PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Kemudian mengenai Akuntansi Inflasi adalah Istilah yang menggambarkan
berbagai sistem akuntansi yang dirancang untuk memperbaiki masalah yang timbul dari
biaya historis akuntansi di hadapan Inflasi. akuntansi perlengkapan Inflasi di Negara-
Negara atau mengalami Inflasi Tinggi yang hiperinflasi. Sebagai contoh, di Negara-
Negara yang mengalami hiperinflasi Dewan Standar Akuntansi Internasional
mengharuskan anak pajak tangguhan Laporan keuanganakan disesuaikan Artikel Baru
yang perubahan daya beli artikel baru menggunakan indeks harga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INFLASI
2.1.1 Pengertian Perubahan Harga (Inflasi)
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus-
menerus dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga
yang hanya bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan
inflasi. Inflasi dikatakan terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus
menerus dan saling mempengaruhi.
3
2.1.3 Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua :
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
b. Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga
barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi dapat dibedakan
menjadi tiga:
a. Inflasi tertutup (Closed Inflation), Jika kenaikan harga yang terjadi hanya
berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
b. Inflasi terbuka (Open Inflation), kenaikan harga terjadi pada semua barang secara
umum.
c. Inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi), kenaikan harga dimana setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan
uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
4
2.2.2 Model / Metode Akuntansi Inflasi
A. Model Penyesuaian Inflasi
1. Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Model biaya historis‐dolar konstan mempertimbangkan perubahan harga ini
dengan mengukur laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut
mencerminkan jumlah maksimum sumber daya yang dapat didistribusikan ke
berbagai pihak yang berhak selama periode tertentu, dan pada saat yang sama
mempertahankan kemampuan perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan
jasa yang secara umum sama, pada akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa
yang dapat diperolehnya pada awal periode. Singkatnya, mata uang tetap (biaya
historis) adalah jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat
harga (daya beli) umum.
Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan dalam translasi jumlah uang yang
dibayarkan di periode sebelumnya ke dalam setara daya beli di akhir periodenya
(yaitu daya beli tetap biaya historis).
Rumus yang digunakan adalah:
𝐺𝑃𝐿𝑐
× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙𝑡𝑑 = 𝑃𝑃𝐸𝑐
𝐺𝑃𝐿𝑡𝑑
Keterangan :
GPL = Indeks harga umum
c = Tahun berjalan
td = Tanggal transaksi
PPE = Setara daya beli umum
Angka tingkat harga yang disesuaikan bukan merupakan biaya kini dari pos
yang dipersoalkan, melainkan masih merupakan angka biaya historis. Angka biaya
historis hanya sekedar disajikan ulang dalam unit ukuran baru, yaitu daya beli
umum diakhir periode. Jika semua transaksi dilakukan secara seragam selama
periode tertentu (seperti pendapatan dari penjualan barang atau jasa), maka
penyesuaian tingkat harga jalan pintas dapat digunakan. Ketika menyajikan
pendapatan sebagai setara daya beli akhir periode, ketimbang menyesuaikan
5
tingkat harga pendapatan harian (berarti ada 365 perhitungan) kita dapat
menggunakan rumus berikut :
𝐺𝑃𝐿𝑐
× 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑃𝑃𝐸𝑐
𝐺𝑃𝐿𝑡𝑑
6
kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan
bersih setelah pajak.
C. Model Pengendalian
1. Gearing Adjustments
Penyesuaian gearing dalam laporan laba adalah menghindari efek inflasi
ketika menggunakan model akuntansi nilai berjalan (current value accounting
model). Ketika menerapkan model akuntansi nilai kini (current value), gearing
adjustment memperhitungkan pengaruh inflasi. Besarnya jumlah penyesuaian
gearing dihtung dengan mengalikan ratio rata-rata pinjaman pada rata-rata aset
operasi dengan penyesuaian current value seperti harga pokok penjualan berjalan
dan depresiasi current cost.
Average borrowing
Gearing adjustment= ×Total current value adjustment made
Average operating asset
Konsep gearing adjustment sangat membingungkan. Konsep ini jelas-jelas
dimaksudkan untuk pemilikan perusahaan perorangan bukan untuk badan usaha
(entitas). Di Inggris gearing adjustment merupakan bagian mekanisme akuntansi
inflasi dan ada hubungannya dengan holding gain.
7
2.3 Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi di Beberapa Negara
Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(Statement of Financial Accounting StandardsSAFS) No. 33 Berjudul “Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap (sebelum dikurangi dengan depresiasi)
yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar (setelah dikurangi
dengan akumulasi depresiasi) untuk selama lima tahun mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya kini. Banyak pengguna dan
penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan bahwa:
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini.
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard CommitteeASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards
Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun
pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2 hal yaitu :
1. Standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris
mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
8
Brazil
Akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan 2
kelompok pilihan pelaporan, hukum perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar
Modal Brazil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan
deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau depresi (termasuk setiap provisi
kerugiaan yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal,
cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang
digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Metode translansi saji ulang. Beradasarkan biaya berjalan tersebut dihitung depresiasi
biaya berjalan (dalam 000) sebagai berikut :
(dalam 000)
Biaya berjalan 31-12-20X0 Rp 8.000.000
Biaya berjalan 31-12-20X1 Rp 11.000.000
Rp 19.000.000
Biaya berjalan rata – rata :2
Rp 9.500.000
x10%
Depresiasi biaya berjalan Rp 950.000
9
Depresiasi baiaya berjalan ini ditranslasikan ke dolar AS dan dinyatakan sesuai
tingkata inflasi AS. Kurs translansi yang dianggap praktis adalah kurs rata – rata sehingga
depresiasi biaya berjalan tersebut menjadi $118.750 (Rp 950.000.000 x 1/8.000)
Laporan laba rugi (untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X1
Pendapatan Rp 10.000.000
Beban operasi Rp 7.700.000
Depresiasi biaya hirtoris 500.000
Lain – lain 900.000 ( 9.100.000 )
Laba bersih 900.000
Modal 20X0 2.500.000
Modal 20X1 Rp 3.400.000
Pendapatan atas dasar penghasilan biaya berjalan (current cost based income)
Rp450.000.000 diperolehan denga menambahkan kembali depresiasi biaya historis
Rp500.000.000 ke penghasilan seperti dilaporkan (Rp 900.000.000) dikurangi dengan
biaya berjalan ekuivalen (Rp950.000.000). Penghasilan atas biaya berjalan dalam dolar
konstan dihitung dengan cara praktis adalah $56.250 (Rp450.000.000x1/8.000)
Tabel 6.2 Data kurs dan indeks tingkat harga umum (hipotesis)
Dolar nominal $300.000 dikurangi dolar konstan $240.424 dipoleh komponen inflasi
$59.576 Penjelasan rinci angka – angka tersebut, yang dinyatakan berdasarkan daya beli rata–
rata (yaitu: dolar konstan) yang ekuivalen, diberikan di bawah ini.
10
Biaya Translasi Biaya Restate Biaya
berjalan kurs berjalan GPL AS berjalan/dolar
(000.000) rata-rata konstan
Biaya berjalan – neto 31-12-20X0 Rp 7.200 x 1/8.000 = $ 900.000 x 134/130 = $ 927.692
Depresiasi (800) x 1/8.000 = (100.000) = (100.000)
Biaya berjalan – neto 31-12-20X1 8.800 x 1/8.000 = $ 1.100.000 x 134/138 = 1.068.116
Rp 2.400 $ 300.000 $ 240.424
Tabel 6.3 Model Biaya Berjalan dalam Rupiah Nominal (000.000) dan Dolar
Akhirnya penyesuaian translasi dihitung sebesar selisih antara jumlah modal per 31-
12-20X1 dengan jumlah modal 31-12-20X0 sebagai berikut :
11
Metode saji ulang translasi. Di sini penyesuaian terhadap inflasi umum dilakukan
dalam rupiah dengan indeks tingkat harga umum Indonesia. Ini dimakud untuk menyajikan
ulang biaya berjalan rupiah ekuivalen ke dalam rupiah konstan sebelum ditranslasikan ke
dolar AS.
Depresiasi dan laba operasi biaya berjalan dalam rupiah ditentukan seperti telah di
kemukakan sebelumnya. Angka-angka ini masing-masing Rp950.000.000 dan
Rp450.000.000. Peningkatan dalam biaya berjalan peralatan neto, karena inflasi, ditentukan
dengan menyajikan ulang saldo biaya berjalan peralatan awal tahun dengan menggunakan
indeks tingkat harga umum Indonesia, yaitu :
Translasi saldo biaya berjalan / rupiah konstan ke dalam dolar AS berdasarkan metode
saji ulang translasi menghasilkan penyesuaian translasi sebagai berikut :
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan harga atau inflasi merupakan fluktuasi pergerakan harga baik suatu
peningkatan maupun suatu penurunan. Peningkatan harga secara umum di kenal dengan
istilah inflasi, sedangkan penurunan harga secara umum dikenal dengan istilah deflasi.
Perubahan harga disini terdapat dua jenis yaitu perubahan harga umum maupun
perubahan harga spesifik. Perubahan harga umum merupakan perubahan harga secara
keseluruhan komoditi, sedangkan perubahan harga khusus merupakan perubahan harga
komoditi tertentu. Pada periode perubahan harga ini laporan keuangan sangat teramat
rentan terhadap resiko penyesatan para penggunanya. Resiko ini terjadi karena adanya
ketidakakuratan pengukuran yang menyebabkan distorsi pada proyeksi keuangan yang
didasarkan pada data seri waktu historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran
kinerja dan data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh perubahan harga yang
tidak dapat dikendalikan. Resiko tersebut menimbulkan kesulitan para pembaca untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan. Terdapat dua jenis metode
yang dapat dilakukan untuk melakukan penyesuaian terhadap inflasi, yaitu :
1. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum yang
disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis.
2. Akuntansi untuk perubahan harga khusus yang disebut dengan model biaya kini.
3.2 Saran
Makalah Akuntansi Internasional ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya
penulis harap agar memberikan peran-peran untuk memperbaiki ke depannya.
13
DAFTAR PUSAKA
Allan Moechamad Z.K, et all. 2013. Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga. Dalam
https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/ ,
diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.
Astri Sri Dayanti. 2015. Akuntansi Internasional : Akuntansi Perubahan Harga (Inflasi).
Dalam http://astrisridayanti.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-internasional-akuntansi.html ,
diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.
Kartika Ratna Sari. 2016. Akuntansi Internasional Bab 7. Pelaporan Keuangan dan
Perubahan Harga. Dalam http://kartikaratnas.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-
internasional-bab-7-pelaporan.html , diunduh pada Selasa, 2 Mei 2017.
14