Anda di halaman 1dari 43

MODUL 7

Harga Faktor Produksi dan Penentuan Balas Jasa


Faktor Produksi
Kegiatan Belajar 1 Harga Faktor Produksi (Input)
Latar Belakang

Penentuan harga faktor produksi dalam ilmu ekonomi mikro penting dipelajari
karena berhubungan dengan hal-hal berikut.

1. Harga faktor produksi bersama-sama dengan kuantitas


masing-masing faktor produksi tersebut menentukan
besarnya pendapatan sektor rumah tangga konsumen

2. Harga-harga faktor produksi biaya perusahaan. Produsen


harus memproduksi pada tingkat output yang memberikan
keuntungan maksimum dengan menggunakan kombinasi
faktor yang memberikan biaya terendah.

3. Harga faktor produksi seperti juga fungsi harga output yang


menjatah atau mendistribusi barang-barang dan jasa-jasa kepada para
konsumen serta mengalokasikan penggunaan faktor di antara
berbagai industri dan perusahaan
A. TEORI PRODUKTIVITAS
Latar Belakang MARJINAL

Teori permintaan faktor produksi oleh perusahaan dapat


disusun berdasar berbagai, kasus menurut bentuk pasar yang
dihadapi oleh perusahaan baik di pasar faktor produksi
maupun di pasar produk. Kemungkinan-kemungkinan kasus
tersebut diringkas pada Tabel 7.1 dengan mempertimbangkan
dua bentuk ekstrem pasar saja yaitu pasar persaingan murni
dan pasar monopoli serta pasar monopsoni di mana hanya
ada satu penjual di pasar.
Tabel 7.1. Berbagai Kemungkinan Bentuk Pasar
Input dan Pasar Output

Macam kedua Pasar Faktor Pasar produk


Produksi (output)
Pertama Persaingan murni Persaingan murni
Kedua Persaingan murni Monopoli
Ketiga Monopsoni Persaingan murni
Keemapat Monopsoni Monopoli Murni
B. PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI MENURUT
Latar Belakang
ANGGAPAN PASAR OUTPUT

1. Persaingan Murni di Pasar Output


Contoh pada Tabel 7.2 menunjukkan permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar
output. Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi suatu barang dan
harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi barang yang
harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input
mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli
produknya maka tak ada permintaan akan input tersebut.
• Tabel 7.2 menunjukkan bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan
permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical Product = MPP) akan
menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam proses produksi, keadaan ini menunjukkan
berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang
pertama.

• Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP) merupakan tambahan pendapatan total yang
diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau dengan kata lain, MRP adalah tambahan pendapatan
total yang diperoleh karena dipekerjakan tambahan satu satuan faktor produksi variabel.

• Untuk ini perusahaan akan terus menambah faktor produksi yang digunakan selama tambahan atau kenaikan
Pendapatan Total masih lebih besar daripada kenaikan Biaya Total (Total Cost = TC). MRP adalah tambahan
Pendapatan Total akibat penggunaan satu satuan tambahan input dalam proses produksi, sedangkan besarnya
kenaikan Biaya Total akibat tambahan penggunaan faktor produksi sebesar satu satuan adalah sebesar Biaya Input
Marjinal atau. (Marginal Input Expenditure = ME). Keuntungan maksimum akan diperoleh bila perusahaan terus
menambah penggunaan input faktor sampai tingkat di mana ME = MRP. Bila MRP > ME maka penambahan
penggunaan faktor produksi masih akan menaikkan Keuntungan Total, ini berarti keuntungan maksimum belum
tercapai. Sebaliknya bila MRP < ME maka penambahan penggunaan input justru menurunkan Keuntungan Total, jadi
Keuntungan Total maksimum dicapai bila MRP = ME.
2. Monopoli Murni di Pasar Output

Ini merupakan kasus kedua seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7.3. Dibandingkan kasus pertama, di sini harga

.
output menurun bila semakin banyak output yang diproduksi dan dijual Dalam kasus ini, produsen adalah
perusahaan monopolis murni yang bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah kuantitas output yang
ditawarkan. Pada Tabel 7.2 nampak harga output tetap yakni sebesar Rp2.000,00 pada berapapun output yang
diproduksi dan ditawarkan (kasus di pasar persaingan murni).
• Pada perusahaan yang bergerak di pasar persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan naik maka
MRP perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap meskipun kuantitas
output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis murni turun lebih cepat daripada penurunan MRP
perusahaan pesaing murni. MRP perusahaan monopolis murni turun karena dua sebab, yaitu karena
penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan harga produk sementara output yang diproduksi
bertambah.

• Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli faktor produksi di pasar persaingan
murni, untuk mencapai keuntungan maksimal, perusahaan harus menggunakan tenaga kerja sampai
tingkat di mana MRP = ME.

• Permintaan pasar atas faktor produksi secara total diperoleh dengan menjumlahkan secara horizontal
semua kurva-kurva permintaan perusahaan faktor produksi individu. Karena kurva permintaan faktor
produksi perusahaan sama dengan kurva MRP maka kurvanya dapat dicari dengan menjumlahkan
secara horizontal semua kurva MRP perusahaan yang menggunakan input tersebut
3. Perubahan Kurva dan Elastisitas
Permintaan Faktor Produks

a. Perubahan kurva permintaan faktor produksi

Ada tiga hal yang mempengaruhi kurva permintaan input yaitu produktivitas, harga pasar produk yang
diproduksi dengan menggunakan input tersebut, serta harga input-input lain. Perubahan kurva permintaan
input disebabkan oleh hal-hal tersebut.

1) Perubahan permintaan produk. Perubahan permintaan produk menyebabkan perubahan harga, dan
selanjutnya mempengaruhi skedul MRP karena permintaan faktor produksi merupakan permintaan turunan.

2) Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh kuantitas faktor produksi lain yang
digunakan bersama dengan faktor produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan kualitas faktor
produksi itu sendiri.

3) Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses produksi menimbulkan hubungan
antara input-input tersebut yang bisa merupakan hubungan substitusi (saling mengganti) atau hubungan
komplementer (saling melengkapi). Dalam batas-batas tertentu, umumnya input-input dapat saling
mengganti, bila harga barang-barang kapital turun maka perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan
mesin-mesin agar dapat memproduksi dengan kombinasi biaya terendah, karena itu permintaan tenaga
kerja akan mengalami penurunan, ini disebut sebagai efek substitusi.
b. Elastisitas permintaan faktor produksi
Seperti pada permintaan produk, maka pada permintaan faktor produksi pun dapat dilihat elastisitas permintaan dalam
hubungannya dengan variabelvariabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus dibedakan antara perubahan jumlah
faktor produksi yang diminta (yang ditunjukkan oleh pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan) dan perubahan
permintaan (yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan). Variabel-variabel yang mempengaruhi elastisitas harga
permintaan faktor produksi adalah sebagai berikut.

1)Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga kerja turun secara lambat maka MRP akan turun
dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva permintaan faktor produksi, maka kurva permintaan tersebut sangat
elastis, demikian pula sebaliknya bila MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak elastis.

2) Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang substitusi input tersebut maka semakin elastis
permintaannya.

3) Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang diproduksi dengan menggunakan
suatu faktor produksi maka semakin besar elastisitas permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang
permintaannya elastis akan menyebabkan penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan kuantitas
berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar.

4)Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau bagian biaya produksi total yang dikeluarkan
untuk suatu input, katakanlah tenaga kerja, maka semakin besar pula elastisitas permintaan input tersebut.
4. Permintaan Beberapa Faktor Produksi Lain

Analisis permintaan input sejauh ini dilakukan dengan menganggap perusahaan menggunakan satu faktor produksi variabel
saja. Selanjutnya akan diuraikan permintaan oleh perusahaan yang menggunakan beberapa faktor produksi. Untuk
penyederhanaan, di sini dianggap perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja dan
kapital. input-input tersebut tidak berubah berapapun kuantitas yang dibeli dan digunakan oleh perusahaan. Karena itu
harga tenaga kerja (PL) dan harga kapital (PK) sama dengan biaya marjinal masing-masing input, yaitu PL = MEL dan PK
= MEK. Pada uraian sebelumnya di mana perusahaan menggunakan satu input variabel saja, dikemukakan bahwa untuk
memperoleh keuntungan maksimal maka perusahaan harus menambah penggunaan tenaga kerja sampai pada tingkat di
mana MRP sama dengan ME.

Hal ini terus dilakukan sampai tambahan, pendapatan sama dengan tambahan biaya, pada tingkat ini, keuntungan total
mencapai maksimum. Setelah titik tersebut tambahan penggunaan tenaga kerja akan tidak memberikan tambahan
keuntungan total, jika perusahaan menambah tenaga kerja lagi justru akan menurunkan keuntungan total karena tambahan
pendapatan lebih kecil daripada tambahan biaya. Karena PL = MRP dan PL = ME, maka keuntungan maksimum tercapai
bila karena ME = MRP. Dengan dasar yang sama, formula inipun dapat diterapkan jika digunakan faktor produksi lain
misalnya kapital, bila perusahaan menggunakan lebih dari satu faktor produksi variabel, yaitu bahwa PK = MRPK dan PK
= MEK. Kombinasi input yang memberikan keuntungan maksimum dapat ditulis sebagai berikut (bila perusahaan
menggunakan dua sumber yaitu tenaga kerja dan kapital)
B. HARGA FAKTOR MENURUT
KEADAAN DI PASAR OUTPUT
DAN INPUT
1.Persaingan Murni di Pasar Input dan Monopoli di Pasar
Output

Bentuk skedul atau kurva penawaran input yang dihadapi


oleh perusahaan tergantung pada bentuk pasarnya. Bila
perusahaan menghadapi persaingan murni di pasar input
maka berapapun kuantitas input yang dibeli harganya tak
berubah. Sedangkan harga tenaga kerja (upah) ditentukan
oleh interaksi antara permintaan dan penawaran pasar
tenaga kerja.
2. Monopsoni di Pasar Input dan Monopsoni di Pasar Output

Bila perusahaan merupakan satu-satunya pembeli di pasar tenaga kerja maka ia merupakan
perusahaan monopsoni. Ia harus membayar harga input (tingkat upah tenaga kerja) lebih tinggi
bila ingin mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah lebih banyak. Dengan demikian, kurva
penawaran tenaga kerja berlereng menanjak dan terletak di bawah kurva biaya input marjinal
(ME). Hal ini karena bila ia menambah satuan input yang digunakan ia tak hanya harus,
membayar harga lebih tinggi untuk satuan tambahan input tersebut tetapi juga untuk satuan-satuan
input lain. Berikut ini contoh skedul penawaran input yang dihadapi oleh perusahaan monopsonis
di pasar tenaga kerja dan kurva MRPL atau kurva terlihat kurva penawaran tenaga kerja dilihat
dari segi perusahaan monopsonis yang merupakan kurva berlereng menanjak naik di mana bila
perusahaan menggunakan tenaga kerja lebih banyak maka harga atau tingkat upah harus naik.
Lihat pula ME1 pada kuantitas digunakan lebih besar daripada tingkat upah. Karena perusahaan
tersebut merupakan perusahaan monopsonis di pasar output maka MRP juga merupakan kurva
permintaan industri akan tenaga kerja.
Kegiatan Belajar 2
Penentuan Balas Jasa Faktor
Produksi
• A. PENDAPATAN, KEKAYAAN, DAN DISTRIBUSI

Mengukur status ekonomi dan sosial seseorang dalam masyarakat suatu


negara/bangsa dalam pergaulan internasional adalah dengan melihat
pendapatan dan kekayaan. Pendapatan menunjukkan aliran (uang) berupa
upah, bunga, dividen, keuntungan, atau sewa selama periode waktu tertentu
biasanya satu tahun. Keseluruhan pendapatan dalam suatu negara disebut
pendapatan nasional.

1. Pendapatan berasal dari tenaga kerja dan pemilikan. Dari jasa tenaga kerja
diperoleh gaji dan upah, honorarium dan lain sebagainya. Dari pemilikan
diperoleh sewa, keuntungan perusahaan (dividen), dan bunga. Pada bagian
terakhir ini termasuk hasil keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha
kecil.
2. Peran pemerintah. Pemerintah mempekerjakan ratusan ribu sampai jutaan pegawai yang
merupakan sumber pendapatan rumah tangga. Pemerintah juga menyewa tanah dan gedung serta
peralatan yang memberikan keuntungan kepada pemilik atau perusahaan yang berhubungan bisnis
dengannya. Pemerintah juga mengenakan pajak dan pungutan lain yang harus dibayar oleh para
penerima penghasilan dan kalangan dunia usaha

3. Harta. Beberapa sumber penghasilan berasal dari bunga atau dividen karena memiliki simpanan
di bank dan obligasi, atau memiliki saham perusahaan. Kekayaan merupakan nilai rupiah yang
dimiliki pada suatu saat. Kekayaan adalah stok seperti volume air di danau, sedangkan
penghasilan merupakan aliran (flow) per satuan waktu seperti aliran air di pipa plastik atau aliran
sungai.

4. Distribusi pendapatan dan kekayaan. Merata atau tidaknya distribusi pendapatan perorangan
diukur dengan menggunakan kurva Lorenz. Kurva ini merupakan kotak segi empat di mana
sumbu tegak menunjukkan persentase rumah tangga yang memperoleh persentase pendapatan
tersebut. Garis diagonal pada kurva tersebut menunjukkan distribusi pendapatan sepenuhnya
merata
B. PENENTUAN DAN PERBEDAAN UPAH

Setiap negara selalu bercita-cita dan berupaya menyediakan pekerjaan bagi rakyatnya dengan upah
tinggi hingga mereka bisa membeli kebutuhan yang mereka inginkan. Dari pandangan ekonomi,
pendapatan tenaga kerja cenderung dihitung dalam upah riil rata-rata per hari atau per jam yang
mencerminkan daya beli yang diperoleh dari hasil bekerja selama satu hari atau sebesar upah uang
dibagi dengan harga (Indeks Biaya Hidup).

1. Permintaan dan Penawaran Harga Tenaga Kerja Permintaan faktor produksi tenaga kerja oleh
perusahaan mencerminkan produktivitas marjinal. Dengan menggunakan tingkat teknologi
tertentu, hubungan antara kuantitas input tenaga kerja dan jumlah output yang dihasilkan
mencerminkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang semakin Berkurang.
2. Perbedaan Upah (Wage Differential)

Meskipun secara garis besar bisa diketahui tingkat upah riil, tetapi dalam dunia nyata terdapat
perbedaan upah cukup besar untuk tingkat dan pekerjaan yang sama namun oleh orang yang
berbeda keadaan dan spesifikasinya: Perbedaan upah yang cukup besar dijumpai pada berbagai
sektor industri, di samping tergantung pada tingkat keterampilan dan kondisi pasar. Mengapa hal
ini terjadi? Dalam situasi ideal, di pasar tenaga kerja persaingan murni di mana semua anggapan
dipenuhi, persaingan menjamin tingkat upah riil per jam atau per hari sama. Karenanya perbedaan
tingkat upah dijumpai karena faktor-faktor lain, apakah karena perbedaan pekerjaan, perbedaan
orang, atau situasi pasar tenaga kerja yang bersaing secara tidak sempurna.

a.Perbedaan tugas (pekerjaan


b. Perbedaan Individu.
c..Rente..
C. TANAH, KAPITAL, RENTE, DAN BUNGA

Hampir semua perekonomian di dunia merupakan perekonomian pasar


(kapitalistik) di mana sebagian besar kapital, tanah, dan kekayaan dimiliki oleh
swasta. Perbedaan antara negara kaya dan miskin adalah pada kemampuan mereka
menciptakan aliran tabungan dan menginvestasikan pada proyek usaha yang
menghasilkan keuntungan besar.

1. Tanah dan Rente Rente merupakan rente tanah yang kuantitasnya tetap yang
tidak responsif terhadap harga. Tanah merupakan faktor produksi bagi setiap
usaha bisnis. Harga (sewa) yang harus dibayar untuk penggunaan sebidang tanah
selama periode waktu tertentu disebut rente atau rente ekonomi murni yang
besarnya dikenakan per satuan waktu. Pembayaran rente juga berlaku untuk setiap
faktor produksi yang tetap (tak bisa berubah) penawarannya.
2. Kapital dan Bunga Secara tradisional, analisis ekonomi membedakan tiga macam faktor produksi yaitu tanah,
tenaga kerja, dan kapital. Dua yang pertama disebut faktor produksi primer yang penawarannya ditentukan di luar
pasar. Ini dibedakan dari input yang diproduksi oleh manusia, yaitu kapital. Kapital atau barang kapital tak bisa
dipakai lagi setelah beberapa tahun, tapi ada juga yang dapat digunakan sampai puluhan tahun. Barang kapital
merupakan input dan sekaligus juga output. Ada tiga jenis barang kapital yaitu bangunan pabrik dan kantor serta
peralatan seperti peralatan produksi, persediaan barang jadi dan sedang diproses, serta bahan mentah.

a.Harga dan sewa barang kapital. Barang kapital dibeli dan dijual di pasar. Pembeli dan penjual melakukan
transaksi pada harga pasar. Sebagian besar barang kapital dimiliki dan digunakan oleh perusahaan.

b. Tingkat hasil barang kapital. Secara ekonomi dan bisnis, barang kapital harus dialokasikan pada berbagai
kemungkinan investasi, apakah lebih banyak investasi dialokasikan pada industri berat seperti pabrik baja atau
pada industri teknologi informasi seperti internet.

c.Kekayaan finansial dan tingkat suku bunga. Neraca keuangan perusahaan atau perorangan terdiri dari kekayaan
(asset) finansial dan kekayaan berwujud (tangible).
3. Keuntungan dan Faktor yang Mempengaruhi

ini merupakan campuran berbagai elemen berbeda-beda. Sebagian besar keuntungan bisnis yang
dilaporkan adalah hasil untuk kapital dan tenaga kerja yang disediakan oleh para pemiliknya.
Misalnya keuntungan dari kerja perorangan yang disediakan atau dikerjakan oleh pemilik
perusahaan seperti ahli hukum yang bekerja di kantor atau perusahaan konsultan hukum. Sebagian
lagi adalah hasil sewa tanah yang dimiliki oleh perusahaan. Pada perusahaan besar, sebagian besar
keuntungan merupakan biaya oportunitas dari kapital yang diinvestasikan. Ini disebut hasil
implisit (atau biaya implisit) yang merupakan sebutan yang diberikan untuk biaya-biaya
oportunitas dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi apa yang biasanya
disebut keuntungan sesungguhnya hanya sewa, rente, dan upah atau honorarium dengan berbagai
nama. Sewa implisit, rente implisit, dan upah atau gaji implisit merupakan istilah yang diberikan
oleh ekonom atas hasil pendapatan dari faktor-faktor produksi milik perusahaan sendiri.
4. Teori Kapital dan Suku Bunga

Pengurangan konsumsi sekarang merupakan penghematan konsumsi yang memungkinkan menabung


sebagian penghasilan atau produksi.

a.Penambahan hasil yang semakin berkurang dan permintaan kapital Bila suatu negara/bangsa
mengorbankan konsumsi sekarang untuk mengakumulasikan modal hingga proses produksi makin dilakukan
secara tak langsung maka diperkirakan mengalami Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang.
Namun, ternyata tingkat hasil kapital tidak mengalami penurunan, tingkat hasil investasi yang diperoleh tetap
besarnya karena inovasi dan perubahan teknologi telah menciptakan oportunitas baru yang lebih
menguntungkan sementara investasi yang lama terhapus karena tidak lagi menarik dan tidak menguntungkan
lagi.

b. Penentuan tingkat suku bunga dan hasil kapital Teori kapital klasik dapat digunakan untuk memahami
penentuan tingkat suku bunga. Rumah tangga dan perorangan memasok dana dengan mengakumulasikan
tabungan sepanjang waktu. Sementara permintaan kapital datang dari kalangan perusahaan (bisnis) yang
mengombinasikan dengan tanah dan tenaga kerja serta input lain. Permintaan perusahaan akan kapital
didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan.
MODUL 8

Keseimbangan Umum dan


Kegagalan Pasar
Kegiatan Belajar 1
Keseimbangan Umum Mekanisme
Pasar
A.KESEIMBANGAN UMUM ANTAR PASAR
1. Keseimbangan Parsial dan Umum Keseimbangan pasar parsial merupakan analisis keseimbanga
harga dan output pada pasar yang merupakan komponen atau bagian sistem harga. Perekonomia
bukan terdiri atas banyak pasar yang tak berhubungan satu dengan yang lain. Perekonomia
merupakan jaringan kerja saling terkait di mana perubahan di suatu pasar akan menimbulka
perubahan signifikan di pasar-pasar lain. Analisis sistem harga secara keseluruhan disebut analis
keseimbangan umum.

Gambaran analisis keseimbangan yang disajikan mula-mula adalah di mana perubahan di suatu pas
akan berdampak pada perubahan pada pasarpasar lain yang berhubungan. Selanjutnya denga
menggunakan model sederhana dua industri dan dua input (faktor produksi), disajikan hubunga
antarpasar dengan menggunakan analisis ekonomi mikro secara grafis. Hubungan ekonomi pas
antarsektor secara lebih nyata disajikan dalam bentuk tabel input-output.
2. Hubungan Antarpasar

Misalkan mula-mula perekonomian sudah berada pada keseimbangan umum, di mana semua pasar baik
pasar output maupun pasar input telah mencapai keseimbangan dalam arti tak ada faktor-faktor yang
dapat P mengubah keadaan ekonomi di masing-masing pasar. Selanjutnya misalkan karena suatu sebab
terjadi kenaikan permintaan komoditi tekstil. Akibatnya harga tekstil naik.

3. Model Dua Pasar Dua Industri

Sebelumnya telah diuraikan secara verbal bagaimana keterkaitan atau hubungan serta saling pengaruh
antarpasar atau antarindustri. Perubahan harga komoditi di suatu pasar menyebabkan perubahan kondisi
pasar komoditi lain serta pasar input, dan distribusi pendapatan. Dalam analisis ekonomi mikro yang
baku, hal tersebut di atas akan disederhanakan dengan menggunakan model keseimbangan umum dua
industri dan dua input.
Misalkan ada dua pasar output untuk komoditi X yang menggunakan input K dan komoditi Y yang menggunakan input L. analisis pasar
yang standar seperti kurva permintaan dan penawaran akan digunakan di sini. Perilaku kurva-kurva permintaan pasar adalah sebagai
berikut.

a.Kurva-kurva permintaan output berlereng menurun karena berlakunya Hukum Nilai Guna Marjinal yang, menurun. Untuk setiap satuan
produk yang dikonsumsi memberikan tambahan kepuasan kepada konsumen. Jadi, konsumen akan membeli lebih banyak bila harga turun.

b. Kurva-kurva penawaran output berlereng menanjak. Hal ini didasarkan pada Hukum Biaya Marjinal yang Menanjak, karena dalam
periode produksi jangka pendek berlaku Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang.

c.Kurva permintaan input didasarkan pada Hukum Produktivitas Marjinal Fisik yang semakin Berkurang atau Hukum Penambahan Hasil
yang semakin Menurun. Hukum ini menyatakan setelah melampaui titik tertentu, setiap tambahan satuan faktor produksi variabel akan
menghasilkan kenaikan output total dalam jumlah yang semakin kecil.

d.Kurva penawaran faktor produksi variabel tenaga kerja mencerminkan preferensi individual untuk bermalas-malas atau bekerja.
Perusahaan atau industri harus membayar tingkat upah lebih tinggi agar bisa mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja.
3. Model Dua Pasar Dua Industri

Sebelumnya telah diuraikan secara verbal bagaimana keterkaitan atau hubungan serta saling
pengaruh antarpasar atau antarindustri. Perubahan harga komoditi di suatu pasar menyebabkan
perubahan kondisi pasar komoditi lain serta pasar input, dan distribusi pendapatan.

Perilaku kurva-kurva permintaan pasar adalah sebagai berikut.

a. Kurva-kurva permintaan output berlereng menurun karena berlakunya Hukum Nilai Guna
Marjinal yang, menurun. Untuk setiap satuan produk yang dikonsumsi memberikan tambahan
kepuasan kepada konsumen. Jadi, konsumen akan membeli lebih banyak bila harga turun.

b. Kurva-kurva penawaran output berlereng menanjak. Hal ini didasarkan pada Hukum Biaya
Marjinal yang Menanjak, karena dalam periode produksi jangka pendek berlaku Hukum
Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang
c. Kurva permintaan input didasarkan pada Hukum Produktivitas Marjinal Fisik
yang semakin Berkurang atau Hukum Penambahan Hasil yang semakin Menurun.
Hukum ini menyatakan setelah melampaui titik tertentu, setiap tambahan satuan
faktor produksi variabel akan menghasilkan kenaikan output total dalam jumlah
yang semakin kecil.

d. Kurva penawaran faktor produksi variabel tenaga kerja mencerminkan


preferensi individual untuk bermalas-malas atau bekerja. Perusahaan atau industri
harus membayar tingkat upah lebih tinggi agar bisa mempekerjakan lebih banyak
tenaga kerja.
B. EKONOMI KESEJAHTERAAN DAN MEKANISME HARGA

Berikut adalah alasan logikanya dihubungkan dengan jawaban tiga masalah fundamental yang dihadapi oleh setiap
perekonomian, yaitu apa dan berapa yang harus diproduksi? Bagaimana memproduksinya? Dan untuk siapa barang-barang
dan jasa-jasa tersebut diproduksi?

1.Kepentingan pribadi serta situasi pasar persaingan mumi menyebabkan produsen memproduksi dan menjual input pada
harga sama dengan biaya Harga input mencerminkan nilai barang tersebut bagi pemakainya, sementara biaya marjinal
mengukur nilai input yang diperlukan untuk memproduksi. Jadi, jumlah input yang diproduksi akan terus ditingkatkan
sampan harganya lebih tinggi atau sama dengan biaya marjinal.

2.Persaingan memaksa para produsen berproduksi pada biaya paling rendah. Produsen harus mengombinasikan faktor-
faktor produksi agar diperoleh input dengan biaya terendah. Kombinasi input-input seperti ini dicapai bila rupiah yang
dibelanjakan pada setiap input memberikan Produk Fisik Marjinal yang sama. Ini merupakan dasar bagi penurunan kurva
penawaran perusahaan individual.

3.Kondisi persaingan yang membuat konsumen bebas memilih dalam rangka memaksimumkan kepuasan mereka. Dengan
tingkat pendapatan serta selera tertentu, masing-masing konsumen membeli kombinasi barang-barang dan jasa-jasa yang
paling memuaskan. Untuk ini harus dipenuhi syarat Nilai Guna Marjinal per rupiah yang dibelanjakan sama untuk setiap
komoditi yang diproduksi.
1. Dunia Nyata dan Harga Keseimbangan Tingkat kesejahteraan optimal lewat sistem mekanisme pasar
secara logis dapat dicapai bila seperangkat kondisi, anggapan serta syarat dipenuhi agar dapat diperoleh
keadaan pasar persaingan murni. Bila satu atau beberapa syarat tersebut kenyataannya tak dipenuhi maka
kondisinya menjadi tak sempurna. Ketidaksempurnaan pasar terjadi misalnya dengan karena adanya
monopoli produsen berupaya agar memperoleh keuntungan maksimum, memproduksi pada tingkat output
lebih rendah dan menjual dengan harga lebih tinggi daripada pada persaingan murni. Akibatnya sumber
daya yang dialokasikan pada industri tersebut terlalu sedikit, hingga tak tercapai alokasi sumber daya
secara optimal. Monopsoni atau monopoli di pasar input juga cenderung menyebabkan hal yang sama.
Informasi tak sempurna menyebabkan keputusan yang diambil tak

2. Keseimbangan Umum Input-Output Hubungan interelasi secara kompleks antarpasar dalam


perekonomian yang secara sistematis digambarkan dengan analisis keseimbangan umum akan lebih nyata
dipahami dengan menggunakan Tabel Input-output (I-O). Meskipun tabel inipun masih belum
sepenuhnya menggambarkan kenyataan, tetapi sudah berada pada tingkat operasional.
3. Optimum Pareto atau Efisiensi

Alokatif Konsep optimum Pareto berarti tidak dapat membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat keadaan yang
lain lebih buruk. Ini merupakan isu sentral dalam ilmu ekonomi. Salah satu cara melihatnya adalah dengan menggunakan grafik
Batas Kemungkinan Daya Guna. Ini hampir sama konsepnya dengan konsep Batas Kemungkinan Produksi yang merupakan batas
kombinasi banyaknya output fisik maksimal yang dapat diproduksi oleh masyarakat, sedangkan yang pertama merupakan batas
kepuasan nilai guna atau kesejahteraan yang dapat dicapai

4. Surplus Konsumen

Jumlah pengeluaran total seorang konsumen yang menjadi penerimaan produsen suatu komoditi, merupakan perkalian antara
kuantitas yang dikonsumsi serta harganya. Selisih antara nilai yang dibayar oleh konsumen yaitu nilai pasar dan manfaat total yan
diperoleh konsumen disebut surplus konsumen. Hal ini karena konsumen memperoleh lebih banyak nilai manfaat daripada nilai
yang ia bayar, yang merupakan akibat berlakunya Hukum Nilai Guna Marjinal yang Menurun. Surplus konsumen muncul karena
konsumen membayar harga yang sama untuk setiap barang yang dibeli. Tak ada bedanya apakah barang tersebut merupakan unit
pertama yang dibeli atau unit terakhir, katakan misalnya barang konsumsi tersebut adalah sepotong ayam goreng..
Kegiatan Belajar 2
Kegagalan Pasar: Eksternalitas dan Barang Publik

A.EVALUASI SISTEM HARGA DAN KEGAGALAN PASAR


1. Kebaikan dan Keburukan Sistem Harga Pasar Dua manfaat atau kebaikan sistem harga
pasar adalah:

a. Efisiensi alokatif Sistem harga pasar mengarahkan atau menuntun kepada alokasi
sumber daya secara efisien. Sistem harga pasar kompetitif akan menuntun penggunaan
sumber daya untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang paling diinginkan
masyarakat. Persaingan memaksa perusahaan menggunakan teknik produksi paling
efisien dan mengembangkan inovasi dalam teknik produksi agar lebih efisien
b. Kebebasan mengambil keputusan ekonomi Sistem harga pasar persaingan menjamin kebebasan
perorangan. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat adalah bagaimana
mengoordinasikan kegiatan ekonomi. Pada dasarnya ada dua cara. Pertama dengan perencanaan
terpusat dan dengan menggunakan paksaan, sedangkan cara kedua melalui sistem harga
persaingan tanpa instruksi (perintah) paksaan. Sistem harga memungkinkan kebebasan berusaha
dan memilih. Para produsen dan pekerja tidak bertujuan memenuhi target produksi yang
ditetapkan pemerintah, tetapi untuk memenuhi kepentingan diri sendiri
Kritik lain atas sistem harga persaingan adalah pemborosan dan produksi yang tak efisien. Hal ini karena dua hal
berikut.

1)Distribusi Pendapatan Tidak Merata Mekanisme harga persaingan memungkinkan para enterpreneur menjadi lebih
efisien dan cerdik mengakumulasikan sumber kekayaan. Hal ini makin intensif lewat sistem pewarisan

2)Kegagalan Pasar Eksternalitas dan barang publik merupakan dua unsur penting kegagalan pasar yang mencegah
sistem pasar berfungsi secara optimal dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien. Eksternalitas menyebabkan
sistem pasar gagal mencakup semua manfaat dan biaya yang berhubungan dengan produksi atau konsumsi beberapa
barang dan jasa tertentu. Muncul manfaat atau biaya eksternal, di luar sistem pasar barang/jasa yang bersangkutan.
Permintaan di pasar barang dan jasa mencerminkan manfaat yang diperoleh oleh konsumen individu atas barang-
barang dan/atau jasa-jasa tersebut, namun tidak mencakup pembelian barang-barang/jasa-jasa misalnya suntikan
imunisasi polio dan penemuan sinar rontgent, serta pendidikan/pelatihan yang memberikan manfaat atau kepuasan
kepada masyarakat sebagai keseluruhan.
• 2. Tangan Gaib dan Kegagalan Pasar Mekanisme sistem harga pasar

