Anda di halaman 1dari 6

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Pembaharuan Dalam Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem yang lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri , antara lain single entry (pembukuan tunggal),
incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yakni rutin dan pembangunan) dan
pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah.

Dibutuhkannya sistem akuntansi baru, karena beberapa alasan:

a. Tidak mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, atau dengan
kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.

b. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau
publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan
kas daerah.

c. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP 105/2000

Dasar Kebutuhan Akuntansi Pemerintah Daerah

1. Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara. Selain dipenuhi dengan
tuntutan untuk menciptakan good governance yang terbebas dari tindakan Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme, penciptaan sistem pemerintahan yang lebih berimbang di antara eksekutif, judikatif, dan
legislatif.

2. Partisipasi itu mewujud dalam tuntutan akan Akuntabilitas Publik dan Otonomi Daerah

Tujuan Penyusunan Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah (SAKP)

Tujuan penyusunan Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah

Pedoman sistem akuntansi keuangan pemerintah sangat diperlukan karena adanya batas waktu bagi
pemerintah daerah untuk dapat menyajikan laporan pertanggungjawaban yang berisikan laporan
keuangan sudah semakin mendesak. Berdasarkan kebuatuhan tersebut maka Pedoman SAKP
disusun dengan tujuan sbb:

a.Menyediakan bagi pemerintah daerah suatu pedoman akuntansi yang diharapkan dapat
diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan pemerintah daerah yang berlaku dewasa ini,
terutama dengan diberlakukannya otonomi daerah yang baru.
b.Menyediakan bagi pemerintah suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan klasifikasi
rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan dengan siklus kegiatan
pemerintah daerah yang mencakup penganggaran, perbendaharaan, dan pelaporannya

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

1). Pendahuluan

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik
dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak
analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.
SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi,
pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian
laporan keuangan.

Di samping itu, Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa sekaligus
menegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam penyusunan SAPD antara lain: mengidentifikasi prosedur, menentukan pihak-
pihak terkait, menentukan dokumen terkait, menentukan jurnal standar, dan menuangkannya dalam
langkah teknis. SAPD terdiri atas sistem akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan
sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Sistem akuntansi PPKD meliputi teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-
LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian
dan koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pemerintah daerah. Sedangkan Sistem akuntansi SKPD meliputi teknik pencatatan, pengakuan dan
pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas,
penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD.

2). Sistem Akuntansi PPKD

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak
sebagai bendahara umum daerah. Tabel berikut ini mengikhtisarkan transaksi-transaksi pada sistem
akuntansi PPKD, pihak-pihak yang terkait, dan saat kapan pencatatan harus dilakukan.

1. Sistem Akuntansi Pendapatan

Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada PPKD antara lain:

a. Bendahara PPKD
Bendahara PPKD mencatat dan membukukan semua penerimaan pendapatan kedalam buku kas
penerimaan, membuat Rekap Penerimaan Harian yang bersumber dari Pendapatan, dan melakukan
penyetoran uang yang diterima ke kas daerah setiap hari.

b.Fungsi Akuntansi PPKD

Fungsi Akuntansi PPKD mencatat transaksi/kejadian pendapatan LO dan Pendapatan LRA


berdasarkan bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan
Neraca, melakukan posting jurnal jurnal transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA
kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek), dan menyusun Laporan Keuangan, yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP.SAL), Laporan Operasional
(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
keuangan.

c. PPKD selaku BUD.

PPKD selaku BUD menandatangani/mengesahkan dokumen surat ketetapan pajak/retribusi daerah


dan menandatangani laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD. 2.

2. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan
belanja antara lain:

a.Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)

PPK-PPKD mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti-bukti transaksi yang
sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca, melakukan posting jurnal-jurnal
transaksi/kejadian pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing-masing
rekening (rincian objek), dan menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan. b.

b. Bendahara Pengeluaran PPKD

Bendahara Pengeluaran PPKD mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja
kedalam buku kas umum PPKD dan membuat SPJ atas beban dan belanja.

3.Sistem Akuntansi Transfer Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi transfer masuk dan
transfer keluar antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD dan Bendahara Pengeluaran
PPKD.

4. Sistem Akuntansi Pembiayaan Pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi pembiayaan
antara lain Fungsi Akuntansi PPKD, BUD, dan PPKD.

5. Akuntansi Kas dan Setara Kas Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kas dan setara kas
pada PPKD antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPKPPKD), Bendahara Penerimaan
PPKD, Bendahara Pengeluaran PPKD dan PPKD.
6. Sistem Akuntansi Piutang Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi piutang antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Bendahara Penerimaan PPKD.

