Anda di halaman 1dari 45

Modul 8

P E ND A HU L UA N

P ada tiga modul sebelumnya telah dibicarakan tentang penentuan harga


dan output barang-barang dan jasa-jasa pada berbagai bentuk pasar,
masing-masing adalah pasar persaingan murni, monopoli murni, persaingan
monopolistik, dan oligopoli. Untuk memproduksi output berupa barang-
barang dan jasa-jasa, perusahaan harus menyewa faktor produksi atau input
yang dimiliki dan ditawarkan oleh sektor rumah tangga untuk digunakan
secara langsung maupun tak langsung. Dalam Gambar Aliran Melingkar
yang dikemukakan pada Modul Satu digambarkan aliran barang-barang dan
jasa-jasa atau disebut sebagai output dari sektor perusahaan produsen ke
sektor rumah tangga konsumen. Sementara itu, sektor rumah tangga
menawarkan faktor-faktor produksi yang disebut input dasar, berupa tenaga
kerja, kapital, tanah, dan wirausahawan. Setelah pembahasan tentang
penentuan harga dan kuantitas output keseimbangan pada pasar output, maka
pada Modul 8 dibicarakan pasar input atau faktor produksi. Analog dengan
permintaan output berupa barang dan jasa oleh sektor rumah tangga yang
dianalisis dengan Teori Konsumsi Individual, di mana dalam proses
konsumsi rumah tangga berusaha untuk memperoleh kepuasan maksimal
dengan pendapatannya yang tertentu, maka permintaan faktor produksi
dilakukan oleh sektor perusahaan yang berusaha memperoleh keuntungan
maksimal pada harga input dan output tertentu.
Dengan mempelajari Modul Delapan ini para mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan penentuan harga faktor produksi dan balas jasa faktor
produksi.
Pengantar Ekonomi Mikro

Secara khusus dengan mempelajari modul ini Anda mampu


menjelaskan:
1. penentuan harga produksi perusahaan di pasar input dan output
berdasarkan struktur pasarnya;
2. penentuan balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi.
ESPA4111/MODUL 8

Kegiatan Belajar 1

P
1.
enentuan harga faktor produksi dalam ilmu ekonomi mikro penting
dipelajari karena berhubungan dengan hal-hal berikut.
Harga faktor produksi bersama-sama dengan kuantitas masing-masing
faktor produksi tersebut menentukan besarnya pendapatan sektor rumah
tangga konsumen. Pendapatan rumah tangga merupakan pengeluaran
produsen dan diterima sebagai pendapatan berupa upah, dan gaji, sewa,
bunga, dan keuntungan yang merupakan balas jasa atas penggunaan
faktor produksi manusia maupun bukan manusia yang dimiliki sektor
rumah tangga konsumen. Dengan demikian, harga faktor menentukan
pola distribusi pendapatan. Namun masalah distribusi pendapatan dan
harga faktor produksi bukan merupakan masalah ekonomi saja tetapi
juga menyangkut masalah etika, keadilan sosial, dan sebagainya.
Bagaimana meratakan distribusi pendapatan secara nasional di antara
berbagai kelompok faktor produksi? Jawabannya menyangkut masalah
idiologi dan kepercayaan.
2. Harga-harga faktor produksi biaya perusahaan. Produsen harus
memproduksi pada tingkat output yang memberikan keuntungan
maksimum dengan menggunakan kombinasi faktor yang memberikan
biaya terendah. Kombinasi ini tergantung pada harga faktor produksi dan
teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, berdasarkan harga faktor
produksi produsen menentukan kuantitasnya yang dikombinasikan
dalam proses produksi.
3. Harga faktor produksi seperti juga fungsi harga output yang menjatah
atau mendistribusi barang-barang dan jasa-jasa kepada para konsumen
serta mengalokasikan penggunaan faktor di antara berbagai industri dan
perusahaan.

Analisis permintaan faktor produksi pada modul ini terbatas pada


prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk tanah, kapital, dan tenaga kerja,
serta kemampuan wirausaha.
Pengantar Ekonomi Mikro

A. TEORI PRODUKTIVITAS MARJINAL

Teori permintaan faktor produksi oleh perusahaan dapat disusun


berdasar berbagai, kasus menurut bentuk pasar yang dihadapi oleh
perusahaan baik di pasar faktor produksi maupun di pasar produk.
Kemungkinan-kemungkinan kasus tersebut diringkas pada Tabel 8.1 dengan
mempertimbangkan dua bentuk ekstrem pasar saja yaitu pasar persaingan
murni dan pasar monopoli serta pasar monopsoni di mana hanya ada satu
penjual di pasar.
Untuk mempermudah mulailah dengan kasus paling sederhana yaitu
kasus pertama di mana perusahaan berada dalam pasar persaingan murni baik
di pasar faktor produksi maupun di pasar produk. Perusahaan dapat menjual
berapa pun output pada harga berlaku dan perusahaan dapat membeli faktor
produksi dalam jumlah berapa pun pada harga berlaku. Perusahaan sangat
kecil dibandingkan dengan besarnya pasar faktor produksi maupun pasar
produk hingga perusahaan secara individu tidak dapat mempengaruhi harga
produk maupun faktor produksi yang digunakan dengan mengubah
penawaran produk maupun permintaan faktor produksi.
Tidak seperti permintaan konsumen akan produk berupa barang-barang
dan jasa-jasa yang merupakan permintaan langsung untuk memenuhi
kebutuhan, permintaan produsen akan faktor produksi merupakan permintaan
turunan. Permintaan produsen berupa tenaga kerja, tanah, kapital, dan
wirausahawan diperlukan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa
yang kemudian diminta atau dibeli oleh para konsumen. Perusahaan produsen
sekaligus mempertimbangkan harga faktor produksi maupun harga produk di
pasar input maupun di pasar output dalam pengambilan keputusan tentang
kuantitas faktor produksi yang dibeli.

! " Input Output

Pasar Faktor Produksi Pasar Produk


Macam Kedua
(Input) (Output)
Pertama Persaingan murni Persaingan murni
Kedua Persaingan murni Monopoli
Ketiga Monopsoni Persaingan murni
Keempat Monopsoni Monopoli murni
ESPA4111/MODUL 8 #

B. PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI MENURUT ANGGAPAN


PASAR OUTPUT

1, Persaingan Murni di Pasar Output


Contoh pada Tabel 8.2 menunjukkan permintaan faktor produksi pada
kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output. Permintaan akan
sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi
suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang
mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi barang yang harganya
tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi pula, dan demikian sebaliknya.
Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi untuk
memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli
produknya maka tak ada permintaan akan input tersebut.
Tabel 8.2 menunjukkan bagaimana produktivitas suatu faktor produksi
serta nilai atau harga produk menentukan permintaan faktor produksi
tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical Product =
MPP) akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan
dalam proses produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum
Penambahan Hasil yang Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi
variabel yang pertama. Di sini perusahaan menggun4an satu macam faktor
produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja bersama-
sama dengan sejumlah tertentu kapital (seperti pabrik beserta mesinmesin
dan peralatan). Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di
pasar produk maka harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah
output yang diproduksi dan dijual.

" Input$ % Output

Input Output

! !
! !" ! #$ !
" ! %$ !
& & % ! "! &
# # & ! $
#! ! ! & &
& Pengantar Ekonomi Mikro

Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP)


merupakan tambahan pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan
input sebesar satu satuan. Atau dengan kata lain, MRP adalah tambahan
pendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan tambahan satu satuan
faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan
Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan (t) satuan
faktor produksi variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan
menggunakan (t-1) satuan faktor produksi variabel. Dalam kasus pasar
persaingan murni di pasar output, MRP dapat dicari dengan mengalikan MPP
(Produk Fisik Marjinal) dengan harga output per satuan (P). Namun hal ini
tak berlaku bila pasar output merupakan pasar monopoli.
Skedul MRP merupakan skedul permintaan faktor produksi tenaga kerja
yang merupakan faktor produksi variabel. Penjelasannya sebagai berikut.
Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimal. Untuk ini
perusahaan akan terus menambah faktor produksi yang digunakan selama
tambahan atau kenaikan Pendapatan Total masih lebih besar daripada
kenaikan Biaya Total (Total Cost = TC). MRP adalah tambahan Pendapatan
Total akibat penggunaan satu satuan tambahan input dalam proses produksi,
sedangkan besarnya kenaikan Biaya Total akibat tambahan penggunaan
faktor produksi sebesar satu satuan adalah sebesar Biaya Input Marjinal atau.
(Marginal Input Expenditure = ME). Keuntungan maksimum akan diperoleh
bila perusahaan terus menambah penggunaan input faktor sampai tingkat di
mana ME = MRP. Bila MRP > ME maka penambahan penggunaan faktor
produksi masih akan menaikkan Keuntungan Total, ini berarti keuntungan
maksimum belum tercapai. Sebaliknya bila MRP < ME maka penambahan
penggunaan input justru menurunkan Keuntungan Total, jadi Keuntungan
Total maksimum dicapai bila MRP = ME.
Formula MRP = ME untuk mencapai keuntungan maksimum analog
dengan penentuan harga pasar output yang mana Biaya Marjinal =
Pendapatan Marginal atau MC = MR. Logika keduanya sama, namun pada
formula ME = MRP, titik analisisnya adalah pada input sedangkan. pada
formula MC = MR, fokusnya pada output.
Bila perusahaan membeli faktor produksi di pasar persaingan murni
maka harganya akan sama dengan ME karena berapa pun kuantitas faktor
produksi yang dibeli, harganya tetap tak berubah. Di pasar tenaga kerja,
tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja,
ESPA4111/MODUL 8 '

perusahaan individu tak bisa mempengaruhi tingkat upah karena permintaan


tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan besarnya pasar. Karena itu,
perusahaan pada kasus pertama (seperti pada Tabel 8.2) yang beroperasi di
pasar persaingan, baik di pasar input maupun output, akan menambah tenaga
kerja sampai pada titik di mana upah (ME) sama dengan MRP.
Kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan berbagai jumlah tenaga
kerja yang diminta pada berbagai tingkat upah. Misalkan tingkat upah adalah
Rp32.000,00, bila perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan maka
ia akan mempekerjakan seorang tenaga kerja karena pada tingkat upah ini
ME = MRP = Rp32.000,00. Bila tingkat upah Rp26.000,00 maka perusahaan
akan mempekerjakan 2 orang tenaga kerja. Selanjutnya bila tingkat upahnya
Rp20.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan sebanyak 3 orang
pekerja; dan begitu selanjutnya.
Jadi, skedul MRP merupakan
permintaan perusahaan akan
tenaga kerja karena setiap titik
pada skedul atau kurva ini
menunjukkan banyaknya tenaga
kerja yang dipekerjakan oleh
perusahaan pada berbagai tingkat
upah. Kurva permintaan tenaga
kerja oleh perusahaan yang
menghadapi pasar persaingan
murni di pasar produk ataupun di ( "
pasar input akan berlereng negatif ! ) " ! *
seperti yang ditunjukkan oleh %
Gambar 8.1.
Kurva permintaan tenaga kerja (dN) yang ditunjukkan oleh kurva MRP
ditentukan oleh dua hal yaitu Produktivitas Faktor Produksi (MPP) dan harga
output (P). Bila WP atau harga output naik maka kurva permintaan input
bergeser ke kanan, sebaliknya bila MPP atau harga output turun maka kurva
permintaan input tersebut bergeser ke kiri.

2. Monopoli Murni di Pasar Output


Ini merupakan kasus kedua seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.1.
Dibandingkan kasus pertama, di sini harga output menurun bila semakin
banyak output yang diproduksi dan dijual.
Pengantar Ekonomi Mikro

" Input$ % + , Output

Input

!' '$ '$


! !" !'! '$ !%'
" !' $ '" $'
& & % !' # "&' !'&
# # & !' ' #'%
#! ! '#" "$'$ '#

Dalam kasus ini, produsen adalah perusahaan monopolis murni yang


bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah kuantitas output yang
ditawarkan. Pada Tabel 8.2 nampak harga output tetap yakni sebesar
Rp2.000,00 pada berapapun output yang diproduksi dan ditawarkan (kasus di
pasar persaingan murni). Pada Tabel 8.3 ditunjukkan permintaan tenaga kerja
di mana pasar output merupakan pasar monopoli murni, terlihat harga output
turun bila output yang diproduksi dan ditawarkan bertambah. Harga output
per satuan harus diturunkan agar perusahaan monopolis dapat menjual lebih
banyak yang merupakan tambahan pendapatan akibat digunakannya satu
satuan tambahan tenaga kerja. Pada perusahaan yang bergerak di pasar
persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan naik maka MRP
perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap
meskipun kuantitas output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis
murni turun lebih cepat daripada penurunan MRP perusahaan pesaing murni.
MRP perusahaan monopolis murni turun karena dua sebab, yaitu karena
penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan harga produk
sementara output yang diproduksi bertambah.
Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli
faktor produksi di pasar persaingan murni, untuk mencapai keuntungan
maksimal, perusahaan harus menggunakan tenaga kerja sampai tingkat di
mana MRP = ME. Karena pasar tenaga kerja merupakan pasar persaingan
murni maka tingkat upah tak berubah berapa pun kuantitas yang diminta.
Tingkat upah merupakan ME. Jadi, bila tingkat upah Rp36.800,00 maka
banyaknya tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan tersebut sebanyak I
ESPA4111/MODUL 8 -

satuan karena di sini MRP = ME. Selanjutnya bila tingkat upah Rp27.000,00
maka tenaga kerja yang diminta sebanyak 2 satuan, dan begitu seterusnya.
Jadi skedul MRP merupakan skedul permintaan perusahaan akan tenaga kerja
atau permintaan faktor produksi. Gambar 8.2 menunjukkan kurva permintaan
,tenaga kerja, perhatikan kurvanya pada perusahaan monopolis di pasar
output lebih tak elastis dibandingkan dengan permintaan yang sama oleh
perusahaan di pasar persaingan murni. Dengan demikian, perusahaan
monopolis di pasar output kurang responsif terhadap perubahan tingkat upah;
Bila harga input turun, perusahaan monopolis murni secara relatif lebih segan
menambah output, hal ini merupakan dampak pasar output yang cenderung
membatasi output-nya, dengan output lebih sedikit maka permintaan input
pun menjadi lebih sedikit.
Permintaan pasar atas faktor
produksi secara total diperoleh
dengan menjumlahkan secara
horizontal semua kurva-kurva
permintaan perusahaan faktor
produksi individu. Karena kurva
permintaan faktor produksi
perusahaan sama dengan kurva
MRP maka kurvanya dapat dicari
dengan menjumlahkan secara
horizontal semua kurva MRP
perusahaan yang menggunakan
input tersebut.
( "
! ) " ! *
% +

3. Perubahan Kurva dan Elastisitas Permintaan Faktor Produksi

a. Perubahan kurva permintaan faktor produksi


Ada tiga hal yang mempengaruhi kurva permintaan input yaitu
produktivitas, harga pasar produk yang diproduksi dengan menggunakan
input tersebut, serta harga input-input lain. Perubahan kurva permintaan input
disebabkan oleh hal-hal tersebut.
. Pengantar Ekonomi Mikro

1) Perubahan permintaan produk. Perubahan permintaan produk


menyebabkan perubahan harga, dan selanjutnya mempengaruhi skedul
MRP karena permintaan faktor produksi merupakan permintaan turunan.
2) Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh
kuantitas faktor produksi lain yang digunakan bersama dengan faktor
produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan kualitas faktor
produksi itu sendiri.
3) Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses
produksi menimbulkan hubungan antara input-input tersebut yang bisa
merupakan hubungan substitusi (saling mengganti) atau hubungan
komplementer (saling melengkapi). Dalam batas-batas tertentu,
umumnya input-input dapat saling mengganti, bila harga barang-barang
kapital turun maka perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan
mesin-mesin agar dapat memproduksi dengan kombinasi biaya terendah,
karena itu permintaan tenaga kerja akan mengalami penurunan, ini
disebut sebagai efek substitusi. Tetapi ada efek lain yang disebut efek
output. Efek ini bisa dijelaskan sebagai berikut, karena harga mesin-
mesin turun, sementara tingkat upah tetap, biaya produksi turun.
Perusahaan bisa menjual produk lebih banyak. Dengan memproduksi
output lebih banyak akan menaikkan permintaan faktor produksi
termasuk tenaga kerja. Jadi, efek substitusi diimbangi oleh efek output.
Bila efek output lebih kecil daripada efek substitusi seperti pada
umumnya terjadi, maka penurunan harga barang-barang kapital atau
kenaikan tingkat upah menyebabkan permintaan tenaga kerja turun,
tetapi bila efek output lebih besar daripada efek substitusi maka
akibatnya adalah sebaliknya.
Bila hubungan antar faktor produksi adalah komplementer yaitu saling
melengkapi dalam proses produksi suatu produk, yang dalam situasi
khusus faktor tersebut dikombinasikan secara proporsional, maka
penurunan harga suatu faktor produksi akan menyebabkan kenaikan
permintaannya dan juga akan menaikkan permintaan faktor produksi
komplemennya, sementara harga faktor produksi komplemen tetap.

b. Elastisitas permintaan faktor produksi


Seperti pada permintaan produk, maka pada permintaan faktor produksi
pun dapat dilihat elastisitas permintaan dalam hubungannya dengan variabel-
variabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus dibedakan antara
ESPA4111/MODUL 8

perubahan jumlah faktor produksi yang diminta (yang ditunjukkan oleh


pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan) dan perubahan permintaan
(yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan). Variabel-variabel yang
mempengaruhi elastisitas harga permintaan faktor produksi adalah sebagai
berikut.
1) Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga
kerja turun secara lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula.
Karena MRP merupakan kurva permintaan faktor produksi, maka kurva
permintaan tersebut sangat elastis, demikian pula sebaliknya bila MPP
dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak
elastis.
2) Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang
substitusi input tersebut maka semakin elastis permintaannya.
3) Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan
produk yang diproduksi dengan menggunakan suatu faktor produksi
maka semakin besar elastisitas permintaannya. Penurunan harga sedikit
saja atas produk yang permintaannya elastis akan menyebabkan
penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan
kuantitas berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar.
4) Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau
bagian biaya produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input,
katakanlah tenaga kerja, maka semakin besar pula elastisitas permintaan
input tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup 3/4 dari besarnya biaya
produksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya
yang cukup besar. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan
serta penurunan permintaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Demikian
sebaliknya, bila biaya tenaga kerja merupakan, porsi kecil dari biaya
produksi total.

4. Permintaan Beberapa Faktor Produksi Lain


Analisis permintaan .input sejauh ini dilakukan dengan menganggap
perusahaan menggunakan satu faktor produksi variabel saja. Selanjutnya
akan diuraikan permintaan oleh perusahaan yang menggunakan beberapa
faktor produksi. Untuk penyederhanaan, di sini dianggap perusahaan hanya
menggunakan dua faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja dan kapital.
Bagaimana perusahaan mengkombinasi input-input-nya agar
memperoleh keuntungan maksimal? Jawabannya adalah tergantung pada
Pengantar Ekonomi Mikro

permintaan perusahaan akan input-input tersebut. Untuk mempermudah,


anggaplah ada kasus pertama (lihat Tabel 8.1) di mana perusahaan
menghadapi pasar persaingan murni di pasar tenaga kerja maupun kapital. Ini
berarti harga input-input tersebut tidak berubah berapapun kuantitas yang
dibeli dan digunakan oleh perusahaan. Karena itu harga tenaga kerja (PL) dan
harga kapital (PK) sama dengan biaya marjinal masing-masing input, yaitu
PL = MEL dan PK = MEK.
Pada uraian sebelumnya di mana perusahaan menggunakan satu input
variabel saja, dikemukakan bahwa untuk memperoleh keuntungan maksimal
maka perusahaan harus menambah penggunaan tenaga kerja sampai pada
tingkat di mana MRP sama dengan ME. Bila seorang tenaga kerja
ditambahkan maka perusahaan akan memperoleh tambahan pendapatan yang
diakibatkan oleh tambahan penjualan output yang dihasilkan oleh tambahan
pekerja tersebut. Tetapi perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya
kenaikan satu tenaga kerja ini. Selama tambahan pendapatan lebih besar
daripada tambahan biaya akibat penggunaan tambahan tenaga kerja maka
perusahaan masih terus menambah tenaga kerja karena hal ini memberikan
tambahan keuntungan total. Hal ini terus dilakukan sampai tambahan,
pendapatan sama dengan tambahan biaya, pada tingkat ini, keuntungan total
mencapai maksimum. Setelah titik tersebut tambahan penggunaan tenaga
kerja akan tidak memberikan tambahan keuntungan total, jika perusahaan
menambah tenaga kerja lagi justru akan menurunkan keuntungan total karena
tambahan pendapatan lebih kecil daripada tambahan biaya. Karena PL = MRP
dan PL = ME, maka keuntungan maksimum tercapai bila karena ME = MRP.
Dengan dasar yang sama, formula inipun dapat diterapkan jika
digunakan faktor produksi lain misalnya kapital, bila perusahaan
menggunakan lebih dari satu faktor produksi variabel, yaitu bahwa
PK = MRPK dan PK = MEK. Kombinasi input yang memberikan keuntungan
maksimum dapat ditulis sebagai berikut (bila perusahaan menggunakan dua
sumber yaitu tenaga kerja dan kapital):
PL = MRPL dan PK = MRPK

Atau dapat dituliskan sebagai

 MRPL   MRPK 
 =  =1 .... (8.1)
 PL   PK 

Selanjutnya, bila perusahaan menggunakan sebanyak n input, secara


umum dapat dituliskan sebagai berikut,
ESPA4111/MODUL 8

 MRPi 
  = 1 atau
 Pi 

 MRP1   MRP2   MRPn 


 =  = ... =   .... (8.2)
 P1   P2   Pn 

di mana i = 1, 2 ... n adalah banyaknya jenis (macam) faktor produksi yang


digunakan dalam proses produksi.
Formula tersebut mensyaratkan MRP masing-masing faktor produksi
harus sama dengan harga (P) masing-masing dan juga proporsional.
Selanjutnya, lihat bahwa masalah yang dihadapi produsen sama dengan
masalah yang dihadapi konsumen dalam memilih dan membelanjakan
pendapatannya yang tertentu untuk dua atau lebih barang-barang konsumsi
agar dapat diperoleh kepuasan maksimal. Perusahaan harus mencari
kombinasi faktor produksi yang akan digunakan agar diperoleh keuntungan
maksimal. Perusahaan juga harus mempertimbangkan produktivitas masing-
masing input yang dicerminkan oleh MPP (Produk Fisik Marjinal) yang
menurun, serta berbagai macam faktor produksi yang digunakan.
Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimal.
Keuntungan merupakan selisih antara Pendapatan Total dikurangi dengan
Biaya Total. Besarnya Pendapatan Total tergantung pada harga produk serta
kuantitas yang diproduksi dan dijual. Keuntungan maksimal tercapai pada
tingkat output tertentu, tetapi harga serta kuantitas yang diproduksi dan dijual
yang ditunjukkan oleh kurva permintaan dapat berubah, hingga terdapat
beberapa tingkat output alternatif yang mungkin memberikan keuntungan
maksimal. Namun demikian, tingkat output harus diproduksi pada biaya
terendah (perusahaan harus memilih kombinasi input yang memberikan biaya
terendah pada tingkat harga input tertentu). Kurva biaya yang telah
dikembangkan pada modul sebelumnya secara implisit menganggap
perusahaan sudah menggunakan kombinasi input yang memberikan biaya
minimum. Kurva biaya tersebut menunjukkan biaya terendah untuk
memproduksi berbagai tingkat output.
Lalu bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan input yang bisa
memberikan biaya terendah? Formulanya adalah sebagai berikut, biaya
produksi adalah minimum bila Produk Fisik Marjinal per rupiah untuk setiap
jenis (macam) input sama, bila hanya digunakan dua macam input saja yaitu
Pengantar Ekonomi Mikro

tenaga kerja dan kapital maka formula tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.

 MPPL   MPPK 
 = 
 PL   PK 

di mana MPP dan P masing-masing adalah Produk Fisik Marjinal, sedangkan


K dan L masing-masing adalah kapital dan tenaga kerja. Bila perusahaan
menggunakan banyak faktor produksi, maka formula kombinasi biaya
terendah secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.

 MPPi   MRPj 
 =  .... (8.3)
 Pi   Pj 

di mana i dan j adalah faktor dan i ≠ j atau dituliskan sebagai

 MRP1   MRP2   MRPm 


 =  = ... =   .... (8.4)
P
 1   2  P  Pm 

di mana i = 1, 2, ... m; yaitu macam atau jenis faktor produksi yang


digunakan oleh perusahaan tersebut.
Sebagai contoh, misalkan harga tenaga kerja dan kapital masing-masing
Rpl.000,00 per satuan dan perusahaan mempergunakan tenaga kerja serta
kapital pada tingkat di mana MPP tenaga kerja adalah 7 satuan produk
sedangkan MPP kapital adalah 4 satuan produk. Jadi 7/1 ≠ 4/1. Karena itu
MPPL/PL ≠ MPPK/PK. Posisi ini bukanlah posisi yang memberikan biaya total
terendah. Coba ubah kombinasi input dengan menambah penggunaan tenaga
kerja dan mengurangi penggunaan kapital masing-masing sebesar satu satuan
maka output total akan naik sebesar 3 ( = 7 - 4) satuan dengan biaya total
yang besarnya sama. Bila produk total naik sementara biaya total turun, ini
berarti biaya per satuan produk turun. Selama syarat pencapaian kombinasi
biaya terendah, yaitu MPPL/PL = MPPK/PK, tak terpenuhi dan MPP per rupiah
masing-masing input tak sama maka biaya produksi total per satuan output
tidak minimum dan pergeseran penggunaan input akan menurunkan biaya
produksi per satuan output.
Syarat yang tertulis pada persamaan (8.1) merupakan syarat yang
diperlukan untuk mencapai keuntungan maksimal, tetapi ini bukan
merupakan syarat yang cukup, untuk memperoleh keuntungan maksimal,
syarat persamaan (8.4) harus dipenuhi yaitu perusahaan harus memproduksi
setiap tingkat output dengan biaya minimum. Tetapi ini tidak menjamin
ESPA4111/MODUL 8 #

diperoleh keuntungan maksimum bila perusahaan memproduksi tingkat


output tanpa memperhatikan pendapatan total.
Bagaimana dengan syarat untuk mencapai keuntungan maksimum dari
segi kombinasi penggunaan input apabila perusahaan menghadapi pasar
monopoli murni di pasar input, atau katakanlah di pasar tenaga kerja? Hal ini
terjadi bila perusahaan tersebut cukup besar dibandingkan dengan pasar input
hingga ia harus menawarkan harga lebih tinggi agar dapat mempekerjakan
lebih banyak tenaga kerja. Pada dasarnya syarat maksimisasi keuntungan
persamaan (8.1) masih berlaku hanya perlu dimodifikasi di pasar tenaga kerja
karena sekarang harga tenaga kerja tidak sama dengan ME, atau lebih
spesifik di sini ME lebih besar daripada harga tenaga kerja (PL), jadi dapat
dituliskan
MEL > PL dan MEK > PK
Maka syarat mencapai keuntungan maksimum serta kombinasi biaya
minimum dapat dituliskan sebagai berikut.

 MRPL   MRPK 
 =  = ... =1
 ME L   ME K 

Dan ditulis secara umum sebagai

 MRPi 
  = ... = 1
 ME i 

atau

 MRP1   MRP2   MRPm 


 =  = ... =   =1 .... (8.5)
 ME1   ME 2   ME m 
yaitu syarat kombinasi input untuk memperoleh keuntungan maksimum bagi
perusahaan yang menghadapi keadaan monopoli murni di pasar faktor tenaga
kerjanya.
Sedangkan syarat kombinasi input untuk mencapai biaya produksi
minimum sebagai berikut.

 MRPL   MRPK 
 = 
 ME L   ME K 

Dan dituliskan secara umum sebagai


& Pengantar Ekonomi Mikro

 MRPi 
  = ... = 1 atau
 ME i 

 MRP1   MRP2   MRPm 


 =  = ... =   =1 .... (8.6)
 ME1   ME 2   ME m 

di mana i = 1, 2, ... m; adalah banyaknya macam input yang digunakan.


B. HARGA FAKTOR MENURUT KEADAAN DI PASAR OUTPUT
DAN INPUT

Harga input ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran


pasar. Sebelumnya telah diuraikan mengenai permintaan perusahaan dan
permintaan pasar akan input pada berbagai bentuk pasar. Berikut diuraikan
tentang penawaran input pada berbagai bentuk pasar dan kemudian
digabungkan dengan kurva permintaan input, selanjutnya menghasilkan
harga input serta kuantitas keseimbangan. Di sini dianggap perusahaan
menggunakan dua macam faktor yaitu tenaga kerja dan kapital, dan hanya
dianalisis harga input tenaga kerja saja.

1. Persaingan Murni di Pasar Input dan Monopoli di Pasar Output


Bentuk skedul atau kurva penawaran input yang dihadapi oleh
perusahaan tergantung pada bentuk pasarnya. Bila perusahaan menghadapi
persaingan murni di pasar input maka berapapun kuantitas input yang dibeli
harganya tak berubah. Sedangkan harga tenaga kerja (upah) ditentukan oleh
interaksi antara permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja. Gambar 8.3(a)
dan Gambar 8.3(b) menunjukkan kurva penawaran dan permintaan pasar
akan tenaga kerja serta kurva penawaran input tenaga kerja yang dihadapi
oleh perusahaan tersebut.
Pada Gambar 8.3(b) terlihat kurva-kurva permintaan dan penawaran
pasar akan tenaga kerja yaitu DN dan SN yang perpotongannya menentukan
tingkat upah keseimbangan W0 dan kuantitas keseimbangannya N0.
ESPA4111/MODUL 8 '

( " ( "
! ) / ! * $ ! ) " /
% ! *
Input
Gambar 8.3(a) menunjukkan kurva penawaran faktor tenaga kerja yang
dihadapi oleh perusahaan dan berbentuk garis mendatar pada harga input
(tingkat upah) keseimbangan. Perusahaan dapat membeli input tenaga kerja
berapapun kuantitasnya pada tingkat upah W0. Selanjutnya gunakan data
MRP pada Tabel 8.2 bersama-sama dengan kurva penawaran input tenaga
kerja berbentuk garis lurus mendatar seperti terlihat pada Tabel 8.4. Ingat
skedul MRPL merupakan skedul permintaan perusahaan akan faktor yang.
bersangkutan. Misalkan tingkat upah yang terjadi di pasar sebesar
Rp14.000,00 per satuan tenaga kerja dan perusahaan dapat menggunakan
berapa pun kuantitasnya pada tingkat upah ini.

" /
! * $ %

! &
! ! ! &
! &
! !
# $ # &
& &
Pengantar Ekonomi Mikro

Formula untuk mencapai


keuntungan maksimal adalah bila
perusahaan menggunakan input
tenaga kerja sampai pada tingkat
di mana MRPL = MEL. Bila
perusahaan menghadapi pasar
persaingan murni di pasar input
tenaga kerja maka biaya input
marjinal sama dengan tingkat
upah, yaitu MEL = W.
Keuntungan maksimal dicapai ( "
bila MRPL = W. Keuntungan " /
! * % "
total adalah sebesar area di
bawah kurva MRPL = dN dan di
atas kurva SN = MEL = WO.
(Lihat Gambar 8.4).
Jadi perusahaan tersebut akan mencapai keuntungan maksimal bila ia
menggunakan tenaga kerja sebanyak 4 satuan.
Bila perusahaan merupakan monopolis di pasar produk tetapi membeli
tenaga kerja di pasar persaingan murni maka keadaannya tidak berbeda,
hanya MRPL bentuknya lebih curam dan kurang elastis meskipun MPP1
sama. Hal ini karena bila ia menjual produk dalam jumlah lebih, banyak
maka harga lebih rendah. Data hipotetis MRPL untuk perusahaan monopolis
di:pasar produk pada Tabel 8.3 dapat digunakan untuk menggambarkan
kurva MRPL yang lebih curam dan kurang elastis.

2. Monopsoni di Pasar Input dan Monopsoni di Pasar Output


Bila perusahaan merupakan satu-satunya pembeli di pasar tenaga kerja
maka ia merupakan perusahaan monopsoni. Ia harus membayar harga input
(tingkat upah tenaga kerja) lebih tinggi bila ingin mempekerjakan tenaga
kerja dalam jumlah lebih banyak. Dengan demikian, kurva penawaran tenaga
kerja berlereng menanjak dan terletak di bawah kurva biaya input marjinal
(ME). Hal ini karena bila ia menambah satuan input yang digunakan ia tak
hanya harus, membayar harga lebih tinggi untuk satuan tambahan input
tersebut tetapi juga untuk satuan-satuan input lain.
Berikut ini contoh skedul penawaran input yang dihadapi oleh
perusahaan monopsonis di pasar tenaga kerja dan kurva MRPL atau kurva
ESPA4111/MODUL 8 -

permintaan tenaga kerja dengan menggunakan data hipotetis MRPL pada


Tabel 8.5. Pada Gambar. 8.5 terlihat kurva penawaran tenaga kerja dilihat
dari segi perusahaan monopsonis yang merupakan kurva berlereng menanjak
naik di mana bila perusahaan menggunakan tenaga kerja lebih banyak maka
harga atau tingkat upah harus naik. Lihat pula ME1 pada kuantitas digunakan
lebih besar daripada tingkat upah. Karena perusahaan tersebut merupakan
perusahaan monopsonis di pasar output maka MRP juga merupakan kurva
permintaan industri akan tenaga kerja.
Formula maksimisasi keuntungan mensyaratkan perusahaan
mempekerjakan tenaga kerja sampai pada tingkat di mana MRPL = MEL =
Rp20.000,00. Perusahaan akan menggunakan tenaga kerja sebanyak 3 satuan
dengan tingkat upah Rp19.000,00. Keuntungan adalah sebesar luas area di
bawah kurva MRP1, dan di atas kurva penawaran faktor tenaga kerja SN = W.
Bila perusahaan menggunakan kuantitas tenaga kerja kurang atau lebih dari 3
satuan maka keuntungan tidak maksimal.
Dibandingkan dengan perusahaan dalam pasar persaingan murni di pasar
tenaga kerja, pada perusahaan monopsonis MEL > W, sedangkan dalam
keseimbangan, keuntungan maksimal MRPL = MEL > W = SN. Situasi ini
menunjukkan apa yang sering disebut eksploitasi input oleh perusahaan
monopsonis. Apa yang dimaksudkan di sini? Untuk memperoleh keuntungan
maksimal pada perusahaan monopsonis, pendapatan marjinal yang diperoleh
dengan menggantikan tenaga kerja (MRPL) melebihi biaya input marjinal
(MEL) yaitu sebesar tingkat upah. Untuk setiap satuan tenaga kerja yang
digunakan, pengusaha memperoleh surplus sebesar selisih antara MRP dan
ME, hal ini karena pembayaran balas jasa tenaga kerja lebih kecil daripada
sumbangannya dalam proses produksi yang bersangkutan. Surplus ini sebesar
luas area di antara kurva MRP dan ME sampai ke tingkat kuantitas
penggunaan input tersebut. Sebaliknya, pada perusahaan pasar persaingan
murni di pasar input, ME = W, hingga MRP = W Perusahaan monopsonis
bersifat lebih restriktif atau lebih sedikit menggunakan input tenaga kerja dan
juga lebih rendah produksi output-nya dibandingkan dengan perusahaan
dalam pasar persaingan murni di pasar input.
Kemungkinan lain adalah perusahaan tersebut merupakan monopsonis di
pasar input dan monopolis di pasar output. Analisisnya tidak berbeda, hanya
kurva MRP saja yang lebih curam atau kurang elastis. Dengan demikian
maka perusahaan makin restriktif dalam kesempatan kerja input dan
demikian pula produksi output-nya.
. Pengantar Ekonomi Mikro

#
" / ! * % +

" #
$

! $ $ $
! ! ! $'# % "
! " #% !
& & & ! $ !
# $ # ! # !#
& !! ! !%

( " #
" / ! * 0$ % +
Input Output

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Permintaan atas faktor produksi merupakan permintaan turunan.


Jelaskan dan berikan contohnya!
2) Hukum Penambahan Hasil yang semakin Menurun mencerminkan Teori
Produktivitas Marjinal. Jelaskan!
ESPA4111/MODUL 8

3) Jelaskan kurva permintaan tenaga kerja pada situasi di mana perusahaan


yang menjual output di pasar:
(a) persaingan murni; dan
(b) monopoli.
4) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi koefisien elastisitas permintaan
faktor produksi?
5) Mungkinkah terjadi eksploitasi tenaga kerja? Apa yang dimaksudkan di
sini, meskipun berlaku mekanisme keseimbangan pasar?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Permintaan turunan adalah permintaan tak langsung. Ini merupakan


permintaan input suatu produk yang tercermin pada permintaan output.
Permintaan tenaga kerja pabrik benang tercermin pada permintaan kain
atau tekstil. Permintaan tenaga listrik, misalnya, merupakan permintaan
minyak bumi, gas alam, atau batubara karena tiga komoditi energi
primer tersebut merupakan input utama untuk memproduksi tenaga
listrik dan merupakan input yang dapat saling menggantikan. Permintaan
input energi primer merupakan permintaan turunan.
2) Pelajari kembali dan gambar mengenai materi tersebut agar lebih mudah
dipahami.
3) Kurva permintaan tenaga kerja identik dengan kurva Produk Pendapatan
Marginal (MRP) yang merupakan hasil kali antara Produk Fisik
Marginal (MPP) dengan harga output (P). Kurva permintaan input bila
pasar output adalah persaingan murni lebih landai daripada bila pasar
output adalah monopoli. Hal ini karena, sementara kurva MPP sama,
pada pasar output persaingan murni harganya tetap bila output berubah
(bertambah) dan bila jumlah tenaga kerja yang digunakan bertambah.
Sedangkan pada pasar output monopoli, harga berubah (turun) bila
kuantitas output berubah (bertambah).
4) Faktor yang mempengaruhi koefisien elastisitas permintaan faktor
produksi adalah tingkat kecepatan penurunan MRP, derajat penggantian
faktor produksi atau input, elastisitas permintaan produk, serta nisbah
biaya input terhadap besarnya biaya total. Pelajari kembali materi
mengenai elastisitas permintaan faktor produksi.
5) Eksploitasi mungkin saja terjadi meskipun berlaku mekanisme
keseimbangan dalam pasar persaingan murni. Ini terjadi bila perusahaan
Pengantar Ekonomi Mikro

berada di pasar input tenaga kerja yang monopsoni yaitu hanya ada
pembeli tunggal, tanpa melihat apakah di pasar output merupakan pasar
persaingan murni atau monopoli murni. Eksploitasi adalah situasi di
mana MRP lebih besar daripada biaya tenaga kerja. Jadi, tenaga kerja
dibayar dengan upah yang lebih sedikit daripada kontribusinya
(sumbangannya) dalam proses produksi. Ini ditafsirkan sebagai
eksploitasi meskipun ditentukan pada keseimbangan pasar persaingan.
Pelajari kembali materi tentang pasar monopsoni tenaga kerja.

RA NG K UM A N

Seperti juga output maka input atau faktor-faktor produksi pun


mempunyai harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
pasar. Penawaran berasal dari sektor rumah tangga konsumen dan
permintaan datang dari sektor produsen yang menggunakan untuk
memproduksi output. Karena itu, permintaan faktor produksi disebut
permintaan turunan. Para pemilik faktor produksi menawarkan miliknya
dengan tujuan memperoleh pendapatan atau balas jasa yang maksimal.
Penentuan harga faktor produksi adalah penting dalam analisis ekonomi
untuk dua sebab. Pertama, harga faktor produksi bersama dengan
kuantitas faktor produksi menentukan besarnya pendapatan sektor
konsumen rumah tangga dan dengan demikian menentukan harga
output. Kedua, harga faktor produksi menjadi kendala dalam alokasi
penggunaan faktor produksi di antara berbagai industri dan perusahaan.
Permintaan faktor produksi tak lepas dari pasar output atau produk
yang diproduksi yang menggunakan faktor produksi tersebut. Ada empat
kasus dasar kemungkinan bentuk pasar yang dihadapi oleh perusahaan di
pasar input dan output. Permintaan faktor produksi atau harga yang
produsen bersedia membayar adalah sebesar Produk Pendapatan
Marjinal (MRP) yaitu harga output yang diproduksi dengan
menggunakan input tersebut dikalikan dengan tambahan output yang
diakibatkan oleh penggunaan satu satuan tambahan faktor produksi
tersebut. Ini merupakan kondisi optimal keuntungan maksimum dari segi
pasar atau penggunaan input, yaitu ME = MRP di mana ME adalah
harga input.
Posisi keseimbangan mengarah pada permintaan perusahaan akan
suatu input. Kurva MRP yang berlereng menurun merupakan kurva
permintaan (perusahaan produsen) akan input. Perusahaan yang bergerak
dalam pasar persaingan murni di pasar input, bisa membelinya dalam
ESPA4111/MODUL 8

kuantitas berapapun pada harga konstan. Kurva penawaran input yang


dihadapi berbentuk garis lurus mendatar. Bentuk kurva permintaan
input, yaitu MRP, sama untuk perusahaan produsen pesaing murni
maupun monopolis. Tetapi untuk perusahaan terakhir ini bentuk kurva
permintaan input-nya lebih curam, karena semakin banyak output yang
diproduksi maka harganya menjadi lebih rendah. Kurva permintaan
input dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu perubahan permintaan output,
perubahan produktivitas atau fungsi produksi, dan perubahan harga
faktor-faktor produksi lain. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi elastisitasnya adalah tingkat atau derajat penurunan
MRP, derajat penggantian faktor produksi, elastisitas permintaan output,
dan nisbah biaya faktor produksi tersebut dengan besarnya biaya total.
Bila produsen menggunakan lebih dari satu input maka syarat
keseimbangan adalah MRPi = MEi atau MRPi = Pi di mana P adalah
harga input dan i adalah banyaknya macam input yang digunakan. Maka
syaratnya dapat dituliskan sebagai (MRPi/Pi) = 1. Sedangkan syarat
kombinasi input yang memberikan biaya terendah adalah (MPPi/MEi)
atau (MPPi/Pi)= 1.
Bila produsen merupakan monopsonis di pasar input, maka kurva
penawarannya berlereng menanjak. Ini mencerminkan harga input,
sementara MEi > Pi. Hal ini karena perusahaan tersebut harus membayar
harga lebih tinggi bila la membeli (menyewa) dan menggunakan lebih
banyak input. Tetapi pada keseimbangan ini MRPi = MEi > Pi = Si di
mana Si adalah kurva penawaran input. Ini memberi petunjuk adanya
eksploitasi pengusaha atas pemilik input karena tambahan pendapatan
yang diperoleh dengan menggunakan satu satuan input tambahan yaitu
MRP lebih besar daripada harga input atau balas jasa yang diterima
sebagai sumbangannya dalam proses produksi. Perusahaan monopsonis
menerima kelebihan ini, inilah yang disebut eksploitasi atas pemilik
input oleh perusahaan monopsonis.

T ES FO R M AT IF 1

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Bila sebuah perusahaan menjual output di pasar persaingan murni,


maka ....
A. Produk Fisik Marjinal tenaga kerja proporsional dengan Produk
Pendapatan Marginal tenaga kerja
B. Produk Fisik Marginal tenaga kerja adalah konstan pada setiap
tingkat penggunaan tenaga kerja
Pengantar Ekonomi Mikro

C. Produk Pendapatan Marjinal tenaga kerja proporsional dengan biaya


variabel rata-rata pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja
D. Produk Fisik Marjinal tenaga kerja sama besarnya dengan
Pendapatan Marjinal tenaga kerja

2) Perusahaan di pasar output oligopoli yang memaksimumkan keuntungan


dan menggunakan tenaga kerja sampai tingkat di mana ....
A. upah sama dengan Produk Pendapatan Marginal tenaga kerja
B. biaya marginal tenaga kerja sama dengan Produk Fisik Marjinal
tenaga kerja dikalikan dengan Harga Produk
C. biaya marginal tenaga kerja besarnya sama dengan tingkat upah
D. biaya marginal tenaga kerja besarnya sama dengan Produk
Pendapatan Marginal dikurangi dengan penurunan harga akibat
kenaikan output dikalikan dengan tingkat output sebelumnya

3) Dari hal-hal berikut manakah yang menjelaskan mengapa permintaan


jasa tukang kayu disebut permintaan turunan? Permintaan akan jasa
tukang kayu ....
A. akan turun bila Produk Fisik Marjinal tukang kayu naik
B. berbeda dengan permintaan jasa tukang batu dalam industri
konstruksi dan bangunan
C. tergantung pada tingkatan latihan dan pendidikan
D. tergantung pada permintaan masyarakat akan produk-produk hasil
kerja tukang kayu

4) Misalnya perusahaan A yang merupakan pesaing murni dan perusahaan


B yang merupakan monopolis, keduanya menggunakan proses produksi
yang identik. Bila dibandingkan, maka skedul permintaan akan tenaga
kerja ....
A. perusahaan B kurang curam daripada perusahaan A; pendapatan
marjinal turun bila output naik
B. perusahaan B kurang curam daripada perusahaan A; perusahaan A
membayar upah lebih tinggi daripada perusahaan B
C. perusahaan B lebih curam daripada perusahaan A; pendapatan
marjinal turun bila output naik
D. perusahaan B lebih curam daripada perusahaan A; perusahaan A
membayar upah lebih tinggi daripada perusahaan B

5) Jika tingkat upah naik dari Rp8.000,00 menjadi Rp10.000,00 per hari.
dan tenaga kerja yang digunakan berkurang dari 250 menjadi 200 orang,
maka elastisitas permintaan tenaga kerja, dengan mengabaikan tanda
negatif, adalah ....
ESPA4111/MODUL 8 #

A. 0,80
B. 1,00
C. 1,25
D. 1,50

6) Penentuan harga faktor produksi adalah penting karena ...


A. menentukan besarnya kekayaan sektor rumah tangga dan
perorangan
B. sangat menentukan besarnya produktivitas marjinal
C. berperan dalam alokasi penggunaan faktor produksi di antara
berbagai sektor industri dan atau perusahaan
D. akan menentukan besarnya perusahaan dan bentuk pasarnya

7) Dalam industri persaingan murni, setiap perusahaan membayar upah


tenaga kerja sebesar Nilai Produk Marjinal karena perusahaan ....
A. selalu berusaha untuk meminimumkan besarnya biaya total rata-rata
B. memproduksi pada tingkat output di mana biaya marjinal sama
dengan tingkat upah
C. memproduksi pada tingkat output di mana biaya marjinal sama
dengan harga output
D. memproduksi pada tingkat output di mana biaya total rata-rata sama
dengan harga output-nya

8) Kenaikan permintaan produk suatu perusahaan ....


A. mengakibatkan kenaikan permintaan perusahaan akan faktor
produksi yang digunakan
B. mengakibatkan penurunan permintaan perusahaan atau faktor
produksi yang digunakan
C. tidak mempengaruhi permintaan perusahaan atau faktor produksi
yang digunakan
D. mungkin menaikkan atau menurunkan permintaan atau faktor
produksi yang digunakan

9) Syarat bagi perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan maksimal


dari sisi penggunaan input adalah ....
A. di mana kurva Marjinal Produk mencapai maksimal
B. di mana kurva Marjinal Produk mencapai minimal
C. MRP per rupiah setiap macam input yang digunakan adalah sama
D. harga input marjinal masing-masing adalah sama
& Pengantar Ekonomi Mikro

10) Eksploitasi faktor tenaga kerja ....


A. terjadi bila perusahaan mempunyai posisi sebagai monopsoni di
pasar input dan monopoli atau persaingan sempurna di pasar output
B. tidak akan terjadi karena sistem pasar apapun tidak
memungkinkannya
C. bisa terjadi tidak terjadi, karena ini tergantung pada kesediaan
tenaga kerja apakah ia mau dieksploitasi atau tidak
D. hanya terjadi bila produsen menduduki posisi monopoli di pasar
output

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
ESPA4111/MODUL 8 '

Kegiatan Belajar 2

D i negara manapun selalu ada pembagian kelompok masyarakat


berdasarkan status ekonominya seperti sangat kaya, kaya, menengah
atas, menengah, menengah bawah, agak miskin, miskin, sangat miskin.
Tergantung pada keberuntungan seseorang dalam melakukan usahanya di
berbagai bidang usaha menjadikan beberapa dari kita menjadi kaya atau
bahkan sangat kaya, namun ada juga sebagian masyarakat yang miskin dalam
waktu singkat. Mereka yang kaya atau sangat kaya bisa memiliki beberapa
rumah bahkan istana. Mereka yang miskin atau sangat miskin yang
barangkali harus menggelandang tanpa tempat tinggal karena tidak mampu
membayar sewa rumah yang buruk sekalipun. Di sini kita akan mencoba
memahami mengapa demikian dan bagaimana pendapat serta upaya untuk
paling tidak mengurangi perbedaan antara dua kelompok ekstrem tersebut.
Masalah distribusi pendapatan hampir selalu merupakan isu paling
penting di bidang ekonomi. Beberapa pihak menyatakan mereka yang
berpendapatan sangat tinggi sebagai akibat lembaga pewarisan adalah tidak
adil, mereka menjadi kaya hanya karena nasib baik. Sementara campur
tangan pemerintah bagi kelompok masyarakat tertentu dengan pemberian
subsidi dan lain-lain yang mengubah distribusi pendapatan menurut
mekanisme pasar akan menurunkan efisiensi ekonomi dan membuat keadaan
menjadi buruk. Di hampir semua negara, pendapatan anggota masyarakat di
tentukan oleh balas jasa dalam proses produksi menurut mekanisme pasar.

A. PENDAPATAN, KEKAYAAN, DAN DISTRIBUSI

Mengukur status ekonomi dan sosial seseorang dalam masyarakat suatu


negara/bangsa dalam pergaulan internasional adalah dengan melihat
pendapatan dan kekayaan. Pendapatan menunjukkan aliran (uang) berupa
upah, bunga, dividen, keuntungan, atau sewa selama periode waktu tertentu
biasanya satu tahun. Keseluruhan pendapatan dalam suatu negara disebut
pendapatan nasional.
Pengantar Ekonomi Mikro

1. Pendapatan berasal dari tenaga kerja dan pemilikan. Dari jasa tenaga
kerja diperoleh gaji dan upah, honorarium dan lain sebagainya. Dari
pemilikan diperoleh sewa, keuntungan perusahaan (dividen), dan bunga.
Pada bagian terakhir ini termasuk hasil keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan usaha kecil. Dalam ekonomi pasar, pendapatan didistribusikan
di antara para pemilik faktor produksi berupa upah, keuntungan, sewa,
dan bunga. Pendapatan perorangan dibedakan menurut asalnya.
Seseorang memiliki beberapa macam faktor produksi. Misainya, saudara
Bakri memperoleh gaji dan honorarium sebagai dosen universitas
swasta, memperoleh bunga dari rekening simpanan pada bank
pemerintah, menerima dividen dari hasil saham perusahaan
asing/patungan, dan memperoleh sewa bulanan dari kamar asrama yang
disewakan kepada para mahasiswa. Pendapatan seseorang yang
diperoleh dalam sistem ekonomi pasar adalah sebesar penjumlahan
kuantitas faktor produksi yang dimiliki dikalikan dengan harga menurut
pasar masing-masing faktor produksi.
2. Peran pemerintah. Pemerintah mempekerjakan ratusan ribu sampai
jutaan pegawai yang merupakan sumber pendapatan rumah tangga.
Pemerintah juga menyewa tanah dan gedung serta peralatan yang
memberikan keuntungan kepada pemilik atau perusahaan yang
berhubungan bisnis dengannya. Pemerintah juga mengenakan pajak dan
pungutan lain yang harus dibayar oleh para penerima penghasilan dan
kalangan dunia usaha. Sementara itu, pemerintah memberikan
penghasilan dalam bentuk pembayaran transfer kepada perorangan yaitu
bantuan dalam berbagai bentuk subsidi pendidikan, perumahan (Kredit
Pemilikan Rumah) serta subsidi pada barang-barang administrasi
(administered goods) yang dipandang penting atas dasar pertimbangan
tertentu, misalnya BBM, listrik, pangan, pupuk, transportasi, dan
sebagainya. Pendapatan perorangan diperoleh dari pasar faktor produksi
ditambah pembayaran transfer. Sebagian besar masyarakat
penghasilannya berasal dari gaji dan upah, sementara sebagian kecil
kelompok memperoleh penghasilannya dari penerima hasil kepemilikan.
3. Harta. Beberapa sumber penghasilan berasal dari bunga atau dividen
karena memiliki simpanan di bank dan obligasi, atau memiliki saham
perusahaan. Kekayaan merupakan nilai rupiah yang dimiliki pada suatu
saat. Kekayaan adalah stok seperti volume air di danau, sedangkan
ESPA4111/MODUL 8 -

penghasilan merupakan aliran (flow) per satuan waktu seperti aliran air
di pipa plastik atau aliran sungai.
Kekayaan dibedakan antara kekayaan finansial dan kekayaan berwujud
(tangible). Yang pertama terdiri dari simpanan di bank berupa rekening
tabungan atau rekening giro, obligasi, saham, dana pensiunan, dan lain-
lain. Yang ke dua terdiri dari pemilikan rumah, perhiasan, kendaraan,
usaha (berupa bangunan toko) atau bentuk lain. Semua nilai harta yang
dimiliki disebut kekayaan, sementara yang tidak dimiliki (dipinjami)
nilainya disebut utang, perbedaan keduanya disebut kekayaan bersih.
4. Distribusi pendapatan dan kekayaan. Merata atau tidaknya distribusi
pendapatan perorangan diukur dengan menggunakan kurva Lorenz.
Kurva ini merupakan kotak segi empat di mana sumbu tegak
menunjukkan persentase rumah tangga yang memperoleh persentase
pendapatan tersebut. Garis diagonal pada kurva tersebut menunjukkan
distribusi pendapatan sepenuhnya merata.
Distribusi Pendapatan yang lebih Tidak Merata

( " &
! ) 1 2 , +

Hal ini karena persentase pendapatan yang diperoleh sama dengan


persentase jumlah rumah tangga penerima pendapatan tersebut. Jika kurva
melengkung atau cembung ke arah kanan bawah menunjukkan distribusi
pendapatan tak merata, semakin cembung maka semakin tak merata distribusi
pendapatan. Ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan juga
bisa diukur dengan koefisien Gini. Angka koefisien Gini dihitung dengan
membagi area yang terletak antara kurva Lorenz dengan garis diagonal,
dengan area segitiga yang berada di sebelah kanan bawah garis diagonal.
. Pengantar Ekonomi Mikro

Besarnya angka koefisien Gini adalah antara 0 sampai 1, semakin besar


angka koefisien Gini maka semakin tak merata distribusi pendapatan.

B. PENENTUAN DAN PERBEDAAN UPAH

Setiap negara selalu bercita-cita dan berupaya menyediakan pekerjaan


bagi rakyatnya dengan upah tinggi hingga mereka bisa membeli kebutuhan
yang mereka inginkan. Dari pandangan ekonomi, pendapatan tenaga kerja
cenderung dihitung dalam upah riil rata-rata per hari atau per jam yang
mencerminkan daya beli yang diperoleh dari hasil bekerja selama satu hari
atau sebesar upah uang dibagi dengan harga (Indeks Biaya Hidup).

1. Permintaan dan Penawaran Harga Tenaga Kerja


Permintaan faktor produksi tenaga kerja oleh perusahaan mencerminkan
produktivitas marjinal. Dengan menggunakan tingkat teknologi tertentu,
hubungan antara kuantitas input tenaga kerja dan jumlah output yang
dihasilkan mencerminkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang
semakin Berkurang. Penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam atau
hari kerja yang para pekerja ingin bekerja pada berbagai tingkat upah riil atau
nominal. Ada tiga elemen yang menentukan penawaran tenaga kerja yaitu
jam kerja per tenaga kerja, partisipasi tenaga kerja, dan migrasi. Yang
terakhir ini terutama dirasakan di negara yang kekurangan tenaga kerja
sementara tersedia cukup banyak kesempatan kerja di satu atau beberapa
sektor produksi.

2. Perbedaan Upah (Wage Differential)


Meskipun secara garis besar bisa diketahui tingkat upah riil, tetapi dalam
dunia nyata terdapat perbedaan upah cukup besar untuk tingkat dan pekerjaan
yang sama namun oleh orang yang berbeda keadaan dan spesifikasinya:
Perbedaan upah yang cukup besar dijumpai pada berbagai sektor industri, di
samping tergantung pada tingkat keterampilan dan kondisi pasar. Mengapa
hal ini terjadi?
Dalam situasi ideal, di pasar tenaga kerja persaingan murni di mana
semua anggapan dipenuhi, persaingan menjamin tingkat upah riil per jam
atau per hari sama. Karenanya perbedaan tingkat upah dijumpai karena
faktor-faktor lain, apakah karena perbedaan pekerjaan, perbedaan orang, atau
situasi pasar tenaga kerja yang bersaing secara tidak sempurna.
ESPA4111/MODUL 8

a. Perbedaan tugas (pekerjaan). Perbedaan upah merupakan kompensasi


dari seberapa jauh menarik atau tidaknya suatu tugas pekerjaan. Ini
merupakan faktor bukan uang. Contohnya pegawai pembersih kaca pada
gedung bertingkat tinggi, upah riil per jamnya lebih tinggi daripada
pegawai kebersihan gedung yang tugasnya membersihkan lantai gedung
yang sama. Hal ini karena risikonya yang lebih besar dengan bekerja di
ketinggian. Mereka yang bekerja di anjungan pengeboran minyak lepas
pantai memperoleh upah relatif tinggi karena mereka bekerja dalam
kesepian, tidak pulang ke rumah dalam waktu cukup lama, dan cukup
berbahaya. Perbedaan upah untuk pekerjaan atau tugas yang sama tapi
dengan suasana yang lebih enak dan menyenangkan disebut kompensasi
perbedaan upah.
b. Perbedaan Individu. Perbedaan individu ini bisa berupa perbedaan
kualitas tenaga kerja dan perbedaan keunikan individu. Perbedaan
kualitas ditunjukkan oleh contoh di mana justru pekerjaan yang enak dan
menarik misalnya ahli hukum/pengacara atau insinyur menarik dan lebih
berat. Perbedaan daya tank kerja justru terbalik dengan perbedaan upah
atau kompensasinya. Perbedaan ini bersifat non-ekonomi. Ini
menyangkut keputusan untuk mengakumulasikan modal manusia
(human capital), berupa stok keterampilan dan pengetahuan yang
berguna dalam proses pendidikan dan pelatihan. Untuk ini harus
dikeluarkan biaya cukup besar. Sebagian dari gaji yang tinggi para
profesional merupakan hasil atau kompensasi dan pendidikan yang
membuat pekerja sangat terlatih merupakan pekerja yang istimewa.
Kelompok pekerja dengan pendidikan lebih tinggi memulai
pekerjaannya dengan tingkat pendapatan lebih tinggi dan memperoleh
kenaikan lebih cepat daripada kelompok berpendidikan lebih rendah.
c. Rente. Perbedaan lain yang menyebabkan perbedaan upah adalah rente
individu. Pemain bola basket atau bintang cabang olah raga lain,
penyanyi, dan juga pengamat atau konsultan ekonomi/manajemen bisnis
atau politik dan keuangan yang beruntung dan bernasib sangat baik
memperoleh honorarium yang relatif besar atas pelayanan jasa yang
diberikan. Bakat istimewa mempunyai nilai ekonomi murni. Secara
logika ini sama dengan rente yang diterima oleh tanah yang kuantitasnya
tetap. Kemajuan teknologi juga memperbesar perbedaan upah. Atlit atau
penyanyi terkenal dengan kemajuan teknologi memungkinkan mereka
disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia hingga mereka
memperoleh pembayaran royalti yang besar.
Pengantar Ekonomi Mikro

C. TANAH, KAPITAL, RENTE, DAN BUNGA

Hampir semua perekonomian di dunia merupakan perekonomian pasar


(kapitalistik) di mana sebagian besar kapital, tanah, dan kekayaan dimiliki
oleh swasta. Perbedaan antara negara kaya dan miskin adalah pada
kemampuan mereka menciptakan aliran tabungan dan menginvestasikan pada
proyek usaha yang menghasilkan keuntungan besar.

1. Tanah dan Rente


Rente merupakan rente tanah yang kuantitasnya tetap yang tidak
responsif terhadap harga. Tanah merupakan faktor produksi bagi setiap usaha
bisnis. Harga (sewa) yang harus dibayar untuk penggunaan sebidang tanah
selama periode waktu tertentu disebut rente atau rente ekonomi murni yang
besarnya dikenakan per satuan waktu. Pembayaran rente juga berlaku untuk
setiap faktor produksi yang tetap (tak bisa berubah) penawarannya. Kurva,
penawaran tanah sepenuhnya tak elastis berbentuk garis lurus vertikal karena
penawaran tanah adalah tetap. Perpotongan antara permintaan dan penawaran
menunjukkan tingkat keseimbangan rente. Bila rente di atas tingkat rente
keseimbangan, banyaknya tanah yang diminta lebih sedikit daripada
penawaran yang jumlahnya tetap. Pemilik tak bisa menyewakan semua tanah
yang ditawarkan dan karena itu harus menawarkan pada tingkat rente (sewa)
lebih rendah. Demikian sebaliknya bila sewa lebih tinggi dan pada sewa
keseimbangan. Karena itu sewa cenderung berada pada tingkat keseimbangan
yang dijamin oleh kondisi persaingan. Hanya pada, harga persaingan di mana
kuantitas tanah yang ditawarkan untuk disewakan tepat sama dengan
kuantitas tanah yang diminta untuk disewa maka pasar persewaan tanah
berada dalam keseimbangan.
Misalkan sebidang tanah dapat digunakan untuk menanam jagung, jika
permintaan jagung naik maka kurva permintaan tanah yang dapat ditanam
akan naik dan rentenya naik. Ini menuntun pada kesimpulan penting yaitu
harga tanah (lebih) tinggi karena harga jagung tinggi dan bukan sebaliknya.
Ini merupakan contoh permintaan turunan di mana permintaan faktor
produksi diturunkan atau diperoleh dari permintaan produk yang diproduksi
dengan menggunakan input tersebut. Istilah rente digunakan secara spesifik
ESPA4111/MODUL 8

dalam ilmu ekonomi untuk mencerminkan pembayaran kepada faktor


produksi yang penawarannya tetap. Penggunaan lain istilah rente adalah
sebagai pembayaran untuk penggunaan rumah, bangunan, atau tanah.
2. Kapital dan Bunga
Secara tradisional, analisis ekonomi membedakan tiga macam faktor
produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan kapital. Dua yang pertama disebut
faktor produksi primer yang penawarannya ditentukan di luar pasar. Ini
dibedakan dari input yang diproduksi oleh manusia, yaitu kapital. Kapital
atau barang kapital tak bisa dipakai lagi setelah beberapa tahun, tapi ada juga
yang dapat digunakan sampai puluhan tahun. Barang kapital merupakan input
dan sekaligus juga output.
Ada tiga jenis barang kapital yaitu bangunan pabrik dan kantor serta
peralatan seperti peralatan produksi, persediaan barang jadi dan sedang
diproses, serta bahan mentah.
a. Harga dan sewa barang kapital. Barang kapital dibeli dan dijual di pasar.
Pembeli dan penjual melakukan transaksi pada harga pasar. Sebagian
besar barang kapital dimiliki dan digunakan oleh perusahaan. Beberapa
barang kapital disewakan oleh pemiliknya dengan membayar uang sewa.
Ini berbeda dari rente pada penggunaan sebidang tanah tertentu yang
pasokannya tetap selama periode waktu tertentu.
b. Tingkat hasil barang kapital. Secara ekonomi dan bisnis, barang kapital
harus dialokasikan pada berbagai kemungkinan investasi, apakah lebih
banyak investasi dialokasikan pada industri berat seperti pabrik baja atau
pada industri teknologi informasi seperti internet. Untuk memutuskan
investasi terbaik maka diperlukan pengukuran atau penghitungan hasil
penggunaan kapital atau tingkat hasil kapital yang menunjukkan hasil
dalam nilai rupiah bersih per tahun untuk setiap rupiah kapital, yang
diinvestasikan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan tingkat
hasil kapital dari berbagai investasi yang berbeda. Rasio antara hasil per
tahun dengan biaya investasi yang dikeluarkan disebut tingkat hasil
kapital dinyatakan dalam persentase hingga dapat dibandingkan.
c. Kekayaan finansial dan tingkat suku bunga. Neraca keuangan
perusahaan atau perorangan terdiri dari kekayaan (asset) finansial dan
kekayaan berwujud (tangible). Kekayaan berwujud misalnya tanah dan
barang kapital seperti mesin, komputer, peralatan, bangunan pabrik, dan
sebagainya yang digunakan untuk memproduksi. Kekayaan finansial
berupa lembar-lembar kertas. Ini adalah klaim moneter, (keuangan) oleh
Pengantar Ekonomi Mikro

satu pihak terhadap pihak lain. Contohnya, adalah pinjaman hipotek


merupakan klaim bank terhadap pemilik rumah atas pembayaran pokok
pinjaman dan bunga bulanan yang merupakan pelunasan pinjaman mula-
mula untuk membiayai pembelian rumah secara cicilan. Rumah tersebut
adalah kekayaan berwujud yang merupakan jaminan bagi kekayaan
finansial. Contoh lain, pinjaman kepada mahasiswa merupakan kekayaan
finansial bagi bank yang diperoleh dari jaminan atau janji untuk
membayar berdasar kemampuan seseorang menghasilkan uang di masa
depan.
Kekayaan berwujud merupakan bagian penting dalam perekonomian,
karena dapat menaikkan produktivitas faktor produksi lain. Di lain pihak,
fungsi kekayaan finansial juga penting karena dapat menjembatani
ketidakcocokan antara penabung dan investor. Seseorang yang sudah dan
baru atau belum lama bekerja memerlukan uang untuk membayar
pembelian rumah sementara ia sekarang tidak punya penghasilan atau
tabungan yang cukup untuk membayar. Di lain pihak, mereka yang lebih
tua dan sudah lama bekerja mempunyai kelebihan penghasilan dari yang
dikonsumsinya, kemudian menabung untuk masa pensiun. Sistem
keuangan nasional yang terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yaitu
bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiunan bertindak serta berfungsi
sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari
mereka yang menabung ke mereka yang menginvestasikan. Tanpa
lembaga-lembaga keuangan maka tak mungkin perusahaan melakukan
investasi secara besar-besaran yang diperlukan untuk mengembangkan
dan menghasilkan produk baru. Demikian pula bagi mereka yang baru
atau belum lama bekerja dan belum punya dana atau simpanan, namun
mempunyai cukup penerimaan penghasilan di masa depan untuk
membeli rumah secara cicilan. Kekayaan finansial menciptakan
penghasilan berupa bunga. Bila seseorang menabung, ia mengharapkan
memperoleh penghasilan bunga tahunan dari dana yang dipinjamkan.
Anda memperoleh bunga bila menabung di bank umum yang dinyatakan
besarnya dalam persentase. Periode pinjaman bisa dalam jangka panjang
atau jangka pendek. Pembayaran bunga disesuaikan secara proporsional.
Banyak macam atau variasi tingkat suku bunga, jangka panjang atau
jangka pendek tergantung pada jangka waktu pinjaman. Ada suku bunga
yang tetap persentasenya, atau berubah-ubah, ada yang sangat atau
ESPA4111/MODUL 8 #

cukup aman, atau tingkat suku bunganya tinggi pada surat utang jangka
panjang yang berisiko sangat tinggi.
Tingkat suku bunga pinjaman dinyatakan dalam persentase atas nilai
nominal uang. Nilai rupiah bisa berubah-ubah, umumnya menurun
karena inflasi atau kenaikan harga-harga umum, hingga tidak bisa
digunakan sebagai pengukur nilai yang tepat. Karena itu diperlukan
pengukuran nilai riil dari hasil investasi kapital. Perbedaan antara tingkat
suku bunga nominal dan riil sangat besar selama periode inflasi yang
tinggi. Jadi tingkat suku bunga riil sama dengan tingkat suku bunga
nominal dikurangi tingkat laju inflasi. Semuanya dinyatakan dalam
persentase. Bila tingkat laju inflasi rendah maka tingkat suku bunga riil
mendekati tingkat suku bunga nominal.

3. Keuntungan dan Faktor yang Mempengaruhi


Selain gaji dan upah, bunga dan rente; secara ekonomi ada kategori
penghasilan lain yaitu keuntungan. Ini berbeda definisinya dengan bunga dan
hasil penanaman modal. Para akuntan mendefinisikan keuntungan sebagai
perbedaan antara penerimaan (pendapatan) total dan biaya total. Untuk
menghitung keuntungan, mulailah dengan menghitung pendapatan total dari
penjualan, dengan cara mengalikan harga produk dengan kuantitas yang
dijual. Kemudian kurangi dengan semua pengeluaran untuk membayar upah
dan gaji, sewa, bahan-bahan baku, bunga, pungutan pajak, -dan sebagainya,
selisih atau sisanya disebut keuntungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi,
besarnya keuntungan merupakan kombinasi berbagai elemen. Elemen-
elemen tersebut merupakan. hasil implisit dari pemilik kapital, ini adalah
balas jasa karena menanggung risiko dan keuntungan investasi.
Keuntungan merupakan hasil implisit. Secara ekonomis, keuntungan
bisnis merupakan campuran berbagai elemen berbeda-beda. Sebagian besar
keuntungan bisnis yang dilaporkan adalah hasil untuk kapital dan tenaga
kerja yang disediakan oleh para pemiliknya. Misalnya keuntungan dari kerja
perorangan yang disediakan atau dikerjakan oleh pemilik perusahaan seperti
ahli hukum yang bekerja di kantor atau perusahaan konsultan hukum.
Sebagian lagi adalah hasil sewa tanah yang dimiliki oleh perusahaan. Pada
perusahaan besar, sebagian besar keuntungan merupakan biaya oportunitas
dari kapital yang diinvestasikan. Ini disebut hasil implisit (atau biaya
implisit) yang merupakan sebutan yang diberikan untuk biaya-biaya
oportunitas dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi
& Pengantar Ekonomi Mikro

apa yang biasanya disebut keuntungan sesungguhnya hanya sewa, rente, dan
upah atau honorarium dengan berbagai nama. Sewa implisit, rente implisit,
dan upah atau gaji implisit merupakan istilah yang diberikan oleh ekonom
atas hasil pendapatan dari faktor-faktor produksi milik perusahaan sendiri.
Keuntungan juga merupakan balas jasa karena menanggung risiko
investasi. Hampir semua usaha bisnis harus menanggung risiko kegagalan
kebangkrutan usaha bisnisnya. Ini terjadi bila pinjaman atau investasi tidak
dapat dibayar kembali misalnya, karena peminjam jatuh bangkrut. Lagi pula
banyak risiko yang tak dapat diasuransikan. Risiko yang tak dapat
diasuransikan yang lain adalah risiko sistematik dari investasi. Sebuah
perusahaan mungkin mempunyai sensitivitas tinggi terhadap siklus bisnis di
mana hasil usaha yang diperoleh sangat berfluktuasi bila output naik atau
turun.
Karena mengandung berbagai macam elemen risiko maka keuntungan
perusahaan merupakan komponen paling rapuh dalam pendapatan nasional.
Pemilik perusahaan atau saham harus memberikan premi risiko yang besar
untuk menarik para investor yang bersifat penghindar risiko (risk averse) bila
mereka tidak dapat mendiversifikasi atau mengasuransikan terhadap risiko.
Hasil usaha yang lebih besar pada pemilikan perusahaan di atas hasil dari
investasi bebas (tanpa) risiko disebut premi kepemilikan perusahaan (equity
premium).
Keuntungan merupakan balas jasa atas inovasi. Macam elemen
keuntungan ketiga adalah hasil dari inovasi dan invensi (penemuan).
Perekonomian yang berkembang sepanjang waktu selalu menghasilkan
penemuan produk-produk baru. Ini merupakan hasil riset, pengembangan
produk, dan upaya pemasaran. Orang yang menemukan produk atau proses
baru ke pasar disebut inovator (penemu) atau enterpreneur.
Inovator adalah mereka yang mempunyai visi, keaslian, dan keberanian
untuk mengenalkan ide-ide baru dalam bisnis. Beberapa dari mereka
mempunyai nasib baik dan memperoleh pendapatan besar dari
enterpreneurship mereka. Setiap penemuan yang berhasil dibisniskan
menciptakan monopoli sementara yang seringkali disebut keuntungan
inovasi. Ini bersifat sementara karena segera disaingi oleh peniru. Begitu
sumber keuntungan inovasi habis atau hilang, yang lain akan muncul
ditemukan. Perekonomian menciptakan keuntungan inovasi sepanjang ia
masih tetap menemukan dan menghasilkan produk baru dan proses baru.

4. Teori Kapital dan Suku Bunga


ESPA4111/MODUL 8 '

Investasi/pada barang kapital menyangkut produksi tak langsung.


Daripada menangkap ikan di laut dengan berenang dan mengenakan tangan
kosong akan lebih baik membuat pancing, jaring, dan perahu atau kapal dan
menggunakannya agar dapat menangkap dan memperoleh lebih banyak ikan.
Karena itu, untuk membuat peralatan penangkap ikan, yang merupakan
investasi pada barang kapital, mengharuskan pengorbanan konsumsi
sekarang guna menaikkan konsumsi di masa mendatang. Dengan
mengkonsumsi lebih sedikit sekarang maka dapat digunakan waktu kerja
untuk membuat peralatan penangkap ikan, misalnya jaring, agar dapat
menangkap lebih banyak ikan. Dengan mengorbankan konsumsi sekarang
dan menginvestasi atau membuat barang kapital maka dapat diperoleh
konsumsi yang lebih banyak di masa mendatang. Hal yang sama juga berlaku
bagi produksi barang lain, misalnya, tekstil atau pakaian dan makanan atau
padi; di mana dengan menurunkan konsumsi sekarang perusahaan
memproduksi lebih dahulu alat atau mesin tenun dan bajak atau membangun
fasilitas irigasi. Pengurangan konsumsi sekarang merupakan penghematan
konsumsi yang memungkinkan menabung sebagian penghasilan atau
produksi.

a. Penambahan Hasil yang semakin Berkurang dan Permintaan Kapital


Bila suatu negara/bangsa mengorbankan konsumsi sekarang untuk
mengakumulasikan modal hingga proses produksi makin dilakukan secara
tak langsung maka diperkirakan mengalami Hukum Penambahan Hasil yang
Semakin Berkurang. Namun, ternyata tingkat hasil kapital tidak mengalami
penurunan, tingkat hasil investasi yang diperoleh tetap besarnya karena
inovasi dan perubahan teknologi telah menciptakan oportunitas baru yang
lebih menguntungkan sementara investasi yang lama terhapus karena tidak
lagi menarik dan tidak menguntungkan lagi.

b. Penentuan tingkat suku bunga dan hasil kapital


Teori kapital klasik dapat digunakan untuk memahami penentuan tingkat
suku bunga. Rumah tangga dan perorangan memasok dana dengan
mengakumulasikan tabungan sepanjang waktu. Sementara permintaan kapital
datang dari kalangan perusahaan (bisnis) yang mengkombinasikan dengan
tanah dan tenaga kerja serta input lain. Permintaan perusahaan akan kapital
didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan. Anggaplah suatu
perekonomian tertutup dengan persaingan murni dan tanpa risiko seperti
inflasi. Perusahaan yang bertujuan memaksimumkan keuntungan, dalam
memutuskan melakukan investasi atau tidak selalu membandingkan antara
biaya meminjam uang dengan tingkat hasil kapital. Jika tingkat hasil kapital
Pengantar Ekonomi Mikro

lebih besar daripada tingkat suku bunga. pasar maka perusahaan akan
melakukan investasi. Demikian sebaliknya, berdasarkan pertimbangan ini,
perusahaan-perusahaan akan melakukan investasi yang tingkat hasilnya lebih
tinggi daripada tingkat suku bunga pasar. Keseimbangan terjadi bila jumlah
investasi yang ingin dilakukan oleh perusahaan sama besarnya dengan
tabungan pada tingkat suku bunga tertentu. Tingkat suku bunga pasar
berfungsi sebagai piranti penjatah dari pasokan barang kapital yang langka
untuk penggunaan yang mempunyai tingkat hasil tertinggi. Ini mendorong
masyarakat mengorbankan konsumsi sekarang agar dapat menaikkan stok
modal.
Sejauh ini, analisis berdasarkan teori kapital klasik , di dunia nyata harus
mempertimbangkan realitas kehidupan ekonomi. Perlu diperhatikan
terjadinya inflasi dan pengenaan pajak. Inflasi harus dipertimbangkan agar
dapat diperoleh nilai riil dari hasil investasi dalam mempertimbangkan akan
melakukan investasi atau tidak. Selain itu, pemerintah mengenakan pajak
yang digunakan untuk membiayai barang publik dan program-program
pemerintah yang lain. Karenanya investor memusatkan perhatian pada hasil
investasi sesudah dikurangi pajak.
Perubahan teknologi, ketidakpastian, dan ekspektasi mempengaruhi
keputusan untuk melakukan investasi. Perubahan teknologi yang merupakan
hasil penemuan-penemuan baru menaikkan tingkat hasil kapital dan
karenanya mempengaruhi tingkat suku bunga pasar. Risiko selalu terkait
dalam setiap langkah pengambilan keputusan investasi. Semua investasi
tergantung pada estimasi besarnya pendapatan yang diterima di masa depan
yang .mempengaruhi tingkat suku bunga pasar. Risiko selalu terkait dalam
setiap. langkah pengambilan keputusan investasi. Semua investasi tergantung
pada estimasi besarnya pendapatan yang diterima di masa depan yang
merupakan dugaan besarnya biaya dan penerimaan kembali di masa depan.
Kenyataannya hampir semua pinjaman atau investasi mengandung unsur
risiko. Mesin yang dioperasikan mungkin rusak, pengeboran minyak bumi
yang membutuhkan biaya investasi besar ternyata gagal tak menemukan apa-
apa. Para investor umumnya menghindari memegang kekayaan (assets)
berisiko dan lebih senang dengan investasi yang pasti dengan tingkat
persentase hasil tertentu. Karena itu investor harus memperoleh tambahan
hasil ini disebut premi risiko untuk mendorong mereka melakukan investasi
dengan risiko tinggi yang tidak diasuransikan.
ESPA4111/MODUL 8 -

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apa saja yang merupakan sumber dari penghasilan seseorang?


