Anda di halaman 1dari 18

Pola Manajemen Bank Syariah

Dosen Pengampuh : Ernawati, M.E

Di susun oleh :

1. Indri Puspita Sari (10319013)


2. Desti (10319005)

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL FURQON


FAKULTAS EKONOMI ISLAM
KOTA PRABUMULIH
TAHUN 2021/2022
Jl. Dulmubin No. 758 Kel. Mangga Besar Prabumulih Utara
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala
puji hanya milik Allah atas segala nikmat, yang bersifat lahir maupun batin, yang
tidak pernah berhenti Dia karunikan kepada kita, terutama nikmat iman, Islam,
Ihsan, Makrifat, Tuhid, dan takwa.
Shalawat, salam, serta berkah semoga senantiasa Allah SWT limpahkan
kepada nabi kita, rasul kita, cahaya kita, dan pemimpin kita, Muhammmad
SAW.beserta keluarga, keturunan, dan para sahabat beliau. Semoga Allah
senantiasa mencurahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada seluruh muslim dan
muslimat yang setia kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Syukur alhamdulillah berkat limpahan nikmat Tuhan Yang Maha Esa
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Pola Manajemen Bank
Syariah'’, juga kami ucapakan terim kasih kepada Dosen Pembimbing kami Ibu
Ernawati, M.E yang membimbing kami san memprcayakan kami dalam
pembuatan makalah ini.
Dengan terselesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah
memberikan dorongan, masukan, bantuan, dan semangat. Akhirnya semoga apa
yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta mendapat ridha dari
Allah SWT. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Prabumulih, 16 Maret 2022

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Syariah ................................................ 3


B. Paradigma Manajemen Syariah ................................................ 4
C. Dasar dasar Manajemen Syariah .............................................. 5
D. Prinsip Manajemen Syariah ...................................................... 7
E. Tujuan Manajemen Syariah ..................................................... 8
F. Unsur Manajemen Syariah
Dan Implikasinya di Bank Syariah ........................................... 10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bank syari’ah adalah lembaga bank yang dikelola dengan dasar-
dasar syari’ah. Dengan kata lain, pengelolaan bank syari’ah harus
didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syari’ah. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka dalam makalah ini ditulis untuk memberikan gambaran
mengenai aspek-aspek penting dalam manajemen bank syari’ah.
Adapun topic-topik yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi:
pengertian manajemen dalam Islam, paradigm manajemen syari’ah, dasar-
dasar manajemen syari’ah, prinsip manajemen dalam syari’ah Islam,
tujuan manajemen syari’ah, aspek dan sifat manusia sebagai dasar
manajemen syari’ah, unsure manajemen syari’ah dan implikasinya dalam
pengelolaan bank syari’ah.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa definisi manajemen syariah?
2. Bagaimana paradigma Manajemen Syariah?
3. Apa saja yang menjadi dasar-dasar manajemen syariah?
4. Bagaimana prinsip manajemen syariah?
5. Apa tujuan dari manajemen syariah?
6. Apa implikasinya manajemen syariah di bank Syariah?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen syariah.
2. untuk mengetahui apa itu paradigma Manajemen Syariah.
3. Untuk mengetahui dasar-dasar manajemen syariah.

1
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen syariah.
5. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen syariah.
6. Untuk mengetahui implikasi Manajemen Syariah di bank Syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Syariah


Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan idarah. Idarah
dimabil dari perkataan adartasy-syai'a atau perkataan adarta bihi' juga dapat
didasarkan pada kata ad-dhauran. Secara istilah, sebagian pengamat
mengartikannya sebagai alat untuk merealisasikan tujuan umum. Oleh karena
itu, mereka mengatakan bahwa idarah (manajemen) itu adalah suatu aktivitas
khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal,
perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan
dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek. Tujuannya adalah agar hasil-
hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien. 1
Manajemen Islam datang karena tuntutan dari kesempurnaan Islam itu
sendiri. Islam harus diikuti secara sempurna (kaffah) dan komprehensif.
Islam menuntut kaum muslimin untuk mengaktualisasikan keislamannya
dalam aspek kehidupan. Dalam kehidupan manajemen mereka memiliki
sistem manajemen tersendiri, dimana garis-garis besarnya telah digambarkan
dalam Al-Qur'an dan Hadist. Ini semua adalah rambu-rambu dalam bidang
manajemen yang harus ditaati oleh setiap Muslim. Karena itu munculnya
manajemen Islam merupakan realisasi dari Islam itu sendiri yang universal
Hakikat manajemen yang terkandung dalam Al-Qur'an adalah
merenungkan atau memandang ke depan suatu urusan (persoalan), agar
persoalan itu terpuji dan baik akibatnya. Hakikat manajemen yang
terkandung dalam Al-Qur'an ini, dengan demikian erat kaitannya dengan
pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajerial itu
sendiri. Karena pada dasarnya terbangunnya konsep manajemen didasarkan
kepada ketiga dasar pemikiran tersebut (pencapaian tujuan, pengambilan
keputusan dan pelaksanaan manajerial).2

1
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm, 205
2
Ibid. Hlm, 208

3
B. Paradigma Manajemen Syariah
Perubahan lingkungan yang akan datang terjadi mendesak manajemen
untuk diri pada dampak perubahan lingkungan eksternal dan tranformasi visi,
misi dan strategi, serta adaptasi kultur, struktur dan sistem. Perubahan ini
membentuk keterbukaan manajemen secara keseluruhan untuk
menggapainya. Oleh karena itu harus ada perubahan konsep, yaitu konsep
yang dulu mengandalkan pada supper stars menuju pada konsep supper
teams, sehingga harus berani membongkar dan menanggalkan pemikiran
yang using masa lampau menuju pada kapasitas dan kredibilitas
kepemimpinan dan manajemen organisasi, sehingga mampu melakukan
gugatan berupa keberanian moral untuk mentalitas "pedagang" menuju
entrepreneur yang profesional. Hal ini saja belum cukup, namun perlu
didasarkan pada hubungan yang humanis, bahkan sampai kepada pendekatan
teologis-etis.3
Pendekatan atau kerangka manajemen teologis-etis mengarah pada
keterlibatan dimensi spiritual dalam perilaku manajemen. Spiritualitas
membawa kepada wujud semesta dan ilahi. Disamping itu, ada juga yang
menentukan sistem dalam alam semesta. Juga ada yang menemukan Allah
atau Tuhan dalam pengalaman transedennya. Bagi mereka ini kegiatan yang
relevan adalah amal dan ketaatan. Iman dan ketakwaan atu ketaatan
membuahkan makna hidup dan keselamatan bagi manusia dan kemuliaan
bagi Allah dan ciptaan-Nya.
Pendekatan teologis-etis tidak hanya bersifat himbauan semata bagi
kesadaran untuk mengubah manajemen yang selama ini cenderung
menjadikan manajer dan pekerja sebagai "sekrup-sekrup" proses produksi.
Manajemen Islam dibangun atas tiga ranah, yaitu: manajemen, etika dan
spritualitas. Ketiga ranah ini membentuk hubungan yang tidak terpisah.
Ketiga ranah berjalan membangun kekuatan dalam menjalankan amanah.
Secara umum dalam manajemen Islam keberadaannya harus mengaitkan
antara materil dan spritual atau antara iman dan materi. Dengan demikian,

3
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm208

4
untuk mengukur keberhasilan dalam menjalankan manajemen dapat diukur
dengan parameter iman dan materi. Parameter ini diharapkan dapat
mengidentifikasi sejauh mana tingkat iamn seseorang dengan etos kerjanya.4
Implikasi penerapan paradigma Manajemen islami akan menciptakan
peradaban (manajemen) bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transcendental dan teologika.

C. Dasar Dasar Manajemen Syariah


Islam mengajarkan segala sesuatu secara tepat, terarah, jelas dan
tuntas. Hal ini merupakan prinsip utamanya dalam Islam. Hakikat
manajemen yang terkandung dalam Al-Qur'an yakni merenungkan atau
memandang kedepan suatu urusan (persoalan), agar perkara itu terpuji dan
baik akibatnya, maka hai ini, menderivasikan adanya prinsip-prinsip
manajemen yang meliputi: pertama, keadilan. Kedua, amanah dan
pertanggungjawaban. Ketiga, komunikatif.4

1. Keadilan
Kata kunci yang digunakan Al-Qur'an dalam menjelaskan konsep
keadilan adalah 'adl dan qist. 'Adl mengandung pengertian sawiyyat, dan
juga mengandung makna pemerataan dan kesamaan. Qist mengandung
makna distribusi, angsuran, jarak yang merata. Taqassata salah satu
derivasinya juga bermakna distribusi yang merata bagi masyarakat, dan
qista kata turunan lainnya, berarti keseimbangan berat, sehingga kedua
kata di dalam Al-Qur'an yang digunakan untuk menyatakan keadilan
yakni 'adl dan qist mengandung makna distribusi yang merata, termasuk
distribusi materi. Keadilan yang terkandung dalam Al-Qur'an juga
bermakna menempatkan sesuatu pada proporsinya.
2. Amanah
Dalam hal amanah dan pertanggungjawaban, Islam menggariskan
dalam firman-nya yang artinya "sesungguhnya kamu akan ditanya

4
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm 210

5
tentang apa yang kamu kerjakan". Ibn Katsir mengemukakan bahwa ayat
ini menyatakan sifat-sifat utusan Tuhan, yaitu: menyampaikan seruan
Tuhan, memberi nasihat dan kepercayaan. Al Maraghi
mengklasifikasikan amanat terbagi atas; a.) Tanggung jawab manusia
kepada sesamanya b.) Tanggung jawab manusia kepada Tuhan c.)
Tanggung jawab manusia kepada dirinya sendiri.5
Prinsip tersebut bermakna bahwa setiap pribadi yang mempunyai
kedudukan fungsional dalam interaksi antar manusia dituntut agar
melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Apabila ada
kelalaian terhadap kewajiban tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi
dirinya sendiri.
3. Komunikatif
Dalam manajemen, komunikasi menjadi faktor penting dalam
melakukan transformasi kebijakan atau keputusan dalam rangka
pelaksanaan manajerial itu sendiri menuju tercapainya tujuan yang
diharapkan. Begitu pentingnya komunikasi dalam manajeme, sehingga
menuntut komunikasi tersebut disampaikan dengan tepat. Ketepatan
penyampaian komunikasi ini, selanjutnya disebut sebagai komunikatif.

D. Prinsip Manajemen Syariah


Manajemen yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang tidak
boleh ditinggalkan (condition sine qua non) demi mencapai hasil tugas yang
baik. Oleh karena itu, para pengusaha wajib mempelajari ilmu manajemen.
Apabila prinsip atau teknik manajemen itu terdapat atau diisyaratkan dalam
Al-Qur'an atau hadis.
Beberapa prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada
relevansinya dalam Al-Qur'an atau hadis antara lain sebagai berikut:6

1. Prinsip Amar Ma'aruf Nahi Mungkar

5
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm212
6
Ibid. Hlm, 217

6
Setiap muslim wajib melakukan perbuatan-perbuatan yang Ma'aruf
yaitu perbuatan yang baik dan terpuji seperti perbuatan tolong menolong
(taawun), menegakkan keadilan di antara manusia meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mempertinggi efisiensi, dan lain-lain.
Sedangkan perbuatan mungkar (keji), seperti korupsi, suap, pemborosan,
dan sebagainya harus dijauhi dan bahkan harus diberantas. Menyeru
kepada kebajikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi
mungkar) adalah wajib. Untuk melaksanakan prinsip tersebut, ilmu
manajemen harus dipelajari dan dilaksanakan secara sehat, baik secara
bijak maupun secara ilmiah.7
2. Kewajiban Menegakkan Kebenaran
Manajemen sebagai suatu metode pengelolaan yang baik dan benar
untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan keadilan.
Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati oleh
manusia. Dengan demikian, manajemen yang disusun oleh manusia
untuk menegakkan kebenaran itu menjadi wajib.
3. Kewajiban Menegakkan Keadilan
Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan
dimana pun. Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil. Adil dalam
menimbang, adil dalam bertindak, dan adil dalam menghukum. Adil itu
harus dilakukan dimanapun dan dalam keadaan apapun, baik diwaktu
senang maupun di waktu susah. Tiap muslim harus adil kepada dirinya
sendiri dan adil pula terhadap orang lain.8
4. Kewajiban Menyampaikan Amanah
Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk
menunaikan amanah. Allah memerintahkan agar selalu menunaikan
amanat dengan segala bentuknya, baik amanat perorangan, seperti dalam
jual beli, hukum perjanjian termasuk dalam hukum kitab Al buyu'

7
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm, 218
8
Ibid. Hlm, 218

7
(hukum dagang) maupun amanat perusahaan, amanat rakyat dan negara,
seperti yang dipikul oleh pejabat ataupun amanat Allah dan umat.9
Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanat dari
pemegang sahamnya, yang wajib mengelola perusahaan dengan baik,
sehingga menguntungkan pemegang saham dan memuaskan
konsumennya
Dengan demikian, jelaslah bahwa hak dan kewajiban seseorang
dalam manajemen secara tegas diatur di dalam hukum syariah. Dengan
demikian pula prinsip-prinsip manayyang terdapat di dalam Al Qur'an
dan hadis, yang selalu segar, tidak menemui kejanggalan, sehingga
sewajarnya diterapkan dalam praktik.

E. Tujuan Manajemen Syariah


Manajemen harus memahami arah organisasi yang diinginkan
sebelum memulai melangkah menuju arah tersebut. Perencanaan strategi
harus dapat menentukan arah organisasi dengan merumuskan tujuan yang
dapat mendorong kemampuan organisasi menuju ke arah yang sukses dalam
lingkungan kini yang diramalkan untuk masa yang akan datang.
Tujuan adalah target-target atau hasil-hasil yang lebih spesifik yang
ingin di capai oleh organisasi dalam kesatuan waktu tertentu. Secara umum
tujuan biasanya dikategorikan dalam dua jenis, yaitu tujuan jangka pendek di
an tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah sasaran usaha yang
diupayakan oleh organisasi untuk di capai biasanya dalam kurun waktu satu
atau dua tahun. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah sasaran usaha yang
diupayakan oleh organisasi untuk di capai dalam kurun waktu tiga sampai
lima tahun.10

9
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm, 219
10
https://www.scribd.com/document/501186436/POLA-DASAR-MANAJEMEN-BANK-
SYARIAH

8
Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan
yang bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu
mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari
pendirinya.
Manajemen didalam suatu badan usaha, baik industri, niaga, dan
jasa, tidak terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif mendapatkan
keuntungan yang besar. Manajemen haruslah diselenggarakan dengan
efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer
dimanapun mereka berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik,
maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Perbedaannya hanyalah pada
falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing pendiri atau manajer badan
usaha tersebut.
Tujuan Manajemen Syariah yaitu:11

1. Memberikan pondasi yang untuk membangun integritas moral yang


kokoh
2. Pengembangan etos kerja yang berorientasi pada kemajuan dan
keunggulan kinerja
3. Menerapkan syariah Islam dalam beribadah, muamalah dan hukum
4. Memakmurkan bumi yang telah diwajibkan Allah kepada hamba-nya
yang menuntut pencurahan upaya materi dan intelektual untuk
pemanfaatan daratan dan lautan
5. Menegakkan kekhilafahan di muka bumi yang merefleksikan penegakan
hukum pemerintah dan mengatur hubungan di antara anggota masyarakat
6. Membentuk masyarakat dan negara yang adil dan sejahtera, masyarakat
yang memiliki ruh untuk beribadah kepada Allah dengan benar

11
https://www.scribd.com/document/501186436/POLA-DASAR-MANAJEMEN-BANK-
SYARIAH

9
F. Unsur Manajemen Syariah dan Implikasinya di Bank Syariah
Manajemen sebagai suatu sistem di dalamnya terdapat unsur-unsur
saling terkait antara satu dengan yang lain dalam rangka mencapai sasaran.
Unsur satu dengan yang lain tidak bisa dipisahkan. Hal inilah sebagai suatu
konsep keutuhan. Islam memberikan dorongan kepada umatnya untuk
melihat sesuatu secara utuh (kaafah). Terkait dengan manajemen sebagai
suatu sistem, maka didalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: Perencanaan,
Pengorganisasian, dan Pengawasan.12

1. Perencanaan
Semua dasar dan tujuan manajemen seperti tersebut di atas
haruslah terintegrasi, konsisten, dan saling menunjang satu sama lain.
Untuk menjaga konsistensi kearah pencapaian tujuan manajemen maka
setiap usaha itu harus didahului oleh proses perencanaan yang baik.
Suatu perencanaan yang baik dilakukan melalui berbagai proses kegiatan
yang meliputi:13
a. Forecasting
Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang
paling mungkin memperoleh sesuatu di masa Yang akan datang.
Dengan dasar penaksiran dan menggunakan perhitungan yang
rasional atas fakta yang ada. Fungsi perkiraan adalah untuk memberi
informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
b. Objective
Objective atau tujuan adalah nilai yang akan di capai atau diinginkan
oleh seseorang atau Badan Usaha. Untuk mencapai tujuan itu dia
bersedia memberi pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai
itu terjangkau. Tujuan suatu organisasi harus dirumuskan dengan
jelas, realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang terlibat
dalam organisasi, agar mereka dapat berpartisipasi dengan penuh
kesadaran.
12
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm, 226
13
Ibid. Hlm, 226

10
c. Policies
Policies dapat berarti rencana kegiatan (flan of action) atau juga
dapat diartikan sesuatu pedoman pokok yang diadakan oleh suatu
badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang. Suatu
policies dapat dikenal dengan dua macam sifat, yaitu pertama
merupakan prinsip-prinsip dan kedua sebagai aturan untuk kegiatan-
kegiatan (rule of action). Oleh karena itu, policies merupakan prinsip
yang menjadi aturan dalam kegiatan yang terus-menerus, setidak-
tidaknya selama jangka waktu pelaksanaan rencana suatu organisasi.
Bidang kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud kebijakan
dasar umumnya meliputi bidang-bidang penting bagi aktivitas bank,
yaitu sebagai berikut:14
1) Tipe nasabah yang dilayani
2) Jenis layanan yang disediakan bagi nasabah
3) Daerah atau wilayah pelayanan
4) Sistem penyampaian (delivery system produk dan jasa bank)
5) Distribusi aktivitas produksi
6) Prefensi likuiditas
7) Persaingan
8) Pengembangan dan Pelatihan Staf
d. Programmers
Programmers adalah sederet kegiatan yang digambarkan untuk
melaksanakan policies. Program itu merupakan rencana kegiatan
yang dinamis yang biasanya yang biasanya dilaksanakan secara
bertahap, dan terkait dengan ruang dan waktu. Program itu harus
merupakan suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat
dipisahkan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi.15
e. Schedule

14
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm,228
15
Ibid. Hlm, 231

11
Schedule adalah pembagian program yang harus diselesaikan
menurut urutan waktu tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedule
dapat berubah, tetapi tujuan dan program tidak berubah.
f. Prosedures
Prosedures adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Perbedaannya dengan
program adalah program menyatakan apa yang harus dikerjakan,
sedangkan prosedur membicarakan tentang bagaimana
melaksanakannya.16
g. Budget
Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus
dikeluarkan dan pendapatan yang diharapkan diperoleh di masa yang
akan datang. Dengan demikian budget dinyatakan dalam waktu,
uang, material, dan unit-unit yang melaksanakan pekerjaan guna
memperoleh hasil yang diharapkan.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupa sebagai tercipta suatu kesatuan yang dapat
digerakkan dalam rangka mencapai tujuan. Allah menciptakan manusia
dalam satu komoditas, satu sama lainnya saling berhubungan dan
berinteraksi. Kesemuanya ditugasi atau diamanahi sebagai Khalifah di
muka bumi ini. Dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya diharapkan
dapat menciptakan kemakmuran. Kemakmuran akan terwujud jika
diantara manusia saling tolong menolong, tidak terpecah-pecah.17
3. Pengawasan
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan utama bagi
manajemen puncak (top management). Melalui pengawasan para manajer

16
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2018). Hlm, 231
17
Ibid. Hlm, 231

12
dapat memastikan tercapai atau tidaknya harapan mereka. Pengawasan
juga dapat membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik.18
Kata pengawasan dipakai sebagai arti harfiah dari kata controling.
Dengan demikian pengertian pengawasan meliputi segala kegiatan
penelitian, pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya operasi
berdasarkan rancangan yang telah ditetapkan, penafsiran dan
perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,
melakukan tindakan koreksi penyimpanan dan perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan masukan yang digunakan.

18
https://www.coursehero.com/file/78941993/MAKALAH-MANAJEMENdocx

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola dasar manajemen bnak syariah, hakikat manajemen yang
terkandung dalam Al-Qur'an ini dengan demikian erat kaitannya dengan
pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajerial itu
sendiri. Karena pada dasarnya terbangunnya konsep manajemen
didasarkan pada ketiga dasar pemikiran tersebut (pencapaian tujuan,
pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajerial). Implikasi penerapan
paradigma Manajemen islami akan menciptakan peradaban manajemen
bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transcendental dan
teologika.
Manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap bini
harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer dimanapun mereka
berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi
sosial kemasyarakatan. Manajemen sebagai suatu sistem di dalamnya
terdapat unsur-unsur saling terkait antara satu dengan yang lain dalam
rangka mencapai sasaran. Unsur satu dengan yang lain tidak bisa
dipisahkan. Hal ini sebagai suatu konsep keutuhan. Islam memberikan
dorongan kepada umatnya untuk melihat sesuatu secara utuh (kaafah).
Terkait dengan manajemen sebagai suatu sistem, maka didalamnya
terdapat unsur-unsur yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan
pengawasan.
B. Saran
Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman semua yang bersifat
membangun, agar makalah ini lebih baik lagi kedepannya. Kami juga
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Fighting!!

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/501186436/POLA-DASAR-MANAJEMEN-
BANK-SYARIAH
https://www.c oursehero.com/file/78941993/MAKALAH-MANAJEMENdocx/
http://giaolivianti.blogspot.com/2017/06/pola-manajemen-bank-
syariah.html?m=1
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

15

Anda mungkin juga menyukai