Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EKONOMI

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Disusun Oleh :
Erina Lestari
SMA MA’ARIF BUMIRESTU

1
Abstrak

Tujuan dari paper ini dibuat adalah untuk mengetahui tingkat


pertumbuhan inflasi dan pengangguran di Indonesia, data yang di
ambil dari academia.edu, ardra.biz. Kesimpulan dari paper ini adalah
bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat
upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula
kenaikan tingkat upah.

2
Daftar isi

Cover………………………………………………………………………… i
Daftar isi……………..………..………………………………………………ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..………………………………………………………4
B. Rumuskan Masalah…………………………………………………….4
C. Tujuan..………………………………………………………………….4

BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI…………………………………………………………….……..5
B. PENGANGGURAN………………………………………..…….…….…12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………………...………………………………………….…23
B. Saran……………………………………………………………………..24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan?
Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga
kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah
efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama
sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh
sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua
masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal
dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang
beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan
permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips
dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu
juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw,
2006:364).

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengangguran” kami


mengangkat rumusan masalah yaitu:
a. Apa itu inflasi, deflasi dan stagflasi?
b. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?

C.Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan
pengaruh inflasi, deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan
pengangguran.
4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.


Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara
terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada
tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya
jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli
masyarakat (https://www.academia.edu). Sedangkan lawan dari inflasi adalah
deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode
sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah
menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga
menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik
sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan
mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya
beli sebesar 5% juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang
berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen
bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk
dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi
tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud
sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah,
misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat
besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah
cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar
kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

5
Jenis-jenis Inflasi
A. Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama


(https://www.academia.edu), yaitu sebagai berikut:
• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10%
pertahun
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30%
pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat
dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2
digit, misalnya
15%, 20%, 30%, dan sebagainya.
• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 –
100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.

• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada
kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya
merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

B. Berdasarkan Sebabnya

Menurut (https://www.academia.edu)inflasi berdasarkan penyebab terbagi: •

Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan
yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan
hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka
harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
6
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan
penambahan tenaga kerja baru.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak
efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan
jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan
upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya
produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama,
langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama,
atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.

C. Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama inflasi


yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena
terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada
anggaran belanja negara.

Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu


harga-harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam
yang berkepanjangan dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar
negeri.

7
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos
produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

Metode Pengukuran Inflasi


Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks
harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju
inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:
a) ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga
dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:

CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year)


x
100%

b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index


Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan
mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini
sejalan dengan indeks CPI.
c) GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan
PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk
dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan
kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi

8
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat
jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga
yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan
Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat
digolongkan sebagai inflasi merayap

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang


menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa
yang singkat. Di Indonseia, sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi
adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarti
tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat dalam
tahun 1966.

Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi tidak mudah


dikendalikan. Negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah hiperinflasi,
akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat
rendah. Secara rata-rata di sebagian negara tingkat inflasi mencapai di antara 5
hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti itu digolongkan sebagai
inflasi rendah atau moderate inflation.

Dampak dari Inflasi

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan


dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip
ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan
pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat
pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk
menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus
dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah
sebagai berikut:

9
DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank
di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan
konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya

relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.

DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

10
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.

Inflasi dan Perkembangan Ekonomi


Kenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang negara itu tidak
dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor menurun. Sebaliknya,
harga – harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi
menyebabkan barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak
impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang
bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing.
Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat


Di samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara, inflasi
juga akan menimbulkan efek – efek yang berikut kepada individu masyarakat
(https://www.academia.edu):

Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang – orang yang berpendapatan


tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga – harga.
Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu – individu yang berpendapatan
tetap.
Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank,
simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi – istitusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan. Nilai rillnya akan menurun apabila inflasi
berlaku.
Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa penerima
pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai rill pendapatannya,

11
dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill
kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan
(rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga
sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya.
Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara
golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan
penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.

Cara mencegah inflasi


(https://www.academia.edu)

a) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang
beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter
yaitu :
(1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank
Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah
uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan
Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang
ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum;
(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini
dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
b) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total
11
dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga
impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri
cenderung menurunkan harga.
d) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik,gaji atu upah juga dinaikkan.

PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak


mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan
(https://www.academia.edu). Kategori orang yang menganggur biasanya adalah
mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan masanya kerja. Usia
kerja biasanya usia yang tidak dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak-
anak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU).
Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah dikategorikan sebagai
penganggur, meski untuk hal ini masih banyak yang memperdebatkannya.

Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, karena


bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan suatu bangsa dalam menangani
perekonomiannya, tetap saja pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik

12
dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean
Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini
benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan
berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa
apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera
habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para
pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam
jumlah banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam
penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan
baru yang disediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa
menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan
sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya
yang tidak mungkin bisa dipenuhi.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena pengangguran


berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga memberikan dampak social yang
tidak baik misalkan akan semakin meningkatnya tindakan kriminal dan
pelanggaran moral. Akan tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur
umumnya dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan,
menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama untuk mencari
pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau tidak cocok dengan pekerjaan
dan perusahaan, dan berbagai macam alasan lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya (Yanuar, 2016):

13
Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka
lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu
memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh
fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk
menganggur.
Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya
perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi

Berdasarkan Cirinya (https://www.academia.edu):

Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat


pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan
tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari
keaadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka
tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara
nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran
terbuka.

14
Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah
lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat
menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang
digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –
contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan
dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan
luas tanah yang sangat kecil.
Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor
pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan
tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada
musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di
samping itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara
waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas
penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain
maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan
sebagai pengangguran bermusim.
Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan
atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai
akibatnyatidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh
waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula
bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari
seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang
mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai
setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris : underemployed dan
jenis penganggurannya dinamakan underemplayment.

15
Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia (https://www.academia.edu):

1. Penurunan pendapatan perkapita.


2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.

Bagi masyarakat :

1. Menjadi beban psikologis dan psikis.


2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk
bekerja.
3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya
tindak kriminalitas.

Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran


Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas,
sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat
cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam
bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses
produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orang
yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak
masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan
memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini
tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

16
Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan
dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam
perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang
mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung
sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.

Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup


berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi
kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah
tinggi menjadi lebih tinggi.

Prof. A. W Phillips dari London School of Economic (tahun 1958),


Inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan
inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti
bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran,
dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun, sebaliknya apabila
inflasi turun, maka pengangguran naik.

Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah
tenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena
banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran
tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran
relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun,
meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan
penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran
masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang
tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey,
sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan
tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan
permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan

17
tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila
tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah
rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi
bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran
rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah
bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah
nominal dibagi dengan harga yang berlaku.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat


upah dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali
salah satu penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation,
dimana salah satu penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan
kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka
harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya
manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya)

TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Tujuan Bersifat Ekonomi (https://www.academia.edu)

Tujuan untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada pertimbangan –


pertimbangan yang bersifat ekonomi. Dalam hal ini ada tiga hal pertimbangan
utama : untuk menyediakan lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian
pendapatan.

Menyediakan Lowongan Pekerjaan

18
Dalam jangka panjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena
jumlah penduduk yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan
tenaga kerja yang terus menerus. Maka, untuk menghindari masalah
pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongwn pwkwrjaan yang
cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.
Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu
ketika berlaku kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam
masa seperti itu kesempatan kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran
meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah
untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.

Meningkatkan Taraf Kemakmuran Masyarakat

Kenaikan kesempatan kerja dan penganguran sangat berhubungan dengan


pendapatn nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan kesempatan
kerja menambah produksi nasional dan pendapatan nasional. Ukuran kasar dari
kemakmuran masyarakat adalah pendapatan per kapita yang diperoleh dengan
cara membagikan pendapatan nasional dengan jumlah penduduk. Dengan
demikian kesempatan kerja yang semakin meningkat dan pengangguran yang
semakin berkuran bukan saja menambah pendapatan nasional tetapi juga
meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui perubahan ini kemakmuran
masyarakat akan bertambah.

Memperbaiki Pembagian Pendapatan

Pengangguran yang semakin tinggi manimbulkan efek yang buruk kepada


kesamarataan pembagian pendapatan. Pekerja yang menganggur tidak
memperoleh pendapatan. Maka semakin besar pengangguran, semakin banyak
golongan tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan. Seterusnya
penganggran yang terlalu besar cenderung untuk mengekalkan atau menurunkan

19
upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang
tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari
kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja
dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan
dalam masyarakat.

Tujuan Bersifat Sosial dan Politik (https://academia.edu)

Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya
dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha
– usaha untuk mengatasi masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah.
Berikut ini diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi
melalui kebijakan pemerintah mengurangi pengangguran.

Meningkatkan Kemakmuran Keluarga dan kestabilan Keluarga

Ditinjau dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting.
Apabila kebanyakan anggota dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai
pekerjaan, berbagai masalah akan timbul. Pertama, keluarga tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melakukan perbelanjaan. Maka
secara lansung pengangguran mengurangi taraf kemakmuran kluarga.
Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai
pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah – sekolah angat
berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumah
tangga seperti merasa rendah diri, khilangan kepercayaan diri dan perselisihan
dalam keluarga, merupakan masalah lain yang ditimbulakan oleh pengangguran.

Menghindari Masalah Kejahatan

Di satu pihak pengangguran menyebabkan para pekerja kehilangan


pekerjaannya. Akan tetapi di lain pihak, ketiadaan pekerjaan tidak akan

20
mengurangi kebutuhan untuk berbelanja. Seringkali yaitu apabila tidak ada
tabungan dan sumber pendapatan lain, pengangguran manggalakkan kegiatan
kejahatan. Terdapat perkaitan yang erat di antar masalah kejahatan dan masalah
pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi kasus
kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi pangangguran secara tak langsung
menyebabkan pengurangan dalm kejahatan.

Mewujudkan Kestabilan Politik

Kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk


menaikkan taraf kemakmuran masyarakat memerlukan kestabilan politik. Tanpa
kstabilan politik tidak mungkin suatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang
cepat dan terus – menerus. Pengangguran merupakan salah satu sumber /
penyebab dari ketidakstabilan politik. Pengangguran menyebabkan masyarakat
tidak merasa puas dengan pihak pemerintah. Mereka merasa pemerintah tidak
melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakat. Dalam perekonomian yang
tingkat penganggurannya tinggi masyarakat seringkali melakukan demonstrasi
dan mengemukakan kritik ke atas pemimpin – pemimpin pemerintah. Hal – hal
seperti itu akan menimbulkan halangan untuk melakukan investasi dan
mengembangkan kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi
yang lambat semakin berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin
memburuk. Langkah pemerintah untuk menghindari masalah ini perlu
dilakukan.

Contoh Grafik dan Tabel

21
(https://www.ardra.biz)

Data Indonesia

Dari gambar 1 diketahui bahwa tingkat inflasi dan tingkat pengangguran


memiliki hubungan yang negative. Artinya jika tingkat inflasi tinggi, maka
pengangguran akan menjadi rendah. Atau sebaliknya, pengangguran akan menjadi
tinggi jika perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah.

Gambar 1 menunjukkan kurva Phillip untuk negara Amerika Serikat pada


kurun waktu dari Januari 2008 sampai dengan Oktober 2009. Karena kedua
variabel ekonomi ini memiliki hubungan yang negative, maka usaha untuk
menurunkan tingkat inflasi, dapat menimbulkan peningkatan pengangguran.

22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

1) Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya


harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan di mana terjadi senantiasa
turunnya nilai uang.
2) Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-barang atau
semakin meningkatnya nilai uang.
3) Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara laju inflasi dan
output ini merupakan akibat dari pergeseran kurva penawaran aggregate yang
disebabkan oleh perubahan inflasi yang diharapkan.
4) Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan
semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran


dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu di hadapi dan di atasi.
Dalam sistem pasar bebas, kdua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya
diatasi. Kebijakan pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah
tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis makro ekonomi
perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai kdua masalah tersebut dan
bentuk – bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi
kedua masalah.
Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran. Yang
pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah tersebut dan yang
kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran
dibedakan kepada : pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal
(kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran teknologi.
Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan kepada : pengangguran
23
terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah
menganggur.
Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah untuk
mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat ekonomi dan tujuan
bersifat sosial dan politik. Dari segi ekonomi tujuan mengatasi pengangguran
adalah : Menyediakan kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.
B. Saran
Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran
yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan
lapangan kerja. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-
usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka
peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk
lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak
mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global

24
25

Anda mungkin juga menyukai