menyimpulkan tangan gaib akan menuntun setiap individu, unit, atau agen ekonomi dalam masyarakat untuk
mencapai keadaan terbaik bagi semua. Setiap upaya campur tangan pemerintah atas proses atau situasi pasar
bebas akan memperburuk keadaan dan basil, tetapi setelah beberapa waktu kemudian disadari sistem
mekanisme harga pasar tidak sepenuhnya memberikan hasil optimal atau ideal yang disebut juga first best
(terbaik pertama) bagi masyarakat. Situasi seperti ini sering kali disebut kegagalan pasar. Ada tiga elemen
utama kegagalan pasar, yaitu kondisi persaingan tak sempurna, eksternalitas, dan barang publik.

a. Persaingan tak sempurna (murni) Hasil ideal terbaik pertama dalam mekanisme pasar diperoleh bila syarat
berlakunya persaingan murni dipenuhi. Kondisi atau syarat ini merupakan istilah teknis ekonomis adalah
situasi di mana petani, pengusaha produsen, ataupun pekerja serta keseluruhan relatif banyak jumlahnya
dibandingkan dengan pasar hingga masing-masing pelaku pasar tak mempunyai pengaruh individu atas harga
pasar. Namun, bila salah satu dari mereka cukup besar hingga cukup dapat mempengaruhi pasar, maka
terdapat unsur pasar persaingan tak sempurna
b. Eksternalitas Hasil ideal oleh pengaturan tangan gaib juga tak dapat dicapai bila kegiatan
ekonomi tumpah ke luar (spill over) dari pasar bersangkutan, yang disebut eksternalitas.
Eksternalitas yang bisa terjadi pada kasus pencemaran udara di mana sebuah pabrik
mengeluarkan asap atau debu yang mengganggu kesehatan atau ketenteraman dan harta milik
masyarakat yang seharusnya. Namun pabrik tidak membayar biaya-biaya atas kerugian ini.

c. Barang publik Ini adalah kegiatan ekonomi yang memberi manfaat kepada masyarakat yang
tak dapat diserahkan pelaksanaan atau penyelenggaraannya kepada perusahaan swasta.
Contohnya adalah pertahanan dan keamanan, pemeliharaan hukum dan ketertiban, pembuatan
jalan raya, dukungan keuangan untuk riset dan pengembangan ilmu murni serta kesehatan
masyarakat. Manfaat barang tersebut menyebar luas ke seluruh masyarakat hingga tak ada
produsen atau konsumen yang secara individu mempunyai rangsangan untuk melaksanakan,
maka pemerintahlah yang wajib menyediakan barang publik.
C. BARANG PUBLIK DAN KEGAGALAN
PUBLIK

1. Barang Publik Barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dan dikonsumsi


masyarakat dapat dibedakan secara garis besar menjadi barang privat dan barang
publik. Contoh barang privat adalah nasi, sepatu, radio, pakaian, pesawat televisi,
dan lain-lain, yang diperjualbelikan melalui sistem pasar; sementara barang publik
seperti pertahanan dan keamanan nasional, mercu suar, pengendalian banjir dan
program pemberantasan hama penyakit dilakukan oleh pemerintah

2. Kegagalan Sektor Publik Jika terdapat kegagalan pasar pada sektor swasta yang
bekerja berdasar mekanisme pasar, di mana pasar gagal mencapai penyelesaian
terbaik dalam alokasi sumber daya yang optimal, sektor publik pemerintah dapat
mengatasi atau memperbaiki kegagalan pasar.
Beberapa faktor berikut merupakan alasan mengapa terjadi kegagalan birokrasi dan mengapa sektor publik
menghasilkan inefisiensi ekonomi?

a.Kepentingan golongan tertentu. Keputusan di sektor publik dimaksudkan untuk kepentingan mayoritas
warga negara, namun sering kali menyimpang karena ada tekanan dari kelompok kepentingan ekonomi kuat.

b. Biaya tak jelas sementara manfaat jelas dan langsung.


Para politisi dan pengambil keputusan, lebih menekankan dan membela serta melaksanakan program yang
memberikan manfaat jelas dan langsung namun biayanya tak jelas atau tersembunyi. Nonselektif Proses
politik pengambilan keputusan di sektor publik cenderung bersifat nonselektif dibandingkan dengan pilihan
keputusan di sektor barang dan jasa swasta. Di sektor swasta para konsumen dapat mengungkapkan dan
memilih preferensi secara tepat atas pilihan komoditi yang ada, tetapi di sektor publik pilihannya berupa
beberapa program berbeda untuk penyediaan barang-barang dan jasa publik.
C. Birokrasi dan efisiensi.

Sektor swasta sering kali dikatakan lebih efisien dibandingkan dengan bekerjanya lembaga-lembaga
sektor publik. Hal ini bukan karena kurang atau perbedaan kompetensi. Lembaga swasta bekerja dalam
kerangka sistem mekanisme pasar, para manajer dan karyawan mempunyai insentif pribadi yang besar
untuk bekerja keras dan efisien guna menurunkan biaya agar dapat memperoleh keuntungan maksimum
yang merupakan kriteria penilaian kinerja mereka. Mereka yang efisien memperoleh keuntungan besar,
bertahan, makmur, dan tumbuh menjadi besar dan kuat, dan begitu sebaliknya.

d. Ketidaksempurnaan kelembagaan.

