b. Asuransi Pengganguran.
Sistem ansuransi pengangguran adalah suatu bentuk jaminan sosial yang
dipraktekkan dinegara-negara maju. Menyadari akibar buruk yang ditimbulkan
oleh pengangguran yang leluasa semasa depresi tahun 1930an , Negara-
negara industri melaksanakan peraturan ansuransi pengangguran. System ini
pada dasarnya mengharuskan tenaga kerja yang sedang bekerja untuk
membayar asuransi sebagai jaminan pendapatan sekiranya pada suatu ketika
terpaksa menganggur, dan menerima sejumlah pendapatan yang ditentukan
pada ketika menganggur.
Sistem ini mengurangi pendapatan diposibel dari tenaga kerja yang sedang
mempunyai pekerjaan dan oleh karenanya mengurangi kepesatan
pertambahan pembelanjaan yang berlaku. Semakin tinggi kesempatan kerja,
semakin tinggi besar pendapatan, dan semakin besar potensi pertambahan
kosumsi rumah tangga. Asuransi pengangguran mengurangi kecenderungan
ini. Sebaliknya, tanpa asuransi pengangguran, pada ketika mengangguran
pembelanjaan akan menjadi merosot. Dengan adanya sistem ansuransi
pengangguran, para penganggur akan menerima pendapatan yang diperoleh
dari dana ansuransi pengangguruan. Kebijakan ini mengurangi kemerosotan
perbelanjaan agregat dan pertambahan pada ketika resesi. Dan upaya untuk
meratakan pendapatan sehinga semua orang dapat merasakan kemakmuran
seutuhnya, hal ini yang dibawa visi Kristen mengenai suatu masyarakat yang
bebas dan sama.
3. Pertumbuhan Ekonomi.
Merupakan perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan
bertambahnya barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat. Atau
Pertumbuhan Ekonomi adalah masalah makroekonomi dalam jangka panjang,
dimana peningkatan kemampuan suatu negarad dalam menghasilkan barang
dan jasa terlihat dalam satu period ke periode lainnya. Penyebab meningkatnya
kemampuan ini adalah faktor produksi yang selalu bertambah baik secara jumlah
maupun kualitas. Akan tetapi peningkatan kemampuan ini biasanya tidak selalu
dibarengi dengan pertambahan jumlah produksi barang dan jasa yang sama
besarnya.
b. Hutang Negara.
Selain perputaran uang yang terlalu banyak, inflasi sebuah negara bisa terjadi
karena meningkatnya hutang terhadap negara lain. Sebab, hutang tersebut
akan semakin banyak atau meningkat lantaran pajak yang harus diberikan
belum lagi dengan bunga tambahan yang perlu dilunasi.
c. Tingginya Permintaan.
Selanjutnya, inflasi juga bisa akan terjadi apabila meningkatnya sebuah
permintaan namun tidak dibarengi dengan kuantitas dari produk. Misalnya,
Indonesia membeli minyak mentah dari negara “A”. Namun, beberapa negara
lainnya juga mengandalkan negara “A” sebagai penyalur utama minyak
mentah. Peningkatan permintaan bisa membuat “A” menambahkan harga jual
minyak mentahnya.
d. Biaya Produksi.
Biaya Produksi juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi inflasi terjadi di
sebuah negara. Misalnya, bahan baku sebuah produk mengalami kenaikan,
pemilik usaha harus ikut menaikkan harga jual dari produknya. Jika tidak,
mereka akan merugi atau yang paling buruk adalah bangkrut.
e. Nilai Tukar.
Faktor yang menyebabkan inflasi yang terakhir adalah nilai tukar. Hal ini yang
terjadi pada Indonesia pada tahun 1998. Kala itu, harga seluruh bahan pokok
naik setelah rupiah anjlok dan terjun bebas ke angka Rp. 14 ribu setelah
sebelumnya berada di bawah angka Rp. 2 ribu per dollar.
TERIMA KASIH