7. Sistem Akuntansi Investasi Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan PPKD.

8.Akuntansi Dana Cadangan Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi dana cadangan antara
lain :

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)

PPK-PPKD memiliki tugas mencatat transaksi/kejadian dana cadangan berdasarkan buktibukti


transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum, memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian Dana
Cadangan ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek), dan membuat laporan
keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK

b.PPKD Dalam sistem akuntansi dana cadangan, PPKD memiliki tugas menandatangani laporan
keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD dan menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD

3) .Sistem Akuntansi SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Tabel berikut ini mengikhtisarkan
transaksi-transaksi pada sistem akuntansi SKPD, pihak-pihak yang terkait, dan saat kapan pencatatan
harus dilakukan.

1. Sistem Akuntansi Pendapatan Pihak Pihak yang terkait dalam sistem akuntansi pendapatan pada
SKPD antara lain:

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) PPK-SKPD mencatat transaksi/kejadian


pendapatan LO dan Pendapatan LRA berdasarkan bukti bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku
Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca, melakukan posting jurnal jurnal transaksi/ kejadian
pendapatan LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek),
serta menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan
Operasional (LO), Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan.

b. Bendahara Penerimaan SKPD

Bendahara Penerimaan SKPD mencatat dan membukukan semua penerimaan pendapatan kedalam
buku kas penerimaan, membuat Rekap Penerimaan Harian yang bersumber dari Pendapatan, dan
melakukan penyetoran uang yang diterima ke kas daerah setiap hari.

c. PA/KPA.
PA/KPA menandatangani/mengesahkan dokumen surat ketetapan pajak/retribusi daerah dan
menandatangani laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD.

2. Sistem Akuntansi Beban dan Belanja

Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain:

a.Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi


SKPD untuk mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti bukti transaksi yang
sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca, melakukan posting jurnal-jurnal
transaksi/kejadian beban dan belanja kedalam Buku Besar masing masing rekening (rincian objek),
dan menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan
Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) , dan Catatan atas Laporan keuangan.

b. Bendahara Pengeluaran SKPD Bendahara Pengeluaran SKPD mencatat dan membukukan semua
pengeluaran beban dan belanja kedalam buku kas umum SKPD dan membuat SPJ atas beban dan
belanja.

3. Akuntansi Kas dan Setara Kas Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kas dan setara kas
pada SKPD antara lain Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPKSKPD), Bendahara Penerimaan
SKPD, Bendahara Pengeluaran SKPD dan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).

4.Sistem Akuntansi Piutang Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi piutang antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Penerimaan SKPD.

5. Sistem Akuntansi Persediaan Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan antara
lain adalah Bendahara Barang atau Pengurus Barang, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan, dan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.

6. Sistem Akuntansi Aset Tetap Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset tetap antara
lain:

a. Bendahara Barang atau Pengurus Barang Bendahara barang/pengurus barang bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumendokumen atas pengelolaan aset tetap.

b.Bendahara Pengeluaran Bendahara pengeluaran bertugas untuk menyiapkan dan menyampaikan


dokumen-dokumen atas transaksi tunai yang berkaitan dengan aset tetap.

c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pejabat pelaksana teknis kegiatan bertugas untuk menyiapkan
dokumen atas beban pengeluaran pelaksanaan pengadaan aset tetap.

d. Pejabat Penatausahaan Keuangan. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas untuk


melakukan proses akuntansi aset tetap yang dimulai dari jurnal hingga penyajian laporan keuangan
SKPD.
7. Sistem Akuntansi Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Aset Tidak Berwujud Pihak-pihak yang
terkait dalam sistem akuntansi penyusutan dan amortisasi aset tetap/aset tidak berwujud antara lain
a.Bendahara Barang atau Pengurus Barang SKPD Bendahara barang/pengurus barang bertugas untuk
menyiapkan dan menyampaikan dokumen-dokumen atas penyusutan dan amortisasi aset tetap/aset
tidak berwujud.

b. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Pejabat penatausahaan keuangan SKPD bertugas untuk
melakukan proses akuntansi penyusutan yang dimulai dari jurnal hingga penyajiannya laporan
keuangan SKPD.

8.Akuntansi Dana Cadangan Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi dana cadangan antara
lain :

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) PPK-PPKD memiliki tugas mencatat


transaksi/kejadian dana cadangan berdasarkan buktibukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum,
memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian Dana Cadangan ke dalam Buku Besar masing-masing
rekening (rincian objek), dan membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

b. PPKD Dalam sistem akuntansi dana cadangan, PPKD memiliki tugas menandatangani laporan
keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD dan menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.

Anda mungkin juga menyukai