Sistem harga pasar persaingan tidak selalu efisien dan sempurna. Fungsi ekonomi pemerintah berusaha
memperbaiki kekurangannya, namun sulit membandingkan keduanya secara langsung. Keduanya
merupakan lembaga tak sempurna dalam melaksanakan fungsi dengan segala kekurangan.
Kegiatan Belajar 3
Harga Pasar Jangka Panjang dan Badan
Usaha Milik Negara
A.MAKSIMISASI KEUNTUNGAN JANGKA PANJANG
Perusahaan-perusahaan bisa merupakan perusahaan negara atau perusahaan swasta, tergantung pada sia
pemiliknya. Masing-masing jenis perusahaan berdasar pemilikannya mempunyai berbagai bent
Untuk perusahaan swasta pada dasarnya bentuknya adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan perorangan. Ini dimiliki oleh seseorang dan bertanggung jawab, penuh atas utang-uta
perusahaan termasuk kekayaan pribadi.

2. Perusahaan persekutuan. Bentuk ini dimiliki dan dijalankan oleh beberapa orang. Bentuk persekutu
ada dua macam yaitu persekutuan firma dari persekutuan komanditer.

3. Perseroan Terbatas. Para pemilik/pemegang saham tidak mengendalikan perusahaan dan han
bertanggung jawab terbatas sebesar modal saham yang disetor
B. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

Alasan Dibentuknya BUMN

a.Pasar, historis, dan ideologi


. Di negara-negara maju, BUMN timbul karena kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai alokasi
sumber daya secara optimal. Aliran Neoklasik mengajarkan alokasi sumber daya secara optimal
diperoleh melalui penetapan harga atas dasar biaya marjinal. Namun monopoli alami cenderung
menaikkan harga di atas biaya marginal dan tingkat optimal, hingga alokasi sumber daya secara
optimal tidak tercapai. Alasan lain timbulnya BUMN adalah alasan idiologis di mana sosialisasi
produksi akan menghilangkan eksploitasi satu kelas oleh kelas lain, pemilikan faktor produksi oleh
negara akan menciptakan masyarakat tanpa eksploitasi
b. Alasan pragmatis

Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan salah satu bentuk campur tangan pemerintah
dalam perekonomian melalui pemilikan dan pengawasan perusahaan. Bentuk lain intervensi
pemerintah adalah melalui subsidi dan perpajakan serta peraturan-peraturan. Alternatif mana yang
akan dipilih tergantung pada perbandingan biaya dan manfaat sosial masing-masing campur
tangan tersebut, BUMN merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah guna mengatasi
kegagalan mekanisme pasar dalam mencapai alokasi sumber daya secara optimal. Monopoli bukan
hanya menyebabkan biaya sosial serta alokasi yang salah tetapi tidak adanya persaingan juga
menyebabkan tambahan biaya.
C. TUJUAN DAN BENTUK FORMAL BUMN

Sebagai salah satu sarana campur tangan pemerintah dalam perekonomian, secara umum BUMN dimaksudkan untuk
mencapai tujuantujuan berikut.

1.Efisiensi ekonomi, meliputi efisiensi alokatif atau ekonomis, efisiensi teknologi dan efisiensi marjinal. Jadi tujuannya
adalah mencapai alokasi sumber daya secara efisien dengan memperhatikan efisiensi teknis dan efisiensi usaha.

2.Kenaikan kemampuan memperoleh laba.


Kemampuan memperoleh laba adalah penting karena selain merupakan sumber dana internal bagi perusahaan, laba juga
merupakan sumber pendapatan bagi negara berupa pajak dan bagian laba yang diterima oleh pemerintah sebagai pemilik.

3.Pemerataan distribusi pendapatan. BUMN merupakan alat pemerintah untuk distribusi pendapatan melalui kebijakan harga
dengan menjual pada harga lebih rendah daripada biaya atau dengan melalui keputusan investasi yang mengakibatkan skala
ekonomis untuk meningkatkan pendapatan riil golongan tertentu.

4.Tujuan bersifat makro. Sebagai alat pemerintah, BUMN mempunyai tujuan mendorong dan menciptakan kesempatan
kerja, memelihara keseimbangan neraca pembayaran internasional, mencegah inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dua bentuk formal BUMN adalah sebagai berikut.

1.Perjan atau Perusahaan Jawatan. Ini merupakan lembaga atau badan yang memproduksi barang-barang dan/atau jasa-
jasa tetapi harus beroperasi seperti lembaga-lembaga pemerintah yang lain. Seluruh dana operasi dan pendapatan
termasuk dalam anggaran belanja pemerintah. Tujuannya bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang dituju.

2.Perum atau Perusahaan Umum. Sama dengan Perjan, hanya Perum mempunyai lebih banyak otonomi dalam operasi
perusahaan sehari-hari, tetapi masih di bawah pengawasan pemerintah sepenuhnya. Anggaran harus dilaporkan dan
diperiksa oleh Departemen Keuangan. Tujuan, Perum selain untuk melayani kebutuhan masyarakat juga untuk
memperoleh keuntungan yang merupakan pendapatan negara. Persero atau Perusahaan Perseroan Negara. Ini merupakan
perseroan terbatas yang semua atau sebagian besar saham dimiliki oleh negara hingga perusahaan dapat sepenuhnya
dikontrol oleh pemerintah. Tujuannya seperti juga perseroan terbatas milik swasta yaitu memperoleh keuntungan
maksimum sebagai pendapatan negara.

Anda mungkin juga menyukai