Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN ISLAM

“ AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST YANG MENJELASKAN TENTANG


KONSEP MANAJEMEN ”

Dosen Pengampu : Susi Fitriana, S.Pd., M.Pd.

OLEH :

Ade Restu Wardana ( 2023020134)

PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
GLOBAL CENDEKIA NGAWI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah yang maha esa karena dengan
rahmat dan hidayahnya, saya bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Ayat Al-Quran dan Hadits yang menjelaskan tentang konsep manajemen ” ini
dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Islam
dan juga sebagai bahan pembelajaran untuk kita semua khususnya untuk saya
sebagai mahasiswa manajemen agar mampu dan memahami secara mendalam
tentang bab yang akan dibahas pada makalah ini.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah manajemen islam yaitu Ibu Susi Fitriana, S.Pd.,M.Pd. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bab yang akan dibahas ini.
Harapan saya setelah membaca makalah yang telah saya susun ini, pembaca
mampu memahami tentang konsep manajemen yang ada di dalam Al-Quran dan
Hadits , dan kemudian dengan mudah dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.
Saya menyadari bahwa makalah yang telah saya susun ini belum cukup
sempurna, oleh karena itu saya memerlukan kritik dan saran yang membangun,
sehingga saya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada demi
kesempurnaan makalah ini.

Cepu, 29 Oktober 2023

Ade Restu Wardana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Konsep manajemen dalam Al-Quran dan Hadits ......................................... 3
B. Fungsi Manajemen dalam Al-Quran dan Hadits .......................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan unsur terpenting dalam segmen pemikiran hukum


Islam karena ia langsung bersentuhan dengan pengaturan pranata sosial.
Manajemen di bangun di atas sendi-sendi asas persamaan, keadilan, dan
pemenuhan hak dan kewajiban. Prinsip kesetaraan dalam Islam mesti
diapresiasi secara absolute guna memunculkan sistem yang Islami yang
memadukan kebebasan dan pertanggung jawaban. Secara normatif, prinsip-
prinsip di atas sudah disebutkan dalam teks ajaran suci baik Al-Qur’an maupun
Al-Hadits. Dalam praktiknya, prinsip-prinsip tersebut perlu diaktualisasikan
sesuai konteks perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebagai makhluk
sosial, manusia terus melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,
karenanya, diperlukan perangkat aturan (fiqih) yang dapat mewadahi
persoalan- persoalan interaksi sosial tersebut sesuai prinsip kesetaraan dan
kemaslahatan. Dalam segmen manajemen yang Islami ini sangatlah penting
bahwa prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, keterbukaan, cerdas, inovatif dan
kreatif dengan konsep Rasulullah (sidiq, amanah, tablig dan fatanah), di
implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Manajemen dalam Al-Quran dan Hadits


2. Bagaimana Fungsi Manajemen dalam Al-Quran dan Hadits

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep Manajemen dalam Al-Quran


dan Hadits
2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi manajemen dalam Al-Quran dan
Hadits
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep manajemen dalam Al-Quran dan Hadits


Sebelum membahas istilah manajemen dalam Al-Quran, kita perlu
memahami terlebih dulu terminologi kata manajemen. Banyak sumber yang
membahas istilah ini, seperti yang dikutip Usman Effendi diantarnya
menyebutkan bahwa manajemen berasal dari bahasa latin manus yang berarti
“tangan” (Usman, 2014). Dalam bahasa Italia meneggiare berarti
“mengendalikan”, lalu bahasa Prancis mneyebut management yang berarti “
seni melaksanakan dan mengatur”. Sedangkan dalam bahasa inggris istilah
manajemen berasasl dari kata to manage yang berarti “mengatur”.1
1. Konsep manajemen dalam Al-Quran
Manajemen dalam bahasa Arab sering dibahasakan dengan idaarah
diambil dari kata adartasy syai’ah atau perkataan adarta bihi, didasarkan
juga pada kata ad-dauran. Namun istilah idaarah tidak ditemukan di dalam
Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat makna manajemen dengan hanya
menggunakan istilahAl-Tadbiir. Al-Tadbiir yang merupakan bentuk masdar
dari dabbara, yudabbiru, tadbiiran. Al-Tadbiir berarti pengaturan,
pengurusan, perencanaan dan persiapan. Di antara ayat yang menerangkan
makna tersebut adalah surah Al-Sajdah ayat 5:َّ

ِ ‫يُدَ ِّب ُر أٱْلَ أم َر م َِن ٱل َّس َمآ ِء إِ َلى أٱْلَرأ‬


َ ‫ض ُث َّم َيعأ ُر ُج إِ َل أي ِه فِى َي أو ٍم َك‬
ٓ‫ان ِم أقدَا ُرهُۥ‬
َ ‫أَ أل‬
َ ‫ف َس َن ٍة ِّممَّا َت ُع ُّد‬
‫ون‬
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu.”
Berdasarkan ayat diatas, Allah swt. telah menata semua amal manusia di
dunia ini. Dimana semua urusan yang ada di langit dan di bumi merupakan

1
Siti Khoirul Munawaroh, Manajemen Dalam Perspektif Al-Quran, Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi, 2, No.8, Agustus 2021, hal.1442

3
4

kehendak dari Allah swt. Sebagai manusia biasa, sepatutnya kita berusaha
untuk melakukan amal kebaikan dalam kehidupan siang dan malam.
Mengatur adalah bagian mendasar untuk proses pelaksanaan manajemen.
Menurut Ibn Katsir bahwa ayat diatas menjelaskan tentang Allah swt
mengatur semua urusan apa yang ada diatas laingi dan di tanah, dengan
asumsi lain bahwa Allah Swt menurunkan secara pelan-pelan urusan dari
atas langit ke penjuru bumi.2
2. Konsep manajemen dalam Hadits Rosulullah SAW
Dalam kaitannya dengan Manajemen Islam, perlu kita break down hadits
yang berkaitan dengan manajemen SDM. Sebagai seorang manager
lembaga pendidikan, perlu kiranya kita mengetahui hadits yang berkaitan
dengan manajemen. Karena, hadits merupakan sumber kedua dalam
menggali sebuah hukum setelah Al-Quran. Maka dari itu, sebagai calon
manager, kita harus mengetahui hadits yang berkaitan dengan manajemen
itu sendiri.
Hadits Nabi Muhammad Saw membahas manajemen dalam Islam, selain
membahas masalah hukum dan agama. Hal ini sudah ada sejak Nabi
Muhammad Saw dan para sahabatnya. Hijrahnya Nabi Muhammad Saw
pada tahun 1 H (622 M) yang kemudian diikuti dengan perkembangan
struktur perkotaan di Madinah adalah teknik-teknik manajemen yang
menjadi inspirasi landasan manajemen sebagai ilmu dalam Islam. Al-Warid
bin Hisham bin alMughirah mengusulkan sistem pelaksanaan administrasi
untuk mengelola kas negara pada tahun kedua H (624 M), kemudian Umar
bin Khattab menyempurnakannya dengan sistem baitul mal. Dua kejadian
ini dapat dianggap sebagai kekuatan pendorong untuk pengembangan ilmu
manajemen dalam Islam.

2
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz: 21, 22, 23, 24, ed. Arif Rahman (Surakarta: Insan
Kamil, 2015).
5

‫ان َعنأ َخالِ ٍد أال َح َّذا ِء َعنأ أَ ِبي ق ََِل َب َة َعنأ‬ َ ‫َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بأنُ يُوس‬
َ ‫ُف َعنأ ُس أف َي‬
‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫ُول‬ِ ‫ت ِمنأ َرس‬ ُ ‫س َقا َل َحف أِظ‬ ٍ ‫أن أَ أو‬
ِ ‫ص أن َعانِيِّ َعنأ َش َّدا ِد ب‬
َّ ‫ث ال‬ ِ ‫أَ ِبي أاْلَ أش َع‬
‫ان َع َلى ُك ِّل َشيأ ٍء َفإِ َذا َق َت أل ُت أم‬ َ ‫اْلحأ َس‬ ِ‫ب أ‬ َ َّ َّ‫أن ق ََا َل إِن‬
َ ‫ّللا َك َت‬ ِ ‫ّللاُ َع َل أي ِه َو َسلَّ َم أاث َن َتي‬
َّ
‫الذب َأح َو أل ُي ِح َّد أَ َح ُد ُك أم َش أف َر َت ُه ُث َّم لِي ُِرحأ‬
َّ ‫َفأَحأ سِ ُنوا أال ِق أت َل َة َوإِ َذا َذ َبحأ ُت أم َفأَحأ سِ ُنوا‬

َ ‫َذ ِب‬
‫يح َت ُه‬
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf dari Sufyan
dari Khalid al-Khdzdza` dari Abu Qilabah dari Abu al-Asy'ats ash-Shan'ani
dari Syaddad bin Aus, ia berkata; Aku hafal dua perkara dari Rasulullah
Saw, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik
terhadap segala sesuatu, apabila kalian membunuh maka bunuhlah dengan
cara yang baik, dan apabila kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan
cara yang baik, hendaknya salah seorang diantara kalian menajamkan
mata pisaunya, dan hendaknya membuat hewan sembelihannya merasa
tenang" (HR. Darimi No 1888).”
Berdasarkan hadits diatas, kata ihsan bermakna melakukan sesuatu yang
baik, secara maksimal dan optimal. Bahkan dalam hadis itu dicontohkan
pada penyembelihan binatang, harus dilakukan dengan cara yang baik dan
hati- hati dan dikaitkan dengan agama, yaitu harus disertai dengan sebutan
asma Allah sebelum menyembelih. Jika tidak menyebutnya maka
penyembelihan dianggap tidak sah.Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu
tidak boleh gegabah dan melakukan sekehendak hati. Dengan binatang dan
juga dengan musuh sekalipun umat Islam tetap dianjurkan berprilaku baik
dan penuh etika, apalagi terhadap sesama muslim. Jika dikaitkan dengan
manajemen Islam, maka hadis tersebut menganjurkan pada umat Islam agar
mengerjakan sesuatu dengan baik dan selalu ada peningkatan nilai dari jelek
menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik.3

3
Sri Harmonika, M.Pd.I, Hadits-Hadits tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, Jurnal At-
Tadair, 1, No. 1, 2017, hal.2-3
6

B. Fungsi Manajemen dalam Al-Quran dan Hadits


Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan empat
komponen yang ada yaitu (POAC) planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan).
Dan empat komponen tersebut di jelaskan di beberapa ayat al-Qur‟an dan
Hadits. Berikut penjelasan fungsi manajemen dalam alquran dan hadits :
1. Perencanaan
Menurut F. E. Kast dan Jim Rosenzweig, perencanaan adalah suatu
kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektifitas
keseluruhan usaha-usaha, sebagai suatu sistem sesuai dengan tujuan
organisasi yang bersangkutan. Fungsi perencanaan antara lain untuk
menetapkan arah dan strategi serta titik awal kegiatan agar dapat
membimbing serta memperoleh ukuran yang dipergunakan dalam
pengawasan untuk mencegah pemborosan waktu dan faktor produksi
lainnya.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting. Perencanaan yang disusun dengan baik oleh pemimpin akan sangat
menentukan masa depan dan menekankan setiap tindakan sesuai dengan
tujuan.
Allah SWT berfirman didalam surah al-Hasyr ayat 18

َّ ‫هللاَ إِ َّن‬
َ‫هللا‬ ْ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم‬
َّ ‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا‬
‫َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri mem- perhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kalimat perencanaan dibuka dengan sangat indah di dalam Al Quran.
"Wahai orang-orang yang telah menyatakan dirinya beriman kepada Allah,
tingkatkan taqwamu pada Allah". Ayat Al Qur'an diatas menekankan
7

tentang proses pencapaian tujuan dari perencanaan yang tidak boleh melihat
hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada orang-
orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepadan-Nya, kita haruslah
memperhatikan segala perbutan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan
prinsip dasar perencanaan dimana tujuan dalam pelaksanaan perencanaan
adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta orientasi
pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif.
Pada Hadits Rosulullah SAW juga dijelaskan tentang pentingnya
perencanaan yaitu sebagai berikut :

‫هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َّ ‫صلَّى‬
َ ِ‫هللا‬ َّ ‫ أَ َخ ْذ َرس ُْو ُل‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُما قَا َل‬ ِ ‫ع َْن اب ِْن ُع َم َر َر‬
‫ َكانَ اب ِْن ُع َم َر‬، ‫ك َغ ِريبٌ أَ ْو عَابِ ٌر َسبِ ْي ٌل‬ َ َّ‫ ُك ْن فِى ال ُّد ْنيَا َكأَن‬:‫بِ َم ْن َكبَ ْي فَقَا َل‬
ْ ‫صبَا َح َو إِ َذا أَصْ بَ َح‬
‫ت فَ ََل‬ َ ‫هللاُ َع ْنهُما يَقُو ُل إِ َذا أَ ْم َسي‬
َّ ‫ْت فَ ََل تَ ْنتَ ِظ ُر ال‬ َّ ‫ض َي‬
ِ ‫َر‬
ُ‫ك ( َر َواه‬ َ ِ‫ك َو ِم ْن َحيَات‬
َ ِ‫ك لِ َم ْوت‬ َ ْ‫ك لِ َمر‬
َ ‫ض‬ ِ ‫تَ ْنتَ ِظ ُر ْال َم َسا َء َو ُخ ْذ ِم ْن‬
َ ِ‫صحْ ت‬
‫اري‬ ِ ‫ْالبُ َخ‬
Artinya: Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang
pundakku, lalu beliau bersabda: "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan
perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.
Ibnu Umar berkata: "Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu
sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka
janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk
sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu". (HR. Bukhori)
Dalam redaksi hadits tersebut diterangkan “jika engkau di waktu sore
maka jangan engkau menunggu sampai pagi” adalah pesan perencanaan
yang harus diperhatikan dalam hidup dan dalam beramal. Jangan sampai
kita menunda pekerjaan dan pemborosan terhadap waktu.4
2. Pengorganisasian

4
Egi Rusiandi, Fungsi Manajemen dalam perspektif Quran dan Hadits, (Surabaya:Cipta Media
Nusantara:2021) hal.37 dan 46
8

Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan


segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu
kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa
diluluhlantakkan oleh kebatilan yang tersusun rapi. Proses organizing yang
menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan sehingga
tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan di dalam Al Qur‟an. Firman
Allah dalam surat Ali imran ayat 103 menyatakan:

‫ّللا َع َل أي ُك أم ا أِذ ُك أن ُت أم اَعأ دَا ًء‬


ِّ ‫ت‬ َ ‫ّللا َج ِم أيعًا وَّ َل َت َفرَّ قُ أوا َو أاذ ُكر أُوا ِنعأ َم‬ ِ ّ ‫َواعأ َتصِ ُم أوا ِب َحب ِأل‬
‫ار َفا َ أن َق َذ ُك أم‬
ِ ‫ف َبي َأن قُلُ أو ِب ُك أم َفاَصأ َبحأ ُت أم ِب ِنعأ َمتِه ا أِخ َوا ًنا َو ُك أن ُت أم َعلى َش َفا ُح أف َر ٍة م َِّن ال َّن‬ َ َّ‫َفاَل‬
ّ ُ‫ِّم أن َها َ َكذل َِك ُي َبيِّن‬
‫ّللاُ َل ُك أم ايتِه َل َعلَّ ُك أم َت أه َت ُد أو َن‬
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk
(Q.S.Ali Imran ayat 103).
Kandungan quran surat ali imran ayat 103 mengajak kita untuk
bersatu padu, bukan bercerai berai, mendorong untuk kita sebagai manusia
dalam melakukan sesuatu secara terorganisir bukan saling mencela dan
membenturkan antar kelompok. Selanjutnya al-Qur'an memberikan
petunjuk agar dalam suatu wadah, tempat, persaudaraan, ikatan, organisasi,
kelompok, janganlah timbul pertentangan, perselisihan, perscekcokan yang
mengakibatkan hancurnya kesatuan, runtuhnya mekanisme kepemimpinan
yang telah dibina.
Dalam kaitannya dengan pengorganisasian, Rasulullah SAW telah
mencontohkan ketika memimpin perang uhud. Ketika pasukan Islam
pimpinan Nabi Muhammad SAW berhadapan dengan angkatan perang kafir
Quraish di dekat gunung Uhud. Nabi SAW mengatur strategi peperangan
9

dengan sempurna dalam hal penempatan pasukan. Beberapa orang pemanah


ditempatkan pada suatu bukit kecil untuk menghalang majunya musuh. Pada
saat perang berkecamuk, awalnya musuh menderita kekalahan. Mengetahui
musuh kocar-kacir, para pemanah muslim meninggalkan pos-pos mereka di
bukit untuk mengumpulkan barang rampasan. Pada sisi lain, musuh
mengambil kesempatan ini dan menyerang angkatan perang muslim dari
arah bukit ini. Banyak dari kaum Muslim yang mati syahid dan bahkan Nabi
SAW mengalami luka yang sangat parah.
Dari cerita sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertulis di atas, dapat
diketahui suatu tindakan pengorganisasian. Nabi Muhammad
memerintahkan kepada pasukan pemanah untuk tetap berada di atas bukit
dalam keadaan apapun. Ternyata pasukan pemanah lalai dari perintah
atasan, kemudian mereka meninggalkan tempat tugasnya dari atas bukit
untuk mengambil harta rampasan ketika musuh lari kocar-kacir. Tanpa
disadari musuh menyerang balasan dari sebelah bukit yang berakibat pada
kekalahan pasukan muslim. Kalau pasukan pemanah memperhatikan dan
melaksanakan perintah pimpinan (Nabi Muhammad SAW) tentu ceritanya
akan lain.5
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja merupakan aspek terpenting dalam fungsi
manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu
sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai
terbawah berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan semula, dengan cara yang baik dan benar.
Al-Qur‟an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan pedoman dasar
terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan
peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfiman dalam surat al–kahfi
ayat 2 sebagai berikut :

5
Imtiaz Ahmad. Peperangan Uhud. London._____www. Rasulullah SAW
10

ۡ‫ت اَنَّ َلهُم‬ ّ ّٰ ‫َق ِّيمًا لِّي ُۡنذ َِر َب ۡاسًا َشد ِۡي ًدا م ِّۡن لَّ ُد ۡن ُه َو ُي َب ِّش َر ۡالم ُۡؤ ِمن ِۡي َن الَّذ ِۡي َن َي ۡع َملُ ۡو َن ال‬
ِ ‫صل ِّٰح‬
‫اَ ۡجرً ا َح َس ًنا‬
Artinya : Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan
yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orangorang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka
akan mendapat pembalasan yang baik (Q.S al Kahfi ayat 2).
Suatu contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan pada
pribadi agung, Nabi Muhammad Saw. ketika ia memerintahkan sesuatu
pekerjaan, beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi
umatnya. Rasulullah Saw adalah al Qur‟an yang hidup (the living Qur‟an).
Artinya, pada diri Rasulullah Saw tercermin semua ajaran Al-Qur‟an dalam
bentuk nyata. Beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan
meninggalkan semua larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat
dimudahkan dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan meniru
perilaku Rasulullah Saw.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk
menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.
Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam al Quran
sebagai berikut:

‫أك ا َِّل أال َب ّٰل ُغ َ َو ِا َّنآ ِا َذ ٓا اَ َذ أق َنا‬


َ ‫أظا َ ِانأ َع َلي‬ ً ‫ك َع َلي ِأه أم َح ِفي‬
َ ‫َف ِانأ اَعأ َرض أُوا َف َمآ اَرأ َس أل ّٰن‬
َ ‫ال أن َس‬
‫ان‬ ِ ‫ت اَ أي ِدي ِأه أم َفاِنَّ أ‬ ‫ان ِم َّنا َرحأ َم ًة َف ِر َح ِب َها َ َو ِانأ ُتصِ أب ُه أم َس ِّي َئة ِب َما َق َّد َم أ‬ ِ‫أ‬
َ ‫ال أن َس‬
‫َكفُ أور‬
Artinya : Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu
sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah
menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada
manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu.
Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka
11

sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat


ingkar (kepada nikmat) (Q.S As Syuura ayat 48).
Contoh pengawasan dari fungsi manajemen dapat dijumpai dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut:
Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Suatu
malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat
malam lewat, Nabi bangun untuk menunaikan shalat. Beliau melakukan
wudhu` ringan sekali (dengan air yang sedikit) dan kemudian shalat. Maka,
aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu` Beliau. Aku menghampiri Beliau
dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau memutarku ke arah sebelah kanannya
dan meneruskannshalatnya sesuai yang dikehendaki Allah …”
Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya pengawasan Nabi
Muhammad Saw terhadap Ibnu ’Abbas yang melakukan kesalahan karena
berdiri di sisi kiri Beliau saat menjadi makmum dalam shalat bersama
Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan imam, jika
ia sendirian bersama imam. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
membiarkan kekeliruan Ibnu „Abbas dengan dalih umurnya yang masih
dini, namun Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengoreksinya
dengan mengalihkan posisinya ke kanan Beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Dalam melakukan pengawasan, beliau langsung memberi arahan
dan bimbingan yang benar.6

6
Abdul Ghoffar, Manajemen Dalam Islam (Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits), hal. 45-48
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-Qur’an memuat makna manajemen dengan hanya menggunakan istilah
Al-Tadbiir. Al-Tadbiir yang merupakan bentuk masdar dari dabbara,
yudabbiru, tadbiiran. Al-Tadbiir berarti pengaturan, pengurusan, perencanaan
dan persiapan. Di antara ayat yang menerangkan makna tersebut adalah surah
Al-Sajdah ayat 5. Hadits Nabi Muhammad Saw membahas manajemen dalam
Islam, yaitu hadits yang dicontohkan pada penyembelihan binatang, harus
dilakukan dengan cara yang baik dan hati- hati dan dikaitkan dengan agama,
yaitu harus disertai dengan sebutan asma Allah sebelum menyembelih.
Fungsi manajemen dalam alquran dan hadits juga diterangkan dengan
empat komponen yang ada yaitu (POAC) planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan).

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa penyusunan makalah
ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran
akan senantiasa saya terima yang bersifat membangun untuk evaluasi diri
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghoffar, Manajemen Dalam Islam (Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits)

Egi Rusiandi, Fungsi Manajemen dalam perspektif Quran dan Hadits,


(Surabaya:Cipta Media Nusantara:2021)

Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz: 21, 22, 23, 24, ed. Arif Rahman
(Surakarta: Insan Kamil, 2015).

Imtiaz Ahmad. Peperangan Uhud. London._____www. Rasulullah SAW

Siti Khoirul Munawaroh, Manajemen Dalam Perspektif Al-Quran, Jurnal


Indonesia Sosial Teknologi, 2, No.8, Agustus 2021

Sri Harmonika, M.Pd.I, Hadits-Hadits tentang Manajemen Sumber Daya


Manusia, Jurnal At-Tadair, 1, No. 1, 2017

13

Anda mungkin juga menyukai