KELOMPOK 8
1. NABILAH KHAZANAH
2. NOVA CRISTINA SINAGA
3. EVELYN ROSSI
4. NAURI KURNIAWAN
1. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
Pemerintah Pusat.
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Peraturan Menteri Keuangan
tersebut berlaku untuk seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber dari APBN serta pelaksanaan
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Tetapi Peraturan Menteri Keuangan tersebut tidak berlaku untuk:
a. Pemerintah Daerah yang sumber dananya berasal dari APBD;
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:
1) Perusahaan Perseroan; dan
2) Perusahaan Umum.
Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari 2 (dua) sistem utama, yaitu:
● Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN)
● Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
A.
A. Sistem
Sistem Akuntansi
Akuntansi Bendahara
Bendahara Umum
Umum Negara
Negara (SA-BUN)
(SA-BUN)
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN dan
Pengguna Anggaran Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP). SA-BUN terdiri atas beberapa subsistem,
yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SIAP)
SiAP terdiri dari dua subsistem, yaitu SAKUN dan SAU. SAKUN menghasilkan LAK dan Neraca KUN. Sedangkan
SAU menghasilkan LRA dan Neraca SAU. SiAP dilaksanakan oleh:
● KPPN;
● Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
● Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP & H)
SA-UP & H menghasilkan Laporan Realisasi Penerimaan Hibah, pembayaran bunga utang Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan, serta Neraca, SA-UP&H dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang selaku
UAPBUN.
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP)
SA-IP menghasilkan LRA dan Neraca. SA-IP dilaksanakan oleh unit yang menjalankan fungsi penata usahaan dan
pelaporan investasi pemerintah (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku
UAPBUN memroses data transaksi investasi permanent sebagai bahan penyusunan laporan investasi.
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA- PP)
SA-PP menghasilkan LRA dan Neraca. SA-PP dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Penerusan Pinjaman. Mekanisme penerusan pinjaman dapat
dilakukan melalui Subsidiary Loan Agreement (SLA) dan dana bergulir. Data
transaksi tersebut merupakan bahan penyusunan Laporan Penerusan Pinjaman.
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD)
SA-TD menghasilkan LRA dan Neraca. SA-TD digunakan untuk mencatat
transaksi transfer kepada Pemerintah Daerah yang terdiri dari:
a. Belanja Dana Perimbangan
b. Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian.
6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-BAPP)
Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-BAPP) mencatat transaksi keuangan pusat pada
kementerian negara/lembaga, pihak lain dan Departemen Keuangan selaku Kuasa Pengguna APP. Transaksi keuangan pusat
adalah transaksi keuangan yang dilakukan oleh BUN yang merupakan kewajiban pemerintah atas suatu kegiatan yang tidak
dilakukan kementerian negara lembaga. Khusus untuk belanja lain-lain dan belanja transfer lainnya dapat dilakukan oleh
kementerian negara/lembaga.
7. Sistem Akuntansi Transaksi Khusus (SA-TK)
SA-TK diterapkan untuk menangani transaksi seperti:
• Pendapatan melalui Rekening BUN yang selama ini dikoordinasikan oleh Direktorat PNBP dan BLU
• Pengeluaran yang berhubungan dengan keanggotaan permasalahan hukum internasional di bawah kelola BKF
• Pengeluaran yang berhubungan dengan permasalahan hukum internasional di bawah kelola Sekjen Departemen
Keuangan
• Pengeluaran yang berhubungan dengan Penerimaan dan Pengeluaran Jasa Perbendaharaan, Jasa Giro Rekening KPPN
dan BUN,Koreksi Pembukuan,Pengembalian dan Pembayaran PFK di bawah kelola ditjen PBN.
8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)
Akuntansi Badan Lainnya diterapkan untuk menangani transaksi seperti Otorita BATAM, Gelora Bung
Karno, Pengelola Kemayoran, dan transaksi dari badan lainnya. SA-BL menghasilkan LRA dan Neraca
atas transaksi badan lainnya. SA-BL dilaksanakan oleh unit-unit eselon I di lingkup Departemen
Keuangan.
Untuk melaksanakan SA-BUN, Bendahara Umum Negara atau Kuasa BUN membentuk Unit
Akuntansi yang terdiri dari:
• Unit Akuntansi Bendahara Umum Negara (UABUN)
• Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara (UAPBUN).
• Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara - Daerah (UAKBUN Daerah-KPPN).
• Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara - Pusat (UAKBUN-Pusat)
• Unit Akuntansi Kuasa Koordinator Bendahara Umum Negara Kantor Wilayah (UAKKBUN-
Kanwil)
B. Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga
selaku Pengguna Anggaran. SAI memproses data transaksi keuangan, barang dan transaksi lain yang dilaksanakan
oleh Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri atas beberapa sub sistem, yaitu:
1. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAUAKPA);
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (SA-UAPPA-W);
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (SA-UAPPA-E1); dan
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-UAPA).
2. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), SIMAK-BMN terdiri dari:
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (SAUAKPB);
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (SA-UAPPB-W);
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (SA-UAPPB-E1);
• Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (SA-UAPB).
2. PROSEDUR AKUNTANSI SISTEM
AKUNTANSI PUSAT (SIAP) DI KPPN
Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah instansi vertikal di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Kanwil DJPBN di mana salah satu fungsi KPPN selaku UAKBUN-D KPPN
adalah melakukan penata usahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara. KPPN
memproses data transaksi penerimaan dan pengeluaran baik anggaran maupun non anggaran.
Prosedur Akuntansi pada tingkat KPPN:
1. Menerima dan menata usahakan dokumen sumber yang berupa:
a. DIPA (Datar Isian Pelaksanaan Anggaran), dan dokumen lain yang dipersamakan termasuk revisinya;
b. SPM, SP2D, SP3, SSPB, Nota Debet, Kiriman Uang (KU)-Keluar, Wesel Pemerintah, Daftar Penguji dan
bukti pendukung lainnya;
c. Bukti Penerimaan Negara (BPN) antara lain: formulir SSP, SSBP, SSBC, Nota Kredit, KU-Masuk dan
dokumen pendukung lainnya.
d. Memo Penyesuaian.
2. Melakukan proses perekaman dokumen sumber, verifikasi, posting dan pelaporan keuangan untuk transaksi
anggaran dan non anggaran. Proses perekaman dokumen sumber dilakukan di Seksi Perbendaharaan, Seksi
Persepsi, Seksi Bank/Giro Pos, dan Seksi Verifikasi dan Akuntansi .
JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu
oleh pihak BPK.
Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian Negara/Lembaga yang telah
direkonsiliasi.
c. Neraca Pemerintah
d. Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca SAKUN.
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Laporan Arus Kas dari seluruh Kanwil DJPBN.
g. Laporan Operasional
h. Merupakan konsolidasi Laporan Operasional dari seluruh Kementerian Negara/ Lembaga
i. Laporan Perubahan Ekuitas
j. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
k. Catatan atas Laporan Keuangan
l. Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas.
3.
3. SISTEM
SISTEM AKUNTANSI
AKUNTANSI PEMERINTAH
PEMERINTAH DAERAH
DAERAH
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
Pemerintah Daerah Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas dua bagian utama
yaitu :
a. Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD)
b. Sistem Akuntansi Instansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
1. Sistem Akuntansi BUD
Sistem Akuntansi BUD pada SKPKD meliputi:
a. Prosedur Akuntansi Penerimaan Daerah
b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
c. Prosedur Akuntansi Aset Tetap
d. Prosedur Akuntansi Selain Kas
Laporan
Laporan Keuangan
Keuangan Yang
Yang Dihasilkan
Dihasilkan Pada
Pada Tingkat
Tingkat SKPD
SKPD Meliputi:
Meliputi:
Sistem akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kas
pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun
terkomputerisasi
Pelaksana
Pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut
1) Tingkat SKPD dilaksanakan oleh PPK-SKPD (Pejabat Penata usahaan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah), Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerima
Pembantu
2) Tingkat SKPKD dilaksanakan oleh PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Fungsi
Akuntansi, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Penerimaan Pembantu
Catatan Akuntansi
1. Sistem dan prosedur penata usahaan penerimaan kas dari pajak dan
retribusi daerah melalui Bendahara Penerimaan.
2. Sistem dan prosedur penata usahaan penerimaan kas dari pajak dan
retribusi daerah melalui Bendahara Penerimaan Pembantu
3. Sistem dan prosedur penata usahaan penerimaan kas dari pajak dan
retribusi daerah melalui Badan, Lembaga Keuangan, atau Kantor Pos yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah.
5.
5. SISTEM
SISTEM AKUNTANSI
AKUNTANSI PENGELUARAN
PENGELUARAN KAS
KAS
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPKD dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara
manual maupun terkomputerisasi.
Pelaksana
Dokumen transaksi yang digunakan dalam Buku catatan akuntansi yang digunakan
sistem akuntansi pengeluaran kas berupa: dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
1. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) meliputi:
2. SPJ (Surat Pertanggungjawaban) 1. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
3. Nota Debet 2. Buku Kas Umum
4. Bukti Transfer 3. Buku Besar Kas
5. Dokumen lainnya 4. Buku Besar Pembantu Pengeluaran Kas
5. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas
Prosedur akuntansi pengeluaran kas dilakukan melalui mekanisme.
Sistem dan prosedur akuntansi aset tetap terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
1. Sistem dan prosedur pengadaan aset tetap (barang milik negara/daerah),
2. Sistem dan prosedur penyimpanan dan penyaluran,
3. Sistem dan prosedur pemanfaatan
4. Sistem dan prosedur pemeliharaan
5. Sistem dan prosedur tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi
6. Sistem dan prosedur perubahan status hukum.
7. SISTEM AKUNTANSI SELAIN KAS