk dikonsumsi otomatis
tidak memiliki nilai ekonomi, dari itu tidak boleh diperjualbelikan.

B. Teori Penawaran
Teori penawaran islam pada dasarnya segala sesuatu bentuk kegiatan ekonomi harus
kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Hal ini telah dijelaskan dalam al-qur’an surat
Ibrahim ayat 32-34. Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah untuk keperluan
manusia, terdapat larangan yang harus dipatuhi oleh umatnya yang berbunyi “janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi”. Meskipun pada dasarnya pengertian kerusakan ini sangat
luas, berhubung ada kaitannya dengan produksi dalam berekonomi, maka larangan akan
kerusakan itu digunakan untuk memberikan arahan terhadap nilai dan panduan moral
terhadap manusia itu sendiri. Sebagai contoh dari maksud kerusakan itu ialah:
1. Larangan produksi yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan lingkungan.
2.Larangan produksi yang dapat membuat rusaknya kesehatan, rusaknya moral dan
kepribadian.
Dari larangan dalam hal etika dan moral tadi, tentu saja berpengaruh terhadap fungsi
penawaran barang dan jasa itu sendiri.

2.3 Perbedaan Konsep ekonomi islam dengan konvensional terhadap teori


permintaan dan penawaran

A. Teori Permintaan
Definisi dan factor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara
permintaan konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa keduanya
merupakan hasil dari penelitian kenyataan di lapangan (empiris) dari tiap-tiap unit ekonomi.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar diantara keduanya, diantaranya:

4
1. Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan
adanya batasan syariah dalam teori permintaan islami. Permintaan islam berprinsip pada
entitas utamanya yaitu islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh Allah
SWT. Permintaan islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari
pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori, tetapi juga
berasal dari firman-firman Tuhan (relevation), yang menggambarkan bahwa ekonomi islam
didominasi oleh variable keyakinan religi dalam mekanisme sitemnya.
Sementara itu dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya terfokus pada tujuan
keuntungan dan materialisme.Hl ini wajar saja karena sumber inspirasi ekonomi
konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya kreatifitas, daya olah informasi
dan imajinasi manusia.Padahal akal manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki
keterbatasan bila dibandingkan dengan kemampuan.
2. Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk
dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan anatara yang halal maupun yang haram. Allah
telah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 87-88 : “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepadaNya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan islam membahas permintaan barang halal, barang
haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional, semua
komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi atau digunakan
3. Dalam motif permintaan islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap
barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-niali
kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten
dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.

B. Teori Penawaran
Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional dengan
islam sejauh hal itu dikaitkan dengan variable atau factor yang turut berpengaruh terhadap
posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada hakikatnya sama. Satu aspek
penting yang memberikan suatu perbedaan dalam perspektif ini kemungkinan besar berasal
dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai islam.
Yang pertama adalah bahwa islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai
konsumen atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-nilai. Nilai-nilai yang
paling pokok yang didorong ole islam dalam kehidupan perekonomian adalah kesederhanaan,
tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi (zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah
nilai-nilai yang seharusnya menjadi gaya hidup Islamic.
Yang kedua adalah norma-norma islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal
dan haram. Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma
ini. Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakikatnya adalah barang-barang atau
transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya.Namun demikian,
5
bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan
indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek.Sikap yang benar dalam menghadapi
persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah dibalik itu.
Dengan kedua batasan ini maka lingkup produksi dan pada gilirannya adalah lingkup
penawaran itu sendiri dalam ekonomi islam menjadi lebih sempit daripada yang dimiliki oleh
ekonomi konvensional.

6
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam kegiatan ekonomi konvensional maupun ekonomi islam, permintaan dan


penawaran adalah dua konsep yang mendasari kegiatan perekonomian secara luas permintaan
dan penawaran sendiri merupakan dua kata yang sering digunakan oleh para pelaku ekonomi.
Keduanya dijadikan sebagai kekuatan-kekuatan yang membuat proses kegiatan ekonomi
dapat bekerja.
Konsep Ekonomi Islam mengenai permintaan dan penawaran ini mirip sekali dengan
ekonomi konvensional, namun terdapat batasan-batasan individu untuk berperilaku dalam
kegiatan ekonomi yang sesuai aturan dan syariah. Secara Ekonomi islam nilai moral islami
merupakan prinsip dasar dalam melakukan kegiatan ekonomi, sehingga teori dalam
permintaan dan penawaran islam juga menjadi berbeda dengan teori yang terdapat pada
ekonomi konvensional
Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi (barang dan jasa) tidak
semuanya bisa untuk dikonsumsi atau digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang
haram.Oleh karena itu dalam teori permintaan, Islam membahas permintaan barang halal,
barang haram, dan hubungan diantara keduanya. Sedangkan dalam permintaan konvensional,
semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi maupun digunakan.

3.2 Saran

Setelah apa yang sudah dijelaskan sebaiknya masyarakat muslim didunia, lebih
khusus di Indonesia yang dimana mayoritas penduduk ini beragama muslim, menerapkan
sistem ekonomi Islam dalam kajian permintaan dan penawaran, agar barang yang kita
konsumsi atau gunakan tersebut halal dan berkah, itu membuat mudah kita yang beragama
muslim terjauh dari dosa.

7
DAFTAR PUSTAKA

Khalim, Abdul (2017) Permintaan dan Penawaran dalam Islam. e-ISSN: 2503-1473
Fattah, Im (2017) Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam. ISSN : 2502-3780

Anda mungkin juga menyukai