Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Nama Mata Kuliah : Ekonomi Moneter


Kode Mata Kuliah : ESPA4227
Jumlah sks : 3 sks

No Tugas Tutorial Skor


Maksimal
1 Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. 25

2 Jelaskan dampak dari inflasi menurut anda. 25

3 Jelaskan langkah-langkah atau kebijakan yang diambil 25


pemerintah dalam menanggulangi inflasi.

4 Jelaskan instrumen – instrumen kebijakan moneter yang anda 25


ketahui.
Total 100

* coret yang tidak sesuai


Nama : Suriadi Amirdana
NIM : 043406326

1. Faktor-faktor penyebab Inflasi


Pada dasarnya inflasi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu tarikan permintaan
(demand pull inflation) dan tekanan produksi (cost push inflation) (Mishkin, 2001)
A) Demand Pull Inflation Inflasi
tarikan permintaan diakibatkan adanya kelebihan likuiditas. Oleh karena itu
inflasi tarikan pemintaan ini lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral). Inflasi ini terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh mernbanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan perrnintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi
tersebut.
B) Cost Push Inflation
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang roeningicat secara signifikan.
Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu kenaikan harga
sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut
akibat pola atau skala distribusi yang baru.
2. Dampak Inflasi
Inflasi dapat mempengamhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta
produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect,
sedangkan efek terhadap alokasi faktor produksi dan pendapatan nasional masing-
masing disebut dengan efficiency dan output effects (Nopirin, 1987).
A) Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi
ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang
memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Demikian
juga orang yang menumpuk kekayaannya dalam bentuk uang kas akan
menderita kerugian karena adanya inflasi.
B) Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan
ini dapat terjadi melalui kenaikan pennintaan akan berbagai macam barang
yang kemudian dapat nrndorong terjadinya perubahan dalam produksi
beberapa barang tertentu. Dengan adanya intlasi permintaan akan barang
tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang
kemudian mendorong terjadinya kenaikan produksi barang tertentu.
C) Efek Terhadap Output (Output Effects)
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi.
Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang
mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan
keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju
inflasi ini cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya,
yakni penurunan output.
3. - Kebijakan uang ketat. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk
mengurangi juniah beredar. Pengurangan jumlah uang beredar diharapkan
akan mengurangi tingkat inflasi. Seperti halnya yang dituliskan oleh Milton
Friedman melalui teori Kuantitas uangnya.
MV = PT
Di mana
M = money
V = vebsitas uang
P = harga-harga umum
T = volume transaksi perdagangan
- Menaikkan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan
banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya. Akhirnya bank umum
itu akan menaikkan suku bunga deposito. Uang yang berhasil nnereka
kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia.
Akhirnya bank tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya
agar dapat membeli SBI tersebut. Dana tadi diperoleh dari tabungan,
sehingga untuk menarik tabungan maka harga suku bunga harus tinggi.
- Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi terhadap
mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga pada akhimya
akan mempermudah dan mempermudah biaya impor barang-barang
material (input).
Kebijakan menanggulangi inflasi juga bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal merupakan segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
riil yang nrnyangkut keuangan pemefintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran
pemefintah, atau pemberian subsidi. Penerapan kebijakan fiskal untuk rnanggulangi
inflasi dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan pajak, menekan pengeluaran
pemerintah dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.
Menaikkan pajak merupakan salah satu cara untuk meredam inflasi yang
diakibatkan cost push inflation yang dilakukan dengan mengurangi agregat demand,
yaitu dengan jalan menaikican pajak. Kebijakan kedua adalah menekan
pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pentrintah sedikit demi sedikit dikurangi agar
nantinya masyarakat ffenjadi semakin mandiri. Pengeluaran pemerintah yang
semakin kecil akan tnengalcibatkan masyarakat semakin menjadi efisien.
Kebijakan ketiga adalah mengurangi ekonomi biaya tinggi. Dengan melakukan
deregulasi-deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian
barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau paling tidak tetap,
sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank
sentral suatu negara pada umumnya berusaha niengendalikan inflasi pada tingkat
yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen
dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank
sentral termasuk penrrintah. Sejumlah penelitian menunjuldcan bahwa pada bank
sentral yang kurang independen akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih
tinggi.
4. Instrumen kebijakan moneter adalah
Kebijakan operasi pasar terbuka
Kebijakan pasar terbuka merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana
dilakukan pengambilan oleh sebuah bank sentral guna untuk melakukan
pengurangan maupun penambahan dari jumlah uang yang dimana pada saat itu
sedang beredar di masyarakat. Dalam hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengjualan dari Sertifikat Bank Indonesia maupun dengan cara
melakukan pembeliah terhadap beragam surat berharga yang terdapat pada sebuah
pasar modal.
Kebijakan diskonto
Diskonto merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang idmana kemudian terjadi
sebuah pengurangan serta penambahan yang dimana berada pada jumlah uang yang
pada saat itu beredar di masyarakat dengan cara melakukan pengubahan dari
diskonto yang dimana terdapat pada sebuah bank umum.
Kebijakan cadangan khas
Bank sentral sebagai sebuah bank yang memiliki wewenang untuk melakukan
pembuata dari peraturan yang dimana adalah melkaukan penaikan hingga
melakukan penurunan dari sebuah cadangan khas.
Kebijakan kredit ketat
Kebijakan kredit ketat merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana akan
memiliki hubungan dengan sebuah pengawasan seperti pengawasan dari jumlah
uang yang ada kemudian berada di masyarakat.

Kebijakan dorongan moral


Merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana bekerja untuk melakukan
pengstabilan dari jumlah uang yang berada pada masyarakat guna untuk melakukan
penurunan dan juga penaikan dari jumlah uang itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai