Anda di halaman 1dari 21

1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Penawaran Uang dan Harga : Pandangan Klasik


Ahli-ahli ekonomi sebelum Keynes, terutama ahli-ahli ekonomi Klasik,
menumpukkan analisis mereka kepada efek dari perubahan-perubahan penawaran
uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk
yakni Teori Kuantitas dan Teori Sisa Tunai. Dalam uraian yang akan dibuat,
dengan nyata akan dapat dilihat bahwa kedua-dua teori tersebut mempunyai
bentuk yang berbeda. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama,
yakni Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan
yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang
akan menaikkan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran
uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama. Pertambahan
penawaran uang sebanyak 5% akan menaikkan harga pada tingkat 5% juga.
Apabila tidak terdapat perubahan dalam penawaran uang, harga juga tidak
berubah.
PERSAMAAN PERTUKARAN
Teori kuantitas uang biasanya diterangkan dengan menggunakan
persamaan pertukaran yang dinyatakan :
MV = PT
Dimana M adalah Penawaran Uang, V adalah Laju Perederan Uang, P
adalah Tingkat Harga dan T adalah Jumlah Barang-Barang dan Jasa yang
diperjualbelikan dalam perekonomian.
Didalam persamaan tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam
pengertian yang sempit (M1). Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran
tambah uang bank atau uang giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang
yang terseia berpindah tangan dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu.
Apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali untuk transaksi dalam
setahun maka nilai V adalah lima. Tingkat harga, atau P, memberikan gambaran

2
tentang indeks harga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Adalah
tidak mungkin untuk menunjukkan tingkat perubahan harga dari berbagai macam
barang karena dalam perekonomian terdapat beribu barang dengan tingkat
perubahan harga yang berbeda. Oleh karena itu dalam persamaan yang diatas
yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga. Perubahan ini
menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
i. Ia adalah nilai fisikal dan bukan nilai uang
ii. Ia meliputi barang-barang jadi maupun barang setengah jadi.
Oleh karena itu PT tidak sama nilainya dengan pendapatan nasional. Nilai PT
lebih besar dari pendapatan nasional karena ia meliputi pula nilai transaksi
barang-barang setengah jadi. Dalam uraian mengenai pendapatan nasional telah
dijelaskan bahwa pendapatan nasional adalah nilai barang-barang jadi yang
diproduksikan dalam sesuatu negara pada satu tahun tertentu.
Teori Kuantitas Uang ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
MVy = Y
Dimana M adalah penawaran uang, Vy adalah laju peredaran uang yang
dibelanjakan untuk membeli barang-barang jadi saja, dan Y adalah pendapatan
nasional. Nilai Y adalah sama dengan tingkat harga dikalikan dengan jumlah
barang-barang jadi yang diperjualbelikan. Dengan demikian Y adalah lebih kecil
dari PT. Sebagai akibat dari keadaan ini maka Vy adalah lebih kecil dari V.

TEORI KUANTITAS UANG


Pandangan dari teori kuantitas uang dapat diringkaskan sebagai berikut :
Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang
sama tingkatnya ke atas harga-harga, dan perubahan kedua variabel
tersebut adalah ke arah yang sama. Apabila penawaran uang bertambah
sebanyak 5%, maka harga-harga bertambah sebanyak 5% dan apabila penawaran
uang berkurang sebanyak 5% maka harga-harga juga akan berkurang sebanyak
5%.

3
Asumsi dan Pandangan Teori Kuantitas
Teori kuantitas uang dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ahli ekonomi
Amerika yang tergolong ahli-ahli ekonomi klasik. Pandangan teori kuantitas
didasarkan kepada dua asumsi berikut :
1. Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli-ahli ekonomi klaik
kelajuan peredaran uang tergantung kepada beberapa factor teknikal seperti
system pembayaran gaji, cirri-ciri kegiatan perdaganagan, efisiensi system
pengangkutan dan kepadatan penduduk. Factor-faktor ini tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara-cara masyarakat
untuk menggunakan uang dan berbelanja tidak berubah.
2. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalam ekonomi, oleh karena itu
jumlah barang-barang adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Disamping itu
penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan
kerja penuh oleh karena, sesuai dengan Rumusan Say, setiap barang yang
dikeluarkan akan dibeli masyarakat. Maka untuk memaksimumkan untung
mereka akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja
penuh. Ini berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah  maupun
berkurang.

TEORI SISA TUNAI


Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas,
seorang ahli ekonomi Inggris, yakni Alfred Marshall dari Cambridge,
mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga menerangkan sifat hubungan
diantara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai
pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini juga berpendapat
bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-
harga yang sama tingkatnya. Teori sisa  tunai diterangkan dengan menggunakan
persamaan berikut :
                        M = kPT

4
Dimana M, P, dan T mempunyai arti yang sama dengan M, P, dan T dalam
persamaan MV = PT.
Dalam teori sisa tunai k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang
tetap dipegang mereka dalam bentuk tunai. Sekiranya 20 persen dari pendapatan
akan dipegang masyarakat dalam bentuk tunai, maka k = 1/5. Dalam teori sisa
tunai, M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan persamaan teori kuantitas adalah MV
= PT. Dengan demikian M/k = MV, atau k = 1/V.

KRITIK-KRITIK KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG


Sehingga ke masa kini pandangan-pandangan pokok teori kuantitas uang
masih mendapat sokongan yang kuat dari segolongan ahli-ahli ekonomi. Ahli-ahli
ekonomi modern yang menyokong teori kuantitas uang dikenal sebagai Golongan
Monetaris. Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran
uang agar inflasi dapat dihindari dan perekonomian dapat berkembang dengan
teguh. Berdasarkan kepeda keyakinan ini golongan Monetaris berpendapat bahwa
kebijakan moneter adlah alat yang paling efektif untuk mengendalikan kegiatan
ekonomi.
Kritik-kritik utama yang dikemukakan ke atas teori kuantitas diterangkan
sebagai berikut :
1. Pemisalan bahwa T adalah tetap, Kurang Tepat. Asumsi ini erat hubungannya
dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan
kerja penuh. Oleh karena ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat kesempatan
kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya mereka berpendapat bahwa jumlah
barang-barang dalam perekonomian tak dapat ditambah, maka T tetap.
Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak selalu
dicapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak
menggunakan factor-faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan
pengangguran. Oleh karena itu jumlah barang-barang (T) masih boleh
ditambah.
2. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Disamping faktor-faktor yang disebutkan oleh ahli-ahli ekonomi

5
Klasik, banyak lagi factor-faktor lain yang mempengaruhi kelajuan peredaran
uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran masyarakat, dan ini
mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka
berbelanja sekarang dari masa akan datang, maka peredaran uang bertambah
cepat. Dalam jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi keuangan
mengurangi sisa tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang. Dengan
demikian terdapat factor-faktor penting dalam jangka pendek dan jangka
panjang yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
3. Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang
diterangkan oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi menghadapi masalah
pengangguran, persamaan MV = PT tidak dapat digunakan untuk menerangkan
bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah
produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan jumlah produksi bertambah
mengikuti pertambahan penawaran uang ? adakah P dan T akan bertambah ?
atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah ? Jawaban manakah dari
ketiga pertanyaan ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak diterangkan oleh
teori kuantitas.
4. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk
melicinkan kegiatan tukar-menukar dan transaksi dengan menggunakan uang.
Dalam persamaan MV = PT, masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan
membiayai transaksi saja. Berdasarkan persamaan MV = PT, harga-harga akan
tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5% diikuti oleh pertambahan M
sebanyak 5% juga. Ini menunjukkan persamaan MV = PT menganggap bahwa
uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori
Keynes uang digunakan juga untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi.
5. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku
bunga. Dalam teori kuantitas tidak diperhatikan efek perubahan dari penawaran
uang ke atas suku bunga. Ini disebabkan karena dalam teori Klasik, suku bunga
ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi.
Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa penawaran uang tidak

6
mempengaruhi suku bunga. Pandangan golongan Keynesian adalah berbeda.
Menurut golongan Keynesian penawaran uang mempengaruhi suku bunga.

2.2   Teori Keuangan Keynes


Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, berikut :
i. Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang.
ii. Faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga.
iii. Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.
Dalam hal (iii) Keynes juga menjelaskan masalah yang akan dihadapi apabila
dalam perekonomian wujud keadaan yang dinamakan perangkap kecairan. Hal (i)
dan (ii) akan diterangkan dalam bagian ini, sedangkan hal (iii) diterangkan dalam
bagian berikut.

TUJUAN-TUJUAN MEMEGANG UANG


Didalam analisis Keynes masyarakat meminta (memegang) uang untuk
tiga tujuan yakni : untuk transaksi, untuk berjaga-jaga, dan untuk spekulasi.

Permintaan Uang untuk Transaksi


Memegang uang untuk membayar transaksi merupakan tujuan memegang
uang yang paling penting. Didalam perekonomian modern dimana tingkat
spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk melancarkan
kegiatan ekonomi dan transaksi atau jual beli. Tingkat spesialisasi yang tinggi
hanya mungkin wujud apabila pertukaran dilakukan dengan menggunakan uang
karena dengan ini pemilik uang dapat dengan mudah menggunakannya untuk
membeli barang-barang yang mereka perlukan. Keadaan ini akan mendorong
orang untuk melakukan spesialisasi dalam pekerjaan yang sesuai dengan
kemahirannya, dan memaksimumkan pendapatan dari pekerjaan tersebut.
Sebagian besar dari uang yang diterima dari pekerjaan tersebut akan digunakan
untuk membeli kebutuhan-kebutuhannya seperti makanan, pakaian, dan
pengeluaran lainnya.

7
Permintaan Uang untuk Berjaga-Jaga
Disamping untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh masyarakat
untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain dimasa depan.
Uang yang disisihkan untuk tujuan ini dinamakan permintaan uang untuk tujuan
berjaga-jaga. Masa depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan. Ada
kalanya keadaan masa depan semakin bertambah baik, tetapi ada kalanya
masalah-masalah buruk akan dihadapi. Untuk menghadapi masa depan yang tidak
pasti, terutama untuk menghadapai masa kesusahan, sebagian uang yang diminta
masyarakat digunakan untuk menghadapi masalah kesusahan di masa yang akan
datang.

Permintaan Uang untuk Spekulasi


Dalam ekonomi modern, dimana institusi keuangan sudah berkembang,
masyarakat menggunakan pula uangnya untuk tujuan spekulasi, yakni disimpan
atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah,
saham perusahaan dan treasury bill. Dalam menggunakan uang untuk tujuan
spekulasi ini, suku bunga atau dividen yang diperoleh dari memiliki surat-surat
berharga tersebut sangat penting dalam menentukan besarnya jumlah permintaan
uang. Apabila suku bunga atau dividen surat-surat berharga itu tinggi, masyarakat
akan menggunakan uang untuk membeli surat-surat berharga tersebut. Akan tetapi
apabila suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, mereka akan lebih
suka menyimpan uangnya daripada membeli surat-surat berharga.
untuk transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan nasional. Semakin
tinggi pendapatan nasional, semakin banyak uang diperlukan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG, DAN SUKU BUNGA


Telah diterangkan bahwa menurut para ahli-ahli ekonomi Klasik, suku
bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan dana untuk investasi,
pandangan ini sangat berbeda dengan pandangan Keynes. Dalam teori Keynes,
suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Seperti yang telah
diterangkan, dalam teori Keynes permintaan ke atas uang ditentukan oleh

8
kebutuhan akan uang untuk tiga tujuan berikut : tujuan transaksi, tujuan berjaga-
jaga, dan tujuan spekulasi.

2.3   Uang dan Kegiatan Ekonomi : Pandangan Keynes


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik, menyatakan perubahan
dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan tingkat harga, tetapi
perubahan ini tidak menimbulkan efek ke atas tingkat produksi dan kegiatan
ekonomi negara. Perekonomian akan tetap mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh. Pandangan tersebut berbeda dengan pandangan Keynes. Uraian ini
menerangkan teori Keynes mengenai efek penawaran uang dan perubahannya ke
atas kegiatan ekonomi negara.

MEKANISME TRANSMISI
Seperti yang telah diterangkan, analisis Keynes berkeyakinan bahwa
pengangguran selalu wujud dan menyebabkan tingkat kegiatan dalam ekonomi
belum mencapai tingkat yang maksimum. Keadaan ini dapat diperbaiki melalui
dua pendekatan atau kebijakan : (i) menaikkan pengeluaran agregat melalui
perubahan pengeluaran pemerintah dan komponen pengeluaran agregat lain
(seperti ekspor dan investasi) dan membuat perubahan dalam system pajak
pemerintah, dan (ii) menambah penawaran uang. Hal dalam (i) telah diterangkan
dalam Bab Lima. Bagian ini akan menerangkan efek pertambahan penawaran
uang ke atas kegiatan ekonomi. Analisis Keynes menunjukkan bahwa
pertambahan penawaran uang akan dapat menambah pendapatan nasional. Teori
Keynes tidak menunjukkan bagaimana perubahan penawaran uang akan
mempengaruhi tingkat harga.
Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara dapat
dibedakan kepada tiga tahap perubahan yang berikut :
i. Perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan ke atas
suku bunga.
ii. Selanjutnya perubahan suku bunga akan mengubah jumlah investasi.

9
iii. Perubahan investasi mengubah pengeluaran dan akhirnya pendapatan
nasional.

2.4  Kebijakan Moneter dan Kegiatan Ekonomi


Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan : Kebijakan
Moneter Kuantitatif dan Kebijakan Moneter Kualitatif. Kebijakan moneter
kuantitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah
mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.
Dalam masa deflasi penawaran uang perlu ditambah. Langkah ini akan
menurunkan suku bunga dan penurunan ini selanjutnya akan menggalakkan
perkembangan kegiatan ekonomi sehingga tingkat kesempatan kerja menjadi lebih
tinggi dan pengangguran berkurang. Dalam masa inflasi, pengeluaran masyarakat
adalah melebihi penawaran barang-barang yang tersedia dalam perekonomian.
Oleh sebab itu pengeluaran agregat perlulah dikurangi melalui pengurangan dalam
penawaran uang dan kenaikan suku bunga. Perubahan tersebut akan menurunkan
pengeluaran agregat sehingga terdapat keseimbangan diantara pengeluaran dalam
ekonomi dengan jumlah penawaran barang-barang.
Kebijakan moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang
bertujuan mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh
bank-bank perdagangan. Dengan perkataan lain, tujuan utama kebijakan ini
bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran uang, tetapi untuk
mempengaruhi jenis-jenis pinjaman yang diberikan institusi keuangan. Ini
memungkinkan bank sentral menggalakkan pertumbuhan ekonomi ke arah yang
diharapkan.

KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF


Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga
jenis tindakan, yaitu :
i. Melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar uang dan pasaran
modal. Langkah ini dinamakan operasi pasar terbuka.

10
ii. Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang harus
dibayar oleh bank-bank perdagangan.
iii. Membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh
bank-bank perdagangan.

Operasi Pasar Terbuka


Yakni langkah melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar
uang dan pasaran modal.

Mengubah Suku Bunga dan Suku Diskonto


Dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank-bank
perdagangan, bank sentral harus memastikan agar masyarakat tidak kehilangan
kepercayaan kepada system bank. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini
adalah dengan berusaha agar bank-bank perdagangan selalu sanggup membayar
semua cek yang dikeluarkan nasabah-nasabahnya. Untuk mencapai tujuan ini ada
dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank sentral. Yang pertama adalah dengan
membuat pengarahan-pengarahan atau peraturan-peraturan tentang corak dan jenis
investasi yang dapat dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Dan yang kedua
adalah dengan member pinjaman kepada bank-bank yang menghadapi masalah
dalam cadangannya, yaitu cadangannya adalah kurang dari cadangan minimum
yang ditetapkan oleh peraturan.
Didalam membantu bank-bank perdagangan, ada dua bentuk bantuan yang
dapat diberikan oleh bank sentral : (i) dengan memberikan pinjaman atau (ii)
dengan membeli surat-surat berharga tertentu yang dimiliki oleh bank
perdagangan yang memerlukan bantuan. Dalam melakukan pembelian surat-surat
berharga, bank sentral hanya menerima surat-surat berharga yang mudah tunai
seperti Sertifikat Bank Indonesia. Apabila bank-bank perdagangan menjual surat-
surat berharga seperti itu kepada bank sentral, maka langkah itu dinamakan
mendiskontokan surat-surat berharga. Didalam member pinjaman, bank sentral
akan menetapkan suku bunga yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan
atas pinjaman yang diterimanya. Juga bank sentral akan menerapkan suku

11
diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya yang
mudah tunai yang dijual kepada bank sentral. Tingkat yang ditentukan oleh bank
sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau suku bank (Bank Rate).
Peranan bank sentral sebagai suatu sumber pinjaman atau tempat untuk
mendiskontokan surat-surat berharga tersebut dapat digunakan oleh bank sentral
sebagai suatu alat untuk mengendalikan jumlah penawaran uang dan tingkat
kegiatan ekonomi. Dalam keadaan dimana kegiatan ekonomi berada dibawah
tingkat yang mewujudkan kesempatan kerja yang tinggi, bank sentral dapat
mempertinggi kegiatan ekonomi dengan menurunkan suku diskonto. Dengan
penurunan suku diskonto, biaya yang harus dibayar oleh bank-bank perdagangan
untuk meminjam dari bank sentral menjadi lebih murah. Ini akan menggalakkan
mereka untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sebaliknya, apabila bank
sentral ingin mengurangi kegiatan ekonomi yang sudah mencapai tingkat yang
terlalu tinggo, suku diskonto perlu dinaikkan. Kenaikan suku diskonto ini akan
mendorong bank-bank perdagangan menaikkan suku bunga ke atas pinjaman-
pinjaman yang diberikannya. Oleh karenanya para pengusaha enggan membuat
pinjaman baru dan pelanggan-pelanggan yang telah membuat pinjaman akan
mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu. Pada akhirnya kegiatan
ekonomi negara akan menurun.

Mengubah Tingkat Cadangan Umum


Kesuksesan kedua jenis kebijakan moneter yang baru dibicarakan di atas
sangat tergantung kepada apakah kebanyakan bank perdagangan mempunyai
kelebihan cadangan atau tidak. Apabila kelebihan cadangan terdapat dalam
kebanyakan bank perdagangan, kedua-dua tindakan di atas tidak dapat digunakan
untuk membuat perubahan-perubahan dalam penawaran uang. Dengan adanya
kelebihan cadangan, operasi pasar terbuka dan mengubah suku diskonto tidak
mewujudkan efek yang diharapkan. Apabila kelebihan cadangan banyak terdapat
di bank-bank perdagangan, didalam mempengaruhi penawaran uang, langkah
bank sentral yang paling efektif adalah dengan mengubah tinkat cadangan
minimum.

12
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua
jenis, yakni :
i. Pengawalan pinjaman secara terpilih. Kebijakan ini dilakukan dengan
menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan.
ii. Pembujukan moral. Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral
mengadakan pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk
meminta mereka melakukan langkah-langkah tertentu.

13
BAB III
SOAL

1. a. Apakah persamaan pertukaran ? dalam teori kuantitas uang bagaimanakah


persamaan pertukaran digunakan untuk meramalkan akibat perubahan
penawaran uang ke atas harga-harga ?
b. Terangkan teori sisa tunai
c. Uraikan kritik-kritik ke atas teori kuantitas uang
Jawab :
1. MV = PT
Dimana M adalah Penawaran Uang, V adalah Laju Perederan Uang, P
adalah Tingkat Harga dan T adalah Jumlah Barang-Barang dan Jasa yang
diperjualbelikan dalam perekonomian.
Didalam persamaan tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam
pengertian yang sempit (M1). Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran
tambah uang bank atau uang giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang
yang terseia berpindah tangan dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu.
Apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali untuk transaksi dalam
setahun maka nilai V adalah lima. Tingkat harga, atau P, memberikan gambaran
tentang indeks harga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Adalah
tidak mungkin untuk menunjukkan tingkat perubahan harga dari berbagai macam
barang karena dalam perekonomian terdapat beribu barang dengan tingkat
perubahan harga yang berbeda. Oleh karena itu dalam persamaan yang diatas
yang diperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga. Perubahan ini
menggambarkan perusahaan rata-rata tingkat harga dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
i. Ia adalah nilai fisikal dan bukan nilai uang
ii. Ia meliputi barang-barang jadi maupun barang setengah jadi.

2. Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas,


seorang ahli ekonomi Inggris, yakni Alfred Marshall dari Cambridge,

14
mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga menerangkan sifat hubungan
diantara penawaran uang dan tingkat harga. Teori sisa tunai mempunyai
pandangan yang sama dengan teori kuantitas uang. Teori ini juga berpendapat
bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga-
harga yang sama tingkatnya. Teori sisa  tunai diterangkan dengan
menggunakan persamaan berikut :
                        M = kPT
Dimana M, P, dan T mempunyai arti yang sama dengan M, P, dan T dalam
persamaan MV = PT.
Dalam teori sisa tunai k adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang
tetap dipegang mereka dalam bentuk tunai. Sekiranya 20 persen dari
pendapatan akan dipegang masyarakat dalam bentuk tunai, maka k = 1/5.
Dalam teori sisa tunai, M = kPT atau M/k = PT. Sedangkan persamaan teori
kuantitas adalah MV = PT. Dengan demikian M/k = MV, atau k = 1/V.

c. 1. Pemisalan bahwa T adalah tetap, Kurang Tepat. Asumsi ini erat


hubungannya dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh. Oleh karena ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat
kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya mereka berpendapat
bahwa jumlah barang-barang dalam perekonomian tak dapat ditambah, maka T
tetap. Golongan Keynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak
selalu dicapai, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak
menggunakan factor-faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan
pengangguran. Oleh karena itu jumlah barang-barang (T) masih boleh
ditambah.
2. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Disamping faktor-faktor yang disebutkan oleh ahli-ahli ekonomi
Klasik, banyak lagi factor-faktor lain yang mempengaruhi kelajuan peredaran
uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran masyarakat, dan ini
mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka
berbelanja sekarang dari masa akan datang, maka peredaran uang bertambah

15
cepat. Dalam jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi keuangan
mengurangi sisa tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang. Dengan
demikian terdapat factor-faktor penting dalam jangka pendek dan jangka
panjang yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
3. Perhubungan diantara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari
yang diterangkan oleh teori kuantitas. Apabila ekonomi menghadapi masalah
pengangguran, persamaan MV = PT tidak dapat digunakan untuk menerangkan
bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah
produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan jumlah produksi bertambah
mengikuti pertambahan penawaran uang ? adakah P dan T akan bertambah ?
atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah ? Jawaban manakah dari
ketiga pertanyaan ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak diterangkan oleh
teori kuantitas.
4.. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk
melicinkan kegiatan tukar-menukar dan transaksi dengan menggunakan uang.
Dalam persamaan MV = PT, masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan
membiayai transaksi saja. Berdasarkan persamaan MV = PT, harga-harga akan
tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5% diikuti oleh pertambahan M
sebanyak 5% juga. Ini menunjukkan persamaan MV = PT menganggap bahwa
uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori
Keynes uang digunakan juga untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulasi.
5. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku
bunga. Dalam teori kuantitas tidak diperhatikan efek perubahan dari penawaran
uang ke atas suku bunga. Ini disebabkan karena dalam teori Klasik, suku bunga
ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi.
Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa penawaran uang tidak
mempengaruhi suku bunga. Pandangan golongan Keynesian adalah berbeda.
Menurut golongan Keynesian penawaran uang mempengaruhi suku bunga.

16
2 Uraikan perbedaan diantara teori Keynes dan teori ahli-ahli ekonomi Klasik
mengenai penentuan suku bunga. Menurut Keynes bagaimanakah permintaan
uang ditentukan ?

3. Terangkan arti konsep berikut:


a. Perangkap likuiditas
b. Permintaan uang untuk spekulasi
c. Kebijakan moneter
d. Mekanisme transmisi
e. Penawaran uang
Jawab:
a. Perangkap Likuiditas adalah suatu keadaan dimana suku bunga dalam
perekonomian mencapai tingkat yang sangat rendah dan menyebabkan
permintaan uang untuk tujuan spekulasi menjadi elastis sempurna
b. Permintaan uang untuk spekulasi adalah permintaan uang untuk
berjaga-jaga dan spekulasi
c. Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang Negara
untuk mencapai tujuan tertentu
d. Mekanisme transmisi adalah suatu proses yang menggambarkan
bagaimana perubahan dalam penawaran uang pada akhirnya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional.

4. Apakah yang dimaksud dengan kebijakan moneter kuantitatif ? kebijakan


moneter kualitatif ? langkah-langkah bagaimanakah yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi ? dalam
penerangan mengenai langkah-langkah kebijakan moneter tersebut
asumsikan perekonomian sedang menghadapi masalah inflasi.
Jawab : kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan moneter yang
dijalankan oleh bank sentral, yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran
uang atau suku bunga dan perubahan tersebut diharpkan dapat mempengaruhi
kegiatan ekonomi.

17
Kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan yang diajlankan oleh bank
sentral, yang bertujuan mempengaruhi kegiatan dalam sector-sktor tertnentu
dan dilakukan memalui peraturan atau melalui perbincangan langsung dengan
institusi-institusi keuangan.
Langkah-langkah mengatasi masalah-masalah ekonomi inflasi yaitu,
dengan operasi pasar terbuka, mengubah suku Bunga dan suku diskonto, dan
mengubah tingkat cadangan minimum.

5. Defenisikan dan terangkan arti kebijakan moneter.”Keefektifan kebijakan


moneter tergantung keoada tiga factor, yaitu sifat permintaan ke atas uang,
sifat efesiensi modal marjinal dan sifat pengeluaran agregat”. Terangkan
maksud pernyataan tersebut.
Jawab: Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang ambil oleh
pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat yang
bertujuan untuk mengendalikan tingkat inflasi dan mencapai kesejahteraan
masyarakat. Keefektifan kebijakan moneter tergantung kepada 3 faktor yaitu
permintaan atas uang. Sifat efisiensi modal marjinal dan sifat pengeluaran
agregat jadi ketiga faktor ini saling berkaitan, permintaan atas uang akan
mempengaruhi efisiensi marjinal dan pengeluaran agregat.

6. “Ahli ekonomi klasik berpendapat pertambahan penawaran uang akan


menimbulkan inflasi, sedangkan Keynes mengatakan pertambahan dalam
penawaran uang akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan
nasional”. Terangkan maksud pernyataan ini dan beri ulasan
Jawab: Ahli ekonomi klasik berpendapat pertambahan penawaran uang akan
menimbulkan inflasi karena dengan semakin bertambahnya uang yang beredar
di masyarakat, maka tingkat harganya akan naik. Tetapi menurut mereka,
kenaikan tingkat harga ini tidak berdampak pada kegiatan perekonomian
negara. 
Tetapi sebaliknya, menurut Keynes, pertambahan uang akan meningkatkan
kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional. Menurut Keynes, perubahan

18
jumlah penawaran uang akan berdampak pada kebijakan yang diambil
pemerintah dan kebijakan yang diambil pemerintah akan berdampak pada
kegiatan ekonomi serta pendapatan nasional suatu negara. 
Menurut saya, saya lebih setuju dengan teori Keynes. Karena sudah pasti
jika terdapat pertambahan penawaran uang, tingkat harga akan berubah dan
perekonomian negara pun akan terkena dampaknya. Dan apabila pertambahan
penawaran uang diiringi dengan kebijakan yang bagus, maka perekonomian
suatu negara pasti akan berkembang dan hal tersebut akan berpengaruh pada
pendapatan nasional negara tersebut.

19
BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, kami mengambil kesimpulan bahwa


perkembangan ekonomi yang semakin maju mengakibatkan masalah- masalah
dan kegiatan dalam perekonomian pun semakin kompleks. Sehingga teori yang
ada sebelumnya tidak dapat mejelaskan beberapa masalah yang terjadi dalam
perekonomian. Seperti teori ekonomi klasik yang tidak bisa menjawab beberapa
masalah dalam perekonomian karena teori ini mempunyai fokus pembahasan
terhadap analisis perilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka
mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya teori ini identik dengan teori ekonomi
mikro. Akibatnya banyak para ahli ekonomi yang membuat teori baru untuk
mencoba menjelaskan tentang beberapa masalah perekonomian yang tidak bisa
dijelaskan oleh teori sebelumnya. Salah satunya munculnya teori ekonomi makro
(John Maynard Keynes) yang mencoba menjawab pertanyaan tentang beberapa
masalah dalam perekonomian yang tidak bisa dijelaskan dalam teori sebelumnya
(teori ekonomi klasik).

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno,sadono.1994.Makro Ekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada Jakarta

Reksoprayitno,Soediyono.1979.Makro Ekonomi edisi 6.Yogyakarta:BPFE

Arief,Sritua.1977.TeoriEkonomiMikrodan Makro Lanjutan.Jakarta:RajaGrafindo


Persada Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai