Kaseriyani 612062023037
Resky eka anugrah 612062023044
Nur aftika 612062023046
Terimakasih kami ucapkan kepada ibu dosen Asmawati,SE.Sy.,ME. Mata kuliah Pelajaran
pengantar manajemen syariah,yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini,tanpa
bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai format
yang telah ditentukan,
Kami menyedari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk
kedepannya,mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada. Manajemen sebetulnya
sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian, karena pada dasarnya
manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen,
baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadarai ataupun tidak disadari. Pengertian
Manajemen secara umum adalah suatu cara atau metode yang konseptual mengenai
pemberdayaan atau sumber daya secara keseluruhan yang operasionalisasinya dilaksanakan
secara terencana,terorganisasi teratur tertib terkoordinasi serta terjendali sehingga tujuan
atau sasaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Manajemen dipetakan kepada tiga
hal, yaitu; Pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan bahwa manajemen memerlukan
ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen sebagai seni dimana manajer harus memiliki seni
atau keterampilan memanej. Ketiga, manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang
profesiaonal yang bisa memanej secara efektif dan efesien.
Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH Ali Yafie, dalam
Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari
niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan 2 motivasi aktivitas untuk mencapai hasil
yang bagus demi kesejahteraan bersama.
1
B.Rumusan masalah
1.Bagaimana konsep manajemen secara umum?
C.Tujuan penulisan
1.Pengertian manajemen syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Manajemen Syariah
Pengertian Manajemen Syariah Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-
Qur’an dan As Sunnah juga Ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba
rapi, benar, tertib dan teratur.1 Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini
sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling
tidak ketika Allah menciptakan alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam
pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.
Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur
manajemen tersebut. Manajemen dalam islam tidak jauh dari pemahaman ini. Manajemen
dianggap sebagai ilmu teknik (seni) kepemimpinan diawal perkembangan islam. Akan tetapi,
pemikiran manajemen telah diterapkan dalam beberapa Negara yang tersebar di penjuru
dunia Pemikiran manajemen dalam islam bersumber dari nash-nash AlQur’an dan petunjuk-
petunjuk Al-Sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang
berkembang dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen
konvensional, ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai serta hanya
berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi semata. Pada awalnya manajemen ini
berusaha untuk diwarnai dengan nilai-nilai,
namun dalam perjalanannya tidak mampu. Karena, ia tidak bersumber dan berdasarkan
petunjuk syariah yang bersifat sempurna, komprehensif dan kebenaran. Manajemen syariah
adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan, jika setiap orang
perilaku yang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan
perilakunya akan terkendali.Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, hadis dan beberapa
contoh yang dilakukan oleh para sahabat. Hal yang paling penting dalam manajemen
berdasarkan pandangan Islam adalah harus memiliki sifat ri‟ayah (jiwa kepemimpinan).
Jiwa kepemimpinan menurut pandangan Islam merupakan faktor utama dalam konsep
manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari manusia sebagai khalifah fi al
ardh. Menurut Didin dan Hendri, manajemen dapat dikatakan telah memenuhi syariah bila;
a. Manajemen syariah ini mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai -nilai
keimanan dan ketauhitan
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik
dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan
tersebut,akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik
pengetahuan, teknologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dapat dikembangkan dengan
membagi tugas pekerjaannya, wewenang, dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga
secara sinergis dan simbiosis mutualisme membentuk kerjasama yang baik maka tidak ada
“manajemen”. Kalaupun ada adalah manajemen tradisional atau otoriter
4
G. Manajemen yang baik selalu mengedepankan
Kerjasama,kehormanisan,komunikasi,yang kontruktif,seimbang,searah saling
menghormati dan menghargai mencintai sebagai tujuan dapat dioptimalkan
H. Manajemen diperlukan untuk kemajuan dan pertumbuhan juga perkembang agar
lebih baik lagi
1.Tujuan Sosial Tujuan sosial manajemen adalah agar organisasi atau perusahaan
bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyarakat
dengan meminimalkan dampak negatifnya.
4.Tujuan Individual Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi
atau perusahaan yang hendak mencapai melalui aktivitasnya dalam organisasi.
5
pengorganisasian. Aktivitas tersebut dilakukan secara tertib dan teratur dalam struktur yang
telah ditetapkan oleh mereka yang ada di dalamnya.
Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai yang disebut dengan tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan ini akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan dengan menggunakan
pendekatan organisasi. Pada zaman ini, proses pendidikan lebih banyak dipercayakan pada
organisasi pendidikan formal (Sekolah atau Madrasah), karena sekolah merupakan tempat
terjadinya proses pendidikan dan organisasi pendidikan formal. Penyelenggaraan
pendidikan dalam sebuah organisasi menunjukkan bahwa keberadaan organisasi pendidikan
tersebut ditujukkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, keberlangsungan proses pendidikan ini menjadi dasar bagi penetapan
tujuan sekolah sebagai suatu organisasi. Dalam al Qur’an, masalah organisasi ini terkandung
dalam surat An Nisa’ ayat 59 dan ayat 103: ۖ ُأ نُ كمِ ِ ر م أِِ ل ٱْأَلم۟ ُأوَ َو ل وُ َّ س ٱلر۟ واُ يع َأِط َ وَ ٱََّّ لل۟ وا
يع َأِط ۟ آ ُ و نَ امَ ءَ ين ا ٱَّلِذ َ هُّ َأي ٱََّّ لِل ِ ُ َو ن ب نِ م أُ ؤ ت أُ مِ نُ كنت ِو ل إُ َّ س ٱلرَ وَِ ل ٱََّّ لِل ِ إُ ُّ دوهُ َ ر
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (Q.S An Nisa’ ayat 59).
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa manajemen dalam lembaga pendidikan
harus terorganisasikan berarti taat dan patuh pada peraturan dalam kondisi dan situasi
apapun seperti tercermin dalam kewajiban sholat yang telah ditentukan waktunya
sebagaimana terdapat dalam surat An Nisa’Ayat 103 yang berbunyi:
َاِ إَ ۚ ف أُ كمُ وِب نُ َٰ ج َلىَ عَ ا وً ل ودُ ُ ع قَ ا وً لَٰ مَ يِ قَ ٱََّّ لل۟ واُ ٱ ُأكرَ َ ف ٱلَّ صََٰل وةُ ُ م ت أَ َ ضيَ ا ق
ِ إَ ف اً ل بَٰ َ تَ نيِك ِ نِ م أ ؤُ َلى ٱألمَ َ أت عَ َ كانَّ ن ٱلَّ صََٰل وةِ َۚ إ ٱلَّ صََٰل وة۟ واُ يمِ َأقَ ف أُ م نتَ أأنَ ٱطأمً لُ وو ق
أَّ موArtinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S An Nisa’ ayat 103)
6
Fungsi manajemen menurut Morris sebagaimana dikutip oleh A.T. Soegito adalah
rangkaian berbagai kegiatan yang wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya dan dilaksanakan oleh orang-orang,
lembaga atau bagian-bagiannya, yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tersebut.
Dengan demikian, perencanaan harus dibuat agar semua tindakan dapat terarah
dan terfokus pada tujuan yang akan dicapai.11 Pengorganisasian (organizing) merupakan
kegiatan menyusun dan membentuk hubungan kerja antara orang-orang yang memiliki
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas sehingga terwujud kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya
semua tugas dalam berbagai unsur organisasi secara proporsional.12 Proses
pengorganisasian menurut Sarwoto sebagaimana dikutip oleh M. Sobry Sutikno ada
delapan, yakni
: 1) Perumusan tujuan,
3) Perincian kegiatan,
5) Departementasi,
6) Pelimpahan otoritas,
8) Pemberian fasilitas.
7
E. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip manajemen
Douglas seperti yang dikutip oleh Muhammad Rohman dan Sofan Amri merumuskan
prinsipprinsip manajemen pendidikan sebagai berikut: 1) Memprioritaskan tujuan di atas
kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja; 2) Mengkoordinasikan wewenang
dan tanggung jawab; 3) Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah sesuai dengan
sifat dan kemampuannya; 4) Mengenal secara baik faktorfaktor psikologis manusia; dan 5)
Relativitas nilainilai
A. Division of work (asas pembagian kerja) Prinsip pembagian kerja ini didasarkan
pada alasan bahwa setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan
setiap jenis lapangan kerja membutuhkan tenaga ahli yang berbeda-beda
B. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab) Jabatan
struktural dalam organisasi berkaitan langsung dengan wewenang dan
tanggung jawab.Pembagian wewenang dan tanggung jawab harus diterapkan
secara proporsional agar pelaksanaan kegiatan organisasi tidak tumpang tindih
(overlapping) atau bahkan terkesan amburadul.
C. Dicipline (asas disiplin) Semua pegawai baik atasan maupun bawahan harus
mematuhi peraturan organisasi yang telah disepakati.
D. Unity of command (asas kesatuan perintah) Kesatuan perintah artinya perintah
berada di tingkat pimpinan tertinggi kepada bawahannya. Apabila bawahan
sebagai pemimpin, maka ia juga berwenang memberi perintah kepada
bawahannya untuk menindaklanjuti perintah atasannya
E. Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah) Seluruh pelaksanaan
kegiatan diarahkan pada satu tujuan organisasi yang melingkupi seluruh tujuan
bidang di dalamnya
F. Subordination of individual interest into general interest (asas kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi) Kepentingan organisasi harus didahulukan
daripada kepentingan pribadi.
G. Remuneration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar) Jabatan dan
tanggung jawab yang besar harus didukung oleh upahyang seimbang dengan
beban yang dipikulnya. Kesulitan pekerjaan bukan diukur oleh kelelahan
seseorang dalam bekerja melainkan ditentukan oleh faktor keahlian/
ketrampilan dan profesionalitasnya.
H. Centralization (asas pemusatan wewenang) Prinsip ini berpandangan bahwa
setiap organisasi senantiasa memiliki pusat kekuasaan dan wewenang
instruksional. Kemudian pusat membagikan kekuasaannya ke daerah, cabang,
sampai tingkat unit atau ranting.
8
I. Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala) Prinsip penyaluran
perintah dan tanggung jawab bersifat hierarkis, artinya sesuai dengan kapasitas
dan wewenangnya. Pemberian perintah berlaku secara hierarkis sehingga
pertanggungjawabannya menjadi relevan dengan wewenangnya
J. Order (asas keteraturan) Asas ketertiban atau keteraturan berkaitan dengan
norma yang berlaku dalam organisasi. Ketertiban dapat bersifat ketertiban
material maupun ketertiban dalam arti social
K. Equity (asas keadilan) Prinsip kesamaan bukan berarti sama rata dan sama rasa
karena dalam organisasi terdapat pangkat dan jabatan yang berbeda,
sebagaimana jenis pekerjaannya yang berbeda, serta wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda. Prinsip persamaan atau keadilan dapat dikuantifikasikan
sesuai dengan proporsionalnya
L. Initiative (asas inisiatif) Inisiatif tidak berarti bebas sekehendak para karyawan,
tetapi manajer harus memberikan dorongan kepada seluruh bawahan untuk
berinisiatif sendiri mengembangkan kinerjanya tetapi tetap harus searah
dengan visi dan misi organisasi.
M. Esprit de corps (asas kesatuan) Prinsip ini bertitik tolak dari kesatuan visi dan
misi yang dicanangkan oleh organisasi. Esprit de corps (asas kesatuan) Prinsip
ini bertitik tolak dari kesatuan visi dan misi yang dicanangkan oleh organisasi.
Semua komponen organisasi merupakan sistem yang terpadu sebagai team
work yang solid untuk mewujudkan tujuan
BAB III
PENUTUP
9
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ajaran Islam yang
tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang
kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam pelaksanaan shalat yang menjadi ikon
paling sakral dalam Islam merupakan contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah
kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan pelaksanaan manajemen
yang monomintal. Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan
hal yang baru dalam perspektif Islam.
Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya.
Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak
terlepas dengan manajemen langit. Dalam bisnis Islam, manajemen berperan sebagai
elemenelemen dasar yang selalu ada dan melekat pada proses bisnis yang akan dijadikan
acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Urgensi
manajemen dalam bisnis yang dirancang meliputi lima fungsi yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling (control), evaluating
(evaluasi), coordinating (koordinasi), motivating (motivasi) dan leading (kepemimpinan).
Sehingga ada tujuh fungsi dari manajemen perspektif Islam. Bisnis dalam Islam juga
bertujuan untuk mencapai empat hal utama : (1) target hasil: profit-materi dan benefit-non
materi, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan
B.SARAN
Kami sadari akan banyakannya kekurangan dari makalah ini sekirannya kepada para
pendengar dan pembaca untuk memberikan kritik dan saran,agar maklah yang kami buat ini
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca dan pendengar,khususnnya bagi kami yang
membuat makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
N. Manulang, 1981, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia.
10
Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan dan Muhammad Alfan,
2010, Etika Manajemen Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Agus Sabardi, tt, Manajemen Pengantar, Edisi Revisi, Yogyakarta, UPP AMP
YKN.
Nur Ahmad Fadhil dan Azhari Akmal, 2001, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta:
Hijri Pustaka Utama. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2001, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka.
Faisal Afiff, Pendekatan Manajemen Bisnis Berbasis Profesionalisme dan
Kewirausahaan: Menuju Era Indonesia Baru, Jurnal Universitas Paramadina,
Vol. 2 No. 3, Mei 2003.
Muslich, Etika Bisnis Islam, Landasan Filosofi, Normatif dan Substansi
Implementasi, Yogyakarta: Ekonisiaa Fakultas Ekonomi UII, 2004
11