Anda di halaman 1dari 11

MUHAMMAD RAMLAN

A031191017
RMK AKUNTANSI KEUANGAN III
AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCA KERJA

A. Jenis Imbalan Kerja


Secara umum PSAK 24 adalah mengatur pernyataan akuntansi tentang imbalan
kerja di perusahaan. PSAK No. 24 mengharuskan perusahaan untuk membukukan
pencadangan atas kewajiban pembayaran pesangon/imbalan kerja dalam laporan
keuangannya. Pernyataan ini mengharuskan pemberi kerja (entitas) untuk
mengakui:
• Liabilitas, jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh
imbalah kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
• Beban, jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang
diberikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.

1. Imbalan Kerja
Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang
diberikan suatu entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja
atau untuk pemutusan kontrak kerja.
Jika dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi
imbalan kerja di PSAK-24 adalah sebagai berikut:
1) Imbalan Kerja Jangka Pendek: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya
kurang dari 12 bulan.
2) Imbalan Pasca Kerja: Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah
pekerja sudah tidak aktif lagi bekerja.
3) Imbalan Kerja Jangka Panjang: Yaitu imbalan kerja yang jatuh
temponya lebih dari 12 bulan.
4) Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK): Yaitu imbalan kerja yang
diberikan karena perusahan berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan
seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, atau

1
(2) Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang menerima
penawaran pengunduran diri secara sukarela (golden shake hand). Ada 4
(empat) imbalan pasca kerja yang dihitung untuk di cadangkan dalam
PSAK-24, yaitu:
1. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;
2. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat;
3. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia;
4. Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri.
B. Akuntansi Pensiun
1. Pengertian
Menurut PSAK No 18, Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum
yang berdiri sendiri dan terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk
mengeloladan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang
dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku
pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau
Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi
kerja.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan
Program Pensiun luran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank
atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang
menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun.
2. Jenis-Jenis Pensiun
Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan perusahaan. Para penerima pensiun dapat memilih salah satu

2
dari berbagai alternatif jenis pensiun yang adas esuai dengan tujuan masing
masing, yaitu:
a. Pensiun normal
Pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun.
b. Pensiun dipercepat
Ketentuan yang mengizinkan peserta pensiun untuk mempercepat
pensiunnya karena suatu hal. Salah satu persyaratan untuk mengajukan
pensiun dipercepat adalah mendapatkan pesetujuan dari pemberi kerja.
c. Pensiun ditunda
Ketentuan yang memperkenankan karywannya yang secara mental
dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal
dengan ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun
normal meskipun karyawan yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja
dan tetap memperoleh gaji dari perusahaan.
d. Pensiun cacat
Pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih disebabkan
karena karyawan yang bersangkutan mengalami kecelakaan atau
cacat sehingga dianggap tidak mampu atau tidak cakap lagi dalam bekerja.
Pembayaran pensiun dihitung seolah olah sampai usia pensiun normal dan
penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat yang bersangkutan
dinyatakan cacat.

3. Program Pensiun
Terdapat dua jenis perjanjian program pensiun yang umumnya digunakan,
yaitu:
1) Program Pensiun Manfaat Pasti (defined benefit)
Defined benefit menetapkan pembayaran pensiun yang akan diterima
karyawan pada saat telah tidak bekerja. Formula yang biasanya digunakan

3
untuk menentukan pembayaran adalah fungsi dari tingkat gaji karyawan
dan masa kerja karyawan. Dalam program ini yang diperlukan adalah
menentukan berapa kontribusi yang harus dilakukan pada masa sekarang
untuk memenuhi komitmen pembayaran pensiun dimasa yang akan datang
pada karyawan sudah tidak bekerja.
Akuntansi untuk defined benefit sangat kompleks, karena jumlah
pembayaran pensiun ditentukan berdasarkan variable-variabel dimasa
yang akan datang yang tidak pasti. Perlu dirumuskan pola pendanaan yang
baik untuk menjamin tersedianya dana yang cukup sehingga dapat
membayar pensiun yang telah dijanjikan pada waktunya. Tingkat
pendanaan ini tergantung pada sejumlah faktor, misalnya tingkat turnover,
mortalitas, masa kerja karyawan, tingkat gaji, dan tingkat bunga. Besar
iuran adalah perkiraan kebutuhan dana yang harus disisihkan sekarang
untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun.
Dalam PPMP, besarnya pembayaran manfaat pensiun yang dijanjikan
kepada peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh
masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dasar
pensiun.

Rumus Program Pensiun Manfaat Pasti (defined benefit):


a. Rumus Sekaligus
MP = FPd x MK x PDP
Keterangan:
MP = Manfaat Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan dalam decimal
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa
bulan terakhir

4
Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung dengan menggunakan rumus sekaligus besar
faktor penghargaan per tahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat
pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.

b. Rumus Bulanan
MP = FPe x MK x PDP
Keterangan:
MP = Manfaat Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan dalam persen
MK = Masa Kerja
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata beberapa bulan
terakhir
Rumus Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contributiont):
a. Rumus Sekaligus
IP = 3 x FPd x PDP
Keterangan:
IP = Iuran Pensiun
FPd = Faktor Penghargaan per tahun dalam decimal
DP = Penghasilan Dasar Pensiun per tahun

b. Rumus Bulanan
IP = 3 x FPe x PDP
Keterangan:
IP = Iuran Pensiun
FPe = Faktor Penghargaan Per Tahun dalam persen
PDP = Penghasilan Dasar Pensiun Per Tahun

Tujuan dari pelaporan dana pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah untuk
menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun,
posisi keuangan serta kinerja investasinya.

5
3. Metode Pembiayaan Program Pensiun
Penghimpunan dana dilakukan dilakukan agar dapat dipakai untuk pembayaran
manfaat pada masa yang akan datang. System pendanaan dibedakan dalam:
a. Metode Pay As You Go. Dimana pemberi kerja hanya membiayai manfaat
pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan diluar gaji terakhir.
Ciri-cirinya adalah:
• Tidak ada ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun Metode
Sistem Pendanaan
• Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan
• Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan
usaha
b. Metode funding system. Sistem Pendanaan. Penghimpunan dana dilakukan
agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang.
System pendanaan dibedakan dalam: Single Premium Funding. Dimana
biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu ditentukan dengan
factor anuitas untuk menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta
setelah memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk satu tahun
tertentu merupakan satu unit manfaat yang besarnya sebagai berikut:
1) 2% dari gaji tahun tersebut
2) 2% dari gaji rata-rata terakhir
3) sebesar 30 ribu per bulan
Level Premium Funding. Adalah metode yang dirancang untuk menghindari
kenaikan biaya pensiun yang terjadi pada saat usia peserta semakin
bertambah dan pada saat kenaikan gaji

2. Akuntansi Untuk Pensiun


Dua masalah yang muncul dalam akuntansi untuk program pensiun adalah :
1. Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan berapa jumlah kewajiban
pensiun yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan.
2. Berapa beban / biaya pensiun untuk periode tertentu.

6
Kewajiban pensiun (pension obligation) pemberi kerja adalah kewajiban
kompensasi yang ditangguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa
mereka menurut persyaratan dalam program pensiun.
3. Pendekatan Akuntansi dalam Pensiun
Adapun pendekatan dalam akuntansi untuk program pensiun adalah:
1) Pendekatan Non Kapitalisasi
Terjadinya non kapitalisasi karena neraca melaporkan aktiva atau
kewajiban untuk perjanjian pensiun hanya jika jumlah yang benar-benar
didanai selama suatu tahun oleh pemberi kerja dengan jumlah yang dilaporkan
oleh pemberi kerja sebagai beban pensiun tahun berjalan, hal ini juga sering
disebut sebagai pembiayaan diluar neraca (off balance sheet financing).
2) Pendekatan Kapitalisasi
Pendekatan ini mengukur dan melaporkan aktiva dan kewajiban
pensiun perusahaan kedalam laporan keuangan. KApitalisasi lebih
mementingkan substansi ekonomi dari perjanjian program pensiun daripada
tahun berjalan.
Tujuan pelaporan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah
menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program
pensiun, posisi keuangan serta kinerja investasinya yang berguna untuk
menentukan besarnya kekayaan dana pensiun dihubungkan dengan besarnya
kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu.
Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain
terdiri dari:
a. Penjelasan mengenai kegiatan penting selama suatu periode pelaporan
dan dampak dari setiap perubahan peraturan dana pensiun;
b. Iaporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode
pelaporan dan posisi keuangan dana pensiun pada akhir periode
pelaporan;
c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan

7
d. Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang
terakhir Kewajiban aktuaria.

4. Komponen Biaya Pensiun


1) Biaya Jasa
Merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan pensiun
(proyeksi kewajiban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka
berikan selama tahun berjalan. Aktuaris menghitung biaya jasa (service cost)
sebagai nilai sekarang tunjangan baru yang diperoleh karyawan selama tahun
berjalan.
2) Bunga atas kewajiban
Pensiun dicatat atas dasar setelah didiskontokan karena terdapat faktor nilai
waktu dari uang.
3) Pengembalian Aktual atas Aktiva Program
Merupakan kenaikan dana pensiun yang berasal dari bunga, deviden, serta
perubahan yang telah direalisasi dan yang belum direalisasi dalam nilai pasar
wajar aktiva program.

C. Penyajian Informasi Dalam Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan


antara lain sebagai berikut:

a) Laporan Aset Bersih


• Nilai aset pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat
• Dasar penilaian aset
• Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis
• Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria
b) Laporan Perubahan Aset Bersih
• Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari
pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta

8
• Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo
• Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa
• Pendapatan lain-lain
• Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran
manfaat secara sekaligus
• Beban administrasi
• Beban investasi
• Beban lain-lain
• Pajak penghasilan
• Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi
• Pengalihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain
c) Neraca
• Posisi keuangan Dana Pensiun
• Nilai historis (khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya)
d) Perhitungan Hasil Usaha
• Pendapatan dan beban investasi
• Beban administrasi
• Pendapatan lain-lain
e) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun
selama periode pelaporan
f) Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan Dana Pensiun


Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), mencakup:
a) Laporan Aset Bersih

9
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset bersih
yang tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal
laporan. Total seluruh aset Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past
service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban
aktuaria, menunjukan jumlah aset bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada
tanggal laporan.
b) Laporan Perubahan Aset Bersih
Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aset bersih yang
tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut
yang terperinci atas penambahan dan/atau pengurangan yang terjadi selam satu
periode tertentu.
c) Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas
Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas
utama biaya historis. Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya.
Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian
Investasi.
Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan
mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar. Untuk penyusunan laporan keuangan
Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, penentuan kewajiban aktuaria
berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Dalam Neraca, selisih antara nilai kewajiban
aktuaria dan aset bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria. Dalam
neraca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang
telah jatuh tempo pada tanggal laporan.
d) Penilaian Aset Dana Pensiun
Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset
bersih,aset dinilai sebagai berikut :
• Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai
nominal

10
• Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang, dan surat pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan
nilai tunai
• Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjual-belikan di bursa
efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
• Rincian portofolio investasi
• Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta
nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP)

Daftar Pustaka

http://keuanganlsm.com/psak-24-mengenai-imbalan-kerja/
http://noormutia.blogspot.co.id/2014/05/tulisan-akuntansi-untuk-dana-pensiun.html
http://eprints.perbanas.ac.id/483/2/BAB%20I.pdf
http://aslimahusna.blogspot.co.id/2013/12/akuntansi-keuangan-menengah-pensiun-
dan_3090.html

11

Anda mungkin juga menyukai