Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Inflasi diartikan sebagai kemerosotan
nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga
menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Sementara pengertian lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa inflasi
adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-
harga dan jasa dalam waktu panjang. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus
uang dan barang.
Adapun kenaikan harga yang bersifat sementara seperti kenaikan harga menjelang Hari
Raya Idul Fitri tidak termasuk ke dalam inflasi. Secara garis besar, inflasi disebabkan
karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Tingkat inflasi bisa diukur dengan indikator Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi
yang diukur IHK kemudian dikelompokkan ke dalam 7 kelompok pengeluaran yang di
antaranya sebagai berikut:
a. Inflasi Ringan
Inflasi rendah yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa
secara umum, biasanya di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
b. Inflasi Sedang
Inflasi tingkat ini dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
berpenghasilan tetap, tetapi belum membahayakan aktivitas perekonomian
negara. Inflasi sedang berada di kisaran kenaikan harga 10%–30% per tahun.
c. Inflasi Berat
Jenis inflasi ini bisa mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara.
Kondisi ini umumnya membuat masyarakat lebih memilih menyimpan barang
dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai
inflasi. Kenaikan harga sebab inflasi ini ad di besaran 30%–100% per tahun.
6. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki cukup banyak dampak bagi perekonomian suatu negara,
diantaranya inflasi bisa menggerus daya beli masyarakat. Jika kondisi ini daya beli
menurun, maka masyarakat akan lebih irit berbelanja. Padahal, motor penggerak
ekonomi suatu negara salah satunya ditopang melalui konsumsi masyarakat. Jika
masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat
atau stagnan, bahkan bisa lebih rendah.
Inflasi juga berpengaruh dan merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan
menjadi stagnan, tetapi biaya pengeluaran atau belanja membengkak karena kenaikan
harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan utama.
Dampak selanjutnya dari inflasi adalah memengaruhi kemampuan ekspor
sebuah negara. Akibat inflasi, biaya ekspor menjadi lebih mahal dan daya saing produk
ekspor menurun yang bisa menyebabkan devisa berkurang.
Inflasi juga bisa memengaruhi minat orang menabung di bank. Hal ini
disebabkan karena bunga simpanan tabungan menjadi kecil karena tergerus inflasi.
Belum lagi, menabung di bank juga mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan,
sehingga bunga yang diperoleh nasabah semakin minim.
Lebih jauh, inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang suatu negara.
Kestabilan kurs mata uang mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Kondisi inflasi pun bisa mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok
menjadi sulit, karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar.