Anda di halaman 1dari 6

MUHAMMAD RAMLAN

A031191017

TUGAS 4 MANAJEMEN KEUANGAN


1. Menjelaskan konsep manajemen modal kerja
Manajemen Modal Kerja (working capital management) adalah manajemen yang terdiri
dari unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar. Tujuan dari Manajemen Modal Kerja
adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dan menjamin tingkat likuiditas atau
daya kekuatan perusahaan.
Konsep Modal Kerja
1) Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar.
Unsur-unsur dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, sekuritas, piutang dan
persediaan.
2) Konsep kualitatif
Menurut konsep kualitatif, Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang
lancar. Modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar yang harus dilunasi.
Sebagian aktiva lancar yang dipergunakan adalah hutang dagang, hutang wesel,
hutang pajak, dan sebagian yang digunakan untuk membelanjai kegiatan operasi
perusahaan.
3) Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah modal kerja yang terdiri dari modal
kerja riil dan modal kerja potensial. Modal yang digunakan untuk menghasilkan current
income atau konsep yang berdasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan baik pendapatan saat ini maupun pendapatan pada masa
yang datang.

2. Menjelaskan beberapa bentuk kebijakan investasi pada aktiva lancar

• Kebijakan Investasi Santai


MUHAMMAD RAMLAN
A031191017

Jumlah uang tunai, sekuritas yang dapat dipasarkan, dan persediaan yang
relatif besar dibawa, dan kebijakan kredit liberal menghasilkan tingkat piutang
yang tinggi.
• Kebijakan Investasi Terbatas
Kepemilikan uang tunai, sekuritas yang dapat dijual, persediaan, dan piutang
dibatasi.
• Kebijakan Investasi Sedang
Kebijakan investasi yang berada di antara kebijakan yang longgar dan yang
dibatasi.

3. Menjelaskan beberapa bentuk kebijakan pendanaan pada aktiva lancar


Cara bagaimana perusahaan mendanai aktiva lancar permanen dan aktiva lancar
sementara tersebut dikenal sebagai kebijakan pendanaan aktiva lancar. Pada dasarnya
ada 3 alternatif kebijakan pendanaan aktiva lancer yaitu pendekatan pencocokan waktu
jatuh tempo (Maturity Matching Approach), pendekatan relatif agresif (Relatively
Aggressive Approach) dan pendekatan konservatif (Conservative Approach).
1) Pendekatan Pencocokan Waktu Jatuh Tempo (Maturity Matching Approach)
Pendekatan pencocokan waktu jatuh tempo (maturity matching approach) atau
“likuidasi sendiri” (self-liquidating approach) adalah suatu kebijakan keuangan
yang mencocokkan waktu jatuh tempo aktiva dengan kewajiban. Strategi ini
meminimalkan risiko perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban-kewajibannya
yang telah jatuh tempo. Namun pada kenyataannya, ada dua faktor yang
mencegah pencocokan waktu jatuh tempo menjadi sama persis: (1) terdapat
ketidakpastian pada usia aktiva, dan (2) sejumlah ekuitas biasa harus digunakan,
dan ekuitas biasa tidak memiliki waktu jatuh tempo.
MUHAMMAD RAMLAN
A031191017

2) Pendekatan Relatif Agresif (Relatively Aggressive Approach)


Perusahaan relatif agresif mendanai seluruh aktiva tetapnya dengan modal jangka
panjang dan sebagian dari aktiva lancar permanennya dengan kredit jangka
panjang nonspontan. Garis putus-putus pada grafik mungkin dapat berada di
bawah garis yang membatasi aktiva tetap, yang artinya bahwa seluruh aktiva
lancar permanen dan sebagian aktiva tetap didanai dengan kredit jangka pendek
(posisi yang sangat agresif dan nonkonservatif).

3) Pendekatan Konservatif (Conservative Approach)


Pada grafik terlihat putus-putus berada di atas garis yang menunjukkan aktiva
lancar permanen, yang artinya bahwa modal jangka panjang digunakan untuk
mendanai seluruh kebutuhan aktiva lancar permanen dan memenuhi beberapa
kebutuhan pendanaan musiman. Perusahaan menggunakan kredit jangka pendek
nonspontan dalam jumlah kecil untuk memenuhi kebutuhan puncaknya dan
memenuhi sebagian kebutuhan musimannya dengan “menyimpan likuiditas”
dalam bentuk sekuritas. Punggung bukit di atas garis putus-putus
menggambarkan pendanaan jangka pendek, sedangkan lembah di bawah garis
putus-putus menggambarkan kepemilikan atas sekuritas jangka pendek.
MUHAMMAD RAMLAN
A031191017

4. Menjelaskan siklus konversi cash (The Cash Conversion Cycle)


1) Defenisi cash conversion cycle
Cash Conversion Cycle atau Siklus Konversi Kas merupakan sebuah metrik yang
menunjukkan waktu perusahaan dalam mengubah investasi dalam persediaan
menjadi uang tunai. Siklus konversi tunai memiliki formula mengukur jumlah waktu,
hari, kemudian perusahaan menggunakannya untuk mengubah input sumber
dayanya menjadi uang tunai.
Bisa juga dikatakan bahwa cash conversion cycle atau CCC merupakan sebuah
perhitungan untuk mengukur seberapa lama kas diikat dalam inventaris sebelum
inventaris tersebut dijual dan uang tunai dikumpulkan dari pelanggan.
Rumus siklus konversi kas adalah:
Siklus Konversi Kas = DIO + DSO – DPO

• DIO merupakan Days Inventory Outstanding


• DSO merupakan Days Sales Outstanding
• DPO merupakan Days Payable Outstanding.

Dari rumus tersebut, siklus kas memiliki tiga bagian berbeda. Bagian pertama
mewakili tingkat persediaan saat ini serta berapa lama waktu yang diperlukan
perusahaan untuk menjual persediaan tersebut. Tahap yang disebut sebagai Days
Inventory Outstanding ini dihitung dengan menggunakan perhitungan persediaan
hari ini.
Sementara tahap kedua mewakili penjualan saat ini serta jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan uang tunai. Days Sales Outstanding dihitung
dengan menggunakan hari perhitungan penjualan.
Dan pada tahap ketiga merupakan perwakilan hutang saat ini. Dalam tahapan ini,
ditunjukan berapa banyak perusahaan berhutang kepada vendor dan kapan
perusahaan harus melunasinya. Pada tahap ini perhitungannya menggunakan
perhitungan hutang terutang.
2) Days Inventory Outstanding (DIO)
Merupakan jumlah hari dan rata-ratanya yang dibutuhkan perusahaan dalam
mengubah inventarisnya menjadi penjualan. DIO pada dasarnya merupakan
jumlah rata-rata hari dimana suatu perusahaan menyimpan inventarisnya sebelum
menjualnya.
Contohnya perusahaan A melaporkan inventaris awal sebesar $ 1.000 dengan
persediaan akhir $ 3.000 srta tahun fiskal berakhir pada 2018 dengan harga pokok
penjualan sebesar $ 40.000.
MUHAMMAD RAMLAN
A031191017

Maka untuk menghitung DIO perusahaan A adalah sebagai berikut:


DIO = ($1.000 + $3.000) / 2 / $40.000 X 365 = 18,25
Jadi perusahaan memerlukan waktu 18 hari untuk mengubah inventarisnya
menjadi penjualan.
3) Days Sales Outstanding (DSO)
Merupakan jumlah hari dan rata-rata yang diperlukan perusahaan untuk menagih
piutang. DSO kerap digunakan untuk mengukur jumlah hari rata-rata perusahaan
dalam menagih pembayaran pasca penjualan. Rumus untuk menghitungnya
adalah:
DSO = Rata-rata Piutang Akun / Total Kredit Penjualan X 365
Contohnya perusahaan A melaporkan piutang awal sebesar $ 4.000 serta piutang
akhir $ 6.000 untuk tahun fiskal yang berakhir 2018. Penjuaan kreditnya sendiri
sebesar $ 120.000. Maka DSO perusahaan tersebut adalah:
DSO = ($4.000 + $6.000) / 2 /$120.000 X 365 = 15,20
Maka diperlukan waktu selama 15 hari bagi perusahaan untuk menagih piutang.
4) Days Payable Outstanding (DPO)
Merupakan jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar
kembali utangnya. DPO mengukur jumlah hari rata-rata perusahaan untuk
membayar faktur dari kreditor perdagangan. Misalnya pemasok. Rumus untuk
menghitung DPO adalah:
DPO = Hutang Rata-rata Akun/Harga Pokok Penjualan X 365.
Contoh perhitungannya bisa dilihat dari bagaimana perusahaan A yang
membukukan hutang awal sebesar $ 1.000 dan hutang akhir $ 2.000 untuk tahun
fiskal yang berakhir pada 2018 dengan harga pokok penjualan $ 40.000. Maka
DPO untuk perusahaan tersebut adalah:
DPO = ($1.000 + $2.000) / 2 / $40.000 X 365 = 13.69
Maka perusahaan memerlukan waktu 13 hari untuk membayar faktur tersebut.

5. Menjelaskan unsur-unsur Cash and Marketable Securities


Cash adalah Uang tunai yang dikeluarkan untuk seluruh asset likuid dan selanjutnya
di konversi menjadi uang tunai Kembali.
Marketable securities adalah Instrumen pasar uang jangka pendek yang memberikan
bunga dan digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh return dari penggunaan dana
yag menganggur sementara waktu.
Motif Memegang Kas
a) Transaction motive: untuk transaksi seperti pembayaran upah dan bahan baku
MUHAMMAD RAMLAN
A031191017

b) Safety/precautionary motive: untuk berjaga jaga untuk melindungi perusahaan dari


ketidakmampuan memenuhi kewajiban yang tidak terduga
c) Speculative motive:menempatkan dana menganggur untuk memperoleh return
secara cepat dari peluang yang mungkin muncul.
Karakteristik Marketable Securities
a) Ready market harus memiliki breadth of a market (jumlah partisipan/pembeli) dan
depth of a market (kemampuan menyerap pembelian atau penjualan dengan nilai
besar) untuk meminimalkan waktu dalam mengkonversi menjadi kas.
b) Safety of principal yakni kemudahan penjualan sekuritas yang mendekati nilai
awalnya.

Penerbitan pemerintah.
a. Treasury bills: hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan system lelang
dengan jatuh tempo kurang dari setahun dengan risiko minimal
b. Treasury notes: hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan jangka waktu 1
sampai 7 tahun dengan pembayaran bunga semesteran
c. Federal agency notes: sekuritas berisiko rendah yang dikeluarkan oleh
badan/agen pemerintah yang memiliki jatuh tempo jangka pendek dan
memberikan return yang lebih tinggi.

Penerbitan non pemerintah.


a) Negotiable certificates of deposits: instrument yang dapat dinegosiasikan yang
mencerminkan deposit sejumlah uang di bank komersial/umum.
b) Commercial paper: promissory notes jangka pendek dan tidak dijamin yang
diterbitkan oleh perusahaandengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun
c) Banker’s acceptances: sekuritas jangka pendek dengan risiko rendah yang
berasal dari bank garansi dari transaksi bisnis yang dijual oleh bank pada harga
diskon

Anda mungkin juga menyukai