Maksimal 1 Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi. 25
2 Jelaskan dampak dari inflasi menurut anda. 25
3 Jelaskan langkah-langkah atau kebijakan yang diambil 25
pemerintah dalam menanggulangi inflasi.
4 Jelaskan instrumen – instrumen kebijakan moneter yang anda 25
ketahui. Total 100
* coret yang tidak sesuai
Nama : Suriadi Amirdana NIM : 043406326
1. Faktor-faktor penyebab Inflasi
Pada dasarnya inflasi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu tarikan permintaan (demand pull inflation) dan tekanan produksi (cost push inflation) (Mishkin, 2001) A) Demand Pull Inflation Inflasi tarikan permintaan diakibatkan adanya kelebihan likuiditas. Oleh karena itu inflasi tarikan pemintaan ini lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral). Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang biasanya dipicu oleh mernbanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan perrnintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. B) Cost Push Inflation Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang roeningicat secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. 2. Dampak Inflasi Inflasi dapat mempengamhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk nasional. Efek terhadap distribusi pendapatan disebut dengan equity effect, sedangkan efek terhadap alokasi faktor produksi dan pendapatan nasional masing- masing disebut dengan efficiency dan output effects (Nopirin, 1987). A) Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect) Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Demikian juga orang yang menumpuk kekayaannya dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi. B) Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effect) Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan pennintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat nrndorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya intlasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong terjadinya kenaikan produksi barang tertentu. C) Efek Terhadap Output (Output Effects) Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi ini cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni penurunan output. 3. - Kebijakan uang ketat. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk mengurangi juniah beredar. Pengurangan jumlah uang beredar diharapkan akan mengurangi tingkat inflasi. Seperti halnya yang dituliskan oleh Milton Friedman melalui teori Kuantitas uangnya. MV = PT Di mana M = money V = vebsitas uang P = harga-harga umum T = volume transaksi perdagangan - Menaikkan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya. Akhirnya bank umum itu akan menaikkan suku bunga deposito. Uang yang berhasil nnereka kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian sertifikat Bank Indonesia. Akhirnya bank tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agar dapat membeli SBI tersebut. Dana tadi diperoleh dari tabungan, sehingga untuk menarik tabungan maka harga suku bunga harus tinggi. - Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga pada akhimya akan mempermudah dan mempermudah biaya impor barang-barang material (input). Kebijakan menanggulangi inflasi juga bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal merupakan segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi riil yang nrnyangkut keuangan pemefintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran pemefintah, atau pemberian subsidi. Penerapan kebijakan fiskal untuk rnanggulangi inflasi dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan pajak, menekan pengeluaran pemerintah dan mengurangi ekonomi biaya tinggi. Menaikkan pajak merupakan salah satu cara untuk meredam inflasi yang diakibatkan cost push inflation yang dilakukan dengan mengurangi agregat demand, yaitu dengan jalan menaikican pajak. Kebijakan kedua adalah menekan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pentrintah sedikit demi sedikit dikurangi agar nantinya masyarakat ffenjadi semakin mandiri. Pengeluaran pemerintah yang semakin kecil akan tnengalcibatkan masyarakat semakin menjadi efisien. Kebijakan ketiga adalah mengurangi ekonomi biaya tinggi. Dengan melakukan deregulasi-deregulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau paling tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi. Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha niengendalikan inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk penrrintah. Sejumlah penelitian menunjuldcan bahwa pada bank sentral yang kurang independen akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih tinggi. 4. Instrumen kebijakan moneter adalah Kebijakan operasi pasar terbuka Kebijakan pasar terbuka merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana dilakukan pengambilan oleh sebuah bank sentral guna untuk melakukan pengurangan maupun penambahan dari jumlah uang yang dimana pada saat itu sedang beredar di masyarakat. Dalam hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pengjualan dari Sertifikat Bank Indonesia maupun dengan cara melakukan pembeliah terhadap beragam surat berharga yang terdapat pada sebuah pasar modal. Kebijakan diskonto Diskonto merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang idmana kemudian terjadi sebuah pengurangan serta penambahan yang dimana berada pada jumlah uang yang pada saat itu beredar di masyarakat dengan cara melakukan pengubahan dari diskonto yang dimana terdapat pada sebuah bank umum. Kebijakan cadangan khas Bank sentral sebagai sebuah bank yang memiliki wewenang untuk melakukan pembuata dari peraturan yang dimana adalah melkaukan penaikan hingga melakukan penurunan dari sebuah cadangan khas. Kebijakan kredit ketat Kebijakan kredit ketat merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana akan memiliki hubungan dengan sebuah pengawasan seperti pengawasan dari jumlah uang yang ada kemudian berada di masyarakat.
Kebijakan dorongan moral
Merupakan sebuah bentuk dari kebijakan yang dimana bekerja untuk melakukan pengstabilan dari jumlah uang yang berada pada masyarakat guna untuk melakukan penurunan dan juga penaikan dari jumlah uang itu sendiri.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro