Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wahyu Hidayat

NPM : 20103161201073
Kelas : Asset Reguler Malam
Mata Kuliah : Ekonomi Makro
Dosen : Dr. Katamso

INFLASI

Inflasi adalah kenaikan harga secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi berarti kemerosotan nilai uang, karena
banyaknya dan cepatnya uang yang beredar. Sehingga, hal itu menyebabkan naiknya harga
barang dan jasa. Dalam arti lain inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa, yang
menyebabkan daya beli uang menurun. Kenaikan harga ini terjadi pada sebagian besar barang
dan jasa, secara terus menerus atau dalam kurun waktu tertentu.
Kenaikan harga satu atau dua barang atau jasa tidak dapat dikatakan inflasi, kecuali
kenaikan harga barang atau jasa tersebut mempengaruhi kenaikan harga barang atau jasa
lainnya. Contoh inflasi misalnya kenaikan BBM, bisa mengakibatkan inflasi karena
memberikan efek yang luas dan diikuti kenaikan harga barang atau jasa lainnya. Sebaliknya,
bila terjadi kenaikan daya beli uang karena penurunan harga barang atau jasa, maka dimaknai
sebagai "deflasi".

A. Penyebab Inflasi
Inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan bisa
juga disebabkan ketidaklancaran distribusi barang. Adapun penyebab Inflasi bisa terjadi
karena:
1. Tekanan Permintaan (demand-pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena permintaan yang tinggi. terhadap satu jenis barang dan jasa.
Sedangkan, ketersediaannya relatif tetap.
2. Dorongan Biaya (cost-push inflation)
Inflasi ini disebabkan karena tekanan dari sisi penyedia barang/jasa, yang dapat
dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi negara-negara partner dagang,
kenaikan komoditi yang diatur pemerintah, terjadi bencana alam dan terganggunya
distribusi.
3. Perkiraan (ekspektasi)
Inflasi ini dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonom,i dalam
menggunakan perkiraan angka inflasi dalam keputusan ekonominya. Perkiraan ini bisa
bersifat adaptif atau menyesuaikan dengan perkembangan. Misalnya perubahan harga
di tingkat produsen, saat menjelang hari raya keagamaan, penentuan Upah Minimum
Provinsi (UMP). Perkiraan ini tidak selamanya sesuai, meskipun pasokan barang dan
jasa diperkirakan cukup, namun harga barang dan jasa tetap saja mengalami kenaikan.
4. Peredaran Uang kartal yang Tak Terkendali
Pencetakan uang baru yang dilakukan pemerintah untuk menutup defisit anggaran,
menyebabkan harga barang-barang akan naik (dengan asumsi jumlah barang yang
diproduksi/tersedia di pasar tetap). Uang yang beredar banyak, tetapi barang yang akan
dibeli jumlahnya terbatas.
5. Kekacauan Politik dan Ekonomi
Kebijakan ekonomi maupun politik tertentu dapat menimbulkan inflasi di masyarakat.
Contoh inflasi adalah misalkan pemerintah mengumumkan akan menaikkan harga
bahan bakar, sebelum kebijakan tersebut dilaksanakan, para produsen sudah
menimbun bahan bakar. Hal itu lah, yang menyebabkan kelangkaan di masyarakat
yang disertai dengan kenaikan harga dan kepanikan di masyarakat.

B. Jenis-Jenis Inflasi
Salah satu untuk mengukur tingkat inflasi adalah dengan menggunakan Indeks
Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan tingkat keparahannya jenis inflasi dapat dibedakan
menjadi:
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10%-30% per tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% -100% per tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun)
Berdasarkan faktor fundamental yang menyebabkan terjadinya inflasi, jenis inflasi
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Inflasi Inti
Komponen inflasi inti cenderung menetap, hal ini dipengaruhi oleh Interaksi
permintaan-penawaran. Selain itu, lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga
komoditi internasional, inflasi mitra dagang juga mempengaruhi inflasi inti. Perkiraan
inflasi inti juga dipengaruhi dari pedagang dan konsumen.
2. Inflasi Non-Inti
Inflasi non-inti adalah inflasi yang cenderung tinggi perubahannya, disebabkan selain
faktor fundamental. Inflasi non-inti akan dipengaruhi oleh inflasi volatile foods, yakni
kejutan harga bahan pangan saat panen, gangguan/ bencana alam, perkembangan harga
pangan domestik/internasional. Selain itu, ini juga dipengaruhi oleh Inflasi
administered prices yang dipicu dari kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM,
tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

C. Pengaruh Inflasi Terhadap Ekonomi Masyarakat


Inflasi pada tingkat rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
kenaikan pendapatan. Namun pada tingkat tinggi, inflasi dapat menyebabkan penurunan
kesejahteraan masyarakat hingga menyebabkan kepanikan.
1. Dampak Positif Inflasi
✓ Peredaran dan perputaran barang lebih cepat
✓ Produksi barang atau jasa bertambah, sehingga menyebabkan kenaikan keuntungan
pengusaha
✓ Kesempatan kerja akan bertambah dengan adanya tambahan investasi
✓ Pendapatan nominal akan bertambah (meskipun riilnya berkurang karena kenaikan
pendapatan relatif kecil).
2. Dampak Negatif Inflasi
✓ Harga barang dan jasa naik
✓ Nilai dan kepercayaan terhadap uang, akan berkurang
✓ Menyebabkan efek seperti, melakukan penimbunan barang dan membeli valuta
asing
✓ Banyak proyek pembangunan yang terlantar
✓ Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

D. Cara Mengatasi Inflasi


Adapun cara untuk mengatasi Inflasi adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi Inflasi dengan Mengenal Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam bidang keuangan. Kebijakan
moneter yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi inflasi adalah dengan mengatur
kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka, kebijakan pengaturan kredit (pembiayaan),
dan menaikkan ras rasio.
2. Mengatasi Inflasi dengan Kebijakan Fiskal
Pemerintah bisa melakukan tiga kebijakan fiskal guna mengatasi inflasi, yaitu mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah, menaikkan pajak, dan melakukan pinjaman.
3. Mengatasi Inflasi dengan Kebijakan Riil atau Non-Moneter
Cara mengatasi inflasi dengan kebijakan ini adalah melalui peningkatan produksi,
pengendalian harga, distribusi produksi, dan kebijakan upah.

Anda mungkin juga menyukai