2) Bagaimana cara mengemukakan atau menggambarkan distribusi
penghasilan atau kekayaan pada kelompok masyarakat?
3) a) Apa yang dimaksud dengan permintaan dan penawaran tenaga
kerja?
b) Apa penyebab perbedaan upah meskipun pasaran tenaga kerja sudah
kompetitif?
4) Apa hubungan antara tanah dan rente serta kapital dan bunga?
5) Apa unsur atau faktor keuntungan?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Sumber penghasilan seseorang adalah dari balas jasa atas hasil proses
produk dari faktor produksi yang dimiliki, ini berupa upah, sewa, bunga,
dan keuntungan dari tenaga kerja, properti, kapital, dan kewirausahaan.
2) Distribusi penghasilan kelompok orang, bukan berdasar sumbangan
faktor produksi, dan kekayaan digambarkan dengan kurva Lorenz dan
diukur dengan koefisien Gini.
3) a) Permintaan tenaga kerja tercermin pada (kurva) produktivitas
marjinal di mana berlaku Hukum Penambahan Hasil yang semakin
Berkurang dalam jangka pendek. Penawaran tenaga kerja
menunjukkan banyaknya orang atau jumlah jam atau hari kerja yang
para pekerja.ingin bekerja pada berbagai tingkat upah riil atau
nominal yang mungkin.
b) Penyebab perbedaan upah atau wage diferensial meskipun pasar
tenaga kerja adalah pasar persai gan murni adalah karena perbedaan
tugas (pekerjaan), perbedaan individu, dan rente.
4) Rente adalah balas jasa atas kontribusi dalam proses produksi dan faktor
produksi tanah yang kuantitas atau jumlahnya tetap tak bisa dipengaruhi
oleh harga pasar, sedang bunga adalah balas jasa atas faktor produksi
kapital dalam proses produksi.
. Pengantar Ekonomi Mikro

5) Unsur atau faktor keuntungan adalah hasil implisit dari pemilikan


kapital, tenaga kerja pemiliknya, balas jasa karena menanggung risiko,
dan keuntungan dari hasil inovasi.

RA NG K UM A N

Teori distribusi penghasilan mencoba menjawab pertanyaan untuk


siapa barang dan jasa diproduksi. Karena berbagai faktor produksi yaitu
tanah, tenaga kerja, dan kapital dihargai atas penggunaannya di pasar
menurut permintaan dan penawaran maka distribusi pendapatan
berhubungan langsung dengan upah, rente, bunga, dan keuntungan.
Penghasilan merupakan penerimaan uang oleh seseorang atau rumah
tangga selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penghasilan
diperoleh oleh tenaga kerja dari penggunaan tenaganya, dari
kepemilikan, serta dari pembayaran transfer. Penghasilan atau
pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh penghasilan
perseorangan atau rumah tangga. Pemerintah mengambil sebagian
pendapatan nasional dalam bentuk pajak yang kemudian dikeluarkan
sebagai pembayaran transfer kepada masyarakat atau untuk pembelian
barang-barang untuk pelayanan masyarakat.
Harta terdiri dari nilai uang kekayaan bersih yang dimiliki
seseorang, rumah tangga, atau perusahaan pada suatu saat, misalnya
pada akhir tahun. Harta adalah stok, sedangkan penghasilan adalah
aliran per satuan waktu. Harta terdiri dari harta berwujud (tangible)
seperti rumah, mobil, perhiasan, dan sebagainya, sedangkan harta
finansial misalnya obligasi, saham, atau rekening simpanan di bank.
Nilai komponen-komponen tersebut merupakan kekayaan. Perbedaan
antara nilai kekayaan dan nilai utang disebut kekayaan bersih.
Permintaan tenaga kerja, seperti juga permintaan faktor-faktor
produksi yang lain ditentukan oleh Produk Pendapatan Marjinal.
Karenanya tingkat upah (riil) cenderung lebih tinggi bila para pekerja
memiliki pendidikan dan pelatihan serta keterampilan yang lebih baik,
menggunakan peralatan kapital yang lebih baik, serta menggunakan
teknik produksi yang lebih tinggi atau modern. Dengan jumlah
penduduk tertentu, penawaran tenaga kerja tergantung pada 3 (tiga)
faktor yaitu banyaknya penduduk, rata-rata banyaknya jam kerja, serta
partisipasi tenaga kerja. Untuk negara-negara yang kekurangan tenaga
kerja, terutama yang tidak terlatih dan keterampilannya rendah, migrasi
menaikkan penawaran tenaga kerja seperti, ini di dalam negerinya,
sementara ini mengurangi pasokan di negeri asal.
ESPA4111/MODUL 8

Dengan anggapan persaingan murni di mana semua pekerja dan


pekerjaan adalah sama maka tak ada perbedaan upah (wage differential).
Tingkat upah riil keseimbangan ditentukan oleh keseimbangan antara
permintaan dan penawaran tenaga kerja. Bila asumsi tersebut
dihilangkan karena tidak realistis di dunia nyata di mana tak ada
keseragaman pekerja dan pekerjaan, maka terdapat perbedaan upah
meskipun pasar tenaga kerja berada dalam kondisi persaingan murni.
Kompensasi atas perbedaan upah yang merupakan kompensasi
perbedaan bukan moneter dalam kualitas kerja menjelaskan perbedaan
ini. Pasar tenaga kerja terdiri dari banyak sekali kategori kelompok pasar
yang tak bersaing dan sebagian bersaing.
Penghasilan faktor produksi yang kuantitasnya tertentu tak bisa
berubah dalam jangka pendek karena perubahan kekuatan pasar disebut
rente ekonomi murni atau rente ekonomi. Karena kurva penawaran tanah
berbentuk vertikal dan sepenuhnya tak elastis maka rente ditentukan
oleh permintaannya.
Kapital merupakan faktor produksi selain tanah dan tenaga kerja. Ini
merupakan barang tahan lama yang diproduksi dan digunakan dalam
proses produksi selanjutnya. Investasi barang modal mencerminkan
penundaan konsumsi sekarang yang memungkinkan membuat peralatan
modal hingga masyarakat dapat menaikkan konsumsi di masa yang akan
datang. Ini merupakan proses produksi tak langsung. Sewa barang modal
adalah penghasilan tahunan dinyatakan dalam uang. Tingkat suku bunga
riil adalah tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat laju
inflasi. Tabungan dan investasi melibatkan upaya menunda konsumsi
sekarang untuk konsumsi di masa depan. Dana yang diperlukan untuk
membeli barang modal disediakan oleh perorangan atau rumah tangga
dari tabungan yang diperoleh dengan menunda konsumsi sekarang.
Permintaan kapital berasal dari perusahaan yang melaksanakan berbagai
proyek investasi dengan menggunakan proses tak langsung.
Keuntungan bisnis merupakan sisa penerimaan sesudah dikurangi
pengeluaran biaya. Secara ekonomi dibedakan tiga kategori keuntungan.
Pertama dari hasil implisit, merupakan hasil dari faktor produksi selain
tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam
menjalankan bisnis, yang tidak dibayarkan kepada pemilik perusahaan
sebagai balas jasa atau sewa tetapi diperhitungkan dan diterima sebagai
keuntungan. Sumber keuntungan kedua, berasal dari fungsi perusahaan
menanggung risiko usaha bisnis yang tak dapat diasuransikan terutama
yang berhubungan dengan siklus bisnis. Kategori terakhir adalah
keuntungan berasal dari inovasi perusahaan yang memberikan hasil yang
diterima perusahaan atau perorangan sebagai fungsi enterpreneur dengan
ditemukannya produk baru atau inovasi proses produksi baru.
Pengantar Ekonomi Mikro

T ES FO R M AT IF 2

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Status sosial ekonomi seseorang di dalam masyarakat umumnya


ditentukan oleh penghasilan ....
A. serta dan kemampuannya
B. yang merupakan besaran aliran dan kekayaan yang merupakan stok
C. karena,masyarakat hanya melibatkan sebagai sumber untuk
memperoleh uang
D. yang diperoleh hanya dari tenaga kerja yang dimiliki dan digunakan
dalam proses produksi

2) Distribusi pendapatan dan kekayaan merupakan hal yang selalu menjadi


perhatian masyarakat ....
A. di mana keduanya bisa diukur dengan koefisiensi Gini serta kurva
Lorenz
B. yang hanya bisa diukur dengan koefisien gini saja
C. yang bisa diukur dengan koefisiensi elastisitas penghasilan terhadap
keuntungan
D. yang tidak dapat diukur dengan metode apapun karena orang akan
merahasiakan pendapatannya karena takut kena pajak

3) Faktor-faktor apa yang menyebabkan perbedaan upah walaupun tenaga


kerja bekerja dalam kondisi pasar tenaga kerja yang kompetitif sekalipun
adalah ....
A. pekerjaan, perbedaan individual, dan perbedaan keterampilan dan
latihan
B. suku bangsa dan ras serta warga negara
C. umur, tinggi, dan berat badan
D. keterampilan dan latihan, kemampuan bergaul serta menyesuaikan
diri

4) Rente merupakan balas jasa dari faktor produksi yang tetap kuantitasnya
karena perubahan pasar. Rente ....
A. hanya berlaku untuk faktor produksi tanah saja
B. berlaku untuk semua faktor produksi
C. tidak berlaku untuk kapital tetapi berlaku untuk tanah
D. berlaku untuk kapital tapi tidak berlaku untuk tanah maupun tenaga
kerja
ESPA4111/MODUL 8

5) Proses produksi secara tak langsung dilakukan dengan menggunakan


barang kapital. Berbagai kapital ....
A. hanya dapat diperoleh bila kita mengkonsumsi sebagian penghasilan
sekarang dan sebagian lagi ditabung
B. tak bisa diperoleh dengan bekerja keras dan menabung karena ia
merupakan barang warisan
C. tidak dapat diciptakan oleh tabungan
D. merupakan barang yang tak langsung dikorupsi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Pengantar Ekonomi Mikro

! 3 / " 4

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) A 1) B
2) A 2) A
3) D 3) A
4) C 4) B
5) B 5) A
6) C
7) C
8) A
9) C
10) A
ESPA4111/MODUL 8 #

, 4

Boediono. (2000). Seri Sinopsis : Pengantar Ekonomi, Seri 1. Yogyakarta:


BPFE.

Mankiw, N. Gregory. (2001). Principles of Economics. Harcout Publishers.

Mansoer, Faried Wijaya. (1992). Pengantar Mikroekonomika. Yogyakarta:


BPFE.

_________. Seri Tes Ujian: Konsep Dasar Mikroekonomika. Yogyakarta:


BPFE.

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. (2001). Economics. Mc Graw-


Hill.

Kembali ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai