A. Kurva indefferent
a. Pengertian dan Sejarah Kurva Indiference
Kurva Indiference adalah serangkaian titik, yang masing-masing mewakili suatu kombinasi
jumlah barang X tertentu dan jumlah barang Y tertentu, yang semuanya menghasilkan jumlah
utilitas total yang sama. Konsumen yang digambarkan disini sama-sama menyukai antara
kombinasi A dan B, B dan C, serta A dan C.
Setiap konsumen memiliki sekelompok kurva indiference yang unik yang disebut dengan
peta preferensi. Kurva Indiference yang lebih tinggi menunjukkan tingkat utilitas total yang lebih
tinggi.
Teori kurva indeference dikembangkan oleh Francis Ysidro Edgeworth, Vilfredo Pareto, dan
kawan-kawan di awal abad ke-20. Teori ini diturunkan dari teori utilitas ordinal, yang
mengasumsikan bahwa setiap orang selalu dapat mengurutkan preferensinya. Dengan kata lain,
seseorang selalu dapat menentukan bahwa ia lebih menyukai barang A dibanding barang B, dan
lebih suka barang B dibanding barang C, lebih suka barang C daripada barang D dan seterusnya.
b. Asumsi
1. Kita mengasumsikan bahwa analisis ini terbatas pada barang yang menghasilkan utilitas
marjinal positif, atau lebih sederhananya, "makin banyak makin baik". Salah satu cara untuk
menjustifikasi asumsi ini adalah mengatakan bahwa jika sesuatu yang lebih banyak benar-
benar membuat anda lebih rugi, anda boleh membuangnya sama sekali. Ini disebut dengan
"asumsi pembuangan gratis".
2. Tingkat substitusi marjinal didefinisikan sebagai MUx/MUy atau rasio dimana rumah tangga
mau mengganti X dengan Y. Jika MUx/MUy sama dengan 4, misalnya, saya bersedia
menukar empat unit Y dengan satu unit tambahan X. Kita mengasumsikan tingkat substitusi
marjinal yang semakin menurun. Yaitu, jika konsumsi X lebih banyak dan Y lebih sedikit,
MUx/MUy akan turun. Apabila anda mengkonsumsi lebih banyak X dan lebih sedikit Y, X
menjadi kurang bernilai dalam hitungan unit Y, atau Y menjadi lebih bernilai dalam hitungan
X. Hal ini hampir, tapi tidak persis, sama dengan mengasumsikan utilitas marjinal yang
semakin menurun
3. Kita mengasumsikan bahwa konsumen memiliki kemampuan untuk memilih antara kombinasi
barang dan jasa yang tersedia. Ketika dihadapkan dengan pilihan antara dua kombinasi barang
dan jasa alternatif, yaitu A dan B, seorang konsumen akan menanggapi dengan salah satu dari
3 cara: (1) ia lebih suka A daripada B, (2) ia lebih suka B daripada A, atau (3) ia sama
sukanya atas A dan B-yaitu, ia sama-sama suka A dan B.
4. Kita mengasumsikan bahwa pilihan konsumen konsisten dengan asumsi sederhana tentang
rasionalitas. Jika seorang konsumen memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai A daripada B
dan kemudian memperlihatkan bahwa ia lebih menyukai B daripada alternatif ketiga, C, maka
ia harus lebih menyukai A daripada C jika dihadapkan dengan pilihan di antara keduanya.
c. Peta dan Ciri-Ciri Kurva Indiference
Sebuah grafik dari kurva indiference untuk seorang konsumen dihubungkan dengan tingkat
utilitas/kepuasan berbeda disebut dengan peta indiference. Titik kembalinya tingkat kepuasan
yang berbeda setiap unitnya dihubungkan dengan kurva indiference yang berbeda satu sama lain.
Sebuah kurva indiference menjabarkan sebuah himpunan preferensi pribadi dan bisa berbeda
pada orang satu dan lainnya.
1. Dijabarkan hanya pada kuadran positif (+, +) diagram Cartesius dari komoditas berdasarkan
kuantitas.
2. Melengkung secara negatif. Sebagai Kuantitas yang dikonsumsi dari satu barang (x)
meningkat, kepuasan total akan naik jika tidak di kompensasikan oleh sebuah penurunan dalam
kuantitas yang dikonsumsi pada barang lain (y). Sama dengan kekenyangan, dimana lebih dari
barang (atau keduanya) sama derajatnya di prefrensikan untuk tidak ditingkatkan, tidak
diikutsertakan. (jika utilitas U=f(x, y), U, dalam dimensi ke tiga, tidak memiliki sebuah
maksimum lokal untuk semua x dan y.)
3. lengkap, seperti semua titik dalam kurva indiferen dirangking sama besar dalam hal selera
dan dirangking baik lebih atau kurang di sukai dibandingkan titik lainnya yang tidak ada
dalam kurva. Jadi, dengan (2), tidak ada dua kurva yang akan bersilangan (selain non-satiasi
akan dilanggar).
4. Transitif dengan hubungan ke titik dalam kurva indiference yang berbeda. Itu terjadi, jika
tiap titik dalam I2 adalah selera (yang terbatas) pada tiap titik dalam I1, dan tiap titik
dalam I3 dihubungkan ke tiap titik dalam I2, tiap titik dalam I3 dihubungkan ke tiap titik
dalam I1. Sebuah lengkungan negatif dan transitifitas tidak dimasukan persilangan kurva
indiference, karena garis lurus dari kedua sisi tersebut bersilangan akan memberi
rangking prefrensi yang tidak satu sisi dan intransitif.
5. (secara terbatas) convex (dijatuhkan dari bawah). Dengan preferensi convex menyebabkan
sebuah pemunculan dari asal kurva indiference. Sebagai konsumen menurunkan konsumsi
dari satu barang dalam unit suksesif, jumlah besar dari barang lainnya akan dibutuhkan untuk
mempertahankan kepuasan tidak berubah, efek substitusi.
Dengan menghubungkan titik M dan titik N, dapat diperoleh garis anggaran MN. Garis anggaran
MN memperlihatkan kombinasi yang berbeda dari barang x dan y yang dapat dibeli. Mula - mula
dengan pendapatan sebesar MN, konsumen dapat membeli barang y sebanyak 4 dan barang x
sebanyak 1. Pada saat konsumen ingin menambah konsumsi barang x menjadi 3, garis anggaran
mengharuskan adanya pengorbanan barang y sebanyak 2y, sehingga dia hanya bisa
mengkonsumsi y sebanyak 2.
C. Keseimbangan Konsumen
Jika peta diferensiasi dan garis anggaran digambarkan secara bersama pada satu kurva,
akan diperoleh apa yang dalam ekonomi disebut sebagai kurva keseimbangan konsumen. Kurva
ini digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Kurva ini menunjukkan pencapaian
maksimum utilitas pada kondisi anggaran pengeluaran konsumen yang terbatas yang merupakan
titik singgung antara kurva indiferensi dan garis anggaran konsumen.
Kondisi keseimbangan secara umum yang memaksimumkan utilitas pada anggaran
pengeluaran tertentu tercapai apabila rasio utilitas marginal terhadap harga dari masing-masing
barang yang dipertimbangkan untuk dikonsumsi adalah sama. Prinsip maksimisasikepuasan yang
menuntut kesamaan nilai marginal utility per harga barang tersebut dalam mengalokasikan
pendapatan konsumen disebut prinsip kesamaan marginal atau equimarginal principle.
Perubahan Harga Barang terhadap Keseimbangan Konsumen
1. Kurva konsumsi harga. Dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik keseimbangan
konsumen pada berbaga8i rasio harga sebagai akibat perubahan harga suatu barang, dimana
pendapatan nominalnya tetap.
2. Kurva permintaan. Secara konseptual kurva permintaan diturunkan dari kurva konsumsi
harga dalam kurva keseimbangan konsumen.
D. Kurva Konsumsi pendapatan dan kurva engel
Income Consumption Curve (ICC)/ Kurva konsumsi pendapatan adalah tempat titik-titik
ekuilibrium konsumen dihasilkan bila hanya pendapatan konsumen yang berubah-ubah.
ICC menggambarkan kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas)
maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan(menggambarkan bagaimana
konsumen bereaksi terhadap pendapatan, seandainya harga-harga relatif tetap).
Kenaikan pendapatan di mana rasio harga relatif tetap akan menggeser garis anggaran ke kanan
sejajar dengan garis anggaran sebelumnya. Pergeseran garis anggaran tersebut akan menggeser
titik keseimbangan konsumen. ICC merupakan garis yang menghubungkan berbagai titik
keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.
Kurva Engel menunjukkan beragam jumlah barang yang dibeli pada tingkat pendapatan yang
berbeda (hubungan antara jumlah pendapatan konsumen dengan jumlah permintaan barang yang
dikonsumsi). Misalnya kurva Engel barang X -> menunjukkan jumlah barang X per satuan
waktu yang ingin dan sanggup dibeli konsumen pada berbagai pendapatan yang diperolehnya.
Berdasarkan kurva Engel dapat diukur derajad kepekaan perubahan pendapatan yang berakibat
pada derajat kepekaan jumlah barang yang diminta.
PCC disebut juga Price Expansion Price karena menggambarkan perkembangan harga.
Kurva yang menggambarkan kombinasi produk yang dikonsumsi yang memberikan kepuasan
(utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga(menggambarkan bagaimana
konsumen bereaksi terhadap perubahan harga suatu barang, sedangkan harga barang lain dan
pendapatan tidak berubah).
Dengan adanya penurunan harga barang B, garis anggaran bergerak, dan posisi keseimbangan
berpindah. Apabila titik keseimbangan tersebut dihubungkan maka diperoleh garis konsumsi
harga. PCC menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai harga pada suatu
barang, di mana pendapatan dan harga nominal barang lain dianggap tetap.
Kurva permintaan barang dapat diturunkan dari titik-titik pada kurva PPC, menggambarkan
jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga. Dengan demikian, PCC memiliki
hubungan dengan elastisitas harga -> Membantu menentukan nilai elastisitas harga dari
permintaan, yang menggambarkan tingkat respon konsumen terhadap perubahan harga.
Ketika harga berubah, PCC juga menunjukkan jumlah permintaan barang lain di sumbu vertikal,
sehingga elastisitas silang dari permintaan dapat diketahui.
http://stephenambon.blogspot.com/2011/03/kurva-indiference-2.html
http://naruli-maestro.blogspot.com/2011/09/teori-pemilihan-konsumen.html
http://devisimpuru.blogspot.com/2011/09/teori-perilaku-konsumen.html
http://fransribbet.blogspot.com/2012/03/efek-substitusi-dan-efek-pendapatan-ini.html