0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
868 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang harga faktor produksi dan penentuan balas jasa faktor produksi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) harga faktor produksi menentukan pendapatan rumah tangga dan biaya perusahaan, (2) permintaan faktor produksi oleh perusahaan tergantung pada produktivitasnya dan harga produk, dan (3) elastisitas permintaan faktor produksi dipengaruhi oleh penurunan produk pendapatan mar
Deskripsi Asli:
Judul Asli
INISIASI 6 Harga Faktor Produksi dan Penentuan Balas Jasa Faktor Produksi.docx
Dokumen tersebut membahas tentang harga faktor produksi dan penentuan balas jasa faktor produksi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) harga faktor produksi menentukan pendapatan rumah tangga dan biaya perusahaan, (2) permintaan faktor produksi oleh perusahaan tergantung pada produktivitasnya dan harga produk, dan (3) elastisitas permintaan faktor produksi dipengaruhi oleh penurunan produk pendapatan mar
Dokumen tersebut membahas tentang harga faktor produksi dan penentuan balas jasa faktor produksi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) harga faktor produksi menentukan pendapatan rumah tangga dan biaya perusahaan, (2) permintaan faktor produksi oleh perusahaan tergantung pada produktivitasnya dan harga produk, dan (3) elastisitas permintaan faktor produksi dipengaruhi oleh penurunan produk pendapatan mar
Penentuan harga faktor produksi dalam ilmu ekonomi mikro penting dipelajari karena berhubungan dengan hal-hal berikut. 1. Harga faktor produksi bersama-sama dengan kuantitas masing-masing faktor produksi tersebut menentukan besarnya pendapatan sektor rumah tangga konsumen. Pendapatan rumah tangga merupakan pengeluaran produsen dan diterima sebagai pendapatan berupa upah, dan gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang merupakan balas jasa atas penggunaan faktor produksi manusia maupun bukan manusia yang dimiliki sektor rumah tangga konsumen. Dengan demikian, harga faktor menentukan pola distribusi pendapatan. Namun masalah distribusi pendapatan dan harga faktor produksi bukan merupakan masalah ekonomi saja tetapi juga menyangkut masalah etika, keadilan sosial, dan sebagainya. Bagaimana meratakan distribusi pendapatan secara nasional di antara berbagai kelompok faktor produksi? Jawabannya menyangkut masalah ideologi dan kepercayaan. 2. Harga-harga faktor produksi biaya perusahaan. Produsen harus memproduksi pada tingkat output yang memberikan keuntungan maksimum dengan menggunakan kombinasi faktor yang memberikan biaya terendah. Kombinasi ini tergantung pada harga faktor produksi dan teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, berdasarkan harga faktor produksi produsen menentukan kuantitasnya yang dikombinasikan dalam proses produksi. 3. Harga faktor produksi seperti juga fungsi harga output yang menjatah atau mendistribusi barang-barang dan jasa-jasa kepada para konsumen serta mengalokasikan penggunaan faktor di antara berbagai industri dan perusahaan.
1. Teori Produksitivitas Marginal
Teori permintaan faktor produksi oleh perusahaan dapat disusun berdasar berbagai, kasus menurut bentuk pasar yang dihadapi oleh perusahaan baik di pasar faktor produksi maupun di pasar produk. Kemungkinan-kemungkinan kasus tersebut diringkas pada Tabel 7.1 dengan mempertimbangkan dua bentuk ekstrem pasar saja yaitu pasar persaingan murni dan pasar monopoli serta pasar monopsoni di mana hanya ada satu penjual di pasar. Berbagai Kemungkinan Bentuk Pasar Input dan Pasar Output
Macam Kedua Pasar Faktor Produksi Pasar Produk
(Input) (Output) Pertama Persaingan murni Persaingan murni Kedua Persaingan murni Monopoli Ketiga Monopsoni Persaingan murni Keempat Monopsoni Monopoli murni
2. Permintaan Faktor Produksi Menurut Anggapan Pasar Output
a. Persaingan Murni di Pasar Output Permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output. Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi barang yang harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli produknya maka tak ada permintaan akan input tersebut. Bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical Product = MPP) akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam proses produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang pertama. Di sini perusahaan menggun4an satu macam faktor produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja bersama-sama dengan sejumlah tertentu kapital (seperti pabrik beserta mesin-mesin dan peralatan). Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk maka harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah output yang diproduksi dan dijual. Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP) merupakan tambahan pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau dengan kata lain, MRP adalah tambahan pendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan tambahan satu satuan faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan (t) satuan faktor produksi variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan (t-1) satuan faktor produksi variabel. b. Monopoli Murni di Pasar Output Ini merupakan kasus kedua dibandingkan kasus pertama, di sini harga output menurun bila semakin banyak output yang diproduksi dan dijual. Dalam kasus ini, produsen adalah perusahaan monopolis murni yang bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah kuantitas output yang ditawarkan. Permintaan tenaga kerja di mana pasar output merupakan pasar monopoli murni, terlihat harga output turun bila output yang diproduksi dan ditawarkan bertambah. Harga output per satuan harus diturunkan agar perusahaan monopolis dapat menjual lebih banyak yang merupakan tambahan pendapatan akibat digunakannya satu satuan tambahan tenaga kerja. Pada perusahaan yang bergerak di pasar persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan naik maka MRP perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap meskipun kuantitas output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis murni turun lebih cepat daripada penurunan MRP perusahaan pesaing murni. MRP perusahaan monopolis murni turun karena dua sebab, yaitu karena penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan harga produk sementara output yang diproduksi bertambah. Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli faktor produksi di pasar persaingan murni, untuk mencapai keuntungan maksimal, perusahaan harus menggunakan tenaga kerja sampai tingkat di mana MRP = ME. Karena pasar tenaga kerja merupakan pasar persaingan murni maka tingkat upah tak berubah berapa pun kuantitas yang diminta. c. Perubahan Kurva dan Elastisitas Permintaan Faktor Produksi 1. Perubahan kurva permintaan faktor produksi Ada tiga hal yang mempengaruhi kurva permintaan input yaitu produktivitas, harga pasar produk yang diproduksi dengan menggunakan input tersebut, serta harga input-input lain. Perubahan kurva permintaan input disebabkan oleh hal-hal tersebut. a. Perubahan permintaan produk. Perubahan permintaan produk menyebabkan perubahan harga, dan selanjutnya mempengaruhi skedul MRP karena permintaan faktor produksi merupakan permintaan turunan. b. Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh kuantitas faktor produksi lain yang digunakan bersama dengan faktor produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan kualitas faktor produksi itu sendiri. c. Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses produksi menimbulkan hubungan antara input-input tersebut yang bisa merupakan hubungan substitusi (saling mengganti) atau hubungan komplementer (saling melengkapi). Dalam batas-batas tertentu, umumnya input-input dapat saling mengganti, bila harga barang-barang kapital turun maka perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan mesin-mesin agar dapat memproduksi dengan kombinasi biaya terendah, karena itu permintaan tenaga kerja akan mengalami penurunan, ini disebut sebagai efek substitusi. Tetapi ada efek lain yang disebut efek output. Efek ini bisa dijelaskan sebagai berikut, karena harga mesin-mesin turun, sementara tingkat upah tetap, biaya produksi turun. Perusahaan bisa menjual produk lebih banyak. Dengan memproduksi output lebih banyak akan menaikkan permintaan faktor produksi termasuk tenaga kerja. Jadi, efek substitusi diimbangi oleh efek output. Bila efek output lebih kecil daripada efek substitusi seperti pada umumnya terjadi, maka penurunan harga barang-barang kapital atau kenaikan tingkat upah menyebabkan permintaan tenaga kerja turun, tetapi bila efek output lebih besar daripada efek substitusi maka akibatnya adalah sebaliknya. Bila hubungan antar faktor produksi adalah komplementer yaitu saling melengkapi dalam proses produksi suatu produk, yang dalam situasi khusus faktor tersebut dikombinasikan secara proporsional, maka penurunan harga suatu faktor produksi akan menyebabkan kenaikan permintaannya dan juga akan menaikkan permintaan faktor produksi komplemennya, sementara harga faktor produksi komplemen tetap. 2. Elastisitas permintaan faktor produksi Seperti pada permintaan produk, maka pada permintaan faktor produksi pun dapat dilihat elastisitas permintaan dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus dibedakan antara perubahan jumlah faktor produksi yang diminta (yang ditunjukkan oleh pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan) dan perubahan permintaan (yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan). Variabel-variabel yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan faktor produksi adalah sebagai berikut.
1) Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP
tenaga kerja turun secara lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva permintaan faktor produksi, maka kurva permintaan tersebut sangat elastis, demikian pula sebaliknya bila MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak elastis. 2) Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang substitusi input tersebut maka semakin elastis permintaannya. 3) Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang diproduksi dengan menggunakan suatu faktor produksi maka semakin besar elastisitas permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang permintaannya elastis akan menyebabkan penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan kuantitas berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar. Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau bagian biaya produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input, katakanlah tenaga kerja, maka semakin besar pula elastisitas permintaan input tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup 3/4 dari besarnya biaya produksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya yang cukup besar. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan serta penurunan permintaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Demikian sebaliknya, bila biaya tenaga kerja merupakan, porsi kecil dari biaya produksi total.
B. Penentuan Balas Jasa Faktor Produksi
Masalah distribusi pendapatan hampir selalu merupakan isu paling penting di bidang ekonomi. Beberapa pihak menyatakan mereka yang berpendapatan sangat tinggi sebagai akibat lembaga pewarisan adalah tidak adil, mereka menjadi kaya hanya karena nasib baik. Sementara campur tangan pemerintah bagi kelompok masyarakat tertentu dengan pemberian subsidi dan lain-lain yang mengubah distribusi pendapatan menurut mekanisme pasar akan menurunkan efisiensi ekonomi dan membuat keadaan menjadi buruk. Di hampir semua negara, pendapatan anggota masyarakat di tentukan oleh balas jasa dalam proses produksi menurut mekanisme pasar. 1. Pendapatan, Kekayaan dan Distribusi Mengukur status ekonomi dan sosial seseorang dalam masyarakat suatu negara/bangsa dalam pergaulan internasional adalah dengan melihat pendapatan dan kekayaan. Pendapatan menunjukkan aliran (uang) berupa upah, bunga, dividen, keuntungan, atau sewa selama periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Keseluruhan pendapatan dalam suatu negara disebut pendapatan nasional. a. Pendapatan berasal dari tenaga kerja dan pemilikan. Dari jasa tenaga kerja diperoleh gaji dan upah, honorarium dan lain sebagainya. Dari pemilikan diperoleh sewa, keuntungan perusahaan (dividen), dan bunga. Pada bagian terakhir ini termasuk hasil keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha kecil. Dalam ekonomi pasar, pendapatan didistribusikan di antara para pemilik faktor produksi berupa upah, keuntungan, sewa, dan bunga. Pendapatan perorangan dibedakan menurut asalnya. Seseorang memiliki beberapa macam faktor produksi. Misalnya, saudara Bakri memperoleh gaji dan honorarium sebagai dosen universitas swasta, memperoleh bunga dari rekening simpanan pada bank pemerintah, menerima dividen dari hasil saham perusahaan asing/patungan, dan memperoleh sewa bulanan dari kamar asrama yang disewakan kepada para mahasiswa. Pendapatan seseorang yang diperoleh dalam sistem ekonomi pasar adalah sebesar penjumlahan kuantitas faktor produksi yang dimiliki dikalikan dengan harga menurut pasar masing-masing faktor produksi. b. Peran pemerintah. Pemerintah mempekerjakan ratusan ribu sampai jutaan pegawai yang merupakan sumber pendapatan rumah tangga. Pemerintah juga menyewa tanah dan gedung serta peralatan yang memberikan keuntungan kepada pemilik atau perusahaan yang berhubungan bisnis dengannya. Pemerintah juga mengenakan pajak dan pungutan lain yang harus dibayar oleh para penerima penghasilan dan kalangan dunia usaha. Sementara itu, pemerintah memberikan penghasilan dalam bentuk pembayaran transfer kepada perorangan yaitu bantuan dalam berbagai bentuk subsidi pendidikan, perumahan (Kredit Pemilikan Rumah) serta subsidi pada barang-barang administrasi (administered goods) yang dipandang penting atas dasar pertimbangan tertentu, misalnya BBM, listrik, pangan, pupuk, transportasi, dan sebagainya. Pendapatan perorangan diperoleh dari pasar faktor produksi ditambah pembayaran transfer. Sebagian besar masyarakat penghasilan-nya berasal dari gaji dan upah, sementara sebagian kecil kelompok memperoleh penghasilannya dari penerima hasil kepemilikan. c. Harta. Beberapa sumber penghasilan berasal dari bunga atau dividen karena memiliki simpanan di bank dan obligasi, atau memiliki saham perusahaan. Kekayaan merupakan nilai rupiah yang dimiliki pada suatu saat. Kekayaan adalah stok seperti volume air di danau, sedangkan penghasilan merupakan aliran (flow) per satuan waktu seperti aliran air di pipa plastik atau aliran sungai. Kekayaan dibedakan antara kekayaan finansial dan kekayaan berwujud (tangible). Yang pertama terdiri dari simpanan di bank berupa rekening tabungan atau rekening giro, obligasi, saham, dana pensiunan, dan lain- lain. Yang ke dua terdiri dari pemilikan rumah, perhiasan, kendaraan, usaha (berupa bangunan toko) atau bentuk lain. Semua nilai harta yang dimiliki disebut kekayaan, sementara yang tidak dimiliki (dipinjami) nilainya disebut utang, perbedaan keduanya disebut kekayaan bersih. d. Distribusi pendapatan dan kekayaan. Merata atau tidaknya distribusi pendapatan perorangan diukur dengan menggunakan kurva Lorenz. Kurva ini merupakan kotak segi empat di mana sumbu tegak menunjukkan persentase rumah tangga yang memperoleh persentase pendapatan tersebut. Garis diagonal pada kurva tersebut menunjukkan distribusi pendapatan sepenuhnya merata. Kurva Lorenz dan Distribusi Pendapatan
Hal ini karena persentase pendapatan yang diperoleh sama dengan
persentase jumlah rumah tangga penerima pendapatan tersebut. Jika kurva melengkung atau cembung ke arah kanan bawah menunjukkan distribusi pendapatan tak merata, semakin cembung maka semakin tak merata distribusi pendapatan. Ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan juga bisa diukur dengan koefisien Gini. Angka koefisien Gini dihitung dengan membagi area yang terletak antara kurva Lorenz dengan garis diagonal, dengan area segitiga yang berada di sebelah kanan bawah garis diagonal. Besarnya angka koefisien Gini adalah antara 0 sampai 1, semakin besar angka koefisien Gini maka semakin tak merata distribusi pendapatan.
2. Penentuan dan Perbedaan Upah
Setiap negara selalu bercita-cita dan berupaya menyediakan pekerjaan bagi rakyatnya dengan upah tinggi hingga mereka bisa membeli kebutuhan yang mereka inginkan. Dari pandangan ekonomi, pendapatan tenaga kerja cenderung dihitung dalam upah riil rata-rata per hari atau per jam yang mencerminkan daya beli yang diperoleh dari hasil bekerja selama satu hari atau sebesar upah uang dibagi dengan harga (Indeks Biaya Hidup). a. Permintaan dan Penawaran Harga Tenaga Kerja Permintaan faktor produksi tenaga kerja oleh perusahaan mencerminkanproduktivitas marjinal. Dengan menggunakan tingkat teknologi tertentu, hubungan antara kuantitas input tenaga kerja dan jumlah output yang dihasilkan mencerminkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang semakin Berkurang. Penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam atau hari kerja yang para pekerja ingin bekerja pada berbagai tingkat upah riil atau nominal. Ada tiga elemen yang menentukan penawaran tenaga kerja yaitu jam kerja per tenaga kerja, partisipasi tenaga kerja, dan migrasi. Yang terakhir ini terutama dirasakan di negara yang kekurangan tenaga kerja sementara tersedia cukup banyak kesempatan kerja di satu atau beberapa sektor produksi. b. Perbedaan Upah (Wage Differential) Meskipun secara garis besar bisa diketahui tingkat upah riil, tetapi dalam dunia nyata terdapat perbedaan upah cukup besar untuk tingkat dan pekerjaan yang sama namun oleh orang yang berbeda keadaan dan spesifikasinya: Perbedaan upah yang cukup besar dijumpai pada berbagai sektor industri, di samping tergantung pada tingkat keterampilan dan kondisi pasar. Mengapa hal ini terjadi? Dalam situasi ideal, di pasar tenaga kerja persaingan murni di mana semua anggapan dipenuhi, persaingan menjamin tingkat upah riil per jam atau per hari sama. Karenanya perbedaan tingkat upah dijumpai karena faktor-faktor lain, apakah karena perbedaan pekerjaan, perbedaan orang, atau situasi pasar tenaga kerja yang bersaing secara tidak sempurna.
c. Tanah, Kapital, Rente, dan Bunga
Hampir semua perekonomian di dunia merupakan perekonomian pasar (kapitalistik) di mana sebagian besar kapital, tanah, dan kekayaan dimiliki oleh swasta. Perbedaan antara negara kaya dan miskin adalah pada kemampuan mereka menciptakan aliran tabungan dan menginvestasikan pada proyek usaha yang menghasilkan keuntungan besar. a. Tanah dan Rente Rente merupakan rente tanah yang kuantitasnya tetap yang tidakresponsif terhadap harga. Tanah merupakan faktor produksi bagi setiap usaha bisnis. Harga (sewa) yang harus dibayar untuk penggunaan sebidang tanah selama periode waktu tertentu disebut rente atau rente ekonomi murni yang besarnya dikenakan per satuan waktu. Pembayaran rente juga berlaku untuk setiap faktor produksi yang tetap (tak bisa berubah) penawarannya. Kurva, penawaran tanah sepenuhnya tak elastis berbentuk garis lurus vertikal karena penawaran tanah adalah tetap. Perpotongan antara permintaan dan penawaran menunjukkan tingkat keseimbangan rente. Bila rente di atas tingkat rente keseimbangan, banyaknya tanah yang diminta lebih sedikit daripada penawaran yang jumlahnya tetap. Pemilik tak bisa menyewakan semua tanah yang ditawarkan dan karena itu harus menawarkan pada tingkat rente (sewa) lebih rendah. Demikian sebaliknya bila sewa lebih tinggi dan pada sewa keseimbangan. Karena itu sewa cenderung berada pada tingkat keseimbangan yang dijamin oleh kondisi persaingan. Hanya pada, harga persaingan di mana kuantitas tanah yang ditawarkan untuk disewakan tepat sama dengan kuantitas tanah yang diminta untuk disewa maka pasar persewaan tanah berada dalam keseimbangan. b. Kapital dan Bunga Secara tradisional, analisis ekonomi membedakan tiga macam faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan kapital. Dua yang pertama disebut faktor produksi primer yang penawarannya ditentukan di luar pasar. Ini dibedakan dari input yang diproduksi oleh manusia, yaitu kapital. Kapital atau barang kapital tak bisa dipakai lagi setelah beberapa tahun, tapi ada juga yang dapat digunakan sampai puluhan tahun. Barang kapital merupakan input dan sekaligus juga output. Ada tiga jenis barang kapital yaitu bangunan pabrik dan kantor serta peralatan seperti peralatan produksi, persediaan barang jadi dan sedang diproses, serta bahan mentah. c. Keuntungan dan Faktor yang Mempengaruhi Selain gaji dan upah, bunga dan rente; secara ekonomi ada kategori penghasilan lain yaitu keuntungan. Ini berbeda definisinya dengan bunga dan hasil penanaman modal. Para akuntan mendefinisikan keuntungan sebagai perbedaan antara penerimaan (pendapatan) total dan biaya total. Untuk menghitung keuntungan, mulailah dengan menghitung pendapatan total dari penjualan, dengan cara mengalikan harga produk dengan kuantitas yang dijual. Kemudian kurangi dengan semua pengeluaran untuk membayar upah dan gaji, sewa, bahan-bahan baku, bunga, pungutan pajak, dan sebagainya, selisih atau sisanya disebut keuntungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi, besarnya keuntungan merupakan kombinasi berbagai elemen. Elemen-elemen tersebut merupakan. hasil implisit dari pemilik kapital, ini adalah balas jasa karena menanggung risiko dan keuntungan investasi. Keuntungan merupakan hasil implisit. Secara ekonomis, keuntungan bisnis merupakan campuran berbagai elemen berbeda-beda. Sebagian besar keuntungan bisnis yang dilaporkan adalah hasil untuk kapital dan tenaga kerja yang disediakan oleh para pemiliknya. d. Teori Kapital dan Suku Bunga Investasi/pada barang kapital menyangkut produksi tak langsung.Daripada menangkap ikan di laut dengan berenang dan mengenakan tangan kosong akan lebih baik membuat pancing, jaring, dan perahu atau kapal dan menggunakannya agar dapat menangkap dan memperoleh lebih banyak ikan. Karena itu, untuk membuat peralatan penangkap ikan, yang merupakan investasi pada barang kapital, mengharuskan pengorbanan konsumsi sekarang guna menaikkan konsumsi di masa mendatang. Dengan mengonsumsi lebih sedikit sekarang maka dapat digunakan waktu kerja untuk membuat peralatan penangkap ikan, misalnya jaring, agar dapat menangkap lebih banyak ikan. Dengan mengorbankan konsumsi sekarang dan menginvestasi atau membuat barang kapital maka dapat diperoleh konsumsi yang lebih banyak di masa mendatang. Hal yang sama juga berlaku bagi produksi barang lain, misalnya, tekstil atau pakaian dan makanan atau padi