PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termsuk salah satu rukun
Islam. Secara ati kata akat yang berasal dari bahasa Arab dari akar kata yang
mengndung beberapa arti seperti membersihkan, betumbuh, dan berkah.
Digunakan kata zaka dengan arti ‘’membersihkan’’ karena memang zakat itu
diantara hikmahnya adalah untuk membersihkan jiwa dan harta orang yang
berzakat. Zakat memiliki posisi yang sangat penting, strategis, dan
menentukan baik dilihat dari posisi ajaran Islam maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat. Membayar zakat adalah kewajiban yang
sangat penting bagi muslim, bahkan agaa Islam sangat mengnjurkan kepada
umat mmuslim.
Sumber-sumber harta yang harus dikeluarkan zakatnya, khususnya
pada harta atau barang yang menjadi barang dagangan yang dipersiapkan
untuk dijual. Perdagangan adalah salah satu kegiatan ekonomi yang
merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan, perdagangan juga merupakan
suatu kegiatan yang sangat menunjang untuk memperoleh rezeki, ketika
memperoleh rezeki itu merupakan sebuah nikmat yang harus disyukuri
dengan melaksanakan kewajban atas harta-harta yang dimilki.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
BAB II
2
PEMBAHASAN
1
Syaikh Abu Malik Kamal Bin As – Sayyid Salim, Ensiklopedi Puasa dan Zakat, Jakarta (Solo : Rumah Buku Sidowayah,
Agustus), hlm226
3
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al Baqarah: 267). Imam Bukhari
meletakkan Bab dalam kitab Zakat dalam kitab shahihnya, di mana beliau
berkata,
“Bab: Zakat hasil usaha dan tijaroh (perdagangan)”, setelah itu beliau
rahimahullah membawakan ayat di atas.
2
Ibid, hlm 233
4
wajib zakat dalam satu harta berdasarkan kesepakatan para ulama.
Dan zakat pada emas dan perak –misalnya- itu lebih kuat dari zakat
perdagangan, karena zakat tersebut disepakati oleh para ulama.
Kecuali jika zakat tersebut di bawah nishob, maka bisa saja terkena
zakat tijaroh.
3. Barang tersebut sejak awal dibeli diniatkan untuk
diperdagangkan karena setiap amalan tergantung niatnya.
Dan tijaroh (perdagangan) termasuk amalan, maka harus ada niat
untuk didagangkan sebagaimana niatan dalam amalan lainnya.
4. Nilai barang tersebut telah mencapai salah satu nishob dari emas atau
perak, mana yang paling hati-hati dan lebih membahagiakan miskin.
Sebagaimana dijelaskan bahwa nishob perak itulah yang lebih rendah
dan nantinya yang jadi patokan dalam nishob.
5. Telah mencapai haul (melalui masa satu tahun hijriyah). Jika barang
dagangan saat pembelian menggunakan mata uang yang telah
mencapai nishob, atau harganya telah melampaui nishob emas atau
perak, maka haul dihitung dari waktu pembelian tersebut.
5
Pada intinya, ketentuan kadar zakat perniagaan adalah sebagai berikut
3
:
3
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-perhitungannya/(diakses 12 mei 2021,pada pukul
20:00)
6
keuntungan), baik kas maupun bank + PIUTANG – Kewajiban ( operasional,
hutang, pajak, dan lain-lain)
*Contoh Kasus:
Pak Ade mulai membuka toko dengan modal 100 juta pada bulan Muharram
1432 H. Pada bulan Muharram 1433 H, perincian zakat barang dagangan Pak
Ade sebagai berikut:
– Piutang = Rp.10.000.000
– Kewajiban (Utang) = Rp.20.000.000 (yang jatuh tempo tahun 1433
H)
Perhitungan Zakat
(Dalam contoh kasus ini, Rp 34 juta adalah batas nisab zakat perniagaan)
7
Karena harta perdagangan yang dimiliki Pak Ade sebesar Rp 40
Juta dan telah mencapai nisab zakat, maka besarnya zakat yang harus
dikeluarkan adalah:
= Rp.40.000.000 x 2,5%
4
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-perhitungannya/(diakses pada 12 mei 2021,
pukul 20:30)
8
BAB III
PENUTUP
9
1. Kesimpulan
Jika telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu
telah mencapai nishab uang pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy
Syafi’i yaitu setara dengan 85 gram emas atau 595 gram perak. Maka dia
wajib mengeluarkan zakatdari harta/assetnya tersebut. Dan adapun kadar
zakat yang wajib dikeluarkan olejnya adalah sebesar 2,5 %.
2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013, Panduan Zakat Praktis,
Jakarta : Kemenag RI
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-
perhitungannya/(diakses 12 mei 2021,pada pukul 20:00)
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-
perhitungannya/(diakses pada 12 mei 2021, pukul 20:30)
12