Anda di halaman 1dari 6

Nama :Farhan Aulia Hermon

Nim :2210222041

Matkul : Ekonomi Makro Agri B

INFLASI

A. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagaifaktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi
barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling
sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi dapat digolongkan menjadi empat
golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila
kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun;
berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau

B. Jenis-jenis inflasi
1. Inflasi Menurut Teori Keynes

Menurut Keynes, inflasi terjadi karena beberapa kelompok masyarakat ingin “hidup
di luar batas kemampuannya” secara ekonomi. Kelompok masyarakat ini dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Pemerintah

Pemerintah. Seperti yang telah dijelaskan pada inflasi menurut teori kuantitas,
pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai
dengan cara mencetak uang baru. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang
dibiayai dari mencetak uang baru, akan semakin memperparah terjadinya inflasi.
Pemerintah ingin memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat
dengan cara menjalankan defisit angaran yang dilakukan dengan meningkatkan
anggaran pengeluaran pemerintah.
b. Pengusaha swasta

Pengusaha. Pengusaha dapat juga menyebabkan timbulnya inflasi dengan cara


memaksakan diri untuk melakukan investasi baru secara besar-besaran dan
investasi itu diperoleh dari kredit bank.

c. Serikat buruh

Serikat buruh. Serikat buruh yang menuntut kenaikan gaji mereka diatas tingkat
produktivitasnya, juga salah satu penyebab timbulnya inflasi menurut teori Keynes.

Bila semua kelompok tersebut bersinergi menjalankan perilakunya, maka yag


terjadi adalah inflationary gap. Inflationary gap adalah permintaan efektif dari seluruh
kelompok masyarakat, pada harga berlaku, melebihi jumlah barang yang mampu
dihasilkan oleh perekonomian. Selain itu, tuntutan kenaikan upah juga akan berakibat
pada kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini juga dapat mendorong
terjadinya inflasi.

2. Berdasarkan Tingkatannya
Berdasarkan tingkatannya, inflasi dibagi menjadi:
 Inflasi ringan: dibawah 10% per tahun.
 Inflasi sedang: antara 10%-30% per tahun.
 Inflasi berat: antara 30%-100% per tahun.
 Hiperinflasi: dikenal sebagai inflasi tidak terkendali, yaitu di atas 100% per
tahun.

3. Jenis inflasi berdasarkan tempat asalnya, yaitu:


 Domestic inflation
Inflasi dalam negeri, misalnya terjadi karena peningkatan permintaan
masyarakat yang lebih cepat dibandingkan kemampuan pasar untuk memenuhinya
 Imported inflation
Inflasi luar negeri, misalnya timbul karena inflasi yang terjadi pada negara lain
yang menyebabkan harga barang-barang impor meningkat, dan ketika barang impor
tersebut digunakan sebagai bahan baku industri, maka inflasi akan mempengaruhi
harga akhir barang-barang tersebut nantinya
4. Berdasarkan Sebabnya Berdasarkan sebabnya, inflasi dibedakan menjadi:
 Demand pull inflation
Timbul karena tingginya permintaan masyarakat terhadap suatu barang
dan jasa. Sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara
penawaran tetap, harga akan naik. Peningkatan permintaan tersebut
disebabkan oleh beberapa hal, seperti bertambahnya pengeluaran pemerintah
yang dibiayai oleh pencetakan uang, kenaikan permintaan ekspor,
bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah, dan
sebagainya.
 Cost push inflation
Cost push inflation terjadi karena kenaikan biaya produksi yang
disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
 Bottle neck inflation
Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran atau faktor permintaan. Jika
terjadi karena faktor penawaran, sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai
tetapi permintaanya masih banyak, maka dapat menimbulkan inflasi. Jika
terjadi karena faktor permintaan, maka disebabkan adanya likuiditas yang
lebih banyak, baik berasal dari sisi keuangan atau akibat tingginya ekspektasi
terhadap permintaan baru

C. Faktor penyebab inflasi


a. Inflasi Akibat Tarikan Permintaan

Inflasi terjadi karena jumlah barang yang diminta secara total (aggregate demand atau AD)
melebihi jumlah barang yang ditawarkan dalam perekonomian (aggregate supply atau AS). Dengan
kata lain, permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa ter tentu selalu mengalami peningkatan
sementara di sisi lain kapasitas produksi tetap atau tidak dapat ditingkatkan

b. Inflasi akibat Dorongan Biaya Produksi

Dari sisi penawaran, kenaikan harga dapat terjadi karena turunnya jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. Misalnya jumlah produksi beras menurun pada musi m tanam ter tentu yang
disebabkan oleh kegagalan panen. Turunnya produksi beras dan di sisi lain permintaannya tetap
akan dapat mengaki batkan kenaikan harga. Selain kegagalan panen, penurunan jumlah barang yang
ditawarkan juga bisa disebabkan oleh semakin mahalnya biaya produksi.

c. Tingginya Peredaran Uang


Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding
yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat
dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

d. Berkurangnya Jumlah Barang Di Pasaran


Artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami
penurunan, sehingga jumlahnya menjadi sedikit sedangkan permintaan akan barang
tersebut banyak yang berakibat harga barang naik.

D. Efek buruk inflasi


a. terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan
berkurangnya minat menabung.
b. masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang, karena harga
barang mengalami kenaikan.
c. jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena
pemerintah berusaha untuk menekan harga.
d. masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.
e. nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.

E. Inflasi dan kebijakan pemerintah

1. Kebijakan Moneter

Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat
mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu:

(1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang
beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli suratsurat berharga. Untuk meningkatkan
jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah
uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga;

(2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan
Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum;

(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan
minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan
laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.

2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintahserta perpajakan yang


secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi
harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa
pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total,
sehingga inflasi dapat ditekan.

3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output inidapat dicapai misalnya
dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat. Bertambahnya
jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan harga.

4. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing


Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji
ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga dinaikkan

Contoh soal

1. Berdasarkan data BPS, indeks harga konsumen bulan Januari 2021


sebesar 120,65. Sementara itu, indeks harga konsumen bulan Februari
2021 sebesar 145,50. Berapa laju inflasi bulan Februari 2021?

Jawaban:

Laju Inflasi (LI) = (IHK bulan ini - IHK bulan sebelumnya) / (IHK bulan
sebelumnya x 100%

Laju Inflasi (LI) = (145,50 - 120,65) / (120,65) x 100%

Laju Inflasi (LI) = 20,59

Dengan demikian angka 20,59 tersebut adalah nilai inflasi bulan


Februari. Anda pun dapat menggunakan rumus tersebut untuk
menghitung laju inflasi tahunan dengan menggunakan data IHK tahun A
dengan IHK tahun B
2. Misalkan diketahui pada tahun 2018 besarnya GDP Nominal yaitu 4 miliar dan
GDP Riil sebesar 3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 diketahui besarnya GDP
Nominal yaitu Rp 6 miliar dan GDP Riil sebesar Rp 3,5 miliar. Hitunglah laju
inflasi pada tahun 2019!

Diketahui:
GDP Nominal o = Rp 4 miliar
GDP Nominal n = Rp 6 miliar
GDP Riil o = Rp 3 miliar
GDP Riil n = Rp 3,5 miliar

Jawaban
GDP Deflator = (GDP nominal / GDP Riil) x 100
GDP Deflator o = (4 miliar / 3 miliar) x 100 = 133,33
GDP Deflator n = (6 miliar / 3,5 miliar) x 100 = 171,43

4.Bagaimana inflasi dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan? Jelaskan.

Jawaban: Inflasi dan Investasi

Inflasi dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan dengan menciptakan ketidakpastian.


Perusahaan mungkin kurang termotivasi untuk berinvestasi jika mereka tidak dapat memperkirakan
dengan baik nilai investasi mereka di masa depan karena fluktuasi harga yang tinggi. Selain itu, biaya
pinjaman yang tinggi selama periode inflasi dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk mendanai
proyek investasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Sugiyanto dan Putri Anggun Romadhina,S.E.,M.E. 2020. PENGANTAR ILMU EKONOMI MIKRO DAN
MAKRO. YPSIM. Banten.

D.r. Suparmono, M.Si. 2018. PENGANTAR EKONOMI MAKRO. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Priyono Teddy Chandra. 2016. ESENSI EKONOMI MAKRO. Zifatama. Jakarta.

Sadono Sukiro, Makro Ekonomi Modern, (Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2007), 492.

Anda mungkin juga menyukai