Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PETUNJUK SYARIAH TENTANG MANAJEMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar–dasar Manajemen

yang Diampu Oleh: Bapak Dr. H. Rudy Haryanto, S.ST, M.M.

Disusun Oleh :

Lisa Anggraini (20383022081)

Sofi Eviyanti (20383022111)

Soleha (20383022155)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesehatan dan sempat untuk
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul petunjuk syariah tentang manajemen.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan pada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa serta membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman cahaya islam seperti saat ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rudy Haryanto, S.ST, M.M. yang telah memberikan


judul makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan pada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini. Atas segala sesuatunya kami ucapkan banyak terima
kasih.

Pamekasan, 08 oktober 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Manajemen Bagian Dari Syariat Islam ........................................................ 2
B. Organisasi Memerlukan Manajemen .......................................................... 3
C. Prilaku Dalam Manajemen ........................................................................... 5
BAB III ................................................................................................................... 8
PENUTUP ............................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apa yang diatur dalam Islam ini telah menjadi indikator pekerjaan
manajemen yang meliputi rapi, benar, tertib, teratur dan sistematis. Apa
yang diatur dalam agama Islam itu adalah berdasarkan syariat Islam (aturan
yang ditetapkan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW). manajemen merupakan bagian dari syariat Islam, dan manajemen
Islam identik atau sama dengan manajemen syariah, paling tidak untuk
pemahaman kita di Indonesia. Pemikiran manajemen dalam islam
bersumber dari nash-nash Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk Al-Sunnah.
Dalam konteks ini manajemen syariah berbeda dengan manajemen
konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan lepas dari nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan. Orang-orang yang menerapkan manajemen
konvensional diduga tidak merasa ada pengawasan melekat (build in con-
trol) dari Yang Maha Kuasa, kecuali sedikit ada rasa diawasi oleh pengawas
dari instansi yang berwenang, karena konsep yang membangun
integritasnya berbeda dengan manajemen syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Manajemen Bagian Dari Syariat Islam?
2. Apa Organisasi memerlukan manejemen?
3. Apa Perilaku dalam manejemen?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Manajemen Bagian Dari Syariat Islam
2. Untuk Mengetahui Organisasi memerlukan manejemen
3. Untuk Mengetahui Perilaku dalam manejemen

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Bagian Dari Syariat Islam


Dalam pandangan agama Islam segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib, teratur dan dan tuntas, tidak boleh dilakukan secara asal-
asalan. Apa yang diatur dalam Islam ini telah menjadi indikator pekerjaan
manajemen yang meliputi rapi, benar, tertib, teratur dan sistematis. Apa
yang diatur dalam agama Islam itu adalah berdasarkan syariat Islam (aturan
yang ditetapkan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW). Dengan demikian dapat disimpulkan: (a) manajemen merupakan
bagian dari syariat Islam, dan (b) manajemen Islam identik atau sama
dengan manajemen syariah, paling tidak untuk pemahaman kita di
Indonesia.

Di antara ayat Al Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menjadi
dasar kegiatan manajemen adalah seperti yang sudah dijelaskan dalam (Q.S
Ash-Shaff:4) “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berjuang dijalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh”.

a) Kokoh di sini maksudnya adanya sinergi yang rapi antara bagian


yang satu dengan bagian yang lain. Jika hal ini terwujud akan
menghasilkan suatu (pencapaian tujuan) yang maksimal. Dengan
demikian dapat disumpulkan:
b) manajemen merupakan bagian dari syariat Islam dan manajemen
Islam identic atau sama dengan manajemen syariah, paling
tidak untuk pemahaman kita di Indonesia.
Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan: “Sesungguhnya
Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan susuatu pekerjaan
dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan teratur)” (HR. Thabrani).
Itqan disini maksudnya arah/tujuan pekerjaan itu jelas, landasannya mantap,
dan cara mendapatkannya transparan. Ini merupakan amal perbuatan yang
dicintai Allah SWT.

Kemudian dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang lain disebutkan pula;

“Allah mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala seseuatu”
(HR. Muslim) Ihsan disini melakukan sesuatu pekerjaan secara maksimal
dan optimal sehingga hasilnya juga maksimal dan optimal.

2
Memperhatikan ayat Al-Qur’an dan Hadis tersebut di atas jelaslah
manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat,
dan terarah merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam ajaran Islam.1

Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As Sunnah
juga Ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba rapi,
benar, tertib dan teratur Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat
ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu
telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam semesta beserta isinya.

Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-


makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi
Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-
unsur manajemen tersebut. Pemikiran manajemen dalam islam bersumber
dari nash-nash Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuk Al-Sunnah. Selain itu, ia
juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang dalam
masyarakat pada waktu tersebut.2

B. Organisasi Memerlukan Manajemen

Apapun bentuk organisasi itu ia memerlukan manajemen. Suatu


kelembagaan seperti institusi pemerintah atau perusahaan bahkan rumah
tangga sekalipun akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik
(teratur, rapi,benar, tertib, dan sistematis). Sebaliknya apabila suatu
organisasi/lembaga/perusahaan yang tidak diorganisir dengan baik/tidak
dimanaj dengan baik akan dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir
dengan baik (ungkapan Ali bin Abi Thalib r.a). Dominasi kemungkaran
sering terjadi bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena
tidak rapinya kekuatan yang hak.

Banyak contoh yang bisa kita lihat dengan kebenaran ungkapan Ali bin
Abi Thalib r.a ini. Misalnya tentang eksploitasi pengelolaan sumber daya
alam (pertambangan). Kita punya Undang-Undang tentang Pengelolaan
Sumber Daya Alam, Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup, namun
karena manusia-manusia yang berwenang memberi izin pengelolaannya
dan yang bekewajiban mengawasi pelaksanaannya lebih mendahulukan
keuntungan ekonomi sehingga ketentuan dalam undang-undang tersebut

1
aswaja presindo, yogyakarta 2012, halaman 13-14 http://idr.uin-antasari.ac.id
2
http://ethese.iainkediri.ac.id

3
tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Bekas galian tambang tersebut
dibiarkan menganga puluhan tahun, padahal ada kewajiban mereklamasi
(menutup kembali dengan tanah) supaya bisa ditanami dengan tanaman-
tanaman yang menghasilkan. Menurut teorinya lubang-lubang bekas galian
tambang itu direklamasi setahun setelah itu kalau belum rata ditambah lagi
sampai rata, kemudian ditanami tanaman-tanaman yang hasilnya laku di
pasar internasional seperti karet, kopi, kemiri, dan lain-lain.Tujuh tahun
setelah itu karet bisa disadap, lima tahun setelah itu kopi sudah bisa dipanen,
lima tahun setelah itu kemiri sudah bisa dipanen. Dana reklamasinya juga
tidak jelas kemana mengalirnya. Ujungnya lingkungan hidup jadi rusak dan
negara dirugikan, karena dilubang-lubang bekas galian itu hanya digenangi
air, tidak bisa lagi mendatangkan hasil. Kalau saja perintah undang-undang
itu dimanaj dengan baik tentu tidak seperti sekarang ini. Inilah juga yang
menjadi bukti bagi UNDP mengatakan Indonesia itu negara perusak
lingkungan nomor wahid.

Contoh sederhana yang lebih kecil dari pengelolaan sumber daya alam
adalah rumah tangga kita masing-masing. Misalnya seorang PNS
golongannya III/a dengan satu istri dan 2 anak. Bila dia/istrinya tidak bisa
mengelola keuangan yang didapat dari gajinya dapat dipastikan uang gaji
tidak cukup untuk sebulan. Misalnya lebih sering makan di restoran, lebih
sering berbelanja di mall. Dapat dipastikan gajinya hanya cukup untuk 10
hari saja, terus yang 20 harinya dari mana?

Dengan demikian dapat disimpulkan semua bidang kehidupan baik rumah


tangga, kantor pemerintahan, organisasi perusahaan/bisnis memerlukan
manajemen.3

organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang


telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan
organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.

Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam


organisasi, yaitu:

1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan


organisasi dan pribadi.

3
aswaja presindo, yogyakarta 2012, halaman 14-16 http://idr.uin-antasari.ac.id

4
2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,
manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang
saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan


ukuran prestasi organisasi.4

C. Prilaku Dalam Manajemen


Yang dimaksud dengan prilaku personal manajemen disini adalah prilaku
orang-orang yang menjalankan kegiatan manajemen yang terkait dengan
nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap orang yang terlibat kegiatan
dalam manajemen syariah menyakini dan menyadari tanggung jawab dan
konsekuensi logisnya, maka diharapkan prilakunya akan terkendali dan
tidak akan terjadi prilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) karena ia
menyadari sepenuhnya adanya pengawasan dari Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT yang akan memperhitungkan semua perbuatannya (yang baik
maupun yang buruk).

Allah SWT mengingatkan dalam al-qur'an “Barangsiapa mengerjakan


kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasannya). Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun niscaya dia
akan melihat (balasannya) pula”. (Q.S.Az Zarrah: 7-8).

Dalam konteks ini manajemen syariah berbeda dengan manajemen


konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan lepas dari nilai-nilai
keimanan dan ketauhidan. Orang-orang yang menerapkan manajemen
konvensional diduga tidak merasa ada pengawasan melekat (build in con-
trol) dari Yang Maha Kuasa, kecuali sedikit ada rasa diawasi oleh pengawas
dari instansi yang berwenang, karena konsep yang membangun
integritasnya berbeda dengan manajemen syariah.

Hal lain yang juga yang membedakan manjemen syariah dengan


manajemen konvensional adalah setiap aktivitas/ kegiatan dalam
manajemen syariah selalu diupayakan menjadi amal saleh oleh pelakunya
dan bernilai ibadah. Amal saleh di sini tidak semata-mata hanya perbuatan
baik seperti yang dipahami selama ini, tetapi merupakan amal perbuatan
baik yang dilandasi oleh persyaratan-persyaratan berikut:

4
Erizka dwi dewantys http://erizkadd.wordpress.com

5
a) Niat yang ikhlas karena Allah

Suatu perbuatan walaupun terkesan baik, tetapi jika tidak dilandasi


keikhlasan karena Allah, maka perbuatan itu tak dapat dikatakan sebagai
amal saleh. Niat yang ikhlas hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman.

b) Tata cara pelaksanaannya sesuai syariah

Suatu perbuatan yang baik tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat,
maka tidak dapat dikatakan sebagai amal saleh. Contoh misalnya, seorang
yang melakukan sholat ba’diah Ashar kelihatannya perbuatan itu baik,
tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat,maka ibadahnya itu bukan amal
saleh, bahkan bisa dikatan bid’ah.

c) Dilakukan dengan penuh kesungguhan

Perbuatan yang dilakukan dengan asal-asalan tidak termasuk amal saleh.


Sudah menjadi anggapan umum bila suatu pekerjaan dilakukan dengan
ikhlas maka itu berarti lillahi ta’ala. Bukti kesungguhan itu adalah bila
seseorang melakukannya dengan ikhlas. Dengan Demikian terbentuknya
amal saleh itu:

- ikhlas

- Sesuai syariat

- Sungguh-sungguh

Pendekatan perilaku adalah pendekatan yang menekankan pada


pemahaman perilaku orang-oramg didalam sebuah organisasi sehingga
seorang manajer harus mempelajari secara mendalamtindakan orang yang
berada dalam sebuah organisasi tersebut.

Tindakan ini disebut dengan perilaku organisasi yaitu suatu kajian ilmiah
yang mengkaji tindakan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
tersebut .Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang percaya bahwa
jika manajer berfokus pada karyawan bukan pada produksi mekanistik,
maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikian, lebih produktif.
Mereka mendukung gagasan manajer harus paternalistik dan memelihara
dalam rangka membangun kelompok kerja yang produktif dan kuat.

6
Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari
berbagai ilmu. Antara lain yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi, dan psikologi. Gerakan ilmu perilaku menekankan perlunya
untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi.5

5
https://www.coursehero.com/

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
manajemen merupakan bagian dari syariat Islam, dan manajemen Islam
identik atau sama dengan manajemen syariah, paling tidak untuk
pemahaman kita di Indonesia. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika
Allah menciptakan alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen
dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak terlepas
dengan manajemen langit. Apapun bentuk organisasi itu ia memerlukan
manajemen. Suatu kelembagaan seperti institusi pemerintah atau
perusahaan bahkan rumah tangga sekalipun akan berjalan dengan baik jika
dikelola dengan baik (teratur, rapi,benar, tertib, dan sistematis). Yang
dimaksud dengan prilaku personal manajemen disini adalah prilaku orang-
orang yang menjalankan kegiatan manajemen yang terkait dengan nilai-
nilai keimanan dan ketauhidan.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
Mahasiswa khususnya para pembaca agar dapat menambah pengetahuan
tentang petunjuk syariah tentang manajemen bagi rekan-rekan mahasiswa.
Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif.

8
DAFTAR PUSTAKA

aswaja presindo, yogyakarta 2012, halaman 13-14 http://idr.uin-antasari.ac.id


http://ethese.iainkediri.ac.id
aswaja presindo, yogyakarta 2012, halaman 14-16 http://idr.uin-antasari.ac.id
Erizka dwi dewantys http://erizkadd.wordpress.com
https://www.coursehero.com/

Anda mungkin juga menyukai