Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi
pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif
dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi mencerminkan
stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga
sangat berkaitan dengan daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli
masyarakat sangat bergantung kepada upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran
merupakan masalah yang tak kunjung selesai bagi Indonesia. Negara Indonesia
seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya
lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan
pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi.
Masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang
namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di
negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara
berkembang. Oleh karena itu, kali ini kelompok kami akan membahas tentang
inflasi dan pengangguran.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Inflasi ?


2. Apa saja penyabab dari inflasi ?
3. Bagaimana perhitungan inflasi ?
4. Apa saja jenis-jenis inflasi ?

Inflasi dan Pengangguran Page 1


5. Apa dampak dari inflasi ?
6. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
7. Apa saja jenis dari pengangguran ?
8. Apa sebab-sebab dari pengangguran ?
9. Apa saja dampak pengangguran terhadap perekonomian ?
10. Bagaimana hubungan pengngguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Dapat mengetahui pengatian dari Inflasi
2. Dapat mengetahui penyabab dari inflasi
3. Dapat mengetahui perhitungan inflasi
4. Dapat mengetahui jenis-jenis inflasi
5. Dapat mengetahui dampak dari inflasi
6. Dapat mengetahui pengrtian dari pengangguran
7. Dapat mengetahui jenis dari pengangguran
8. Dapat mengetahui sebab-sebab dari pengangguran
9. Dapat mengetahui saja dampak pengangguran terhadap perekonomian
10. Dapat mengetahui hubungan pengngguran, inflasi dan pertumbuhan
ekonomi

Inflasi dan Pengangguran Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INFLASI
2.1.1. Pengertian Inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
Idealnya inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan jasa. Tetapi
karena masalah keperaktisan, perhitungan inflasi berdasarkan atas sekelompok
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Demikian juga
idealnya inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan diseluruh Indonesia. Juga
karena alasan keperaktisan, inflasi dihitung berdasarkan sekelompok produk yang
dikonsumsi sebagian besar masyarakat dengan menggunakan 45 kota sebagai
lokasi pemilihan. Pemilihan produk dan kota diharapkan bisa manggambarkan
kenaikan harga keseluruhan produk yang ditransaksikan Indonesia.

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi
inflasi, yaitu :
 Kenaikan harga

Inflasi dan Pengangguran Page 3


Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada
harga pada periode sebelumnya
 Bersifat umum
kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga – harga secara umum naik.
 Berlangsung terus – menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan
inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu inflasi dilakukan dalam
rentag waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah
kenaikan harga bersifat umum dan terus –menerus. Rentang waktu yang
lebih panjang adalah triwulan dan tahunan.

2.1.2. Penyebab Inflasi


Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama: tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan)
produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau
juga termasuk kurangnya distribusi).

1). Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation)


Terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya
dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang
tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat
tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi
tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang
berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor
selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi dan Pengangguran Page 4


2). Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation)
Terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya
kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran,
atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap
produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya
produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di
sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan
bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll,
sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu
juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

2.1.3. Perhitungan Inflasi


Perhitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga:
P 1−P 0
inflasi=
P0

Dengan P1 harga barang atau harga jasa di akhir priode (bila ada pengukuran
inflasi bulanan berarti diakhir bulan yang bersangkutan, bila ada inflasi setahun P1
bearti harga setahun terakhir ) dan P0 harga barang atau jasa di akhir prode.

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan


sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
 Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
 Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
 Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa

Inflasi dan Pengangguran Page 5


depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,
yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
 Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
 Indeks harga barang-barang modal
 Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang
baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

2.1.4. Jenis Inflasi


Inflasi dapat digolongkan dengan beberapa cara. Cara pertama, inflasi
dapat digolongkan menurut besarnya. Budiono (1989) mengelompokkan inflasi
menjadi empat:
- Inflasi ringan (inflasi dibawah 10%)
- Inflasi sedang (antara 10% sampai 39%)
- Inflasi berat (antara 30% sampai 100%), dan
- Hiperinflasi (diatas 100%)

Samuelson dan Nordhaus (2005) mengkatagorikan inflasi menjadi tiga :


- Low inflation, atau disebut juga inflassi satu dijit (single digit inflation),
yaitu inflasi dibawah 10%. Inlasi ini masih dianggap normaml. Dalam
rentang inflasi ini, orang masih percaya pada uang dan masih mau
memegang uang.
- Galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation, yang
defisiensinya antara 20% sanpai 200% pertahun.inflasi ini terjadi karena
pemerintah yang lemah, perang, refolusi, atau kejadian yang menyebabkan
barang tidak tetrsedia sementara uang berlimpah, sehingga orang tidak
percaya pada uang.
- Hyperinflation, yaitu inflasi diatas 200% pertahun. Dalam keadaan sperti
ini, orang tidak percaya pada uang. Lebih baik membelanjakan uang dan
menyimpana dalam bentuk barang dari pada bentuk uang.

Pengelompokan inflasi cara kedua adalah berdasarkan sumber inflasi, yang dapat
dikategorikan menjadi dua :

Inflasi dan Pengangguran Page 6


- Inflasi karena tarikan permintaan (demand full inflation) yaitu kenaikan
harga-harga karena tingginya permintaan, sementara barang tidak tersedia
sehingga harga naik.
- Inflasi dorongan biaya (cost fush inflation) yaitu inflasi karena biaya atau
harga faktor produksi (seperti upah buruh) meningkat sehingga produsen
harus mengaikkan harga supaya mendapatkan laba dan produksi bisa
bebrlangsung terus. inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate
supply curve ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkan aggregate
supply curve bergeser tersebut adalah meningkatnya harga faktor-faktor
produksi (baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri) di
pasar faktor produksi, sehingga menyebabkan kenaikkan harga komoditi
di pasar komoditi. Dalam kasus cost push inflation kenaikan harga
seringkali diikuti oleh kelesuan usaha.

Pengelompokkan inflasi ketiga berdasarkan asal inflasi yang dapt dikategorikan


menjadi dua:

- Inflasi bersumber domestic (domestic inflation), yaitu infalsi yang berasal


dari dalam negeri. Misalnya permintaan meningkat untuk barang, maka
terjadi demand full inflation yang bersumber dari dalam negeri. Atau
terjadi kenaikan harga-harga faktor produksi dalam negeri sehingga terjadi
cost push inflation yang bersumber dari dalam negeri.
- Inflasi bersumber dari luar negeri (foreign atau imported inflation) yaitu
inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi yang disebabkan oleh
adanya kenaikan harga-harga komoditi di luar negeri (di negara asing yang
memiliki hubungan perdagangan dengan negara yang bersangkutan).
Inflasi ini hanya dapat terjadi pada negara yang menganut sistem
perekonomian terbuka (open economy system). Dan, inflasi ini dapat
‘menular’ baik melalui harga barang-barang impor maupun harga barang-
barang ekspor.

Pengelompokan inflasi cara keempat adalah berdasarkan harapan masyarkat yang


dapat dikategorikan menjadi dua:

Inflasi dan Pengangguran Page 7


- Inflasi harapan (expected inflation), yaitu besar inflasi yang diharapkan
atau diperkirakan akan terjadi.
- Inflasi bukan harapan (unexpected inflation), yaitu inflasi yang tidak
diperkirakan akan terjadi.

2.1.5. Dampak Inflasi


Menurut Samoelson dan Nordhaus (2005), inflasi berdampak dibeberapa
hal : redistribusi dan distorsi.
 Redistribusi pendapatan dan kekayaan
 Distorsi harga, pada inflasi rendah membuat pembeli dan penjual
menyadari inflasi tersebut dan bisa membedakan perbedaan inflasi antara
barang yang saling bersubstitusi(misalnya daging dengan telor).
 Distorsi penggunaan uang. Setiap orang mengubah cara penggunaan uang.
Karena inflasi berarti menurunkan nilai riil uang, orang cendrung
meminimalisasi jumlah uang yang dipegang.
 Distorsi pajak. Semakin tinggi inflasi, semaking tinggi beban pajak secara
riil.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam
arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta
serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga
sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu.
- Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun

Inflasi dan Pengangguran Page 8


1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya
inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan
dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
- Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai
mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga,
namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun.
Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana
dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
- Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai
uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur
atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
- Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini
terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan
naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka
produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak
sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan
bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
- Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman
modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,

Inflasi dan Pengangguran Page 9


ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya
tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

2.1.6. Peran Bank Sentral Terhadap Inflasi


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi
pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan
yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh
pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena
sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen salah
satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan
moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau
tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu,
bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang
domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal
(dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation
targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh
Bank Indonesia.

2.2. PENGANGGURAN
2.2.1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Pengangguran ialah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang
tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah
SMP, SMA, mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau unemployment, tidak berkaitan dengan mereka yang
tidak bekerja. Tetapi tidak atau belum menemukan pekerjaan. Jadi tenaga
pengangguran adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapat

Inflasi dan Pengangguran Page 10


(mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya
(menemukannya).

2.2.2. Perhitungan Pengangguran


Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat
dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.

Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x


100%

2.2.3. Jenis dan Macam-Macam Pengangguran


Ada beberapa cara penggolongan pengangguran :

Cara yang pertama : berdasarkan alsan mengapa mereka menganggur. Biasanya


cara ini mengelompokkan pengangguran kedalam tiga kategori : Friksional,
Strukturan, dan Musiman.
- Pengangguran Friksional
Pengangguran Friksional (frictional unemployment) adalah mereka yang
menganggur karena sedang dalam proses peralihan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain. Misalnya seseorang bekerja disuatu perusahaan . karena ingin
alih profesi, dia keluar dari perusahaan tersebut. Selama pengangguran dia
mengirim surat lamaran dan mencari pekerjaan baru. Atau dia ingin pindah kota
sehingga dia keluar dari pekerjaan dan mencari pekerjaan barudikota yang di tuju.
Selama dia menganggur, dia termasuk dalam kategori pengangguran friksional.
Olah karena penganguran jenis ini ada karena kemauannya sendiri untuk keluar
dari pekerjaan, pengangguran friksional juga disebut pengangguran suka rela.
(voluntary unemployment)
- Penganguran structural
Penganguran structural (structural unenmployment) adalah mereka yang
berusaha mancari pekerjaan, tetapi belum bisa mendapatkannya karena
ketidakcocokan antara keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan tenaga
kerja yang dicari.pengangguran jenis ini ada bbukan karena ketidakcocokan
keahlian. Misalnya, saat ini dibutuhkan banyak dokter umum untuk ditempatkan

Inflasi dan Pengangguran Page 11


di berbagai pelosak tanah air, tetapi yang tersedia adalah perawat atau tenaga
kesehatan yang bukan dokter.
- Pengangguuran musiman
Pengangguran musiman (cyclical umenployment) adalah mereka yang
mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkannya karena kondisi ekonomi yang
sedang mengalami resisi atau dalam kondisi menurun dalam siklus ekonomi
sehingga lapangan kerja jarang. Dalam kondisi seperti ini, persaingann tenaga
kerja sangnat ketat.

Pengangguran juga dapat dikategorikan menurut beberapa intensif dia


menganggur : pengangguran penuh, setengah pengangguran, dan pengangguran
terselubung.
 Pengangguran penuh
Penganguran jenis ini adalah mereka yang ingin bekerja, berusaha
mendapat dan mencari pekerjaan, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali.
Pengangguran penuh tidak melakukan aktivitas yang menguntungkan.
 Setengah pengangguran
Setengah pengangguran yaitu mereka yang bekerja tetapi kurang dari 35
jam semingg. Sebagai standar umum, seorang pekerja harus mamilik kewajiban
untuk bekerja selama 40 jam se minggu di Indonesia dan kebanyakkan Negara.
Negara maju mulai menerapkan standar jam kerja sebanyak 35 jam seminggu.
Jadi bagi mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dianggap bekerja tetapi tidak
penuh atau pengangguran tetapi tidak sepenuhny..
 Pengangguran terselubung
Yang tergabung dalam pengangguran ini adal yang sepertinya bekerja
untuk mendapatkan upah, tetapi pekerjaan yang dilakukan tidak produktif.
Pekerjaan yang dilakukan sering dilakukan atau diciftakan oleh pemerintah
untuk menciftakan lapangan kerja sementara dalam kondisi ekonomi yang tidak
baik.

2.2.4. Sebab-Sebab Terjadinya Pengangguran


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah
sebagai berikut:

Inflasi dan Pengangguran Page 12


1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang


3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau
lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak
terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat
mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh
struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.

2.2.5. Dampak Penganguran Terhadap Perekonomian


Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita
perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi ,
yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan
perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Inflasi dan Pengangguran Page 13


 Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini
terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah
daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh
karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
 Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang
berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun
akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
 Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan


Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu
yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:

 Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian


 Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
 Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

Inflasi dan Pengangguran Page 14


2.2.6. Kebijakan-Kebijakan Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara
mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb
:

 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural


Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja


2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector
yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-
cara sbb:

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-


industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home
indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja
di sector agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti
pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun
untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :

Inflasi dan Pengangguran Page 15


1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector
lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
 Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa,


dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.

2.3. HUBUNGAN INFLASI, PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN


EKONOMI
Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha
memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor
tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya
produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas
produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.. Sebuah proses
serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk
menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal,
akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi
luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika
pemerintah berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang
harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.
yang berbeda antara inflasi dan pengangguran.
jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak
memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat
ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan
jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur
dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang
pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering

Inflasi dan Pengangguran Page 16


disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen
(HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga
umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan
tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum
dan terus menerus.
 3 komponen terjadinya inflasi, yaitu : kenaikan harga, bersifat umum dan
berlangsung terus – menerus.
 Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama: tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah
desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product
or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).
 Jenis inflasi : Inflasi ringan (inflasi dibawah 10%), inflasi sedang (antara
10% sampai 39%), inflasi berat (antara 30% sampai 100%), dan
Hiperinflasi (diatas 100%)
 Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat
inflasi pada tingkat yang wajar.
 Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
 Jenis – jenis pengangguran , yaitu : pengangguran friksionnal, penganguran
structural dan pengangguran musiman
 dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
 Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian

Inflasi dan Pengangguran Page 17


 Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
 Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik

3.2. Saran
Dengan mempelajari tentang inflasi dan pengangguran diharapkan
mahasiswa dapat melakukan tindakan dengan menciptakan lapangan kerja baru
sehingga tidak terjadi pengangguran lagi

Inflasi dan Pengangguran Page 18

Anda mungkin juga menyukai