A031191017
RMK AKUNTANSI ZAKAT
ZAKAT PERDAGANGAN
A. Pengetian Zakat Perdagangan
1. Harta itu dimiliki dengan jalan usaha, dengan jalan ‘iwald atau bukan.
Jika dimiliki dengan jalan pusaka dan dimaksudkan untuk tijarah, tidaklah
menjadi tijarah. Dan diriwayatkan dari Ahmad, bahwa segala benda menjadi
tijarah dengan niat.
Kata Abu hanifah, malik ,dan Asy Syafi’y: “ sesuatu barang yang
dipergunakan dirumah, kemudian diperniagakan, tidak menjadi barang
perdagangan.
1. Nisab
Harga harta perdagangan harus telah mencapai nisab emas dan perak,
senilai 85gram emas. Nisab tersebut dihitung di akhir tahun.
2. Hawl
Harga harta perdagangan, bukan harta itu sendiri, harus telah mencapai
hawl, terhitung sejak dimilikinya harta tersebut.
E. Memperniagakan barang yang wajib zakat dan yang tak wajib zakat
Ketika barang dagangan telah mencapai hawl dan nisab perak, tetapi
tidak mencapai nisab emas, barang dagangan tersebut dihitung sesuai dengan
nisab perak. Hal ini dimaksudkan agar kaum fakir bisa mendapatkan harta
zakat, kendatipun harga barang dagangan yang disesuaikan dengan harga
perak itu lebih sedikit dari nisabnya. Dan, ketika barang dagangan tersebut
telah mencapai nisab emas, maka perhitungan barang dagangan harus
disesuaikan dengan nisabnya. Maksudnya agar zakat tetap diwajibkan.
Mengenai pembelian barang dagangan tidak ada perbedaan, baik ia dibeli
dengan emas, perak maupun dengan barang-barang yang lain.
Mazhab syafi’i berpendapat bahwa barang-barang dagangan dihitung
sesuai dengan harga pembelian, baik dengan harga emas maupun harga perak
karena nisab barang dagangan didasarkan kepada pembeliannya. Oleh
karena itu, zakat mesti diwajibkan dan ditentukan berdasarkan harga
pembelian. Atas dasar ini, apabila seseorang memiliki barang dagangan yang
dibeli dengan suatu mata uang tertentu, dia harus menghitung barang
dagangannya dengan mata uang tersebut.
Apabila seseorang memilki barang dagangan dengan jalan
menukarkannya dengan barang yang lain untuk qunyah, perhitungannya
disesuaikan dengan mata uang yang berlaku di suatu daerah, baik berupa
dinar maupun dirham.
Harta perdagangan yang dikenakan zakat dihitung dari asset lancar
usaha dikurangi hutang yang berjangka pendek (hutang yang jatuh tempo
hanya satu tahun). Jika selisih dari asset lancar dan hutang tersebut sudah
mencapai nisab, maka wajib dibayarkan zakatnya.
Nisab zakat profesi: 653 kg gabah / 524 kg beras (makanan pokok)
Kadar zakat maal: 2,5% (dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu
sebesar 2,5 %, atas dasar kaidah “Qias Asysyabah”) Cara menghitung zakat
maal:
DAFTAR PUSTAKA