Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termsuk salah satu rukun
Islam. Secara ati kata akat yang berasal dari bahasa Arab dari akar kata yang
mengndung beberapa arti seperti membersihkan, betumbuh, dan berkah.
Digunakan kata zaka dengan arti ‘’membersihkan’’ karena memang zakat itu
diantara hikmahnya adalah untuk membersihkan jiwa dan harta orang yang
berzakat. Zakat memiliki posisi yang sangat penting, strategis, dan
menentukan baik dilihat dari posisi ajaran Islam maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat. Membayar zakat adalah kewajiban yang
sangat penting bagi muslim, bahkan agaa Islam sangat mengnjurkan kepada
umat mmuslim.
Sumber-sumber harta yang harus dikeluarkan zakatnya, khususnya
pada harta atau barang yang menjadi barang dagangan yang dipersiapkan
untuk dijual. Perdagangan adalah salah satu kegiatan ekonomi yang
merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan, perdagangan juga merupakan
suatu kegiatan yang sangat menunjang untuk memperoleh rezeki, ketika
memperoleh rezeki itu merupakan sebuah nikmat yang harus disyukuri
dengan melaksanakan kewajban atas harta-harta yang dimilki.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian zakat perdagangan?


2. Adakah dasr hukum tentang zakat perdagangan?
3. Berapa Nisab dan Kadar zakat perdagangan?
4. Apa saja ketentuan zakat perdagangan?
5. Bagaimana cara perhitungan zakat perdagangan?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definsi dari zakat perdagangan.


2. Untuk mengetahui haul dan nisab dari zakat perdagangan.
3. Memahami hukum tentang zakat perdagangan
4. Memahami ketentuan-ketentuan zakat perdagangan
5. Memahami cara menghitung zakat perdaganagn

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Perdagangan


Zakat Perdagangan atau zakat perniagaan (dalam hukum islam
dinamakan dengan zakat tijarah) adalah zakat yang dikeluarkan atas
kepemilikan harta yang diperuntukkan untuk jual-beli.1 Zakat ini dikenakan
kepada perniagaan yang diusahakan baik secara perorangan maupun
perserikatan (CV,PT,koperasi dan sebagainya).

Hadits yang mendasari kewajiban menunaikan zakat ini adalah:

"Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua


yang kami persiapkan untuk berdagang." (HR. Abu Dawud).

Komoditi dagang adalah semua barang selain emas dan


perak,mulai dari berbagai barang-barang perlengkapan, properti, berbagai
macam hewan, tanaman, pakaian, pealatan-peralatan,perhisan-perhiasan, dan
lain-lain, yang memang diadakan untuk tujuan perdagangan.

Sebagian ulama mendeefinisikannya sebagai : ‘’Segala sesuatu


yang disiapkan utuk diperjualbelikan dan dimaksudkan utuk mendapat
keuntungan.’’

B. Hukum Zakat Perdagangan

Dalil akan wajibnya zakat perdagangan adalah firman Allah Ta’ala,

ِ ‫س ْبتُ ْم َو ِم َّما أَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِمنَ اأْل َ ْر‬


‫ض‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا أَ ْنفِقُوا ِمنْ طَيِّبَا‬
َ ‫ت َما َك‬

1
Syaikh Abu Malik Kamal Bin As – Sayyid Salim, Ensiklopedi Puasa dan Zakat, Jakarta (Solo : Rumah Buku Sidowayah,
Agustus), hlm226

3
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.” (QS. Al Baqarah: 267). Imam Bukhari
meletakkan Bab dalam kitab Zakat dalam kitab shahihnya, di mana beliau
berkata,

‫ب َوالت َِّجا َر ِة‬ ْ ‫ص َدقَ ِة ا ْل َك‬


ِ ‫س‬ َ ‫باب‬

“Bab: Zakat hasil usaha dan tijaroh (perdagangan)”, setelah itu beliau
rahimahullah membawakan ayat di atas.

Kata Ibnul ‘Arobi,

“Yang dimaksud ‘hasil usaha kalian’ adalah perdagangan”.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Para ulama empat madzhab dan


ulama lainnya –kecuali yang keliru dalam hal ini- berpendapat wajibnya
zakat barang dagangan, baik pedagang adalah seorang yang bermukim atau
musafir. Begitu pula tetap terkena kewajiban zakat walau si pedagang
bertujuan dengan membeli barang ketika harga murah dan menjualnya
kembali ketika harganya melonjak. … ”

C. Syarat Zakat Perdagangan


Agar harta yang dijadikan sumber penghasilan dan perniagaan
terkena wajib zakat, diisyaratkan syarat – syarat berikut ini :2
1. Barang tersebut dimiliki atas pilihan sendiri dengan cara yang mubah
baik lewat jalan cari untung (mu’awadhot) seperti jual beli dan sewa
atau  secara cuma-cuma (tabaru’at) seperti hadiah dan wasiat.
2. Barang tersebut bukan termasuk harta yang asalnya wajib dizakati
seperti hewan ternak, emas, dan perak. Karena tidak boleh ada dua

2
Ibid, hlm 233

4
wajib zakat dalam satu harta berdasarkan kesepakatan para ulama.
Dan zakat pada emas dan perak –misalnya- itu lebih kuat dari zakat
perdagangan, karena zakat tersebut disepakati oleh para ulama.
Kecuali jika zakat tersebut di bawah nishob, maka bisa saja terkena
zakat tijaroh.
3. Barang tersebut sejak awal dibeli diniatkan untuk
diperdagangkan karena setiap amalan tergantung niatnya.
Dan tijaroh (perdagangan) termasuk amalan, maka harus ada niat
untuk didagangkan sebagaimana niatan dalam amalan lainnya.
4. Nilai barang tersebut telah mencapai salah satu nishob dari emas atau
perak, mana yang paling hati-hati dan lebih membahagiakan miskin.
Sebagaimana dijelaskan bahwa nishob perak itulah yang lebih rendah
dan nantinya yang jadi patokan dalam nishob.
5. Telah mencapai haul (melalui masa satu tahun hijriyah). Jika barang
dagangan saat pembelian menggunakan mata uang yang telah
mencapai nishob, atau harganya telah melampaui nishob emas atau
perak, maka haul dihitung dari waktu pembelian tersebut.

D. Ketentuan Zakat Perdagangan

Zakat perdagangan dikenakan untuk semua bentuk perniagaan yang


diusahakan, baik secara perorangan maupun perseroan (seperti CV, PT,
Koperasi dan sebagainya). Zakat Perniagaan tidak hanya dikenakan apabila
sebuah perniagaan itu menghasilkan keuntungan. 
Namun, apabila perniagaan itu mengalami kerugian, tetapi harta atau
modal sudah mencapai nisab, maka perniagaan itu masih wajib dizakatkan.
Oleh karena itu apabila perniagaan sudah mencapai haul 1 tahun, maka si
pedagang perlu menghitung asetnya. Jika keseluruhan harta perniagaan
tersebut mencapai atau melebihi nisab, maka pedagang tersebut wajib
membayar zakat.

5
Pada intinya, ketentuan kadar zakat perniagaan adalah sebagai berikut
3
:

1. Nisab zakat perdagangan adalah senilai dengan 85 gram emas.


2. Usaha tersebut sudah berjalan selama 1 tahun.
3. Kadar yang dikeluarkan sebesar 2,5%.
4. Dapat dibayarkan dengan uang atau barang.
5. Dikenakan pada perdagangan baik individu maupun perseroan.

E. Perhitungan zakat barang dagangan

Dalam perdagangan yang dimaksud dengan harta perdagangan adalah


sebagai berikut:

1. Kekayaan dalam bentuk barang (stok barang yang diperjualbelikan).


2. Uang tunai (berupa modal dan keuntungan), baik kas maupun bank.
3. Piutang

Menurut jumhur (mayoritas) ulama, zakat perdagangan itu


disyariatkan dalam Islam Caranya, yaitu dengan menghitung nilai jumlah
ketiga bentuk harta tersebut diatas dikurangi pengeluaran atau kewajiban
seperti biaya operasional, utang, pajak, dan lain-lain. Apabila mencapai
nishab (senilai 85 gram emas) dan berlalu satu tahun Hijriyah (haul),
maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5% dari jumlah tersebut. Zakat
harta perdagangan bisa dibayarkan dengan mata uang yang berlaku atau juga
dalam bentuk barang yang diperdagangkan.

Perhitungan zakat barang dagangan = Kekayaan dalam bentuk barang (stok


barang yang diperjualbelikan) + Uang Tunai yang ada (berupa modal dan

3
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-perhitungannya/(diakses 12 mei 2021,pada pukul
20:00)

6
keuntungan), baik kas maupun bank + PIUTANG – Kewajiban ( operasional,
hutang, pajak, dan lain-lain)

*Contoh Kasus:

Pak Ade mulai membuka toko dengan modal 100 juta pada bulan Muharram
1432 H. Pada bulan Muharram 1433 H, perincian zakat barang dagangan Pak
Ade sebagai berikut:

– Nilai barang dagangan       = Rp.40.000.000

– Uang yang ada                     = Rp.10.000.000

– Piutang                                = Rp.10.000.000

– Kewajiban (Utang)               = Rp.20.000.000 (yang jatuh tempo tahun 1433
H)

Perhitungan Zakat

(Modal diputar + Keuntungan + Piutang) – (Hutang + Kerugian) X 2,5


%

= (Rp.40.000.000 + Rp.10.000.000 + Rp.10.000.000 – Rp.20.000.000) 

= 40.000.000 Total Harta Perdagangan

*Harga emas per gram saat ini (misalnya) = Rp 400.000,-

Nishab 85 gram emas = 85 x Rp 400.000 = Rp 34.000.000,-

(Dalam contoh kasus ini, Rp 34 juta adalah batas nisab zakat perniagaan)

7
Karena harta perdagangan yang dimiliki Pak Ade sebesar Rp 40
Juta dan telah mencapai nisab zakat, maka besarnya zakat yang harus
dikeluarkan adalah:

= Rp.40.000.000 x 2,5%

= Rp.1.000.000 Total yang harus dikeluarkan zakatnya.


Contoh lainnya adalah: 4

Untuk lebih memudahkan, dapat menggunakan formula sebagai berikut:

2,5% x (aset lancar – utang jangka pendek)

Sebagai contoh, jika aset yang dimiliki senilai Rp 500.000.000 (lima


ratus juta rupiah) dan hutang sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Dengan asumsi harga satu gram emas adalah Rp 903.000, maka angka
nisabnya sebesar 85 x Rp 903.000 atau Rp 76.755.000.

Dengan demikian, aset yang mencapai Rp 500.000.000 itu sudah


memenuhi syarat wajib zakat. Untuk melakukan perhitungan zakat
perdagangannya adalah sebagai berikut ini:

= 2,5% x (aset lancar – utang jangka pendek)

= 2,5% x (Rp 500.000.000 dikurangi Rp 50.000.000)

= 2,5% x Rp 450.000.000 = Rp 11.250.000

Jadi, zakat perdagangan yang wajib dibayarkan yakni sebesar Rp


11.250.000,-

4
https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-perhitungannya/(diakses pada 12 mei 2021,
pukul 20:30)

8
BAB III

PENUTUP

9
1. Kesimpulan

Aset perniagaan sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh


adalah aset yang dipersiapkan untuk jual beli,mencari keuntungan seperti
peralatan, perabotan, pakaian, makanan, perhiasan, permata, hewan,
tanaman, bangunan, dan sebagainya. Terdapat duaunsu perdagangan secara
bersamaan, yaitu jual beli dan niat dagang. Jika salah satu unsurnya tidak
ada, maka tidak disebut perdagangan, sehingga tidak wajib zakat. Seperti
jika seseorang membeli sesuatu untuk dikonsumsi pribadi, atau ia berniat
berdagang tetapi belum membeli barang, atau menjualnya, maka belum
disebut pedagang.

Jika telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu
telah mencapai nishab uang pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy
Syafi’i yaitu setara dengan 85 gram emas atau 595 gram perak. Maka dia
wajib mengeluarkan zakatdari harta/assetnya tersebut. Dan adapun kadar
zakat yang wajib dikeluarkan olejnya adalah sebesar 2,5 %.

2. Saran

Sebagai umat Islam kita wajib menunaikan zakat yang merupakan


rukun Islam yang ketiga. Sangatlah tidak mungkin kita dapat mengeluarkan
zakat dengan baik dan benar apabila kita tidak memahami tentang hal-hal
yang menyangkut zakat itu sendiri. Indonesia dengan mayoritas umat Islam
hari ini masih mengalami keterpurukan terutama dalam bidang ekonomi.
Apabila konep zakat dipahami dan dilaksanakan dengan baik kami meyakini
permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat segera diatasi. Marilah kita
lebih memahami lebih mendalam mengenai tentang zakat dan sistem
perekonomian Islam pada umumnya sebagai wujud ibadah kita kepada yang
maha kuasa dan kepedulian kita untuk bangsa Indonesia yang lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Ahmad Santori, M.a,2018, Fiqih Zakat Kontektual Indonesia,


Jakarta : Badan Amil Zakat Nasional

11
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2013, Panduan Zakat Praktis,
Jakarta : Kemenag RI

Syaikh Abu Malik Kamal Bin As – Sayyid Salim, Agustus, Ensiklopedi


Puasa dan Zakat, Jakarta.Solo : Rumah Buku Sidowayah

https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-
perhitungannya/(diakses 12 mei 2021,pada pukul 20:00)

https://bukukas.co.id/zakat-perdagangan-pengertian-ketentuan-dan-cara-
perhitungannya/(diakses pada 12 mei 2021, pukul 20:30)

12

Anda mungkin juga menyukai