Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MASALAH UTAMA EKONOMI MAKRO DAN


KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

Dosen Mata Kuliah Ekonomi Makro:


Ahmad Mustafa, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :

1.Eska Winsee Siahaan


(1806101030047)
2.Rizki Raudhatul Hasanah
(1806101030038)
3.Ilham Maulana (18061010300

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH 2019
KATA PENGANTAR

Untuk menyadari akan besarnya maupun kecilnya dampak masalah utama ekonomi
makro dalam suatu negara , maka makalah ini kami susun dengan seksama. Sebelumnya kami
ingin menyampaikan rasa terimakasih kami pada pihak pihak yang sudah membantu kami
baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Juga kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami kepada bapak, selaku dosen
Ekonomi makro kami karena telah diberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini. Dan
tentunya juga yang terpenting adalah rasa terima kasih kami kepada Tuhan. Karena dengan
bantuan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami sebagai penyusun menyadari tulisan ini memiliki banyak kekurangan karena
itu sangat kami harapkan kritik dan sarannya yg konstruktif dari pembaca sebagai perbaikan
dan memperbesar manfaat dari tulisan ini sebagai referensi.

Banda Aceh, September 2019

Kelompok 2
Permasalahan Ekonomi Makro

Ekonomi makro merupakan salah satu cabang ilmu dari ekonomi yang mecakup
masalah- masalah yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengendalian perekonomian secara
umum. Tugas pengendalian ekonomi yakni mengusahakan agar perekonomian dapat bekerja
dan tumbuh secara seimbang.

Beberapa permasalahan ekonomi makro yang harus selalu diatasi, antara lain:

1. Inflasi

A. Masalah Inflasi

Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hampir
semua Negara. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu
periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Kondisi
semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan kebijakan khusus untuk
mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap
merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara
anggota masyarakat, dapat menyebabkan penurunan output dan kesempatan kerja dalam
masyarakat. Inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari kenaikan harga-harga barang
yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, dan kekacauan politik dan ekonomi
sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

B. Inflasi dalam penjelasan triple C

 Consecuency

Inflasi merupakan konsekuensi setiap Negara yang didalamnya terdapat kegiatan ekonomi
yang membedakan hanya tingkatannya, dan Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang
tidak pernah dapat dihilangkan dengan tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya
sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya.

 Cause

 Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis
barang. Dalam hal ini, permintaan masyarakat meningkat secara agregat (aggregate demand).
Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pada pemerintah,
peningkatan permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang
bagi kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat (aggregate demand) ini
mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran tetap.

 Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)


Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan pada biaya
produksi terjadi akibat karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya karena
keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan harga bahan bakar
minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi.

 Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah


Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah
uang yang beredar dan harga-harga. Bila jumlah barang itu tetap, sedangkan uang beredar
bertambah dua kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat. Penambahan jumlah uang yang
beredar dapat terjadi misalnya kalau pemerintah memakai system anggaran deficit
.Kekurangan anggaran ditutup dengan melakukan pencetakan uang baru yang mengakibatkan
harga-harga naik.

 Cure

1. Kebijakan Moneter

 Kebijakan penetapan persediaan kas : Bank sentral dapat mengambil kebijakan


untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang
beredar pada bank-bank. Dengan mewajibkan bank-bank umum dapat diedarkan oleh
bank-bank umum menjadi sedikit. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi
dapa tditekan.

 Kebijakan diskonto : Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan


kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah
agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian, diharapkan jumlah
uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.

 Kebijakan operasi pasar terbuka : Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga,
misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga
yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat
inflasi.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan


pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan
itu antara lain sebagai berikut.
 Menghemat pengeluaran pemerintah :Pemerintah dapat menekan inflasi
dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa
berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.

 Menaikkan tarif pajak : Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan


tariff pajak. Naiknya tariff pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan
mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi
permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.

C. Sisi Positive Dalam Inflasi

 Bagi Debitur dan Kreditur


Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan
karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih
rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

 Bagi Produsen
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk
melipat gandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).

 Bagi Perekonomian Nasional


1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat;
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah;
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi;
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan
kecil;
5. Mendorong tingkat bunga;
6. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif.

 Pihak-Pihak Yang Diuntungkan


1. Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki
stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
2. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan
memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga,
karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
3. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi,
dengan cara menimbun barang sebanyak- banyaknya sebelum terjadinya inflasi
dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan
harga sangat menguntungkan mereka.
4. Para peminjam, Karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,
sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi
peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum
terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang
mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan
jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.

D. Jenis jenis inflasi

Jenis jenis inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab
terjadinya, dan berdasarkan asalnya.

D.1 Jenis Jenis Inflasi Berdasarkan Sifat

1. Inflasi rendah atau creeping inflation

Pengertian inflasi rendah atau creeping inflation adalah inflasi yang besarnya kurang dari 10
% tahun. Inflasi seperti ini terkesan dibutuhkan dalam perekonomian untuk mendorong
produsen agar memproduksi lebih banyak barang dan jasa.

2. Inflasi Menengah atau Galloping Inflation


Pengertian inflasi menengah adalah inflasi yang besarnya berkisar antara 10-30 % setiap
tahun. Inflasi menengah terjadi saat harga-harga barang dan jasa naik secara cepat dan besar.
Dalam perekonomian, inflasi ini disebut inflasi dua digit.

3. Inflasi berat atau High Inflation


Pengertian inflasi berat atau high inflation adalah sebuah inflasi yang berada dalam kisaran
30-100% setiap tahunnya.

4. Inflasi sangat tinggi atau Hyperinflation


Pengertian inflasi sangat tinggi atau hyperinflation adalah inflasi yang terjadi dengan
kenaikan harga mencapai 4 digit atau diatas 100 %. Sebelum terjadi hiperinflasi, saya
sarankan anda membeli banyak barang ataupun aset sebanyak banyaknya, karena saat terjadi
hiperinflasi, uang anda lebih baik dibakar.

D.2 Jenis jenis inflasi berdasarkan Sebabnya

Jenis jenis inflasi berdasarkan sebabnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu demand pull
inflation, cost pull inflation dan bottle neck inflation.

1. Demand Pull Inflation


Pengertian Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh
permintaan (demand) yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah penawaran produksi.
Hal ini mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yaitu apabila
permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.Apabila hal tersebut
berlangsung terus menerus, akan terjadi inflasi berkepanjangan.

2. Cost Push Inflation


Pengertian cost inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang
disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
3. Bottle neck inflasi atau inflasi leher botol
Pengertian bottle neck inflasi adalah inflasi yang disebabkan oleh faktor penawaran atau
faktor permintaan.

D.3 Jenis jenis inflasi berdasarkan Asalnya

Jenis jenis inflasi berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi dua yaitu inflasi domestik
dan inflasi diimpor atau imported inflasi

1. Inflasi Domestik
Pengertian inflasi domestik adalah inflasi yang terjadi akibat adanya defisit dalam
pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara (APBN).

2. Inflasi diimpor
Pengertian inflasi diimpor adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena
negara negara yang menjadi mitra dagang negara tertentu mengalami inflasi yang tinggi.
Kenaikan harga harga di luar negeri yang menjadi mitra dagang utama yang secara langsung
ataupun tidak langsung akan menaikkan biaya produksi dalam negeri. Kenaikan ini akan
menaikkan harga harga barang

E. Cara Penanganan Inflasi

1. Meningkatkan produksi barang dan jasa dalam negeri khususnya sembako


2. Mengurangi budaya konsumtif masyarakat dengan pendidikan
3. Meningkatkan produktivitas industri mikro seperti home industri
4. Kendali terhadap pajak dan harga harga barang dan jasa oleh pemerintah
5. Mengurangi ekspor barang dan jasa dari luar negeri khususnya kepada negara yang
mengalami inflasi cukup tinggi.
6. Meningkatkan atau menambah lapangan kerja sehingga kemampuan atau daya beli
masyarakat bertambah. Banyak ahli yang menyepakati adanya TKI yang bekerja di luar
negeri untuk mengurangi inflasi

7. Beberapa negara memberikan bantuan dana kepada warganya. Akan tetapi, banyak ahli
tidak sepakat dengan cara ini bila digunakan secara berkepanjangan. Akan menyebabkan
inflasi yang lebih besar lagi karena beban negara khususnya APBN bertambah diwilayah
subsidi.
8. Mengurangi subsidi atau bahkan tidak mensubsidi barang barang yang dikonsumsi oleh
warga yang tidak miskin. Termasuk BBM diatas penggunaan 3 liter

2. Pengangguran
A. Masalah Pengangguran
Terbatasnya lapangan pekerjaan dan ledakan jumlah penduduk adalah faktor utama
terjadinya pengangguran. Jumlah penduduk yang meningkat tidak sebanding dengan
lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga meningkatkan jumlah pengangguran.
Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di
negara kita karena tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Di Negara kita upaya untuk
menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan
penduduk. Program KB merupakan salah satu aalternatif untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk.

B. Faktor utama penyebab pengangguran di Indonesia.

 Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah dpat menyebabkan seseorang kesulitan


dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua perusahaan membutuhkan pegawai
seminimal SMA.

 Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA yang sudah


mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya keterampilannya masih
kurang. Sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
 Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah
lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak
seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah
maupun swasta.
 Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang
dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan
berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang
mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai
bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu
pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri.
 Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Misalnya ada seorang
lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan
hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk
pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan
pekerjaan bagi orang lain
 Tidak Mau Berwirausaha. Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah
terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak.
Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu
usaha.

C. Cara Mengatasi Pengangguran

 Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal


Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke
kesempatan kerja yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga
dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas
modal dilakukan dengan memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang
mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk
mengatasi msalah pengangguran struktural

 Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi


yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga
kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu
perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti
apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah
persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan sistem
informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem
seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus
dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-
sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

 Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan


memberikan pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga
mengurangi pengangguran yang tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja
untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang terampil dan ahli.
Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan
atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita,
mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki
keterampilan atau keahlian tertentu.

 Menggalakkan program transmigrasi

Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan


pembangunan dan jumlah penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi
pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua berbondong – bondong mencari
pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh karena itu,
transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran juga dengan
memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah
transmigrasi sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan

 Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan

Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian


modal yang di berikan oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta.
Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak sekolah sehingga merubah paradigma
dari mencari pekerjaan menjadi memberi pekerjaan. Hal ini yang mesti di
dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha sekecil apapun skala
usaha tersebut dan memberikan pelatihan – pelatihan wirausaha hingga
memberikan pinjaman – pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi
perintis usaha ( masih pemula ). Wirausaha bukan saja mengatasi
pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia

 Mengintensifkan program keluarga berencana

Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
populasi penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga
berencana ini tidak dijalankan secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di
Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah harus berusaha untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan
sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena masih
belum terlihat keberhasilan dari program KB.

 Menekan impor dan memperbanyak ekspor

Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk


– produk dalam negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha.
Sehingga para usahawan tidak kesulitan dalam mencari pasar dalam menjual
usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam negeri yang laku
dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara. Sehingga
para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya
tidak kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya.

D. Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Ciri-Cirinya

Berdasarkan ciri-ciri pengangguran, pengangguran dibedakan dalam beberapa macam antara


lain sebagai berikut...

Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka, adalah pengangguran yang terjadi karena lowongan pekerjaan yang
lebih rendah dan pertambahan tenaga kerja. Akibatnya, perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan.

Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran tersembunyi, adalah pengangguran yang terjadi karena kelebihan tenaga kerja
yang digunakan. Contohnya iala pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan
keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat
kecil.

Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman, ialah pengangguran yang terjadi karena faktor kondisi iklim yang
biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada musim hujan penyadap karet dan
nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau
para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya
Pengangguran Menganggur

Pengangguran menganggur, adalah pengangguran yang hanya bekerja satu sampai dua hari
seminggu atau satu sampai empat jam sehari.

3. Neraca Pembayaran

A. Masalah Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang
terjadi antara penduduk dalam suatu Negara dan penduduk Negara lain selama jangka
waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca
pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dan bentuk ekspor impor, transaksi
financial, seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada atau dari Negara lain,
penanaman modal di luar negeri dan transaksi-transaksi yang bersifat unilateral, seperti
pembayaran transfer dari orang-rang yang tinggal di luar negeri. Ketidakseimbangan
dalam neraca pembayaran suatu Negara dapat dikatakan merupakan masalah apabila
ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan kebijakan
pemerintah untuk mengatasinya.

B. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan bisa disebut dengan ekspor
NETO. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai
moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan internasional
melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Transaksi
ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional
merupakan salah satu komponen penting dalam neraca pembayaran internasional.

Current Account adalah semua transaksi barang dan jasa yang dicatat dalam neraca
perdagangan, jika neraca transfer tidak ada atau nol. Adapun komponen yang ada dalam
current account adalah sebagai berikut:

· Neraca perdagangan barang (visible trade), yang terdiri atas barang-barang dan emas
tidak moneter.

· Neraca jasa (invisible trade), yaitu pembayaran imbalan terhadap pemakaian faktor-
faktor produksi yang terdiri atas ongkos pengang kutan dan asuransi, hasil turisme,
pendapatan modal, pemerintah, pos dan telekomunikasi, serta jasa-jasa lainnya
termasuk pembayaran bunga utang.

Transaksi berjalan yang surplus menunjukkan bahwa pada neraca perdagangan


jumlah ekspor lebih besar daripada impor.

C . Perbandingan Ekspor Impor di Indonesia

Ekspor

Menurut KBBI, pengertian ekspor adalah pengiriman barang dagangan ke luar negeri.
Barang dagangan yang dimaksud bisa berupa barang secara fisik ataupun jasa. Ekspor
merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan
ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di
sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan
tetapi juga berputar di perdagangan Internasional. Oleh sebab itulah, dalam jangka panjang
kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.

Namun, menurut data yang didapat, perkembangan ekspor Indonesia mulai tahun 2011-2015
tidak mengalami peningkatan malah sebaliknya. Berdasarkan grafik di bawah ini, dalam
kurun waktu 2011-2015, nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya
dari 203.496,60 juta US$ menjadi 150.252,50 juta US$ pada tahun 2015 yang lalu. Dapat
disimpulkan, mulai dari tahun 2011-2015, penurunan nilai ekspor adalah sebesar 26,16%.

Gambar 1.

Perkembangan Nilai Ekspor Tahun 2011-2015 di Indonesia (juta US$)

Sumber: Diolah berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2015


Setiap negara selalu berusaha mengembangkan nilai ekspor dari komoditas ekspor
unggulannya. Perkembangan ekspor sangat penting dalam upaya peningkatan pendapatan
negara yang berdampak pada perkembangan ekonomi nasional. Sejak saat itu, ekspor menjadi
fokus utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi dari penekanan pada substitusi impor ke promosi ekspor. Menurut BPS,
komotidi unggulan ekspor indonesia adalah di sektor Non-Migas. Sedangkan, untuk sektor
Migas sendiri, perkembangannya masih sangat jauh dibawah sektor Non-Migas.

Gambar 2.

Perbandingan Nilai Ekspor Migas Non-Migas 2011-2015 di Indonesia (juta US$)

Sumber : Diolah berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2015

Impor

Menurut KBBI, pengertian impor adalah pemasukan barang dan sebagainya dari luar
negeri ke dalam negeri. Sama seperti impor, barang yang dimaksud disini adalah barang
dalam bentuk fisik dan juga jasa. Dengan adanya impor, pemenuhan kebutuhan suatu negara
dapat terpenuhi. Impor bermanfaat untuk mengisi kekosongan barang atau jasa yang tidak
dapat diproduksi oleh negara itu sendiri. Contohnya, mesin-mesin canggih di pabrik. Tidak
semua negara memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri mesin-mesin industri,
sehingga jika ingin industri mereka berkembang, negara tersebut harus mengimpornya dari
negara-negara yang mampu memproduksi mesin-mesin tersebut. Walaupun demikian, tetap
diperlukan pengendalian nilai impor agar nilai impor tidak lebih mendominasi dibandingkan
nilai ekspor.
Gambar 3.

Perkembangan Nilai Impor Tahun 2011-2015 di Indonesia (juta US$)

Sumber : Diolah berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2015

Untuk perkembangan nilai impor sendiri, terjadi fluktuasi nilai dari tahun 2011-2015.
Yang artinya, masih ada peningkatan dalam tahun tertentu. Berdasarkan kurun waktu 2011-
2015, nilai impor tertinggi berada pada tahun 2012, namun setelah itu kembali terjadi
penurunan hingga mencapai titik terendah di tahun 2015, yaitu sebesar 142.739,60. US$.
Menurut data Kemendagri, sama halnya dengan ekspor, komoditas utama impor Indonesia
juga terdapat di sektor Non-Migas.

D. Cara Mengatasi Perbedaan Ekspor dan Impor Dalam Negara Indonesia

Ekspor diartikan sebagai kegiatan menjual barang dan jasa yang berasal dari
dalam negeri ke luar negeri sedangkan Impor itu membeli atau mendatangkan barang
dan jasa dari luar negeri untuk dijual di dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu
negara yang mengandalkan kegiatan ekspor – impor sebagai salah satu sumber
pendapatan negara yang menghasilkan devisa ( masuknya uang asing ke negara kita
agar dapat digunakan sebgai alat pembayaran barang dan jasa yang di beli dari luar
negeri) karena adanya Bea Cukai yang menjadi suatu proses yang harus dilalui dalam
perdagangan berskala Internasional tersebut.
Bea Cukai merupakan salah satu “Alat Pembatas Perdagangan” untuk
mengatasi perbadaan impor dan ekspor yang terjadi di Negara Indonesia. Upaya ini
dilakukan sebagai “Proteksi dan Pembatasan Perdagangan” skala Internasional.
 Faktor – Faktor Yang Mendorong Proteksi Di Indonesia

Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha-usaha


pemerintah Indonesia yang membatasi atau mengurangi jumlah barang yang
diimpor dari negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai beberapa tujuan
tertentu yang penting artinya dalam pembangunan dan kemakmuran
perekonomian negara Indonesia. Dibawah Ini beberapan tujuan penting dari
proteksi.

1) Mengatasi Masalah Deflasi dan Pengangguran.


2) Mendorong Perkembangan Industri Baru.
3) Untuk Mendiversifikasikan Perekonomian.
4) Untuk Menghindari Kemerosotan Industri-Industri Tertentu.
5) Untuk Memperbaiki Neraca Pembayaran.
6) Untuk Menghindari Dumping.
7) Untuk Menambah Pendapatan Pemerintah.

 Alat Pembatasan Perdagangan

Proteksi dan Pembatasan Perdagangan adalah kebijakan-kebijakan


pemerintah dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang diimpor.
Halangan perdagangan dapat dibedakan kepada empat jenis, yaitu:

1) Tarif dan Pajak Impor


2) Kuota Pembatasan Impor
3) Hambatan Perdagangan Bukan Tarif
4) Pembatasan Penggunaan Valuta Asing.

Kebijakan Ekonomi Makro

Kebijakan makro ekonomi yang dilakukan pemerintah harus sesuai dengan


peramalan kondisi dimasa depan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
pengaruh-pengaruh pada sistem perekonomian di Indonesia. Tahun 2015 kuartal II-IV
Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi perekonomian akan lebih baik dari
kuartal sebelumnya, ia yakin jika terus dilakukan reformasi struktural dan spending
anggaran secara baik dengan kualitas yang baik, didukung pemda- pemda yang bisa
bekerja sama untuk melakukan realisasi anggaran dan realisasi perizinan, termasuk izin
pembebasan lahan dengan baik maka pertumbuhan ekonomi masih bisa dikisaran 5,4
persen-5,8 persen. Diatas merupakan ramalan atau prediksi, tercapai atau tidaknya
bergantung pada kebijakan makro yang diterapkan pemerintah.

Jenis-Jenis Kebijakan Makro :


Untuk mencapai tujuan dari ekonomi makro diperlukan beberapa jenis kebijakan yang
harus dijalankan oleh suatu negara, antara lain:.

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan


dalam pendapatan dan pengeluaran negara, agar memengaruhi pengeluaran agregat dalam
perekonomian atau memengaruhi jalannya perekonomian. Melalui kebijakan fiskal,
pemerintah dapat memengaruhi tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan
kerja, tinggi rendahnya investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan
sebagainya.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dijalankan oleh


Bank Indonesia untuk memengaruhi atau mengubah penawaran uang dalam masyarakat
atau mengubah tingkat bunga (memengaruhi jumlah uang yang beredar), dengan maksud
untuk memengaruhi pengeluaran agregat.

Salah satu cara untuk melakukan kebijakan moneter adalah dengan menaikkan
atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika tingkat suku bunga rendah, maka
pengusaha akan menambah modalnya (investasinya). Sebaliknya jika tingkat bunga
tinggi, maka pengusaha akan mengurangi modalnya (investasinya) dan cenderung untuk
memperbanyak tabungan.

3. Kebijakan Segi Permintaan

Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang


memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter
merupakan kebijakan dari segi permintaan.

Selain melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari


segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi
kegiatan perusahaan sehingga dapat produktif dan mampu menghasilkan produk unggul
untuk bersaing di nasional ataupun internasional.

Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan kegairahan tenaga


kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan rumah tangga) dan
peningkatan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
produksinya. Hal ini dilakukan pemerintah dengan memberi insentif kepada perusahaan
yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang canggih, dan pengembangan
mutu barang yang diproduksikan.

Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro

1. Peningkatan Kesempatan Kerja (employment)

Artinya suatu kegiatan perekonomian diusahakan untuk dapat menciptakan


kesempatan kerja yang tinggi dan harus dijaga supaya tidak timbul pengangguran, karena
pengangguran tidak diinginkan oleh suatu negara atau masyarakat.

2. Peningkatan Kapasitas Produksi Nasional

Kapasitas produksi nasional merupakan kemampuan suatu negara dalam meningkatkan


produksi nasional yang nantinya akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi suatu negara

3. Tingkat Pendapatan Nasional

Tingkat pendapatan nasional yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perekonomian mengalami peningkatan, yang akhirnya akan dapat
meningkatkan kemakmuran dan pendapatan per kapita suatu negara.

4. Neraca Pembayaran Luar Negeri

Artinya pemerintah mengusahakan neraca pembayaran internasional agar tidak


mengalami defisit, dan berusaha meningkatkan kegiatan ekspor sehingga dapat
meningkatkan devisa negara.

5. Kestabilan Keadaan Perekonomian

Kestabilan perekonomian yang dicapai dapat berupa kestabilan tingkat pendapatan,


kestabilan tingkat kesempatan kerja, dan kestabilan tingkat harga barang yang berlaku
di pasar.

6. Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara otomatis meningkatkan pendapatan nasional
suatu negara. Dengan demikian, kegiatan perekonomian juga akan meningkat dalam
jangka panjang.

7. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan yang lebih merata pada umumnya dianggap sama dengan
distribusi pendapatan yang adil. Pemerataan pendapatan merupakan suatu hal yang sangat
diinginkan oleh suatu negara, sehingga secara makro kemakmuran masyarakat akan dapat
tercapai.

8. Tingkat Inflasi

Kenaikan harga yang berlaku ditekan seminimal mungkin dimaksudkan agar


masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan ekonominya.

Tantangan Ke Depan

Tantangan bagi negara-negara berkembang, merupakan Indonesia adalah


mendorong potensi-potensi yang ada untuk mengejar kesenjangan produktivitas
dengan negara maju dan memastikan kecukupan dan efisiensi investasi infrastruktur.

Dalam kerangka kerjasama internasional, koordinasi kebijakan dan collective


action diperlukan untuk meningkatkan output dan menurunkan resiko global melalui
pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berimbang. Penguatan dan kerjasama
yang kooperatif antar negara akan menciptakan pertumbuhan dalam jangka
menengah yang lebih stabil dan tahan terhadap goncangan krisis yang mungkin
terjadi lagi. Simulasi yang dilakukan IMF menunjukkan bahwa reformasi kebijakan
pasar barang dan tenaga kerja, serta kebijakan rebalancing di negara-negara surplus-
defisit utama, akan menaikkan GDP global sebesar 2,25 triliun dolar pada tahun 2018
(IMF, 2014). Indonesia dapat memainkan peranan aktif dengan serangkain kebijakan-
kebijakan fiskal dan moneter yang harmonis dengan prioritas kebijakan tanpa
mengesampingkan kepentingan ekonomi nasional. Misalnya, dalam bidang
investasi pemerintah memberikan kebijakan insentif fiskal untuk kegiatan di bidang
usaha tertentu dan yang berada di daerah tertentu melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 52 Tahun 2011 dan memberikan fasilitas bebas PPnBM untuk mobil Low Cost
Green Car (LCGC) melalui Peraturan Pemerintah No. 41/2013.
Dalam upaya mendorong penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan
karyawan, pemerintah memberikan beragam fasilitas perpajakan seperti insentif
pajak untuk bidang usaha padat karya, dan peningkatan batas Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP). Di samping itu, untuk usaha kecil dan menengah dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 Milyar diterapkan PPh sebesar 1% dari omset
penjualan.

Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mendorong para pengusaha sektor
informal beralih ke sektor formal sehinggga memiliki akses yang lebih mudah
dalam bidang investasi dan layanan jasa keuangan dan perbankan. Untuk itu,
kredibilitas negara Indonesia di mata internasional akan semakin meningkat melalui
kontribusi ekonomi yang diberikan baik secara domestik maupun global.
20

Anda mungkin juga menyukai