Anda di halaman 1dari 41

Modul 2 (Analisis

Permintaan )
Kelompok 1
1. Viska Yuliana
2. Okta Putrining Utami
3. Yuli Lestari
4. Siti Maisaroh
KEGIATAN BELAJAR 1
Fungsi Permintaan

A. PENDEKATAN UTILITAS
Kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengkonsumsian barang-barang
dan jasa sering disebut utilitas. Istilah tersebut berhubungan dengan seorang
filsaf Inggris bernama Jeremy Bentham (1748-1832). Pendekatan utilitas
menganggap bahwa kepuasan konsumen dari pengkonsumsian barang-
barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama seperti melakukan
pengukuran terhadap tinggi atau berat badan, yang biasa disebut sebagai
pendekatan kardinal.
Pendekatan utilitas dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa harga dan
kuantitas yang diminta berhubungan terbalik.
1. Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas
a. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya:
Utilitas = f(barang X, barang Y, barang Z,barang...)
b. Anggaran menjadi kendala bagi konsumen dalam memaksimumkan utilitasnya.
c Utilitas dapat diukur secara kardinal.
d. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.

Pada modul 2.3 Tabel 2.1 menunjukkan skedul Total Utility dan Marginal Utility
untuk rokok. Skedul MU mempunyai ciri yang menurun. Setiap tambahan rokok
yang dihisap akan menghasilkan tambahan TU yang semakin kecil. Total Utility akan
maksimal ketika MU= 0. Jika MU menjadi negatif, TU dari konsumsi akan
berkurang.
2. Perbandingan antara MU dengan
Harga ditentukan berdasarkan nilai utilitas marginalnya. Dalam kasus konsumen hanya
memiliki 1 pilihan konsumsi barang maka kaidah berikut berlaku:

MUx/Px=1, atau MUx=P, [pers 2.1]


Meskipun demikian, konsumen memiliki sejumlah pilihan terkait barang yang dapat
memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk pada kendala anggaran (budget constraint)-nya.
Utilitas tersebut akan maksimum jika perbandingan antar MU dan harga adalah sama untuk
setiap barang yang dikonsumsi, misalnya barang X, Y, dan Z (lihat persamaan 2.2). Konsumen
bisa mengatur kembali alokasi pengeluarannya untuk menaikkan tingkat utilitas yang
diperolehnya jika kaidah tersebut tidak terpenuhi.
B. PENDEKATAN KURVA INDIFERENS
Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan
pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan
menurunkan fungsi permintaan. Tingkatan utilitas yang ditetapkan
pada beberapa kelompok barang menunjukkan peringkat dari
barang-barang tersebut. Misalnya sebuah rumah, dua mobil, atau
tiga sepeda motor.
Seperti tercantum pada Tabel 2.3, setidaknya terdapat 4 asumsi
pokok dalam pendekatan kurva indiferens (dua asumsi pertama
sama dengan asumsi yang digunakan dalam pendekatan utilitas).
Asumsi-asumsi dalam Pendekatan Kurva Indiferens
1.Konsumen mendapatkan kepuasan melalui barang-barang yang
dikonsumsinya.
2.Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk
kepada kendala anggaran yang ada.
3.Konsumen mempunyal suatu skala preferensi
4.Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah
melampaui suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah
barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X. pada tingkat
kepuasan yang sama.
1. Skala atau Fungsi Preferensi
Fungsi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah
dalam menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki
fungsi preferensi dengan ciri-ciri:
a. Misalnya barang A dan B, konsumen bisa membuat peringkat
sebagai berikut: A lebih disukai daripada B; B lebih disukai
daripada A maka A indiferens terhadap B.
b. Peringkat tersebut bersifat transitif, yaitu jika A lebih disukai
daripada B dan B lebih disukai daripada C maka A lebih disukai
daripada C.
c. Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang
lebih banyak karena konsumen tidak pernah 'terpuaskan'
2. Konsep Dasar Kurva Indiferens
Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (atau pembelian)
barang-barang yang menghasilkan utilitas (tingkat kepuasan) yang sama.
Kumpulan kurva indiferens disebut indifference maps dari setiap konsumen. Kurva indiferens
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat kepuasannya;
2) Kurva indiferens tidak berpotongan satu sama lain;
3) Kurva indiferens ber-slope negatif,
4) Kurva indiferens memiliki tekstur cembung ke arah origin.

Pada modul 2.6 tabel 2.4 telah dijelaskan mengenai skedul indiferens.
3. Marginal Rate of Substitution (MRS) dan Kurva Indiferens

Marginal Rate of Substitution X terhadap Y adalah tingkat perubahan konsumsi


barang X seseorang yang mau dikorbankan untuk mendapatkan tambahan 1 unit
barang X, dalam kasus X dan Y sama-sama mampu memberikan tambahan utilitas
bagi seseorang.
Dalam kurva indiferens, besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva
indiferens. Karena slope kurva indiferens selalu negatif maka MRS akan selalu
positif.

MRS x terhadap y= - slopekurvaindiferens=-deltaY/deltaX=-dY/dX


C. GARIS ANGGARAN
Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah
pendapatan atau anggaran dan pada tingkat harga tertentu.
Garis anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berslope negatif,
2) Berbentuk linier selama harga tidak berubah,
3) Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar,
4) Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik
pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.

Contohnya, jika anggaran (1) sebesar 100 ribu rupiah dan harga barang X dan Y masing masing 5 ribu rupiah dan 10
ribu rupiah maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB (Gambar 2.3). Daerah anggarannya (budget set)
melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar 100 ribu rupiah atau kurang.
1. Persamaan Garis Anggaran
Persamaan garis anggaran (I pendapatan atau anggaran konsumen) bisa dituliskan dengan dua cara:
I=X.Px,+Y.Py [pers 2.4]
di mana Px adalah harga barang X, P, adalah harga barang Y, X adalah jumlah barang X yang dapat dikonsumsi, Y
adalah jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi. Berikut ini adalah contoh persamaan anggaran untuk Gambar 2.3
adalah:
100=100 X+10Y atau Y=100/10-5/10X=>Y=10-0,5X
2. Slope Garis Anggaran
Slope garis anggaran sama dengan nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X (P.) terhadap harga
barang pada sumbu Y (Py). Kita dapat menghitung slope garis tersebut dengan mencari titik-titik potongnya dengan
sumbu X dan Y. Titik-titik potong tersebut akan diperoleh dengan menganggap bahwa seluruh anggaran
dibelanjakan untuk suatu barang tertentu.
Oleh karena itu, pada anggaran dan harga tertentu seperti pada contoh di muka, perpotongan pada sumbu Y akan
terjadi pada 1/Py 100/10 10. Sedangkan perpotongan pada sumbu X terjadi pada 1/Px= 100/5-20. Karena slope
garis anggaran adalah nilai negatif dari rasio antara harga barang pada sumbu X (P.) terhadap harga barang pada
sumbu Y (Py), konsep ini dapat dirumuskan pada modul hal 2.10
3. Pergeseran Garis Anggaran

Garis anggaran akan bergeser jika pendapatan dan/atau harga berubah. Kenaikan
jumlah pendapatan akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik
origin). Sementara itu, kenaikan harga barang X (atau Y) akan menyebabkan garis
anggaran berputar mendekati titik asal (origin), sepanjang sumbu X (sumbu Y).

Sebaliknya, penurunan jumlah pendapatan akan menggeser garis anggaran ke kiri


(mendekati titik origin). Sementara itu, penurunan harga barang (atau Y) akan
menyebabkan garis anggaran berputar menjauhi titik asal (origin), sepanjang
sumbu X (sumbu Y).
D. PILIHAN KONSUMEN DAN PENURUNAN KURVA PERMINTAAN
Seorang konsumen akan memilih sekelompok barang yang memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada
Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi tersebut harus memenuhi 2 syarat:
1) Kurva indiferens tertinggi bersinggungan dengan garis anggaran dan,
2) Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens tertinggi dengan garis anggaran.
Terpenuhinya kedua persyaratan tersebut mencerminkan kondisi keseimbangan antara maksimisasi utilitas dan optimasi anggaran.
Kombinasi konsumsi barang yang memaksimumkan kepuasan konsumen tersebut ditunjukkan oleh titik C pada Gambar 2.5 di mana kurva
indiferens tepat bersinggungan dengan garis anggaran. Titik E juga terletak di dalam daerah anggaran, tetapi di bawah kurva indiferens.
Sedangkan titik F terletak di atas kurva indiferens, tetapi tidak di dalam daerah anggaran.
Pada kondisi keseimbangan, titik C menjadi titik singgung antara kurva indiferens dengan garis anggaran. Oleh karena itu, slope kedua kurva
tersebut harus sama pada titik tersebut.
Oleh karena pada titik C slope kurva indiferens sama dengan slope garis anggaran maka Titik C merupakan titik keseimbangan di dalam contoh
tersebut.
Konsumen tidak mempunyai rangsangan (insentif) untuk mengubah kombinasi barang-barang yang dipilihnya. Dengan kata lain, tidak ada
kombinasi lain yang bisa dicapai yang memberikan tingkat kepuasan yang sama dengan kendala anggaran yang ada.
Kurva indiferens dapat digunakan setiap saat untuk menganalisis pilihan antara dua barang. Dengan batasan bahwa suatu barang adalah 'segala
sesuatu' maka cara ini dapat diterapkan di dalam permasalahan pilihan konsumen yang sangat luas.
1. Hubungan antara Fungsi Utilitas dan Kurva Permintaan
Kurva indiferens yang mencerminkan fungsi utilitas konsumen dapat digunakan untuk menurunkan kurva
permintaan, baik secara grafis maupun matematis. Penurunan tersebut dilakukan dengan dua tahap.
Tahap pertama, gambarkan kurva konsumsi-harga (price-consumption curve PCC).
Tahap kedua, gambarkan kembali kombinasi-kombinasi harga-kuantitas dari PCC tersebut.
Perhatikan hubungan antara kurva indiferens dengan kurva permintaan. Kuantitas-kuantitas pada kurva
permintaan adalah jumlah barang yang dibeli (dikonsumsi) yang memaksimumkan kepuasan konsumen pada
berbagai tingkat harga, ceteris paribus.
Kurva konsumsi-harga (PCC) merupakan kumpulan barang (barang X dan Y) yang memaksimumkan
kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga barang X, dengan menganggap pendapatan dan harga
barang lainnya (barang Y) tidak berubah.
Kombinasi-kombinasi antara harga dan kuantitas pada PCC dapat digambarkan pada sumbu harga dan
kuantitas untuk mendapatkan kurva permintaan (lihat Gambar 2.8). Kurva tersebut akan menunjukkan
berbagai kuantitas suatu barang yang akan dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Ini
merupakan pengertian dari kurva permintaan.
E. PENDEKATAN ATRIBUT
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966 dalam tulisannya yang berjudul A New Approach to Consumer
Demand. Seperti telah di singgung di muka, teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen adalah
produknya. Pendekatan atribut ini didasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik, melainkan lebih
ditujukan kepada atribut (sifat atau karakteristik) produk yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa
yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga telah membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Konsumen
mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut.
Jadi, produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi.
Sebagai contoh,tabel 2.5 melukiskan seorang konsumen yang biasa makan di luar rumah di 6 restoran (A, B, C, D, E, F). Atribut pada 6
restoran tersebut digambarkan pada gambar 2.19 garis yang berasal dari titik O. Seberapa banyak suatu barang itu harus dibeli ditentukan oleh
besarnya anggaran dan harga barang yang bersangkutan. Hasil perhitungannya digambarkan pada gambar 2.9. dengan menghubungkan titik A,
B, C, D, E, F, kita mendapatkan garis batas efisiensi (efficiency frontier). Garis batas efisiensi ini didefinisikan sebagai batas luar dan
merupakan kombinasi atribut yang dapat dicapai konsumen dengan batas anggaran tertentu.
Gambar 2.9 sampai 2.11 menguraikan bagian pokok dari pendekatan tersebut.oleh karena selera konsumen berbeda-beda maka tidak dapat
diharapkan bahwa sudut garis kombinasi hasil kepuasan atribut untuk restoran yang sama yang diberikan oleh konsumen yang satu akan sama
dengan yang akan diberikan oleh konsumen yang lain. Ini berarti susunan atau struktur garis kombinasi hasil kepuasan atribut cenderung berada
antara yang dimiliki konsumen yang satu dan yang dimiliki oleh konsumen yang lain.
Panjang garis kombinasi hasil kepuasan atribut tersebut tergantung kepada:
1. Besarnya anggaran yang disediakan oleh konsumen untuk makan di
restoran.
2. Harga setiap kali makan di restoran.
3. Kombinasi hasil kepuasan atribut (yaitu penjumlahan kesehatan makanan
dan kenyamanan suasana) yang diperoleh konsumen setiap kali makan di
restoran tersebut.

Dengan mempertimbangkan kendala anggaran dan garis kombinasi kepuasan


atribut untuk masing-masing restoran maka diperoleh garis batas efisiensi
(effeciency frontier). Adapun caranya adalah dengan menghubungkan ujung
masing-masing garis kombinasi kepuasan atribut.
1. Keseimbangan Konsumen
Untuk mengetahui atau menentukan titik keseimbangan konsumen kita harus terlebih
dahulu perlu mengetahui kurva indiferensi konsumen.kurva indiferensi di sini
dimaksudkan sebagai kurva yang menghubungkan berbagai kombinasi atribut yang
memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. Konsumen juga memiliki peta indiferens
untuk atribut dari berbagai barang.

Setelah kita mengetahui peta indiferens dan batas efisiensi yang dimiliki konsumen maka
kita dapat menentukan restoran manakah yang akan dikunjungi oleh konsumen. Apabila
titik singgung itu tidak terletak di salah satu sudut garis batas efisiensi yang membentuk
suatu garis lurus seperti pada titik M pada gambar 2.11 maka untuk memaksimumkan
kepuasan, konsumen dapat memilih kombinasi makan di restoran yang menghubungkan
garis kombinasi kepuasan atribut yang membentuk bagian batas efisiensi yang di singgung
oleh kurva indiferensi konsumen tersebut.
2. Perubahan Harga dan Hukum Permintaan
Titik batas yang dapat dicapai pada masing-masing garis atribut ditentukan oleh rasio antara
penghasilan dan harga barang dikalikan dengan besarnya atribut masing-masing satuan barang tersebut.
Apabila harga barang turun maka garis batas efisiensi bergeser keluar dan sebaliknya bila harga barang
naik, garis batas efisiensi bergeser ke dalam mendekati titik asal O. Sebagai akibatnya,konsumen
mencapai kurva indiferens yang lain dan mengkonsumsi lebih banyak barang yang harganya lebih
murah dan mengurangi konsumsi barang yang harganya lebih mahal.

kemudian kalau bukan harga barang dan persepsi konsumen mainkan tingkat penghasilan nya yang
berubah Dan katakanlah meningkat maka kalau barang yang dikonsumsi itu normal sifatnya,tentunya
garis batas efisiensi itu seluruhnya akan bergeser sejajar keluar menjauhi titik asal. Dan sebaliknya, bila
penghasilan konsumen menurun maka pergeseran garis batas efisiensi itu akan menurun tingkat
kepuasan dan bila penghasilan naik akan mempertinggi tingkat kepuasan sebuah kurva indiferens akan
bersinggungan dengan garis batas efisiensi pada titik yang berbeda, seperti tampak pada gambar 2.13.
F. FUNGSI PERMINTAAN : PERMINTAAN INDIVIDUAL VS PERMINTAAN PASAR
Fungsi permintaan merupakan fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan semua variabel yang menentukan permintaan tersebut. Permintaan sendiri dapat dibagi
menjadi dua jenis,yaitu permintaan individu dan permintaan pasar. Uraian selanjutnya membahas masing-
masing permintaan tersebut.
1. Permintaan Individual
Model permintaan individual dapat dikelompokkan menjadi dua, yang berbasis pada teori perilaku
konsumen dan yang berbasis pada teori perusahaan. Pertama, model permintaan individual berbasis teori
perilaku konsumen berkaitan dengan permintaan akan barang barang konsumsi perorangan. Model ini
cocok untuk menganalisis permintaan individual akan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan
konsumen secara langsung. Setiap individu dianggap akan memaksimumkan utilitas total ( total utility)
dari barang dan jasa yang dikonsumsinya. Proses optimisasi ini mengharuskan setiap individu untuk
memperhatikan utilitas marginal (marginal utility) yang diperoleh dari 1 unit tambahan dari suatu produk
dan nilai relatif dari suatu produk dibanding produk lainnya.
Kedua, model permintaan individual berbasis teori perusahaan yang memberikan kerangka
landasan untuk menganalisis permintaan individu untuk barang barang yang permintaannya
merupakan permintaan turunan, bukan permintaan langsung dari konsumen. Dalam hal
ini,permintaan akan barang barang seperti itu didasarkan pada nilai yang diberikan oleh barang-
barang tersebut kepada perusahaan.
Tanpa memperhatikan apakah permainan individu akan suatu barang atau jasa sebagai produk
akhir (permintaan langsung) ataukah sebagai input untuk memproduksi barang atau jasa lainnya
(permintaan turunan),analisis ekonomi memberikan pijatan untuk menyelidiki karakteristik
permintaan tersebut. Pada kedua keadaan tersebut, suatu usaha untuk memaksimumkan tujuan.
Tujuan produk konsumsi akhir, tujuannya adalah memaksimumkan tuli tasnya, sebagaimana di
rangkai teori utilitas.
Pada tingkat individual (permintaan individual), permintaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1)
nilai barang dan jasa; dan 2) kemampuan individu untuk mendapatkan barang dan jasa (daya beli
atau purchasing power). Kedua faktor tersebut merupakan prasyarat baju permintaan efektif
individual.
2. Permintaan Pasar
Permintaan pasar adalah penjumlahan permintaan individual. Fungsi permintaan pasar
akan sebuah produk menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta dengan
semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut. Variabelpenentu permintaan dapat
digolongkan menjadi 4 kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a. Variabel strategis yang mencakup harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitas
dan desain barang, serta saluran distribusi barang.
b. Variabel konsumen yang mencakup tingkat pendapatan, selera konsumen, dan harapan
konsumen terhadap warga di masa yang akan datang.
c. Variabel pesan yang mencakup harga barang subtitusi dan harga komplementer, potensi
dan promosi lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan desain barang lain;
dan
d. Variabel lain, seperti kebijakan pemerintah, jumlah penduduk, dan cuaca.
Sebagai catatan, variabel strategis merupakan variabel yang dapat digunakan secara langsung untuk mempengaruhi
permintaan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, variabel strategis ini disebut pula sebagai variabel
yang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan (controllable variables). Sedangkan variabel-variabel di luar itu
merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut (uncontrollable variables).
Fungsi permintaan pasar merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara permintaan pasar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi nya. Berbasis pada bahasan terkait variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan di atas, fungsi
permintaan pasar bisa disajikan dengan cara berikut.
X yang diminta (Qx) = f (harga produk X, harga barang-barang saingan, harapan akan adanya perubahan harga,
pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain-lain).
fungsi diatas menunjukkan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan. Untuk menggambarkan variabel apa
saja yang termasuk dalam memenuhi permintaan ini-misalkan kita menganalisis permintaan akan mobil-maka fungsi
permintaannya kitab Allah sebagai berikut:
Q = a1P + a2Y + a3Pend + a4C + a5I (pers 2.7)
Dengan Q = jumlah mobil yang diminta pada suatu tahun tertentu; P = harga mobil rata-rata; Y = pendapatan
disposibel; Pend = jumlah penduduk; C = indeks tersedianya kredit; I = biaya iklan; a1,a2...,a5 = parameter fungsi
permintaan.
G. KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang diminta-mau
dibeli oleh konsumen-dan harga, dengan asumsi cateris paribus. Asumsi ceteris paribus disini menganggap bahwa
faktor-faktor lain diluar harga dianggap konstan.
Gambaran garis dari fungsi permintaan individu disebut kurva permintaan individual, sementara gambaran garis dari
fungsi permintaan pasar adalah kurva permintaan pasar. Dalam kasus ini,kita akan menggunakan contoh permintaan
gula pasir (selanjutnya kita sebut gula). Dalam kasus permintaan individual, kita mengamati perilaku individu
(keluarga) dan tentu dalam mengkonsumsi gula ketika terjadi perubahan harga.
Sementara itu,dalam kasus permintaan pasar maka yang kita amati adalah perilaku seluruh individu (keluarga) yang
mengkonsumsi gula atau selanjutnya kita sebut konsumen di pasar gula. Dengan kata lain, permintaan pasar untuk
gula adalah kumpulan (agregasi) dari permintaan individu dan untuk gula.
ilustrasi terkait hubungan permintaan individu dan permintaan pasar dapat dilihat pada tabel 2.6. Data pada tabel
tersebut merupakan data hipotesis permintaan gula.
Informasi pada tabel skedul permintaan gula pasir tersebut juga dapat digambarkan melalui kurva yang
menunjukkan hubungan antara harga dan permintaan. Kurva yang menunjukkan hubungan antara harga dan
permintaan individual disebut kurva permintaan individual. Sementara itu, kurva yang menunjukkan hubungan
antara harga dan permintaan pasar disebut kurva permintaan pasar.
1. Kurva Permintaan Individual
Angka-angka pada tabel 2.6 tersebut dapat gambarkan ke dalam bentuk grafik. Untuk menggambarkan kurva permintaan, jumlah
yang mau dibeli (Qd) diukur dengan sumbu X (horizontal), sedangkan harga per satuan (P) diukur dengan sumbu Y (vertikal).
Setiap titik dari kurva permintaan menunjukkan suatu kombinasi atau pasangan dari besarnya kg gula yang mau dibeli perbulan dan
harga beras per kg. Kurva tersebut memperlihatkan jumlah kg beras yang akan dibeli oleh keluarga yang bersangkutan pada berbagai
tingkat harga. Dalam konteks tersebut,permintaan individual hanya sebatas menggambarkan permintaan satu keluarga tertentu dengan
jumlah anggota keluarga, selera makan, kebutuhan, dan penghasilan tertentu.

2. Kurva Permintaan Pasar


Masyarakat terdiri dari jutaan warga hingga apabila besarnya barang yang mau dibeli (misalnya gula, seperti pada contoh
sebelumnya) dan masing-masing keluarga atau masyarakat ( kota, daerah, provinsi, atau seluruh negara) pada masing-masing tingkat
harga itu berjumlahkan akan diperoleh permintaan pasar. Pada tabel 2.6 sangat jelas ditunjukkan contoh sederhana dari permintaan
pasar. Hasil dari penjumlahan tersebut disebut sebagai permintaan pasar.
Kurva permintaan pasar serupa dengan kurva permintaan individual, yang jumlah yang mau dibeli (Qd) diukur dengan sumbu X
(horizontal), sedangkan harga per satuan (P) diukur pada sumbu Y (vertikal). Hal yang membedakan adalah skala pada sumbu
horizontal, gimana jumlah yang mau dibeli dan seluruh masyarakat itu diukur dalam ribuan bahkan mungkin jutaan.
3. Hubungan antara Permintaan dengan Keputusan Manajerial
Perusahaan harus mempunyai informasi yang baik dan layak tentang fungsi permintaan
agar produknya agar dapat membuat keputusan operasional yang efektif, baik untuk
kepentingan jangka panjang maupun jangka pendek.
Sebuah perusahaan,seperti bank harus memiliki informasi tentang potensi permintaan dari
berbagai jenis kredit yang akan ditawarkan nya untuk memperkirakan keinginan masyarakat
akan suatu program kredit yang baru. Dalam perencanaan jangka panjang, penafsiran derajat
kepekaan (sensitivity) permintaan produk secara tepat-baik terhadap perubahan jumlah atau
penduduk-akan membuat perusahaan mampu meramalkan potensi pertumbuhan produk
(perusahaan) secara tepat di masa mendatang.
H. PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
Penaksiran permintaan merupakan proses untuk menemukan nilai dari koefisien koefisien fungsi
permintaan akan suatu produk di masa kini (current values). Nilai-nilai masa kini dibutuhkan untuk
mengevaluasi optimalitas penentuan harga sekarang, berbagai kebijaksanaan perusahaan (promosi,
kerjasama dengan lembaga kredit, perluasan wilayah, dll.), serta untuk membuat keputusan sehari-
hari perusahaan. Metode untuk menaksir nilai dari koefisien-koefisien bisa dikelompokkan menjadi
dua, yakni metode langsung dan metode tidak langsung.
Metode langsung adalah metode yang langsung melibatkan konsumen, misalnya wawancara dan
survei, pasar simulasi, dan eksperimen pasal terkendali. Metode tidak langsungdilakukan berdasarkan
data yang telah dikumpulkan dan kemudian dilakukan upaya-upaya untuk menemukan hubungan
statistik antara variabel dependen dengan independen dan biasanya digunakan teknik korelasi
sederhana dan analisis regresi berganda. Pada bagian ini, hanya akan dibahas mengenai metode
langsung.
1. Wawancara dan Survei
Metodepenaksiran permintaan secara langsung dilakukan dengan langsung
mewawancarai para pembeli atau pembeli potensial. Selain itu, dapat pula dilakukan
dengan pembagian kuesioner pada sampel pembeli. Dalam proses wawancara dan survei,
terdapat beberapa macam kendala.
Pertama, individu yang diwawancarai harus mewakili pasar secara keseluruhan agar
hasilnya tidak bias. Oleh karena itu, sampel yang digunakan harus cukup besar,
dikumpulkan secara acak, dan harus diwawancarai sehingga membutuhkan biaya yang
cukup besar. Kedua, masalah bias pewawancara atau bias jawaban. Hal tersebut terjadi
ketika responden memberikan jawaban yang tidak benar akibat rasa malu terhadap sikap
wawancara sehingga hasil akhir yang didapat tidak representative. Ketiga, ada kesenjangan
antara intensif dan tindakan atau masalah akurasi jawaban. Ketika responden
diwawancarai, mungkin sesuatu hal telah mengubah niat dan pikiran responden tersebut.
2. Pasar Simulasi
Pasar simulasi (buatan) bertujuan untuk mengetahui respon konsumen terhadap perubahan
harga atau kegiatan promosi dan sering disebut "klinik konsumen" caranya,yakni memberikan
sejumlah uang kepada para partisipan dan meminta mereka membelanjakan uang tersebut pada
lingkungan toko buatan yang telah dibuat. Kita dapat mengamati reaksi partisipan terhadap
perubahan harga dan berbagai kegiatan promosi. Maka, dari pengamatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa seluruh pasar akan merespon perubahan harga tersebut dengan cara yang
sama.
Meskipun demikian, metode pasar simulasi ini menimbulkan berbagai macam
kemungkinan. Pertama, cara partisipan membelanjakan uang orang lain berbeda ketika
partisipan tersebut menghasilkan uang sendiri. Kedua, para partisipan akan memilih produk
tertentu bila harganya diturunkan agar tampak bahwa mereka adalah pembelanja yang hemat
dan bertanggung jawab meskipun belum tentu demikian dalam penerapannya.
3. Eksperimen Pasar Secara Langsung
Eksperimen pasar secara langsung melibatkan orang-orang
yang benar-benar berada di situasi pasar yang sebenarnya yang
membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang mereka
inginkan. Perusahaan memilih satu kota atau lebih, pasar regional
atau negara, kemudian melakukan eksperimen pada'pasar-pasar
uji' yang dirancang untuk mencari tahu 'penerimaan'konsumen atas
produk dan mengidentifikasi dampak perubahan dari satu variabel
(harga, iklan, pendapatan, dll) terhadap jumlah yang diminta.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Fungsi Permintaan
A. ELASTISITAS DAN APLIKASINYA
Elastisitas adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu
variabel yang menentukan permintaan sebesar 1 persen. Persamaan untuk menghitung elastisitas adalah sebagai
berikut.

Di mana Q adalah jumlah barang yang diminta, X adalah variabel yang memengaruhi fungsi permintaan (harga,
pendapatan, jumlah penduduk, dsb.) dan delta (A) menunjukkan nilai perubahan variabel tersebut. Oleh karena
itu setiap variabel pemengaruh dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas.
1. Elastisitas: Pendekatan Titik dan Busur
Elastisitas bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan titik-biasa disebut elastisitas
titik (point elasticity)-dan menggunakan pendekatan rata-rata-biasa disebut elastisitas
busur (arc elasticity) Elastisitas titik mengukur elastisitas pada suatu titik tertentu,
sedangkan elastisitas busur mengukur elastisitas rata-rata pada suatu kisaran (range)
tertentu dari sebuah fungsi.

Elastisitas titik ditentukan melalui perkalian antara turunan parsial fungsi permintaan
pada suatu titik tertentu dengan perbandingan X terhadap Q pada titik tersebut.
2. Elastisitas Harga
Elastisitas harga, yaitu elastisitas yang menunjukkan derajat kepekaan jumlah produk yang
diminta terhadap perubahan hargs, or para Dengan menggunakan rumus elastisitas titik, elastisitas
harga ini bisa diperoleh dengan cara berikut

(AQ/AP) merupakan turunan parsial dari fungsi permintaan terhadap P. di mana P dan Q adalah
harga dan kuantitas pada sebuah titik pada kurva permintaan Dengan menggunakan persamaan
permintaan yang melibatkan variabel harga (P), pendapatan (Y), jumlah penduduk (Pendi, kredit
(C), dan iklan, yaitu:

Q=-3P+15Y+0,05Pend+1500C + 0,05l
Sebagai tambahan, karakteristik permintaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis (kisaran), di
mana penentuannya didasarkan pada nilai ep yaitu:
a. |ep|> 1, didefinisikan sebagai permintaan yang elastis, misalnya: |ep|=-3,2 dan ep1 = 3,2
b. | ep | = 1, didefinisikan sebagai elastisitas uniter (unitary elasticity), misalnya: |ep| = -1
dan |ep|=1
c. |ep|< 1, didefinisikan sebagai permintaan yang inelastis, misalnya: |ep|= -0,5 dan |ep| =
0,5

Jika permintaan bersifat elastis (yakni |ep| > 1). yang menunjukkan persentase perubahan
kuantitas lebih besar daripada persentase perubahan harga maka suatu persentase kenaikan
harga akan menyebabkan persentase penurunan kuantitas lebih besar dan akhirnya
menurunkan pendapatan total (total revenue TR). Jadi, jika permintaan bersifat elastis, suatu
kenarkan harga akan menurunkan TR dan penurunan harga akan menaikkan TR.
Sementara itu, ketika permintaan bersifar elastisitas unter (unitary elasticity), yaitu suatu
keadaan yang menunjukkan persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase
perubahan harga sama dengan | e, = 1. hal ini berarti bahwa pengaruh perubahan harga
secara tepat ditutup oleh perubahan kuantitas yang diminta sehingga TR (harga produk
dikalikan kuantitas) tidak berubah.Sementara itu, jika permintaan bersifat inelastis atau |e ₂|<
1, suatu kenaikan harga akan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta lebih kecil
daripada perubahan harga tersebut maka TR akan naik. Hubungan-hubungan tersebut
diringkas sebagai berikut:

a. Permintaan elastise,|ep| >1➜ TR turun jika harga naik, TR naik jika harga turun
b. Permintaan elastis uniter | ep | = 1 TR tidak terpengaruh oleh perubahan harga.
c. Permintaan inelastis | ep| < 1TR naik jika harga naik, TR turun jika harga
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan merupakan suatu ukuran kepekaan dari kuantitas yang diminta terhadap perubahan
pendapatan, ceteris paribus. Dengan menggunakan persamaan kalkulus untuk elastisitas titik dan memberikan
tanda "I untuk pendapatan maka elastisitas pendapatan dengan pendekatan titik bisa dituliskan sebagai berikut.

Hampir semua produk mempunyai elastisitas pendapatan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa
perekonomian akan berkembang jika pendapatan nasional meningkat, yang berarti pula permintaan akan
produk-produk tersebut juga akan meningkat. Perusahaan-perusahaan yang fungsi permintaannya mempunyai
elastisitas pendapatan yang tinggi akan mempunyai peluang untuk tumbuh dengan lebih baik dalam suatu
perekonomian yang sedang berkembang Oleh karena itu, peramalam (forecasts) tentang kegiatan ekonomi
secara keseluruhan juga berperan penting dalam sistem perencanaan perusahaan-perusahaan
tersebut.Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan. Jika pendapatan per kapita atau pendapatan rumah tangga merupakan suatu faktor penentu
permintaan yang utama untuk suatu produk tertentu maka hal tersebut bisa memengaruhi lokasi dan segmen
penjualan.
4. Elastisitas Silang
Hubungan langsung antara harga suatu barang dengan kuantitas barang
lainnya yang dibeli terjadi untuk semua produk yang bisa saling
menggantikan (substitutif).Sementara itu, hubungan antarbarang yang saling
melengkapi (komplementer), seperti antara kamera dengan film atau tape
recorder dengan kaset atau pulpen dengan tinta, menunjukkan suatu
hubungan yang sangat berbeda.Konsep elastisitas (harga) silang ini digunakan
untuk melihat derajat kepekaan dari permintaan akan suatu produk terhadap
perubahan harga produk lainnya. Elastisitas silang (titik) ditunjukkan oleh
persamaan berikut.
Elastisitas silang untuk barang-barang yang substitutif adalah positif karena harga suatu
barang dan permintaan akan barang lainnya bergerak dengan arah yang sama. Sedangkan
elastisitas silang untuk barang-barang yang komplementer adalah negatif karena harga dan
kuantitas bergerak dengan arah yang berlawanan.Kita bisa menggambarkan konsep elastisitas
silang ini dengan memperhatikan fungsi permintaan akan barang Y berikut ini:
Qy=f(Pw.Px, Pz, I )
Qy, adalah kuantitas Y yang diminta, Pw. Px. Py,, dan P, adalah harga-harga danı barang W,
barang X, barang Y. dan barang Z, dan I adalah pendapatan disposibel.
Dalam kerangka pengambilan keputusan manajerial, konsep elastisitas silang ini sangat
krusial terkait dua hal berikut. Pertama, konsep ini sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
mengetahui bagaimana kemungkinan permintaan produknya dalam merespon perubahan harga
barang-barang lain.Kedua, elastisitas silang ini dapat digunakan dalam sektor industri untuk
mengukur keterkaitan antarindustri.
B. KONSEP PENGEMBANGAN FUNGSI PERMINTAAN: SURPLUS
KONSUMEN, EKSTERNALITAS DAN KONSUMSI, KONSUMSI
INTERTEMPORAL, SERTA TEORI KESEJAHTERAAN

1. Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah selisih antara kepuasan total (total utility) konsumen yang dinilai
dengan uang dari pengkonsumsian sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya yang
juga dinilai dengan uang untuk memperoleh atau mengkonsumsi barang tersebut.Surplus
konsumen biasanya digunakan untuk menghitung perubahan (perbedaan) tingkat kesejahteraan
dan kepuasan konsumen karena perubahan (perbedaan) pada berbagai tingkatan harga dan
pembelian suatu barang.
2. Eksternalitas dan Konsumsi
Konsumsi suatu produk sering dikaitkan dengan konsep eksternalitas. Implikasi konsep
eksternalitas konsumsi dalam keputusan manajerial adalah perlunya perusahaan
mempertimbangkan eksternalitas (baik positif maupun negatif) dari suatu produk yang akan
dikonsumsi masyarakat karena aspek eksternalitas akan memengaruhi penerimaan
masyarakat, permintaan akan produk, dan selanjutnya, pertumbuhan perusahaan.
3. Konsumsi Intertemporal
Konsumsi intertemporal merupakan keputusan-keputusan konsumen dalam membelanjakan
dan mengatur pengeluaran pada periode waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
Konsumen harus memilih antara tingkat pengeluaran (konsumsi) sekarang dan yang akan
datang. Dalam konsepsi konsumsi intertemporal, tingkat kepuasan konsumen (utilitas /U)
dianggap ditentukan oleh konsumsi sekarang (Co) dan konsumsi masa datang (C ₁) Analisis
konsumsi sekarang dan masa datang dapat dirumuskan dengan U = U( C0, C1 )
4. Teori Kesejahteraan
Fungsi kesejahteraan masyarakat adalah ukuran agregatif kesejahteraan masyarakat dengan berdasar pada
kepuasan masing-masing anggota masyarakat. Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan sosial
merupakan penjumlahan tingkat kepuasan semua orang dalam suatu perekonomian. Fungsi dan
kesejahteraan sosial dapat dirumuskan sebagai berikut, di mana KS= kesejahteraan sosial dan U=utilitas
individu
KS = S(U¹U²U, U³...Un)
Kenneth Arrow merumuskan bahwa suatu fungsi kesejahteraan sosial mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:

a. Pilihan-pilihan bersifat transitif dan tidak dapat dipaksakan oleh seorang individu.
b. Perbaikan-perbaikan kepuasan seseorang tanpa disertai penurunan tingkat kepuasan orang lainnya
tidak dapat menurunkan mengurangi peringkat kesejahteraan sosial. C
c. Peringkat pilihan seseorang berhubungan dengan orang lainnya dan tidak tergantung pada berbagai
pilihan alternatif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai