Disusun Oleh :
AZIZIR ZARVANDO : 2251010029
DELA UTARI : 2251010209
NOVITA SARI : 2251010121
PITER TRI PRASETYO : 2251010290
Kelas : E
Prodi : Ekonomi Syariah
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
MAKALAH.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian penawaran
Penawaran dalam dunia ilmu ekonomi sering disebut (supply) yang berarti
jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkatan harga
selama satu periode tertentu. 3 Atau dapat disimpulkan, penawaran adalah banyaknya
barang yang ditawarkan oleh penjual, pada suatu pasar tertentu, periode tertentu, serta
pada tingkatan harga tertentu. Jika dicermati sebenarnya pengertian permintaan dan
penawaran itu hanya berbeda pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata
membeli, maka penawaran menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan,
penawaran juga sama menganalisis serta mengasumsikan suatu periode waktu tertentu,
1
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, “Pengantar Imu Ekonomi (Mikroekonomi & Makro ekonomi)”
(Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Fakultas Ekonomi Indonesia, 2008), halaman 24
2
Karim A Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), halaman 31
3
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, “Pengantar Imu Ekonomi (Mikroekonomi & Makro ekonomi)”
(Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Fakultas Ekonomi Indonesia, 2008), halaman: 32
2
dan faktor-faktor penentu penawaran selain harga barang dianggap tidak berubah
(ceteris paribus).
Tidak berbeda dengan permintaan, dalam ekonomi islam penawaran
memiliki definisi bahwa jumlah barang atau jasa yang ditawarkan harus transparan dan
terperinci spesifikasinya, bagaimana keadaan barang tersebut, apa kelebihan dan
kekurangan dari barang tersebut, jangan sampai penawaran yang kita lakukan dapat
merugikan pihak lain dalam arti ini pihak yang mengajukan permintaan akan barang
dan jasa tersebut. Seperti halnya permintaan definisi penawaran dalam ilmu
ekonomi konvensional maupun ilmu ekonomi islam relatif sama. Hanya saja ada
prinsip-prinsip tertentu ada yang harus diperhatikan oleh individu khususnya individu
muslim dalam keinginannya dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
3
2. Hukum penawaran
Penawaran dalam ekonomi, ada istilah pokok dalam penawaran itu sendiri. Istilah
dalam penawaran itu ialah hukum penawaran. Hukum penawaran menurut Mustofa E.
Nasution didefinisikan sebagai: “kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk
menjualnya pada tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu”. 5 Atau dapat
diartikan luas hukum permintaan adalah semakin tinggi harga suatu barang, semakin
besar pula jumlah penawaran barang tersebut, sebaliknya semakin rendah harga
suatu barang maka semakin rendah pula jumlah barang tersebut. Pada dasarnya
hukum penawaran dan hukum permintaan itu hanya terdapat satu kata perbedaan
dalam definisinya atau bunyinya. Jika hukum permintaan menggunakan kata membeli,
hukum penawaran menggunakan kata menjual. Seperti halnya dalam permintaan,
penawaran juga mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan faktor-faktor penentu
penawaran selain harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan (ceteris
paribus).
4
Ibnu Taimiyyah, permintaan terhadap suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu,
yang digambarkan dengan istilah raghbah fil sya’i yang dapat diartikan jumlah barang
yang diinginkan.6Al-qur’an menyebut ekonomi dengan istilah iqtishad (penghematan,
ekonomi), yang secara literal berarti “pertengahan atau moderat”7
Dari hal itu seorang muslim dalam ekonomi islam memiliki asumsi
dalam melakukan kegiatan perekonomian. Adapun asumsi tersebut diantaranya:
Tidak boleh melakukan pemborosan atau berlebih-lebihan.
Dalam surat al-israa dijelaskan (lihat surat al-israa ayat 26-27). Seorang muslim
diminta untuk mengabil sebuah sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan
sumber daya. Atau dalam arti lain tidak boleh israf (royal, berlebih-lebihan), akan
tetapi juga tidak boleh pelit (bukhl).
Jangan konsumsi barang yang haram (mengkonsumsilah barang yang halal dan
thayyib).
Konsumsi seorang muslim dibatasi kepada barang-barang yang halal dan
thayyyib (QS. Al-baqarah ayat 75). Sebenarnya tidak ada permintaan terhadap
barang itu haram. Akan tetapi dalam ekonomi islam, barang yang sudah dinyatakan
haram untuk dikonsumsi otomatis tidak memiliki nilai ekonomi, dari itu tidak boleh
diperjualbelikan8.
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan
ke megahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi
yang sudah mencapai nisab, untuk menyisihkan dari anggarannya untuk
membayar zakat, infak dan shadaqah. Sedangkan dalam teori ekonomi konvensional,
permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat
harga tertentu dalam waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah
sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh permintaan adalah di pasar tradisional yang bertindak sebagai permintaan
adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara
6
Edwin Nasution Mustofa, “Pengenalan Eksklusi ekonomi islam” (Jakarta: kencana, 2007), halaman 85
7
Ibid, halaman 85
8
Edwin Nasution Mustofa, “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam” (Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP, 2006),
halaman 89
5
pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga
tertentu yang mungkinhasil dari tawar menawar yang cukup lama. Masyarakat selaku
konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar.
Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga
tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya
kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan
yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah
jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
Model permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap
perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga
digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya.
6
larangan yang harus dipatuhi oleh umatnya yang berbunyi “janganlah kamu membuat
kerusakan dimuka bumi.10
Dalam memanfaatkan alam yang telah Allah sediakan untuk manusia,
larangan yang harus di penuhi adalah “janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi”. Definisi kerusakan tersebut sangat luas, tetapi dalam kaitannya dengan
produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral.
Produksi Islami dilarang mengkibatkan kerusakan dalam memanfaatkan alam
dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul yang
mengakibatkan banjir dan longsor, menimbulkan polusi di atas ambang batas aman
bagi kesehatan. Produksi Islami juga haram menghasilkan produk-produk yang apabila
dikonsumsi akan menimbulkan kerusakan, baik itu rusaknya kesehatan, moral dan
kepribadian. Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi tersebut
tentu saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Seperti halnya
pada permintaan yang diturunkan dari fungsi konsumsi, maka teori penawaran
hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu-individu perusahaan dalam analisis
biayanya. Sebagai contoh, apabila suatu proses produksi menghasilkan polusi, maka
biaya lingkungan dan sosial tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga
10
Edwin Nasution Mustofa, “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam” (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP,
2006), halaman 94
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
permintaan itu adalah banyaknya jumlah barang yang ada dalam suatu pasar
tertentu, dengan tingkatan harga, tingkatan pendapatan, serta dalam periode tertentu.
Sedangkan penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual, pada
suatu pasar tertentu, periode tertentu, serta pada tingkatan harga tertentu. Jika
dicermati sebenarnya pengertian permintaan dan penawaran itu hanya berbeda pada
satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran
menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan, penawaran juga sama
menganalisis serta mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan faktor-faktor
penentu penawaran selain harga barang dianggap tidak berubah (ceteris paribus).
Hukum permintaan. Menurut Mustofa E. Nasution dalam bukunya berbunyi:
“kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat
harga dalam suatu periode tertentu”, Hukum penawaran menurut Mustofa E. Nasution
didefinisikan sebagai: “kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya
pada tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga sedangkan teori penawaran menerangkan hubungan antara jumlah
penawaran dengan harga. teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari perilaku
individu-individu perusahaan dalam analisis biayanya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, A Karim.Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007
Mustofa, Edwin Nasution.Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Pradana Media
Group.2006
Mustofa, Edwin Nasution. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.2007
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung.Pengantar Imu Ekonomi (Mikroekonomi & Makro
ekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Fakultas Ekonomi Indonesia. 2008
Sadono, Sukirno. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.2013
Salvatore, Dominick. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Kencana. 1990
Macam-macam-permintaan.Dipetik 31-03-2016, dari google website: http://belajar-ekonomi-
weebly.com.2014
Muawanah, M. (2017). Permintaan Dan Penawaran Dalam Islam. Al-'Adalah: Jurnal Syariah
dan Hukum Islam, 2(2), 111-127.
Permana, I. (2020). Teori Penawaran Dalam Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2(1),
6-20.