Anda di halaman 1dari 15

BAB VI

GENERAL EQUILIBRIUM DAN WELFARE

6.1. GENERAL EQUILIBRIUM

Pembahasan pada bagian ini akan mencermati mengenai keseimbangan pasar. Tentunya saudara-
saudara masih ingat bahwa pada pembicaraan di depan , kita sudah membahas keseimbangan
pasar untuk suatu barang. Keseimbangan pasar yang terjadi untuk suatu barang saja tanpa
memperhatikan pengaruhnya pada pasar barang lainnya disebut Partial Equilibrium. Sedangkan
pada pembahasan General Equilibrium maka pengamatan akan membahas keseimbangan di
semua pasar, atau keseimbangan dalam perekonomian.

Dalam general equilibrium kita akan melihat bagaimana interaksi antara permintaan dan
penawaran berbagai komoditi mempengaruhi harga barang-barang yang ada dalam prekonomian
pada kondisi keseimbangan. Melihat aspek yang dilihat pada analisa general equilibrium ini
tentunya, kita berpikir bahwa analisa ini pasti akan sangat kompleks. Memang analisa general
equilibrium cukup kompleks namun hal ini tidak menghalangi kita untuk mempelajari hal ini,
karena ada beberapa model yang cukup sederhana yang dapat kita pakai untuk mempelajarinya.

6.1.1 Model Edgeworth Box


Model ini dapat diterapkan pada perekonomian pertukaran, dalam hal ini kita mengabaikan
produksi barang – barang, karena asumsi yang dipakai pada perekonomian pertukaran adalah :
1. Hanya ada 2 barang yang dihasilkan di pasar.
2. Jumlah barang yang diproduksi di pasar adalah tetap.
Oleh karena asumsi yang kita pakai tadi mesyaratkan jumlah barang yang diproduksi adalah
tetap maka untuk sementara kita dapat mengabaikan aspek produksi pada pembahasan efisiensi
di sini. Efisiensi yang akan diamati hanyalah efisiensi pertukaran.
6.2. EFISIENSI PERTUKARAN
6.2.1. Efisiensi
Adalah tidak mudah untuk mendefinisikan alokasi sumber daya yang efisien karena tidak hanya
melibatkan satu besaran yang dimaksimisasi. Sebagai contoh adalah tidak mungkin untuk
membicarakan output dari sistem ekonomi secara keseluruhan karena tidak ada cara untuk
menjumlahkan semua barang yang berbeda yang diproduksikan. Oleh karena itu jelaslah bahwa
optimalitas harus dalam konsep multidimensi, karena dengan multidimensi masalah agregasi
dapat dihindari. Adanya gagasan multidimensi ini maka kita dapat mengenalkan konsep efisiensi
dalam bentuk yang abstrak dan sederhana. Jika ada sejumlah kegiatan yang bermanfaat, situasi
dikatakan efisien jika salah satu kegiatan ini tidak dapat ditingkatkan tanpa memotong kegiatan
yang lain. Jika ada sejumlah tertentu dan bermacam – macam barang, masalahnya adalah
bagaimana mengalokasikan barang ini diantara individu dengan cara yang efisien. Alokasi
barang ini dikatakan efisien jika tidak ada satu orang yang menjadi lebih baik (better off) dengan
mengalokasikan kembali (re-alokasi) barang yang tersedia tanpa menyebabkan orang lain
menjadi lebih buruk (worse off). Sedangkan situasi dimana satu orang dapat better off tanpa
menurunkan kesejahteraan orang lain, menunjukan bahwa efisiensi belum tercapai karena
kondisi ini dapat diperbaiki dengan redistribusi barang yang ada.

Ingat dalam ekonomi pertukaran kuantitas semua barang adalah tetap. Oleh karena itu masalah
yang timbul adalah bagaimana kita mengalokasikan barang ini di antara individu secara efisien.
Kondisi yang diperlukan supaya alokasi barang efisien adalah bagaimana mendistribusikan
baran tersebut sedemikian rupa sehingga Marginal Rate of Substitusion (MRS) antara 2 barang
adalah sama untuk semua individu. Marginal Rate of Substitusion (MRS) adalah merupakan
ukuran seberapa besar individu ingin menukar barang satu dengan barang lain ( ingat pada
pembahasan prilaku konsumen).

Untuk memperlihatkan hal ini, misalkan hanya ada 2 barang (yaitu X dan Y) dan 2 individu
(Satrio dan Joko) dalam masyarakat. Kita juga asumsikan ada 50 Y dan 100X untuk
dialokasikan. Maka pertanyaan yang menarik adalah apakah alokasi barang yang sama
banyaknya dari kedua komoditi pada masing – masing individu akan efisien? Untuk menjawab
pertanyaan ini tergantung pada selera individu yang ditunjukan oleh kurva indiferen. Penjelasan
selanjutnya dapat kita lihat dengan menggunakan Edgeworth Box.

6.2.2. Diagram Edgeworth Box


Suatu alokasi barang yang sama diantara 2 orang dengan MRS yang berbeda dapat dikatakan
tidak efisien. Karena kapan pun barang dialokasikan keinginan individu untuk menukarkan satu
barang dengan barang lain adalah berbeda. Barang – barang ini dapat dialokasikan kembali
dengan lebih baik, jadi alokasi yang lebih efisien dapat ditemukan. Ada banyak alokasi barang
yang efisien yang dapat dengan mudah kita lihat dengan menggunakan alat grafis yang terkenal
sebagai Edgeworth Box. Pembentukan ini diperlihatkan pada gambar VI.1. Edgeworth Box
mempunyai dimensi yang ditentukan oleh kuantitas total 2 barang (X dan Y) dimana masing –
masing jumlahnya tetap. Dimensi horizontal menunjukan kuantitas total X yang tersedia,
sedangkan ketinggian vertical dari box adalah kuantitas Y. Titik Os dianggap Titik

origin untuk Satrio. Kuantitas X Satrio diukur sepanjang sumbu horisontal dari Os ke kanan.
Kuantitas Y sepanjang sumbu vertikal dari Os ke atas. Titik tertentu dalam box dapat dianggap
alokasi X dan Y bagi Satrio. Sebagai contoh pada A, Satrio memperoleh Xsᴬ dan Ysᴬ. Hal yang
berharga dari edgeworth Box adalah kuantitas yang diterima Joko juga terlihat dari titik A.
Secara sederhana Joko menerima bagian dari kuantitas total yang “tersisa”, kita dapat mengukur
kuantitas Joko dari titik Origin Oj. Oleh karena itu titik A juga menunjukkan kuantitas Xjᴬ dan
Yjᴬ untuk Joko. Perhatikan alokasi dengan cara di atas menghabiskan kuantitas X dan Y yang
tersedia.

Pembaca dapat memilih titik tertentuk dalam box dan titik tersebut menunjukkan pembagian
barang X dan Y bagi Satrio dan Joko. Untuk menemukan titik-titik yang efisien, kita harus
memasukkan selera. Gambar VI.2., menunjukkan kurva indiferen Satrio digambarkan dengan
titik origin Os. Gerakan dengan arah ke kanan atas menunjukkan tingkat utilitas Satrio lebih
tinggi. Dalam gambar yang sama, kurva indiferen Joko digambar dengan sudut Oj sebagai titik
origin. Gerakan dengan arah ke kiri bawah menunjukkan tingkat utilitas Joko yang menaik.
Dengan menggunakan kurva indiferen dimungkinkan menemukan titik-titik efisien dalam
diagram. Misalkan tingkat utilitas Joko Fixed, sbesar Uj³. Pengertian efisiensi mensyaratkan
bahwa tingkat utilitas Satrio harus dimaksimalkan jika tingkat utilitas Joko tetap. Tanpa
melakukan hal itu efisiensi tidak akan terjadi. Tingkat utilitas Satrio yang maksimum dalam
kasus ini adalah titik M2, dimana IC Satrio (U²s) menyinggung Uj³. Pada titik persinggungan ini,
MRS (X untuk Y) Satrio sama dengan Joko, di sini kondisi efisiensi terpenuhi.

Diagram Edgeworth Box memungkinkan semua kemungkinan alokasi dari dua barang
(Xdan Y) dapat divisualkan. Jika kita anggap sudut Os titik origin Satrio dan Oj milik
Joko, maka alokasi yang ditunjukkan oleh titik A menunjukkan Satrio akan memperoleh
Xsᴬ dan Ysᴬ, dan Joko akan menerima sisanya (Xjᴬ, Yjᴬ). Tujuan diagram ini untuk
menentukan yangmana kemungkinan alokasi dalam box yang efisien.

6 . 2 . 3. Kurva Kontrak (Contract Curve)

Titik tertentu dalam Edgeworth Box menunjukkan alokasi barang yang tersedia antara Satrio dan
Joko dan semua kemungkinan alokasi pada box.

Titik-titik pada kurva Os, Oj adalah efisien dalam arti bahwa pada alokasi ini, Satrio tidak dapat
dibuat better off tanpa membuat Joko worse off, vice-versa. Alokasi seperti titik A, di lain pihak,
tidak efisien karena Satrio dan Joko dapat dibuat better off (dengan memilih M2, sebagai
contoh). Perhatikan bahwa sepanjang Os, oj MRS Satrio sama dengan MRS Joko. Garis Os, Oj
disebut kurva kontrak (contract Curve).

Dalam Edgeworth Box ada sejumlah persinggungan seperti M2. Beberapa dilukiskan dalam
Gambar VI.2. (M1, M3, M4). Masing-masing titik ini mempunyai arti bahwa MRS Satrio sama
besar dengan MRS Joko. Tempat kedudukan semua alokasi yang efisien ini disebut kurva
kontrak (contract curve). Dalam Gambar VI.2. tempat ini diberikan dengan garis dari Os sampai
Oj. Setiap alokasi pada kurva kontrak mempunyai makna bahwa Satrio tidak dapat dibuat better
off tanpa membuat Joko worse off. Sebagai contoh, alokasi seperti titik A di mana di luar kurva
kontrak, adalah tidak efisien. Kedua orang dapat dibuat better off dengan bergerak ke titik
sepanjang kruva kontrak. Misal kita memilih alokasi M2, pada M2 Satrio dan Joko keduanya
better off daripada titik A. Jadi jelaslah titik A

menunjukkan cara alokasi X dan Y yang tidak efisien.


Kurva kontrak (contract curver) adalah merupakan tempat kedudukan semua
alokasi yang efisien. Karena pada titik ini seorang tidak dapat better off tanpa
membuat yang lainnya worse off.

Pada model Edgeworth, titik-titik efisiensi ini juga dapat menunjukkan posisi general
equilibrium jika pada kondisi itu masing-masing konsumen sudah mendapatkan kepuasan
maksimum dengan keterbatasan budget line yang dimilikinya.

6. 3. EFISIENSI DALAM PRODUKSI

Setelah membahas efisiensi dalam ekonomi di mana kuantitas barang fixed secara absolut,
sekarang kita dapat mengalihkan perhatian kita pada produksi. Dalam perekonomian terdapat
bermacam-macam barang yang diproduksi. Oleh karena itu tidak mungkin untuk membicarakan
“maksimisasi output total”. Karena beras, jeruk, mobil tidak dapat dijumlahkan bersama-sama
menjadi sesuatu yang dinamakan output. Situasi ini identik dengan apa yang kita hadapi
sebelumnya di mana tidak ada cara untuk menjumlahkan utilitas individu secara bersama-sama
untuk menghasilkan ukuran kesejahteraan sosial (social welfare).

Oleh karena itu kita harus menggunakan konsep multidimensi lagi. Masyarakat dengan jumlah
sumber daya yang fixed dikatakan mengalokasikan sumber daya itu secara efisien dalam proses
produksi jika tidak ada tambahan satu barang yang dapat diproduksi tanpa memotong produksi
barang yang lain. Sebagai contoh, misalkan dalam perekonomian yang memproduksi 2 barang,
makanan dan pakaian. Alokasi sumber daya di mana lebih banyak makanan dapat di produksi
tanpa mengurangi produksi pakaian dapat dikatakan tidak efisien. Oleh karena itu sumber daya
sebaiknya dialokasikan kembali untuk menghasilkan lebih banyak makanan. Di lain pihak, jika
kenaikan makanan, memotong produksi pakaian, dikatakan alokasi sudah efisien karena output
tidak dapat ditingkatakan. Dengan menggunakan definisi ini maka kita tidak perlu
membandingkan makanan dan pakaian secara langsung untuk memutuskan apakah sumber daya
dialokasikan secara efisien.
Untuk mencari efisiensi dalam produksi dapat digunakan nmodel yang sederhana di mana kita
menggangap hanya ada satu perusahaan dalam perekonomian di mana perusahaan menggunakan
2 input, kapital (K) dan tenaga kerja (L) untuk memproduksi 2 barang yang berbeda yaitu X dan
Y. Misalkan perusahaan mempunyai jumlah K dan L yang fixed dan harus memutuskan
bagaimana mengalokasikan input untuk memproduksi X dan Y. Maka perusahaan akan
beroperasi secara efisien jika tidak ada kemungkinan untuk re-alokasi input sehingga output X
dapat dinaikkan tanpa memotong Y atau sebaliknya. Kondisi alokasi yang efisien adalah sama
dengan apa yang kita bahas mengenai efisiensi dalam pertukaran. Kondisi ini melibatkan konsep
Rate of Technical Substition (RTS) perusahaa. RTS didefinisikan sebagai tingkat dimana
perusahaan dapat mensubtitusikan satu input (L) untuk input yang lain (K) dengan
mempertahankan output konstan.

Secara sederhana RTS adalah slope isoquan yang bertanda negatif (ingat pembahasan perilaku
produsen).

Sebuah perusahaan dengan sumber daya yang fixed dapat dikatakan telah
mengalokasikan sumber dayanya secara efisien jika pada fully employed
(pengerjaan penuh), RTS antara input sama untuk setiap output yang diproduksikan
perusahaan.

Ini berarti pada kondisi pengerjaan penuh perusahaan tidak membiarkan input yang tersedia
menganggur (unemployed). Namun demikian full employed tidak cukup untuk menjamin
efisiensi, karena syarat lain yang diperlukan untuk mencapai efisien adalah perusahaan telah
mengalokasikan sumber dayanya sehingga RTS antara input sama untuk masing-masing output
yang diproduksi.
Kita dapat menggunakan diagram yang sama dengan Edgeworth Box, untuk menganalisa
efisiensi produksi. Gambar VI.3. melukiskan diagram tersebut. Dimensi box ditentukan oleh
kuantitas total kapital dan tenaga kerja yang tersedia bagi perusahaan. Sudut kiri bawah, Ox
diambil sebagai titik origin untuk isoquan berbagai kombinasi K dan L. Sama halnya, sudut
kanan atas, Oy diambil sebagai titik origin untuk isoquan barang Y. Titik tertentu dalam box
menunjukkan (fully employed) alokasi sumber daya yang tersedia antara produksi X dan Y.
Seperti sebelumnya, tempat alokasi efisien K dan L ditentukan oleh titik persinggungan isoquan.
Pada titik singgung isoquan, input sudah dialokasikan secara efisien karena output X tidak dapat
dinaikkan tanpa menurunkan output Y. Sepanjang garis yang melalui Ox dan Oy RTS kedua
output adalah sama. Sedang alokasi di luar garis ini (seperti titik A) tidak efisien. Karena dengan
bergerak dari A ke tempat yang efisien (pada titik seperti P2), perusahaan dapat memproduksi X
sebesar X2 dan Y sebesar Y3 yang lebih banyak daripada titik A.

6. 3. 1. Kurva Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier)

Tempat kedudukan titik-titik efisiensi dalam Gambar VI. 3. Memperlihatkan output Y adalah
maksimum untuk output X yang tertentu atau sebaliknya. Dari Box Diagram tersebut dapat
diturunkan Production Possibility Frontier (PPF) atau Production Possibility Curve (PPC) yang
memperlihatkan berbagai kombinasi output X dan Y yang dapat diproduksi dengan K dan L
yang fixed. Dalam Gambar VI.5. Ox, Oy diambil dari Gambar VI.3. dan ditransfer menjadi
gambar dengan output X dan Y pada sumbu-sumbunya. Pada titik Ox, sebagai contoh,
menunjukkan tidak ada sumber daya yang dialokasikan untuk memproduksi X. Konsekuensinya
output Y adalah maksimum dengan sumber daya yang ada. Sama halnya pada Oy, output X
adalah maksimum dengan sumber daya yang ada. Titik lain pada PPF (P1, P2, P3, P4)
diturunkan dengan cara yang identik dari titik efisiensi pada Box Diagram.
Kurva Kemungkinan Produksi menunjukkan efisiensi yang sedang kita bahas. Titik tertentu di
dalam PPF tidak efisien karena output dapat ditingkatkan. Alokasi K dan L yang ditunjukkan
oleh titik A, sebagai contoh, tidak efisien karena tingkat output pada garis PPF dapat diperoleh
dan lebih disukai daripada A.

Slope PPF menunjukan seberapa besar output X dapat disubtitusi untuk Y bila total sumber daya
adalah konstan. Sebagai contoh titik dekat Ox pada PPF. Slopenya negatif sebesar -1/4,
mempunyai implikasi bahwa dengan mengurangi Y dengan 1 unit, output X dapat ditingkatkan
dengan 4 unit. Dekat Oy, di lain pihak, besarnya slpoe -5, mempunyai implikasi output Y haus
diturunkan sebesar 5 unit untuk produksi X lebih banyak 1 unit. Slope PPF secara jelas
memperlihatkan kemungkinan pertukaran/perdagangan Y dan X dalam produksi. Slope yang
negatif ini dinamakan Rate of Production Transformation (RPT). RPT menunjukan bagaimana X
dapat ditukarkan dengan Y, dengan pengerjaan input yan tersedia secara efesien.

Production Possibillity Frontier (PPF) adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi
dua barang yang dapat diproduksi dengan menggunakan 2 macam input yang fixed.

Ox

Y4 p1

Y3 p2

Y2 p3

Y1 p4
O x1 x2 x3 x4 Oy X

Gambar VI.1.

6.4. EFIENSI DALAM PRODUKSI DAN PERTUKARAN

Tujuan sistem perekonomian adalah untuk memuaskan keinginan manusia. Efisiensi dalam
produksi tidak akan terjadi jika barang yang diproduksi merupakan kombinasi barang yang
“salah”. Definisi efisiensi dalam produksi dan pertukaran diambil dari definisi Perato, yang kita
gunakan pada kasus pertukaran. Alokasi barang dan sumber daya di antara dua perusahaandapat
dibuat better off tanpa membuat pihak lain worse off.

Jelas bahwa semua kondisi untuk efisiensi produksi dan pertukaran harus terpenuhi jika kita
ingin memperoleh efesiensi secara keseluruhan. Sebagai contoh, jika produksi tidak efisien,
maka ada produksi barang yang dapat ditingkatkan tanpa menurunkan produksi barang yang lain.
Out put tambahan ini akan menaikan utulitas individu yang memperoleh barang tersebut tanpa
menurunkan utulitas pihak lain.

Produksi dan pertukuran yang efisien bukan kondisi yang cukup umtuk mencapai efisiensi secara
keseluruhan. Harus mempertimbangkan produksi barang yang “benar”. Karena jika barang yang
telah dibuat tidak ada yang menginginkannya, maka efisiensi ekonomi yang baik tidak akan ada
dapat dipenuhi. Untuk menjamin efisiensi keseluruhan, kita dapat menggabungkan aspek selera
dan produksi. Kondisi untuk menjamin bahwa perekonomian memproduksi barang yang “benar”
yaitu bila MRS kedua barang adalah sama. Gambar VI.5. menggambarkan syarat efisiensi dalam
produksi dan pertukaran untuk kasus yang sangat sederhana. Diasumsikan hanya ada dua barang
(X dan Y) yang diproduksikan dan hanya ada satu individu (mungkin Robinson Crusoe) dalam
masyarakat. Kombinasi X dan Y yang dapat diproduksi ditentukan oleh Kurva Kemungkinan
Produksi PP. Titik tertentu pada PP menunjukan titik efisiensi produksi. Dengan memasukan
peta IC pada gambar VI.5. kita lihat hanya terdapat satu titik pada PP yang memberikan utilitas
maksimum. Titik utuilitas maksimum ini adalah E, dimana kurva PP bersinggungan dengan IC
individu yang tertinggi yaitu U2. Pada titik persinggungan ini, MRSxy individu sama dengan
RPTxy dan hal ini merupakan kondisi yang diperlukan untuk mencapai efisiensi keseluruhan.
Perhatian titik E lebih disukai dari pada setiap titik yang menunjukan efisiensi dalam produksi.

Efisiensi produksi dan pertukaran secara bersama-sama tercapai apabila PPF


bersinggungan dengan IC, yang berarti MRSxy = RPTxy.

Output y

U3

U2

U1

P Output x

Gambar VI.5.
Dalam Gambar VI.5. titik G yang “tidak efissien” lebih disukai dari pada titik F yang “Efisien”.
Dari sudut pandang Individu produksi secara tidak efisien lebih disukai dari pada dipaksa
memproduksi kombinasi barang yang “salah” secara efisien. Meski titik E (yang diproduksi
secara efisien) superior penyelesaian “second best”yaitu pemilihan pada titik G.

6.5. EKONOMI KESEJAHTERAAN (ECONOMIC WELFARE)

Ekonomi kesejahteraan adalah merupakan bagian dari ilmu Ekonomi Mikro yang bersifat paling
normative. Ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan alokasi baran dan sumber daya berang yang
feasible (layak) bagi masyarakat dan membangun criteria pemilihan/seleksi diantara alokasi ini.
Pertanyaan yang menarik dalam pembahasan ini adalah: alokasi sumber daya mana yang terbaik
dari sudut pandang masyarakat.

Utilitas joko

Os

UjA A

C C

0
45

UsA Oj Utilitas Satrio

Gambar VI.6.
Misalkan diasumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka Utility Possibility Frontier (Kurva
Kemungkinan Utiitas) dapat digambarkan, mislaknya Os, Oj menunjukan kombinasi utilitas
yang dapat dicapai oleh masyarakat. Dua criteria pemilihan antara titik-titik Os, Oj yang
mungkin adalah:

- Pilih utilitas yang “sama” antara Satri dan Joko (titik A).
- Pilih utilitas sehingga utilitas total adlah maksimum.

6.5.1. Dua Kriteria Kesejahteraan yang Sederhana

Ada dua kriteria yang dapat digunakan untuk memilih titik pada Os, Oj yang diperlhatkan pada
gambar VI.5. Pertama, adalah satrio dan Joko mendapatkan utilitas yang sama jika utilitas dapat
diukur. Kriteria kesejahteraan sosial ini akan memilih titik A pada kurva kemungkinan utilitas.
Karena titik A merupakan titik yang unik pada contract curve, alokasi ini menunjukkan bahwa
Satio memperoleh Xsᴬ dan Ysᴬ, sedangkan joko memperoleh Xjᴬ dan Yjᴬ. Perhatikan bahwa
barang X dan Y tidak didistribusikan sama. Ingat disini disyaratkan kesamaan utilitas bukan
kesamaan distribusi barang. Jika individu mempunyai selera yang berbeda untuk kedua barang,
barang-barang ini dapat didistribusikan dalam jumlah yang tidak sama pada titik A.
Kriteria lain adalah dipilih titik pada kurva kemungkinan utilitas dimana jumlah utilitas satrio
dan joko adalah paling besar. Ini mensyaratkan bahwa titik optimal (E) dipilih untuk
memaksimalkan (Uj+Us) terhadap kendala kurva kemungkinan utilitas

Os D

Ujᴱ

E w3
F w2

W1

Usᴱ Oj

6.5.2 Fungsi Kesejahteraan Sosial


Pendekatan yang lebih umum terhadap social welfare (dimana termasuk kedua kriteria yang telah
dibahas diatas) dapat diperoleh dengan meneliti konsep social welfare function. Jika kita
asumsikan bahwa selera individu dapat dihitung, fungsi ini hanya tergantung pada tingkat utilitas
satrio dan joko.

Dimana social welfare adalah :

Social welfare = W (Us, Uj)

Persoalan masyarakat adalah mengalokasikan X dan Y antara satrio dan joko untuk
memaksimalkan W. Prosedur ini dilukiskan pada gambar VI.7. kurva W1, W2 dan W3 mewakili
social indifference curve (IC social). IC social ini digambarkan cembung terhadap titik origin
karena asumsi “masyarakat” menunjukkan rate of substitution utilitas satrio dan joko yang
menurun.

Titik E merupakan titik social welfare optimal, karena pada titik ini tingkat W tertinggi dapat
dicapai dengan kurva kemungkinan utility yang given (sebagai kendala/constraint).

Ada dua kriteria untuk mengukur kesejahteraan:

1. Utilitas yang diterima oleh masing-masing individu sama


2. Jumlah kurva kemungkinan utilitas masyarakat adalah paling besar.
6.5.3 Konflik Antara Efisiensi Dan Pemerataan

Gambar VI.7 menunjukkan bahwa pemilihan distribusi utilitas yang memaksimalkan social
welfare secara konsep adalah benar. Gambar tersebut melukiskan pentingnya pembedaan yang
harus dibuat antara tujuan efisiensi dan pemerataan. Semua titik pada Os ,Oj adalah efisien
menurut kriteria Pareto. Akan tetapi beberapa titik efisien menunjukkan distribusi yang jauh
daripada merata dibandingkan dengan titik lain. Kadang-kadang masyarakat memilih alokasi
sumber daya yang kelihatannya tidak efisien, jika alokasi optimal (E) tidak tercapai. Untuk
mencapai konsep pemerataan masyarakat adalah masuk akal untuk menerima ketidakefisienan.
Sebagai contoh, misalkan tanpa transfer pendapatan hanya titik seperti D yang dapat tercapai,
dimana dengan perdagangan yang benar-benar efisien akan menghasilkan utilitas yang tidak
sama. Di lain pihak, mungkin dengan transfer pendapatan dapat mengakibatkan titik F yang tidak
efisien dicapai. Efisiensi dalam hal ini dikurbankan sebagai kompensasinya pemerataan dapat
ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai