Permintaan )
Kelompok 1
1. Viska Yuliana
2. Okta Putrining Utami
3. Yuli Lestari
4. Siti Maisaroh
KEGIATAN BELAJAR 1
Fungsi Permintaan
A. PENDEKATAN UTILITAS
Kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengkonsumsian barang-barang
dan jasa sering disebut utilitas. Istilah tersebut berhubungan dengan seorang
filsaf Inggris bernama Jeremy Bentham (1748-1832). Pendekatan utilitas
menganggap bahwa kepuasan konsumen dari pengkonsumsian barang-
barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama seperti melakukan
pengukuran terhadap tinggi atau berat badan, yang biasa disebut sebagai
pendekatan kardinal.
Pendekatan utilitas dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa harga dan
kuantitas yang diminta berhubungan terbalik.
1. Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas
a. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya:
Utilitas = f(barang X, barang Y, barang Z,barang...)
b. Anggaran menjadi kendala bagi konsumen dalam memaksimumkan utilitasnya.
c Utilitas dapat diukur secara kardinal.
d. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.
Pada modul 2.3 Tabel 2.1 menunjukkan skedul Total Utility dan Marginal Utility
untuk rokok. Skedul MU mempunyai ciri yang menurun. Setiap tambahan rokok
yang dihisap akan menghasilkan tambahan TU yang semakin kecil. Total Utility akan
maksimal ketika MU= 0. Jika MU menjadi negatif, TU dari konsumsi akan
berkurang.
2. Perbandingan antara MU dengan
Harga ditentukan berdasarkan nilai utilitas marginalnya. Dalam kasus konsumen hanya
memiliki 1 pilihan konsumsi barang maka kaidah berikut berlaku:
Pada modul 2.6 tabel 2.4 telah dijelaskan mengenai skedul indiferens.
3. Marginal Rate of Substitution (MRS) dan Kurva Indiferens
Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik
pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.
Contohnya, jika anggaran (1) sebesar 100 ribu rupiah dan harga barang X dan Y masing masing 5 ribu rupiah dan 10
ribu rupiah maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB (Gambar 2.3). Daerah anggarannya (budget set)
melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar 100 ribu rupiah atau kurang.
1. Persamaan Garis Anggaran
Persamaan garis anggaran (I pendapatan atau anggaran konsumen) bisa dituliskan dengan dua cara:
I=X.Px,+Y.Py [pers 2.4]
di mana Px adalah harga barang X, P, adalah harga barang Y, X adalah jumlah barang X yang dapat dikonsumsi, Y
adalah jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi. Berikut ini adalah contoh persamaan anggaran untuk Gambar 2.3
adalah:
100=100 X+10Y atau Y=100/10-5/10X=>Y=10-0,5X
2. Slope Garis Anggaran
Slope garis anggaran sama dengan nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X (P.) terhadap harga
barang pada sumbu Y (Py). Kita dapat menghitung slope garis tersebut dengan mencari titik-titik potongnya dengan
sumbu X dan Y. Titik-titik potong tersebut akan diperoleh dengan menganggap bahwa seluruh anggaran
dibelanjakan untuk suatu barang tertentu.
Oleh karena itu, pada anggaran dan harga tertentu seperti pada contoh di muka, perpotongan pada sumbu Y akan
terjadi pada 1/Py 100/10 10. Sedangkan perpotongan pada sumbu X terjadi pada 1/Px= 100/5-20. Karena slope
garis anggaran adalah nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X (P.) terhadap harga barang pada
sumbu Y (Py), konsep ini dapat dirumuskan pada modul hal 2.10
3. Pergeseran Garis Anggaran
Garis anggaran akan bergeser jika pendapatan dan/atau harga berubah. Kenaikan
jumlah pendapatan akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik
origin). Sementara itu, kenaikan harga barang X (atau Y) akan menyebabkan garis
anggaran berputar mendekati titik asal (origin), sepanjang sumbu X (sumbu Y).
Setelah kita mengetahui peta indiferens dan batas efisiensi yang dimiliki konsumen maka
kita dapat menentukan restoran manakah yang akan dikunjungi oleh konsumen. Apabila
titik singgung itu tidak terletak di salah satu sudut garis batas efisiensi yang membentuk
suatu garis lurus seperti pada titik M pada gambar 2.11 maka untuk memaksimumkan
kepuasan, konsumen dapat memilih kombinasi makan di restoran yang menghubungkan
garis kombinasi kepuasan atribut yang membentuk bagian batas efisiensi yang di singgung
oleh kurva indiferensi konsumen tersebut.
2. Perubahan Harga dan Hukum Permintaan
Titik batas yang dapat dicapai pada masing-masing garis atribut ditentukan oleh rasio antara
penghasilan dan harga barang dikalikan dengan besarnya atribut masing-masing satuan barang tersebut.
Apabila harga barang turun maka garis batas efisiensi bergeser keluar dan sebaliknya bila harga barang
naik, garis batas efisiensi bergeser ke dalam mendekati titik asal O. Sebagai akibatnya,konsumen
mencapai kurva indiferens yang lain dan mengkonsumsi lebih banyak barang yang harganya lebih
murah dan mengurangi konsumsi barang yang harganya lebih mahal.
kemudian kalau bukan harga barang dan persepsi konsumen mainkan tingkat penghasilan nya yang
berubah Dan katakanlah meningkat maka kalau barang yang dikonsumsi itu normal sifatnya,tentunya
garis batas efisiensi itu seluruhnya akan bergeser sejajar keluar menjauhi titik asal. Dan sebaliknya, bila
penghasilan konsumen menurun maka pergeseran garis batas efisiensi itu akan menurun tingkat
kepuasan dan bila penghasilan naik akan mempertinggi tingkat kepuasan sebuah kurva indiferens akan
bersinggungan dengan garis batas efisiensi pada titik yang berbeda, seperti tampak pada gambar 2.13.
F. FUNGSI PERMINTAAN : PERMINTAAN INDIVIDUAL VS PERMINTAAN PASAR
Fungsi permintaan merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan semua variabel yang menentukan permintaan tersebut. Permintaan sendiri dapat dibagi
menjadi dua jenis,yaitu permintaan individu dan permintaan pasar. Uraian selanjutnya membahas masing-
masing permintaan tersebut.
1. Permintaan Individual
Model permintaan individual dapat dikelompokkan menjadi dua, yang berbasis pada teori perilaku
konsumen dan yang berbasis pada teori perusahaan. Pertama, model permintaan individual berbasis teori
perilaku konsumen berkaitan dengan permintaan akan barang barang konsumsi perorangan. Model ini
cocok untuk menganalisis permintaan individual akan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan
konsumen secara langsung. Setiap individu dianggap akan memaksimumkan utilitas total ( total utility)
dari barang dan jasa yang dikonsumsinya. Proses optimisasi ini mengharuskan setiap individu untuk
memperhatikan utilitas marginal (marginal utility) yang diperoleh dari 1 unit tambahan dari suatu produk
dan nilai relatif dari suatu produk dibanding produk lainnya.
Kedua, model permintaan individual berbasis teori perusahaan yang memberikan kerangka
landasan untuk menganalisis permintaan individu untuk barang barang yang permintaannya
merupakan permintaan turunan, bukan permintaan langsung dari konsumen. Dalam hal
ini,permintaan akan barang barang seperti itu didasarkan pada nilai yang diberikan oleh barang-
barang tersebut kepada perusahaan.
Tanpa memperhatikan apakah permainan individu akan suatu barang atau jasa sebagai produk
akhir (permintaan langsung) ataukah sebagai input untuk memproduksi barang atau jasa lainnya
(permintaan turunan),analisis ekonomi memberikan pijatan untuk menyelidiki karakteristik
permintaan tersebut. Pada kedua keadaan tersebut, suatu usaha untuk memaksimumkan tujuan.
Tujuan produk konsumsi akhir, tujuannya adalah memaksimumkan tuli tasnya, sebagaimana di
rangkai teori utilitas.
Pada tingkat individual (permintaan individual), permintaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1)
nilai barang dan jasa; dan 2) kemampuan individu untuk mendapatkan barang dan jasa (daya beli
atau purchasing power). Kedua faktor tersebut merupakan prasyarat baju permintaan efektif
individual.
2. Permintaan Pasar
Permintaan pasar adalah penjumlahan permintaan individual. Fungsi permintaan pasar
akan sebuah produk menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta dengan
semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut. Variabelpenentu permintaan dapat
digolongkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a. Variabel strategis yang mencakup harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitas
dan desain barang, serta saluran distribusi barang.
b. Variabel konsumen yang mencakup tingkat pendapatan, selera konsumen, dan harapan
konsumen terhadap warga di masa yang akan datang.
c. Variabel pesan yang mencakup harga barang subtitusi dan harga komplementer, potensi
dan promosi lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan desain barang lain;
dan
d. Variabel lain, seperti kebijakan pemerintah, jumlah penduduk, dan cuaca.
Sebagai catatan, variabel strategis merupakan variabel yang dapat digunakan secara langsung untuk mempengaruhi
permintaan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, variabel strategis ini disebut pula sebagai variabel
yang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan (controllable variables). Sedangkan variabel-variabel di luar itu
merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut (uncontrollable variables).
Fungsi permintaan pasar merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara permintaan pasar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi nya. Berbasis pada bahasan terkait variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan di atas, fungsi
permintaan pasar bisa disajikan dengan cara berikut.
X yang diminta (Qx) = f (harga produk X, harga barang-barang saingan, harapan akan adanya perubahan harga,
pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain-lain).
fungsi diatas menunjukkan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan. Untuk menggambarkan variabel apa
saja yang termasuk dalam memenuhi permintaan ini-misalkan kita menganalisis permintaan akan mobil-maka fungsi
permintaannya kitab Allah sebagai berikut:
Q = a1P + a2Y + a3Pend + a4C + a5I (pers 2.7)
Dengan Q = jumlah mobil yang diminta pada suatu tahun tertentu; P = harga mobil rata-rata; Y = pendapatan
disposibel; Pend = jumlah penduduk; C = indeks tersedianya kredit; I = biaya iklan; a1,a2...,a5 = parameter fungsi
permintaan.
G. KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta-mau
dibeli oleh konsumen-dan harga, dengan asumsi cateris paribus. Asumsi ceteris paribus disini menganggap bahwa
faktor-faktor lain diluar harga dianggap konstan.
Gambaran garis dari fungsi permintaan individu disebut kurva permintaan individual, sementara gambaran garis dari
fungsi permintaan pasar adalah kurva permintaan pasar. Dalam kasus ini,kita akan menggunakan contoh permintaan
gula pasir (selanjutnya kita sebut gula). Dalam kasus permintaan individual, kita mengamati perilaku individu
(keluarga) dan tentu dalam mengkonsumsi gula ketika terjadi perubahan harga.
Sementara itu,dalam kasus permintaan pasar maka yang kita amati adalah perilaku seluruh individu (keluarga) yang
mengkonsumsi gula atau selanjutnya kita sebut konsumen di pasar gula. Dengan kata lain, permintaan pasar untuk
gula adalah kumpulan (agregasi) dari permintaan individu dan untuk gula.
ilustrasi terkait hubungan permintaan individu dan permintaan pasar dapat dilihat pada tabel 2.6. Data pada tabel
tersebut merupakan data hipotesis permintaan gula.
Informasi pada tabel skedul permintaan gula pasir tersebut juga dapat digambarkan melalui kurva yang
menunjukkan hubungan antara harga dan permintaan. Kurva yang menunjukkan hubungan antara harga dan
permintaan individual disebut kurva permintaan individual. Sementara itu, kurva yang menunjukkan hubungan
antara harga dan permintaan pasar disebut kurva permintaan pasar.
1. Kurva Permintaan Individual
Angka-angka pada tabel 2.6 tersebut dapat gambarkan ke dalam bentuk grafik. Untuk menggambarkan kurva permintaan, jumlah
yang mau dibeli (Qd) diukur dengan sumbu X (horizontal), sedangkan harga per satuan (P) diukur dengan sumbu Y (vertikal).
Setiap titik dari kurva permintaan menunjukkan suatu kombinasi atau pasangan dari besarnya kg gula yang mau dibeli perbulan dan
harga beras per kg. Kurva tersebut memperlihatkan jumlah kg beras yang akan dibeli oleh keluarga yang bersangkutan pada berbagai
tingkat harga. Dalam konteks tersebut,permintaan individual hanya sebatas menggambarkan permintaan satu keluarga tertentu dengan
jumlah anggota keluarga, selera makan, kebutuhan, dan penghasilan tertentu.
Di mana Q adalah jumlah barang yang diminta, X adalah variabel yang memengaruhi fungsi permintaan (harga,
pendapatan, jumlah penduduk, dsb.) dan delta (A) menunjukkan nilai perubahan variabel tersebut. Oleh karena
itu setiap variabel pemengaruh dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas.
1. Elastisitas: Pendekatan Titik dan Busur
Elastisitas bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan titik-biasa disebut elastisitas
titik (point elasticity)-dan menggunakan pendekatan rata-rata-biasa disebut elastisitas
busur (arc elasticity) Elastisitas titik mengukur elastisitas pada suatu titik tertentu,
sedangkan elastisitas busur mengukur elastisitas rata-rata pada suatu kisaran (range)
tertentu dari sebuah fungsi.
Elastisitas titik ditentukan melalui perkalian antara turunan parsial fungsi permintaan
pada suatu titik tertentu dengan perbandingan X terhadap Q pada titik tersebut.
2. Elastisitas Harga
Elastisitas harga, yaitu elastisitas yang menunjukkan derajat kepekaan jumlah produk yang
diminta terhadap perubahan hargs, or para Dengan menggunakan rumus elastisitas titik, elastisitas
harga ini bisa diperoleh dengan cara berikut
(AQ/AP) merupakan turunan parsial dari fungsi permintaan terhadap P. di mana P dan Q adalah
harga dan kuantitas pada sebuah titik pada kurva permintaan Dengan menggunakan persamaan
permintaan yang melibatkan variabel harga (P), pendapatan (Y), jumlah penduduk (Pendi, kredit
(C), dan iklan, yaitu:
Q=-3P+15Y+0,05Pend+1500C + 0,05l
Sebagai tambahan, karakteristik permintaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis (kisaran), di
mana penentuannya didasarkan pada nilai ep yaitu:
a. |ep|> 1, didefinisikan sebagai permintaan yang elastis, misalnya: |ep|=-3,2 dan ep1 = 3,2
b. | ep | = 1, didefinisikan sebagai elastisitas uniter (unitary elasticity), misalnya: |ep| = -1
dan |ep|=1
c. |ep|< 1, didefinisikan sebagai permintaan yang inelastis, misalnya: |ep|= -0,5 dan |ep| =
0,5
Jika permintaan bersifat elastis (yakni |ep| > 1). yang menunjukkan persentase perubahan
kuantitas lebih besar daripada persentase perubahan harga maka suatu persentase kenaikan
harga akan menyebabkan persentase penurunan kuantitas lebih besar dan akhirnya
menurunkan pendapatan total (total revenue TR). Jadi, jika permintaan bersifat elastis, suatu
kenarkan harga akan menurunkan TR dan penurunan harga akan menaikkan TR.
Sementara itu, ketika permintaan bersifar elastisitas unter (unitary elasticity), yaitu suatu
keadaan yang menunjukkan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase
perubahan harga sama dengan | e, = 1. hal ini berarti bahwa pengaruh perubahan harga
secara tepat ditutup oleh perubahan kuantitas yang diminta sehingga TR (harga produk
dikalikan kuantitas) tidak berubah.Sementara itu, jika permintaan bersifat inelastis atau |e ₂|<
1, suatu kenaikan harga akan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta lebih kecil
daripada perubahan harga tersebut maka TR akan naik. Hubungan-hubungan tersebut
diringkas sebagai berikut:
a. Permintaan elastise,|ep| >1➜ TR turun jika harga naik, TR naik jika harga turun
b. Permintaan elastis uniter | ep | = 1 TR tidak terpengaruh oleh perubahan harga.
c. Permintaan inelastis | ep| < 1TR naik jika harga naik, TR turun jika harga
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan merupakan suatu ukuran kepekaan dari kuantitas yang diminta terhadap perubahan
pendapatan, ceteris paribus. Dengan menggunakan persamaan kalkulus untuk elastisitas titik dan memberikan
tanda "I untuk pendapatan maka elastisitas pendapatan dengan pendekatan titik bisa dituliskan sebagai berikut.
Hampir semua produk mempunyai elastisitas pendapatan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
perekonomian akan berkembang jika pendapatan nasional meningkat, yang berarti pula permintaan akan
produk-produk tersebut juga akan meningkat. Perusahaan-perusahaan yang fungsi permintaannya mempunyai
elastisitas pendapatan yang tinggi akan mempunyai peluang untuk tumbuh dengan lebih baik dalam suatu
perekonomian yang sedang berkembang Oleh karena itu, peramalam (forecasts) tentang kegiatan ekonomi
secara keseluruhan juga berperan penting dalam sistem perencanaan perusahaan-perusahaan
tersebut.Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan. Jika pendapatan per kapita atau pendapatan rumah tangga merupakan suatu faktor penentu
permintaan yang utama untuk suatu produk tertentu maka hal tersebut bisa memengaruhi lokasi dan segmen
penjualan.
4. Elastisitas Silang
Hubungan langsung antara harga suatu barang dengan kuantitas barang
lainnya yang dibeli terjadi untuk semua produk yang bisa saling
menggantikan (substitutif).Sementara itu, hubungan antarbarang yang saling
melengkapi (komplementer), seperti antara kamera dengan film atau tape
recorder dengan kaset atau pulpen dengan tinta, menunjukkan suatu
hubungan yang sangat berbeda.Konsep elastisitas (harga) silang ini digunakan
untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan akan suatu produk terhadap
perubahan harga produk lainnya. Elastisitas silang (titik) ditunjukkan oleh
persamaan berikut.
Elastisitas silang untuk barang-barang yang substitutif adalah positif karena harga suatu
barang dan permintaan akan barang lainnya bergerak dengan arah yang sama. Sedangkan
elastisitas silang untuk barang-barang yang komplementer adalah negatif karena harga dan
kuantitas bergerak dengan arah yang berlawanan.Kita bisa menggambarkan konsep elastisitas
silang ini dengan memperhatikan fungsi permintaan akan barang Y berikut ini:
Qy=f(Pw.Px, Pz, I )
Qy, adalah kuantitas Y yang diminta, Pw. Px. Py,, dan P, adalah harga-harga danı barang W,
barang X, barang Y. dan barang Z, dan I adalah pendapatan disposibel.
Dalam kerangka pengambilan keputusan manajerial, konsep elastisitas silang ini sangat
krusial terkait dua hal berikut. Pertama, konsep ini sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan produknya dalam merespon perubahan harga
barang-barang lain.Kedua, elastisitas silang ini dapat digunakan dalam sektor industri untuk
mengukur keterkaitan antarindustri.
B. KONSEP PENGEMBANGAN FUNGSI PERMINTAAN: SURPLUS
KONSUMEN, EKSTERNALITAS DAN KONSUMSI, KONSUMSI
INTERTEMPORAL, SERTA TEORI KESEJAHTERAAN
1. Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah selisih antara kepuasan total (total utility) konsumen yang dinilai
dengan uang dari pengkonsumsian sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya yang
juga dinilai dengan uang untuk memperoleh atau mengkonsumsi barang tersebut.Surplus
konsumen biasanya digunakan untuk menghitung perubahan (perbedaan) tingkat kesejahteraan
dan kepuasan konsumen karena perubahan (perbedaan) pada berbagai tingkatan harga dan
pembelian suatu barang.
2. Eksternalitas dan Konsumsi
Konsumsi suatu produk sering dikaitkan dengan konsep eksternalitas. Implikasi konsep
eksternalitas konsumsi dalam keputusan manajerial adalah perlunya perusahaan
mempertimbangkan eksternalitas (baik positif maupun negatif) dari suatu produk yang akan
dikonsumsi masyarakat karena aspek eksternalitas akan memengaruhi penerimaan
masyarakat, permintaan akan produk, dan selanjutnya, pertumbuhan perusahaan.
3. Konsumsi Intertemporal
Konsumsi intertemporal merupakan keputusan-keputusan konsumen dalam membelanjakan
dan mengatur pengeluaran pada periode waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
Konsumen harus memilih antara tingkat pengeluaran (konsumsi) sekarang dan yang akan
datang. Dalam konsepsi konsumsi intertemporal, tingkat kepuasan konsumen (utilitas /U)
dianggap ditentukan oleh konsumsi sekarang (Co) dan konsumsi masa datang (C ₁) Analisis
konsumsi sekarang dan masa datang dapat dirumuskan dengan U = U( C0, C1 )
4. Teori Kesejahteraan
Fungsi kesejahteraan masyarakat adalah ukuran agregatif kesejahteraan masyarakat dengan berdasar pada
kepuasan masing-masing anggota masyarakat. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan sosial
merupakan penjumlahan tingkat kepuasan semua orang dalam suatu perekonomian. Fungsi dan
kesejahteraan sosial dapat dirumuskan sebagai berikut, di mana KS= kesejahteraan sosial dan U=utilitas
individu
KS = S(U¹U²U, U³...Un)
Kenneth Arrow merumuskan bahwa suatu fungsi kesejahteraan sosial mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Pilihan-pilihan bersifat transitif dan tidak dapat dipaksakan oleh seorang individu.
b. Perbaikan-perbaikan kepuasan seseorang tanpa disertai penurunan tingkat kepuasan orang lainnya
tidak dapat menurunkan mengurangi peringkat kesejahteraan sosial. C
c. Peringkat pilihan seseorang berhubungan dengan orang lainnya dan tidak tergantung pada berbagai
pilihan alternatif.
THANK YOU