Anda di halaman 1dari 5

EKONOMI MONETER

TUGAS 2
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama Mata : Ekonomi Moneter


Kuliah
Kode Mata Kuliah : ESPA4227
Jumlah sks : 3 sks

No Tugas Tutorial Skor


Maksimal
1 Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. 25

2 Jelaskan dampak dari inflasi menurut anda. 25

3 Jelaskan langkah-langkah atau kebijakan yang diambil 25


pemerintah dalam menanggulangi inflasi.

4 Jelaskan instrumen – instrumen kebijakan moneter yang anda 25


ketahui.
Total 100

* coret yang tidak sesuai

JAWABAN:
1. Pada dasarnya inflasi dapat disebabkan oleh dua, yaitu tarikan permintaan
(demand pull inflation) dan tekanan produksi (cost push inflation).
a. Demand Pull Inflation
Inflasi tarikan permintaan diakibakan adanya kelebihan likuiditas. Oleh
karena itu inflasi tarikan permintaan ini lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral). Inflasi ini terjadi akibat
adanya permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi
dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat
tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan
jasa mengakibakan bertambahnya perminaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
akan menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena adanya kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment di mana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak
faktor, antara lain kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentra, dan aksi spekulasi yang
terjadi di sektor industry keuangan.
b. Cost Push Inflation
Inflasi desakan biaya (cosh pull inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran,
atau jga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap
produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya
produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah
teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan), bencana alam, cuaca,
kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut, dan aksi
spekulasi, sehingga memicu kelangkaan produksi. Begitu juga apabila
masalah yang sama terjadi pada distribusi, di mana infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting. Meningkatnya biaya produksi
dapat disebabkan dua hal, yaitu: kenaikan harga dan kenaikan upah,
misalnya kenaikan gaji PNS sehingga akan mengakibatkan usaha-usaha
swasta menaikkan harga barang.
2. Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi
serta produk nasional.
a. Efek terhadap pendapatan
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi
ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang
memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi.
Demikian juga orang yang menumpuk kekayaannya dalam bentuk uang
kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi. Sebaliknya, pihak-
pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka
yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan prosentase yang lebih
besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang
di mana nilainya naik dengan prosentase lebih besar dari pada laju inflasi.
b. Efek terhadap efisiensi
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi.
Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai
macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan
dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi
permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari
barang lain, yang kemudian mendorong terjadinya kenaikan produksi
barang tertentu.
c. Efek terhadap output
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi.
Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang
mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik.
Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun
apabila laju inflasi ini cukup tinggi dapat mempunyai akibat sebaliknya,
yakni penurunan output.
3. Di dalam kebijakan moneter, langkah-langkah yang diambil antara lain
dengan kebijakan uang ketat, menaikkan suku bunga SBI (Sertifikat Bank
Indonesia) dan memperbaiki nilai tukar.
a. Kebijakan uang ketat
Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk mengurangi jumlah beredar.
Pengurangan julah uang beredar diharapkan akan mengurangi tingkat
inflasi. Seperti halnya yang dituliskan oleh Milton Friedman melalui teori
kuantitas uangnya, yaitu
MV = PT
Di mana
M = money
V = velositas uang
P = harga-harga umum
T = volume transaksi perdagangan
Dalam jangka pendek V dan T adalah tetap, sehingga hanya ada dua
variabel eksogen yaitu M dan P. hubungan keduanya adalah positif, yaitu
jika jumlah uang berada naik (M naik), maka harga-harga secara umum
akan naik pula (P naik), dan sebaliknya.
b. Menaikkan suku bunga SBI
Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan banyak bank swasta yang
ingin memilikinya. Akhirnya bank umum itu akan menaikkan suku bunga
deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan mereka gunakan untuk
pembelian sertifikat Bank Indonesia. Akhirnya bank tersebut harus
mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agar dapat membeli SBI
tersebut. Dana tadi diperoleh dari tabungan, sehingga untuk menarik
tabungan maka harga suku bunga harus tinggi.
c. Memperbaiki nilai tukar mata uang
Dengan melakukan intervensi tehadap mata uang asing, maka nilai tukar
akan dapat diatur, sehingga pada akhirnya akan mempermudah biaya
impor barang material.

4. Instrument kebijakan moneter adalah sebagai berikut.


a. Target operasi
Dalam kerangka target inflasi, kebijakan moneter diarahkan untuk
mempengaruhi permintaan agregat, begitu juga dari kapasitas ekonomi
melalui sisi penawaran agregat. Dengan cara ini, proses pertumbuhan
ekonomi dapat diraih secara lebih berkelanjutan. Yang menjadi masalah
adalah pada tingkat implementasi kebijakan moneter. Aliran insrumen
kebijakan moneter yang pada akhirnya mampu mempengaruhi tingkat
inflasi, sering dikenal dengan mekanisme transmisi moneter. Mekanisme
yang berlangsung sangat kompleks dan hubungan antar variabel tidak
stabil. Dalam kondisi seperti ini, iklim ketidakpastian harus menjadi
pertimbangn dalam penyusunan kerangka kebijakan moneter.
b. Instrument moneter
Satu pertanyaan penting adalah bagaimana mengendalikan kebijakan
moneter dalam kerangka target inflasi. Bank sentral Amerika Serikat
menggunakan piranti operasi pasar terbuka, yaitu dengan membeli atau
menjual obligasi pemerintah atau surat berharga yang lain, untuk
mengarahkan suku bunga pasar menuju sasaran yang diinginkan. Bank
sentral selandia baru menggunakan manajemen moneter pasif dengan
menciptakan aliran kas melalui fasilitas deposito dan peminjaman.

Referensi:

Etty Puji Lestari. 2018. Ekonomi Moneter (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai