Disusun Oleh
Kelompok 9
Dadang Efendi
Niya Atika
Novi Nuraeni
FAKULTAS SYARIAH
PRODI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KH. RUHIAT CIPASUNG
TASIKMALAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa,
karena berkat inayah dan taufik-Nya penulis mampu menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi akhir
zaman, Muhammad Saw, keluarga, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya
sampai akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang “Pola manajemen bank syariah ” yang
terdiri atas tiga bab, Bab I Pendahuluan, Bab II Pembahasan, dan Bab III Penutup.
Upaya yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penulisan ini rasanya
optimal, meskipun demikian sudah pasti masih banyak kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ajukan makalah sederhana ini
kepada Dosen untuk kiranya memperoleh masukan penyempurnaan dan penilaian.
Semoga hasil karya sederhana ini dengan keterbatasan dapat bermanfaat bagi
penulis dari semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian manajemen dalam islam ……………………….…………..…..6
B. Paradigma manajemen syariah ………………….……………………..…..7
C. Dasar dasar manajemen islam…...………...……………………………… 8
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Simpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai suatu sistem hidup yang sempurna tentu saja
memiliki konsep pemikiran tentang manajemen. Kesalahan kebanyakan
dari kaum muslimin dalam memahami konsep manajemen dari sudut
pandang Islam adalah karena masih mencampuradukan antara ilmu
manajemen yang bersifat teknis (uslub) dengan manajemen sebagai
aktivitas.
Kerancuan ini akan mengakibatkan kaum muslimin susah
membedakan mana yang boleh diambil dari perkembangan ilmu
manajemen saat ini dan mana yang tidak. Managemen di dalam Bank
berfungsi sebagai sarana pendorong tercapainya tujuan dari Bank Syari’ah
itu sendiri. Bukan hanya untuk pencapain ke untungan semata melainkan
untuk kemaslahatan umat. Untuk lebih jelasnya kami telah menyiapkan
penjelasan yang lebih rinci pada bab selanjutnya.
Penjelasan tersebut mencakup sebagian penjelasan mengenai Pola
Managemen Bank Syari’ah yaitu: Tujuan dari Managemen bank syari’ah,
aspek dan sifat manusia sebagai dasar managemen bank syari’ah, unsur
dari managemen bank syari’ah dan bagaimana implikasinya di dalam bank
syari’ah. Struktur organisasi tergantung pada besar kecilnya bank (bank
size), keragaman layanan yang ditawarkan, keahlinya personelnya dan
peraturanperaturan perundang-undangan yang berlaku.
Tidak ada acuan baku bagi penyusunan struktur organisasi bagi
bank dalam segala situasi kebutuhan operasinya. Struktur organisasi setiap
bank berikut tanggung jawab dan wewenang para pejabatnya bervariasi
satu sama lain. Oleh karena itu struktur organisasi mencerminkan
pandangan menejemen tentang cara yang paling efektif untuk
mengoperasikan bank.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Pengertian manajemen dalam islam
2. Untuk mengetahui paradigma manajemen syraiah
3. Untuk mengetahui dasar dasar manajemen islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Asal penemuan ilmu management itu bermula dari timbulnya
berbagaimacam persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga
berkembang menjadi sebuah ilmu untuk mencapai berbagai macam tujuan.
ْي ٍء ِإاَّل َأ ْنFْس ِمنَ هَّللا ِ فِي َش َ ْؤ ِمنِينَ َو َم ْن يَ ْفعَلْ ٰ َذلِكَ فَلَيFاَل يَتَّ ِخ ِذ ْال ُمْؤ ِمنُونَ ْال َكافِ ِرينَ َأوْ لِيَا َء ِم ْن دُو ِن ْال ُم
صي ُرِ تَتَّقُوا ِم ْنهُ ْم تُقَاةً َويُ َح ِّذ ُر ُك ُم هَّللا ُ نَ ْف َسهُ ۗ َوِإلَى هَّللا ِ ْال َم
2. Bertaqwa.
Diterangkan dalam surat An-Naba’: 31
4. .Musyawarah.
Diterangkan dalam surat As-Syu’ara: 38
6
membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan kontrak-
kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan dengan
bawahan. Konsep membangun ekonomi Islam, harus dilakukan sistem
ekonomi yang berbasis pada masyarakat atau umat dengan melalui sistem
perbankan Islam atau ekonomi Islam yang dikembangkan di dalam
masyarakat.
7
Menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan manusia untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah fil ardhi (Q.S Hud : 61).
Bumi tempat tinggal ini telah disiapkan oleh Allah SWT dengan isi
selengkap-lengkapnya: ada air, ada tanah, ada tumbuh-tumbuhan, ada
hewan, ada tambang, ada mineral, dan sebagainya. Manusia tinggal
mengelolanya sesuai dengan misi yang diembannya sebagai khalifah fil
ardhi.
Untuk dapat mengelola kehidupan di muka bumi dengan sebaik-
baiknya dengan melaksanakan sumber daya yang disediakan oleh Allah
SWT secara bertanggung jawab, diperlukan pengetahuan, wawasan,
keterampilan, dan sikap kerja yang profesional yang dalam istilah modern,
sekarang disebut dengan “Manajemen”. Manajemen dalam pandangan
ajaran Islam mengandung pengertian segala sesuatu harus dilakukan
secara rapi, benar, tertib, dan teratur. prosesnya harus diikuti dengan baik.
segala sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan.
hal ini sesuai dengan sabda Rasulallah SAW : “sesungguhnya Allah
SWT sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan,
dilakukan secara itqan (tetap, teratur, jelas dan tuntas)”. (HR. Thabarani).
2. Budaya Manajemen Syariah Sebagai konsekuensi logis dari
pentingnya manajemen dalam melakukan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab seseorang maka perlu dibangun budaya manajemen
syariah agar seorang pemimpin dalam menjalankan tugas meanajemen
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya betul-betul kredibel dan
kapabel. Budaya manajemen syariah yang dimaksud adalah :
a. Mengutamakan Akhlak
Salah satu faktor yang menetukan keberhasilan Rasulallah SAW dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya dalam kapasitasnya sebagai
pemimpin agama, kepala keluarga, pemerintahan maupun entrepeneur
adalah mengutamakan akhlak. Akhlak merupakan faktor utama (payung)
dari semua aktivitas yang dilakukan oleh Rasulallah SAW . Hal tersebut
tidak hanya diakui oleh kawan (sahabatnya), tetapi juga oleh lawannya,
seperti kaisar Romawi Heracleus dan lain-lain.
8
lebih berat dalam timbangan dari pada akhlak yang baik “. (HR. Ahmad
dan Abu Daud).
Dan dalam hadits yang lainnya: “Sesungguhnya orang yang paling
aku cintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang
paling baik akhlaknya”. Sebenarnya setiap orang dibekali potensi akhlak
(EQ) oleh Allah SWT. Dan Akhlak itu dapat dikembangkan oleh manusia
untuk meraih sukses dalam kehidupan didunia dan diakhirat kelak. Dan
tanda-tanda orang yang berakhlak baik itu anatara lain: banyak malu,
banyak berbuat baik, sedikit bicara, tidak mengagung-agungkan diri
sendiri, menyambung tali persaudaraan, sabar, ikhlas dan lain sebagainya.
b. Mengutamakan Pembelajaran
Rasulullah SAW dalam semua bidang kehiduapan yang digeluti beliau
mengajarkan pentingnya pembelajaran. Sebagai contoh misalnya,
kepemimpinan Rasulullah SAW dalam bisnis sejak menjalani magang
(internship) dengan pamannya Abu Thalib hingga mandiri dan sampai
puncak karirnya di usia 35 tahun (menjelang mejadi rasul), dijalaninya
dalam empat metode.
1) meniru (copy paste).
2) coba dan coba lagi (trial and error)
3) pengondisian (conditioning)
4) berfikir (thinking)
Mengutamakan pembelajaran bagi seorang pemimpin tidak dapat
dinafikan, karna problema kehidupan dalam satu organisasi seperti
organisasi bisnis memerlukan solusi yang sesuai dengan perkembangan
zaman. hal itu diakui oleh para CEO perusahaa besar dan terkemuka yang
menjadikan perusahaannya sebagai organisasi pembelajaran (learning
organization).
c. Mengutamakan Pelayanan
Dalam menjalankan tugas kepemimpinan di bidang bisnis Rasulullah
SAW memberi contoh perlu mengutamakan pelayanan (costumer service)
yang menjadi naluri akhlaknya. Kebiasaan Muhammad mengutamakan
pelayanan dalam kegiatan bisnis berlanjut dalam kegiatannya setelah
menjadi rasul (pemimpin umat). Dalam mengutamakan pelayanan
terhadap umatnya muhammad SAW menjalankan pola-pola pelayanan
berikut :
1) Murah senyum Memberi senyuman merupakan kebiasaan
muhammad SAW ketika bertemu dengan siapapun. Senyuman adalah
sunnah beliau, sehingga beliaupun menyatakan bahwa senyum adalah
sedekah. Muhammad selalu berusaha menyapa orang terlebih dahulu,
bahkan sampai 3 kali.
9
2) Ramah Muhammad SAW dalam menjalakan tugas
kepemimpinannya selalu ramah kepada siapapun dan menjauhkan diri dari
perkataan yang menyakitkan. Muhammad SAW mengajarkan kepada kita
jika ada 3 orang berkumpul maka tidak boleh 2 orang diantaranya berbisik.
Beliau juga melarang keras mengunjing, karena sama dengan memakan
bangkai saudaranya sendiri. Beliau tidak pernah menghardik orang dan
selalu memberi nasehat pada waktu yang tepat.
3) Menepati Janji Muhammad SAW adalah orang yang teguh
memegang janji. Beliau pernah menunggu mitra bisnisnya dalam 3 hari,
sementara mitra bisnisnya lupa dengan janjinya. Pernah Zainil Ghulam
180 | Iqtishoduna Vol. 6 No. 1 April 2017 terjadi suatu saat ada orang
yang mengutangi Muhammad SAW datang menagih utangnya dengan
kasar. Sahabat Umar Bin Khatab yang menyaksikan marah sekali.
Rasulullah SAW lalu bersabda: “Biarkan dia wahai Umar. Mestinya
engkau suruh aku agar membayarnya dan mestinya engkau suruh dia agar
bersabar”.
4) Senang memberi hadiah Muhammad SAW ketika setelah diangkat
oleh Allah menjadi rasul menjelaskan hukum bahwa Rasul dan
keluarganya tidak menerima sedekah, tetapi boleh menerima
hadiah.sebagai mana hadist yang di riwayatkan oleh Aisyah r.a: “Rasullah
SAW senantiasa menerima hadiah (yang di berikan kepadanya) dan
membalas dengan hadiah juga”
5) Adil Muhammad SAW terkenal dengan sikapnya yang adil tanpa
memihak. Beliau tidak pernah mendahulukan keluarga ataupun kaum
kerabatnaya. Beliau juga mengingatkan agar orang tua berlaku adil kepada
semua anak-anakya. Sikap muhammad SAW yang mengutamakan
pelayanan terhadap orang lain dalam kepemimpinannya bagian dari
budaya dari budaya manajemen syariah yang mengantarkannya kepada
kesuksesannya dalam memimpin umat.
10
Jujur adalah kesucian nurani tang memberi jaminan
terhadap kebenaran dalam berbuat , ketapatan dalam
bekerja, dan dapat di percaya, serta enggan untuk
berbuatg dusta. Pemimpin yang lurus ( benar dan jujur)
adalah pemimpin yang menjadi idaman semua orang.
pemimpin yang benar dan jujur adalah pemimpin yang
setara antara ucapan dan perbuatan (dapat membuktikan
yang di ucapkannya), karena rakyat (orangorang yang
dipimpinnya itu) perlu bukti bukan janji.
c. Komitmen yang tinggi pada amanah Amanah atau
kepercayaan yang diberikan kepada seorang pemimpin
yang berorientasi syariah merupakan penghargaan
moral yang teramat mahal. Amanah tidak di dapat
begitu saja, tetapi melalui proses yang panjanfg dimulai
dari pengamatan, pemantauan dan di akhiri oleh
penilaian yang teliti atas prilaku yang diberi amanah
11
Rasulullah SAW adalah juru didik dan beliau juga
menjunjung tinggi terhadap pendidikan dan memotivasi umatnya
agar berkiprah dalam pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW
bersabda: Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka
Allah akan mengekangnya dengan kekang berapi ( HR. Ibnu
Majah)
Berdasarkan pada hadits di atas, Rasulullah SAW memiliki
perhatian yang besar terhadap pendidikan. Di samping itu, beliau
juga punya perhatian terhadap manajemen, antara lain dalam sabda
berikut: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika
melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqon (tepat,
terarah, jelas dan tuntas) (HR. Thabrani) Sahabat Rasulullah SAW,
yaitu Ali bin abi Thalib ra mengatakan: Perkara yang batil
(keburukan) yang tertata dengan rapi bisa mengalahkan kebenaran
(perkara) yang tidak tertata dengan baik.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.radenfatah.ac.id/5375/3/BAB
%20II%20ok.pdf
file:///C:/Users/novin/Downloads/164-
189_Iqtishoduna+Vol.+6+No.
+1+April+2017_Zainil+Ghulam_publish.pdf
https://hes.unida.gontor.ac.id/management-
dalam-prespektif-islam/
14