Disusun Oleh :
Erina Lestari
SMA MA’ARIF BUMIRESTU
1
Abstrak
2
Daftar isi
Cover………………………………………………………………………… i
Daftar isi……………..………..………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..………………………………………………………4
B. Rumuskan Masalah…………………………………………………….4
C. Tujuan..………………………………………………………………….4
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI…………………………………………………………….……..5
B. PENGANGGURAN………………………………………..…….…….…12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………………...………………………………………….…23
B. Saran……………………………………………………………………..24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan?
Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga
kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah
efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama
sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh
sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua
masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal
dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang
beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan
permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips
dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu
juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw,
2006:364).
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan
pengaruh inflasi, deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan
pengangguran.
4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Inflasi
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang
berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen
bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk
dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi
tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud
sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah,
misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat
besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah
cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar
kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
5
Jenis-jenis Inflasi
A. Menurut Sifatnya
• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada
kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya
merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
B. Berdasarkan Sebabnya
Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan
yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai
kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan
hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka
harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-menerus akan
mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
6
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan
penambahan tenaga kerja baru.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak
efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan
jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan
upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya
produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama,
langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama,
atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran)
karena penurunan jumlah produksi.
C. Berdasarkan Asalnya
7
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos
produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor
barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
8
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat
jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga
yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan
Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat
digolongkan sebagai inflasi merayap
9
DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank
di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan
konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.
DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
10
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.
11
dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill
kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan
(rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill kekayaannya. Ajuga
sebagai penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai rill pendapatannya.
Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara
golongan berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan
penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.
a) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang
beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter
yaitu :
(1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank
Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah
uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ; (2) Penetapan
Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang
ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum;
(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini
dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
b) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total
11
dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c) Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga
impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri
cenderung menurunkan harga.
d) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik,gaji atu upah juga dinaikkan.
PENGANGGURAN
Pengertian Pengangguran
12
dengan salah satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean
Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own demand” atau
penawaran menciptakan permintaannya sendiri menjelaskan bahwa bila ini
benar terjadi, maka pengangguran tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan
berlangsung lama, karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa
apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu maka akan segera
habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang sama misalkan terdapat para
pencari kerja, oleh karena produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam
jumlah banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal dalam
penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap untuk mengisi lowongan
baru yang disediakan oleh produsen / perusahaan, dan ini berlangsung terus.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa
menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar persaingan
sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah terjadi, dikarenakan syaratnya
yang tidak mungkin bisa dipenuhi.
Jenis-Jenis Pengangguran
Bedasarkan penyebab terjadinya (Yanuar, 2016):
13
Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka
lamaran pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu
memenuhi syarat yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh
fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk
menganggur.
Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya
perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi
14
Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah
lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat
menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang
digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –
contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan
dan kluarga petani dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan
luas tanah yang sangat kecil.
Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor
pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan
tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada
musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di
samping itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara
waktu sesudah menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas
penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain
maka mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan
sebagai pengangguran bermusim.
Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan
atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai
akibatnyatidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh
pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh
waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula
bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah
dari yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua hari
seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja – pekerja yang
mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai
setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris : underemployed dan
jenis penganggurannya dinamakan underemplayment.
15
Akibat Pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia (https://www.academia.edu):
Bagi masyarakat :
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak
masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan
memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah
produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini
tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.
16
Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan
dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam
perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang
mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung
sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.
Secara teori, Lipsey (tahun 1997) menerangkan hubungan antara tingkat inflasi
dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah
tenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena
banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran
tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran
relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun,
meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan
penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran
masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang
tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey,
sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan
tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan
permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan
17
tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat
pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan
permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila
tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah
rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi
bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran
rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah
bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah
nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
18
Dalam jangka panjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena
jumlah penduduk yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan
tenaga kerja yang terus menerus. Maka, untuk menghindari masalah
pengangguran yang semakin serius, tambahan lowongwn pwkwrjaan yang
cukup perlu disediakan dari tahun ke tahun.
Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu
ketika berlaku kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam
masa seperti itu kesempatan kerja bertambah dengan lambat dan pengangguran
meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah
untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.
19
upah golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang
tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah diperoleh. Dari
kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja
dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan
dalam masyarakat.
Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah pentingnya
dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa kestabilan sosial dan politik, usaha
– usaha untuk mengatasi masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah.
Berikut ini diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin diatasi
melalui kebijakan pemerintah mengurangi pengangguran.
Ditinjau dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting.
Apabila kebanyakan anggota dalam suatu rumah tangga tidak mempunyai
pekerjaan, berbagai masalah akan timbul. Pertama, keluarga tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melakukan perbelanjaan. Maka
secara lansung pengangguran mengurangi taraf kemakmuran kluarga.
Seterusnya, pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai
pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah – sekolah angat
berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek psikologi ke atas rumah
tangga seperti merasa rendah diri, khilangan kepercayaan diri dan perselisihan
dalam keluarga, merupakan masalah lain yang ditimbulakan oleh pengangguran.
20
mengurangi kebutuhan untuk berbelanja. Seringkali yaitu apabila tidak ada
tabungan dan sumber pendapatan lain, pengangguran manggalakkan kegiatan
kejahatan. Terdapat perkaitan yang erat di antar masalah kejahatan dan masalah
pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi kasus
kejahatan. Dengan demikian usaha mengatasi pangangguran secara tak langsung
menyebabkan pengurangan dalm kejahatan.
21
(https://www.ardra.biz)
Data Indonesia
22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
24
25