Anda di halaman 1dari 16

Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD)

Ristanto, S.Pd.,MM.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

• Setiap entitas, termasuk pemerintah daerah, wajib menyusun


laporan keuangan.
• Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) memberikan
gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut.
• Pada dasarnya LKPI merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
penggunaan dana publik (APBD).
• Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP).
Defenisi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

• Laporan keuangan pemerintah daerah itu sendiri adalah gambaran


mengenai kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut.
• Salah satu pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah
pemerintah pusat.
• Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan
pemerintah daerah karena pemerintah pusat telah menyerahkan
sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah.
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD)
• Laporan Realisasi APBD (LRA)
• Neraca
• Laporan Arus Kas (LAK)
• Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi
pemerintah pusat dan daerah).
• Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di
atas, masing-masing daerah diharuskan menyampaikan informasi
yang berkaitan dengan keuangan daerah, yaitu laporan keuangan
badan usaha milik daerah dan data yang berkaitan dengan
kebutuhan dan potensi ekonomi daerah.
Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD)
• Pemerintahan daerah (internal)
• Pemerintahan daerah (eksternal) seperti:
o DPRD
o Badan pengawas keuangan
o Investor, kreditur, dan donator
o Analis ekonomi dan pemerhati pemda
o Pemerintahan provinsi
o Pemerintah pusat
o Masyarakat
o SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan menghasilkan laporan
keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca PPKD, dan CaLK PPKD.
o SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat transaksi
resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan proses konsolidasi lapkeu
(lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu pemda yang terdiri dari Laporan
Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK, dan CaLK Pemda).
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

• Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era


Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada
di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten), kemudian daerah-
daerah tersebut menyampaikan laporannya ke Pemerintah Pusat.
• Oleh pemerintah pusat dibuatkan menjadi Laporan Konsolidasi
yang merupakan Laporan Keuangan Pemerintah RI. Akuntansi
keuangan daerah adalah suatu sistem informasi pengidentifikasian,
pencatatan, pengklasifikasian, mengikhtisarkan dan
mengkomunikasikan kegiatan suatu daerah berupa pelaporan untuk
pengambilan keputusan.
Akuntansi keuangan daerah terdiri atas:

1. Akuntansi keuangan pemerintahan Provinsi,


2. Akuntansi keuangan pemerintahan Kabupaten.
Untuk perlakuan akuntansi keuangan daerah penyusunannya harus
mengikuti PSAP yang telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor
24 tanggal 13 juni 2005, yaitu PSAP Nomor 1 sampai dengan Nomor 11,
dimana hasil proses akuntansinya adalah:
• Neraca
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Arus Kas
• Catatan Atas Laporan Keuangan
Akuntansi PPKD

Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh


fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai pemda. Sistem
akuntansi PPKD ini meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan PPKD
2. Akuntansi Belanja PPKD
3. Akuntansi Pembiayaan PPKD
4. Akuntansi Aset PPKD
5. Akuntansi Utang PPKD
6. Akuntansi Selain Kas PPKD
1. Akuntansi Pendapatan PPKD

• Akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-langkah teknis yang


harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan pada
level pemda seperti Dana Perimbangan. Dokumen sumber untuk
penjurnalannya adalah Laporan Posisi Kas Harian yang dibuat oleh
BUD. Dari Laporan Posisi Kas Harian tersebut, PPKD dapat
mengidentifikasi penerimaan kas yang berasal dari dana
perimbangan.
2. Akuntansi Belanja PPKD

• Akuntansi Belanja PPKD adalah langkah-langkah teknis yang harus


dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk belanja bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.
3. Akuntansi Pembiayaan PPKD

• Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk


menutup defisit atau memanfaatkan surplus. Jika APBD mengalami
defisit, pemerintah dapat menganggarkan penerimaan-
pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya,
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekaya-an daerah yang
dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
4. Akuntansi Aset PPKD

• Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas


pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang
dilakukan oleh pemda, misalnya peng- akuan atas Investasi Jangka
Panjang dan Dana Cadangan.
• PPKD akan mencatat transaksi perolehan maupun pelepasan aset
ini dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial. Bukti
memorial dibuat oleh PPKD sesuai dengan bukti transaksi yang ada
5. Akuntansi Utang PPKD

• Utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akibat dari transaksi


pembiayaan yang dilakukan oleh pemda.
• Prosedur akuntansi utang PPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan utang jangka panjang yang muncul dari transaksi
penerimaan pembiayaan serta pelunasan/pembayaran utang
(pengeluaran pembiayaan).
6. Akuntansi Selain Kas PPKD

Prosedur akuntansi selain kas pada PKPD meliputi:


• Koreksi kesalahan pencatatan, Merupakan koreksi terhadap
kesalahan dalam membuat jurnal dan telah dipindahkan ke buku
besar
• Pengakuan aset, utang, dan ekuitas
• Jurnal terkait transaksi yang bersifat accrual dan prepayment,
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi
yang sudah di- lakukan PPKD namun pengeluaran kas belum
dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk
belanja di masa yang akan datang (prepayment).
Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

1. Satuan kerja memberikan dokumen-dokumen sumber (ds) seperti surat perintah


membayar uang (spmu) dan surat tanda setoran (sts) dari transaksi keuangannya
kepada unit keuangan pemerintah daerah.
2. Unit pembukuan dan unit perhitungan melakuan pembukuan bulanan (ds) tersebut
dengan menggunakan komputer akuntansi (komputer yang telah disiapkan untuk
keperluan akuntansi) termasuk perangkat lunak (software) akuntansi.
3. Dari proses akuntansi tersebut dihasilkan jurnal yang sekaligus diposting ke dalam buku
besar dan buku pembantu secara otomatis untuk setiap satuan kerja.
a. Bila dokumen di atas telah di verifikasi dan benar maka dilanjutkan dengan proses komputer untuk
pembuatan laporan pertanggungjawaban (lpj).
b. LPJ dikirimkan kepada kepala daerah sebagai pertanggungjawaban satuan kerja atas pelaksanaan
anggaran, satu copy dikirim kepada satuan kerja yang bersangkutan untuk kebutuhan pertanggungjawaban
dan manajemen. Satu copy untuk arsip unit perhitungan.
c. LPJ konsolidasi juga harus diberikan kepada kepala daerah agar dapat mengetahui keseluruhan realisasi
apbd pada suatu periode.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai