Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 7

SISTEM
Akuntansi
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PRESENTED BY 01 MARIA GRACIELLA F./ 041911333051

02 YOHANA NOVITA/ 041911333055


Kelompok 7
03 ARCHANGELA VALERIE K./ 041911333060

04 DILLA MUTIARA H./ 041911333072

05 MARIA IMMACULATA OLETHA S. / 041911333087


SEJARAH
Perkembangan Akuntansi

PEMERINTAH
1975 : Sistem akuntansi sebatas admisnistrasi Tata Usaha Keuangan daerah
1979-1980 : Sistem akuntansi pemerintah masih dilakukan manual dan tidak
terkomputerisasi. Departemen Keuangan mulai membuat rencana modernisasi
sistem akuntansi pemerintah
1986 : Disetujui pengembangan Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi Instansi
1987-1988 : Usulan pengembangan sistem akuntansi pemerintah berbasis komputer
1992 : Dibentuk Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) sebagai Central
Accounting Office
2001-2002 : Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
2003-2004 : Reformasi akuntansi sektor publik
2005 : Laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
2010 : Pemerintah pusat dan daerah harus menerapkan basis akrual penuh
SISTEM
Akuntansi
PEMERINTAH PUSAT
SISTEM
Akuntansi
PEMERINTAH PUSAT
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem pengelolaan manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
pelaporan pelaporan keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan


Republik Indonesia Nomor 171 / PMK.05 / 2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari 2 sistem utama, yaitu:
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
TUJUAN
Sistem AKuntansi Pemerintahan Pusat

Tujuan SAPP yaitu untuk menyediakan informasi keuangan yang diperlukan dalam hal
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian anggaran, perumusan
kebijaksanaan, pengambilan keputusan dan penilaian kerja pemerintah dan penyajian sebagai
upaya untuk mempercepat perhitungan anggaran negara. Serta memudahkan pemeriksaan
oleh aparat pengawasan fungsional.
SAPP juga dirancang untuk mendukung transparansi laporan keuangan pemerintah dan
akuntabilitas keuangan pemerintah dalam mencapai pemerintahan yang baik, meliputi :
akuntabilitas, manajerial dan transparansi.
DASAR HUKUM
Sistem AKuntansi Pemerintahan Pusat

UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara


Menteri Keuangan selaku BUN berwenang untuk menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
negara.

PMK No 213 Tahun 2013 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Pusat.
PMK No 215 Tahun 2016 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
SISTEM AKUNTANSI
Bendahara Umum Negara

(SA-BUN)
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku
BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP).

SA-BUN terdiri atas beberapa subsistem, yaitu:


1. Sistem Akuntansi Pusat (SİAP), terdiri atas: Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN) dan Sistem
Akuntansi Umum (SAU)
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP & H);
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP)
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP)
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD)
6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SABAPP)
7. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK)
8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)
SISTEM AKUNTANSI
Instansi
(SAI)
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara / Lembaga selaku Pengguna Anggaran.

SAI memproses data transaksi, keuangan, dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara / Lembaga.

SAI terdiri atas beberapa subsistem, yaitu:


1. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
3. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-BAPP)
KERANGKA UMUM
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
JENIS-JENIS
Laporan Keuangan
PEMERINTAH PUSAT
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.

Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari :


1. Laporan Realisasi Anggaran : Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian Negara / Lembaga
yang telah direkonsiliasi.
2. Neraca Pemerintah : Merupakan Neraca SAI dan Neraca SAKUN
3. Laporan Arus Kas : Merupakan Laporan Arus Kas dari seluruh Kanwil DJPBN
4. Laporan Operasional : Merupakan laporan Laporan Operasional dari seluruh Kementerian Negara / Lembaga
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
7. Catatan atas Laporan Keuangan : Merupakan penjelasan atau analisis atau analisis nilai suatu pos yang tersaji di
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas.
SISTEM
Akuntansi
PEMERINTAH DAERAH
SISTEM
Akuntansi
PEMERINTAH DAERAH
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah
mengelola keuangan atau yang terkomputerisasi mulai dari
operasi data, pencatatan, pengikhtisaran sampai operasi
pelaporan dan keuangan Pemerintah Daerah.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua


bagian utama yaitu: Dasar Pertimbangan :
UU No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah
1. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada
Daerah
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
UU No. 33 tahun 2004 Tentang Pertimbangan
2. Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah
TUJUAN
Sistem AKuntansi Pemerintahan Daerah
Tujuan SAPD yaitu untuk :
1. Akuntabilitas : mampu memberikan informasi keuangan yang lengkap cermat, dalam bentuk dan
waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit-
unit pemerintah.
2. Manajerial : mampu memberikan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggran, perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan : memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara
efektif dan efisien.
4. Menjaga Aset : melalui metode pencatatan, pemrosesan dan pelaporan keuangan yang dilakukan
secara konsisten sesuai dengan standar serta praktek akuntansi yang mampu diterima secara umum.
5. Penyedia Informasi Anggaran dan Keuangan : menyediakan informasi yang akurat dan juga tepat
waktu
SISTEM Sistem Akuntansi BUD pada SKPKD meliputi :
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Daerah
Akuntansi
BUD
2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
4. Prosedur Akuntansi Selain Kas

Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat


SKPKD meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Operasional
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Perubahan Saldo SAL
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan Atas laporan Keuangan
SISTEM Akuntansi
PENERIMAAN KAS
Sistem Akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan pada SKPD dan/
atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Pelaksana
Pelaksana dalam sistem akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut :
1. Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah), Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu
2. Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) - Fungsi
Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas antara lain :
1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Catatan Akuntansi
2. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) 1. Buku Jurnal Penerimaan Kas
3. Surat Tanda Setoran (STR) 2. Buku Kas Umum
4. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP) 3. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian
5. Nota Kredit 4. Buku Besar Kas
6. Bukti Transfer 5. Buku Besar Pembantu Penerimaan Kas
7. Dokumen Lainnya
Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan Kas di SKPD, terdiri :
1.Sistem dan Prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui Bendahara
Penerimaan
2. Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui Bendahara
Penerimaan Pembantu
3. Sistem dan prosedur penatausahaan penerimaan kas dari pajak dan retribusi daerah melalui Badan, Lembaga
Keuangan, atau Kantor Pos yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
SISTEM Akuntansi
PENGELUARAN KAS
Sistem Akuntansi pengeluaran kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan/ atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPSD
dan/ atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Pelaksana
Pelaksana dalam sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
1. Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran
2. Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD - Fungsi Akuntansi dan Bendahara Pengeluaran
Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas antara lain :
1. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
2. SPJ (Surat Pertanggungjawaban) Catatan Akuntansi
3. Nota Debet 1. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
4. Bukti Transfer 2. Buku Kas Umum
5. Dokumen Lainnya 3. Buku Besar Kas
4. Buku Besar Pembantu Pengeluaran Kas

Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas


Prosedur akuntansi pengeluaran kas dilakukan dengan mekanisme :
1.Penerbitan SP2D Langsung (LS)
2. Penerbitan SP2D Uang Persediaan (UP)
3. Penerbitan SP2D Ganti Uang (GU)
4. Penerbitan SP2D Tambahan Uang Persediaan (TU)
SISTEM Akuntansi
ASET TETAP
Sistem Akuntansi Aset Tetap meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan,
pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap yang
digunakan.

Transaksi tersebut digolongkan dalam 2 kelompok besar transaksi :


Penambahan nilai Aset Tetap
Berasal dari perolehan aset tetap melalui belanja modal, bantuan, hibah, donasi, dan
sebagainya.
Pengurangan nilai Aset Tetap
Terjadi karena pelepasan/penghapusan barang daerah, penyusutan, dan transfer aset tetap
SISTEM Akuntansi
SELAIN KAS
Prosedur Akuntansi Selain Kas :
Koreksi kesalahan pencatatan
Merupakan koreksi kesalahan dalam pembuatan jurnal dan telah diposting ke buku besar yang
dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.
Pengakuan aset, hutang, dan ekuitas
Merupakan pengakuan perolehan, pelapasa aset, hutang, dan ekuitas yang terjadi di SKPD.
Jurnal depresiasi
Seluruh aset tetap SKPD dapat disusutkan selain tanah dan konstruksi.
Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment
Jurnal dari transaksi yang telah dilakukan SKPD, tetapi pengeluaran kas belum dilakukan
(accrual) atau terjadi pengeluaran kas belanja di masa mendatang (prepayment)
SISTEM Akuntansi
PEMDA/PPKD
Akuntansi PPKD adalah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi akuntansi di SKPKD yang
mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda.

SKPKD adalah satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah.
Biasanya dikelola oleh suatu entitas tersendiri berupa Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)

Sistem Akuntansi PPKD meliputi :


1. Akuntansi Pendapatan PPKD
2. Akuntansi Belanja PPKD
3. Akuntansi Pembiayaan
4. Akuntansi Aset (Investasi Jangka Panjang)
5. Akuntansi Hutang
6. Akuntansi Selain Kas
PERTANYAAN
1.Putri Nabilah (169)
Bagaimana maksud tripple enty dan implementasinya di SAPP?
Jawab :
Metode pencatatan Triple entry adalah metode yang dikembangkan dari Double entry. Prinsipnya
pun hampir sama dengan double entry yaitu adanya tambahan pencatatan pada buku anggaran.
Sederhananya, ketika pencatatan double entry sedang dilakukan, maka metode triple entry akan
melakukan pencatatan yang dilakukan oleh para PPK SKPD dan SKPKD.

2. Widya Nanda (025)


PPKD dan SKPD sistemnya berbeda, pelaksanaannya bersama-sama atau salah satu saja?
ppkd dan skpd sistemnya sama yg berbeda entitasnya. Akuntansi bagian dari sebuah sistem
akuntansi sebagai brand office yg menyerahkan laporan ke homeoffice untuk di konsolidasi.
Jurnal : Beban Gaji xxx
RK PPKD xxx

Belanja Gaji dicatat pada pengeluaran


3. Rasyidah (071)
Apakah ada hubungannya antara budgetary accounting dengan SAP?
Jawab :
Standar Akuntansi Pemerintahan menyediakan informasi berbagai tahapan anggaran; mulai dari
penyusunan anggaran (info asumsi-asumsi historikal), penetapan anggaran dan realisasi anggaran.
Sedangkan Akuntansi anggaran merupakan aspek akuntansi yang memiliki tujuan untuk menyusun
suatu rencana keuangan dalam periode dimasa yang akan datang dan membandingkan hasil operasi
dengan rencana yang sudah ditentukan. Hubungannya yaitu hub : tidak ada hubungan hanya saja
dlm anggaran harus disesuaikan akunya dengan yg ada di bagan akun, perencanaan anggaran yg
dipilih harus sesuai dengan akun" yg ada di standar

4. Adelia Putri (045)


Hal apa yang mendasari adanya penyempurnaan dari PMK 213 ke PMK 215 dan mengapa masih ada
sebagian pasal dalam PMK 213 yang masih berlaku?
Jawab :
Hal yang mendasari adalah lampirannya, sebagai contoh pada pasal 41 laporan Badan Layanan
Umum diubah menjadi lampiran Laporan Keuangan Kementrian Negara. Masih ada beberapa pasal
dalam PMK 213 yang masih berlaku sebab penjelasan dari masing-masing sub sistem terdapat dalam
pasal 213 dan berlaku hingga sekarang.
5. Nur Fitri (063)
SAPD dan SAPP dilakukan berapa kali dalam setahun? apabila lebih dari satu kali
sama atau berbeda?
Jawab :
SAPD dan SAPP keduanya tidak dilakukan sekali dalam setahun setahun, karena
melekat dalam organisasi pemerintahan dilakukan beberapa kali dalam satu tahun.
Namun laporan dilakukan setiap satu tahun sekali dimana yang membedakan
SAPD dan SAPP ialah SAPP pusat sedangkan SAPD daerah. SAPP dan SAPD
sama-sama sistem akuntansi tetapi subsistem keduanya berbeda.
6. Aisya (202)
Apa perbedaan sistem akuntansi pusat dan instansi?
Jawab :
a. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP);
Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan ( Ditjen PBN) dan
terdiri dari:
.i. SAKUN (Sistem Akuntansi Kas Umum Negara) yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca
Kas Umum Negara (KUN);
ii. SAU (Sistem Akuntansi Umum) yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU.
Pengolahan data dalam rangka penyusunan laporan keuangan SAU dan SAKUN, dilaksanakan oleh unit-
unit Ditjen PBN yang terdiri dari:
i. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
ii. Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN);
iii. Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan.
b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Kementerian negara/lembaga melakukan
pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi keuangan (SAK) dan unit akuntansi
barang (SABMN).
Unit akuntansi keuangan terdiri dari:
i. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA);
ii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Eselon1 (UAPPA-E1);
iii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W);
iv. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) ;

Unit akuntansi barang terdiri dari:


i. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB);
ii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Eselon1 (UAPPB-E1);
iii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang – Wilayah (UAPPB-W);
iv. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).
TERIMA
Thank you

KASIH

Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai