ABSTRAK
Oleh:
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2016 M. / 1437 H.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat,
tepat, akurat dan terpercaya sangat diperlukan guna menunjang kegiatan usaha. Maju
umumnya yaitu tersedia tidaknya peluang pasar atau permintaan potensial dan peran
serta pemerintah dalam memberikan fasilitas dan kemudahan yang diperlukan untuk
dalam mendirikan perusahaan.1 Namun dari beberapa perusahaan ada yang kurang
yang tinggi. Pada dasarnya semua jenis usaha berorientasi pada besarnya penjualan
Pada saat ini mungkin sebagian orang masih berpendapat bahwa pengetahuan
akan pemasaran tidaklah begitu penting. Pendapat ini tidaklah benar, pendapat ini hanya
berlaku pada kondisi dimana jumlah barang yang diproduksi belum banyak, disamping
itu belum banyak yang memproduksi barang yang sama sehingga tingkat persaingan pun
belum tajam. Namun saat ini keadaan itu sudah berubah, dimana banyak perusahaan
yang meproduksi secara besar-besaran untuk jenis produk yang sama sehingga
pemasaran, yaitu untuk memahami keadaan pasar dan menjadikannya peluang yang
1
Irwan dan Swastha Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, (Yogyakarta: Liberty Offset,
2000), h. 57
Dalam pengertian pemasaran, para ahli mengemukakan definisi yang
kelihatannnya berbeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. Ini
manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
Bagi sebagian besar perusahaan, akhir-akhir ini merupakan masa yang sulit di
dalam memasarkan produknya karena berbagai kendala, seperti krisis moneter dan
atau pasar sering berubah-ubah (turun-naik), maka penggunaan alat komunikasi sangat
Kegiatan di dalam bidang pemasaran dewasa ini mempunyai peranan yang sangat
penting dalam dunia bisnis. Persaingan yang semakin ketat membuat para pelaku bisnis
mau tidak mau dituntut agar mampu melakukan strategi-strategi yang tepat bagi
strategi pemasaran yang ada, dimana perusahaan juga harus memahami perilaku
Bank syariah secara resmi telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak tahun
1992, yaitu dengan diberlakukannya UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Menurut
2
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 5.
3
Stoner, James A.F., 1989, Manajemen Umum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 4
4
Basu Swastha, 1984, Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Liberty, 2001), h. 54
UU No. 7 Tahun 1992 yang direvisi dengan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998
Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara
dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah
dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah), UUS
(Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).6
beroperasi dengan prinsip bagi hasil/ syariah.7 Perkembangan perbankan syariah hingga
saat ini masih menunjukan pertumbuhan yang belum menggembirakan, baik jaringan
maupun volume usaha, dibandingkan dengan pertumbuhan bank konvensional. Hal ini
ditujukan dengan populasi bank syariah yang masih kecil. Hingga pertengahan tahun
1999, hanya ada 1 (satu) bank umum syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah,
sedangkan populasi bank konvensional sejumlah 206 bank umum dan 2.231 Bank
Perkreditan Rakyat.8
5
Arbi Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, (Jakarta: Djambatan. 2002), h. 21
6
Muhammad, Kebijakan Moneter dan Fiskal Dalam Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Salemba Empat.
2002), h. 61
7
UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan
8
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,( Jakarta : Gema Insani,2001 ), h.
224
9
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,( Jakarta : Gema Insani,2001 ), h.
225
Dalam perkembangan industri perbankan syari’ah di Indonesia hingga saat ini
menunjukkan semakin banyak industri perbankan yang ingin membuka bank yang sesuai
dengan prinsip syari’ah. Ini dikarenakan perbankan syari’ah merupakan perbankan yang
memiliki sistem yang berbeda dengan perbankan konvensional, dan memiliki potensi
pasar yang cukup menjanjikan dimasa yang akan datang. Hal ini menimbulkan beberapa
alternatif kepada nasabah untuk menentukan bank mana yang menurut penilaian nasabah
Dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 159 telah memberikan pedoman kepada
mukmin (pelaku usaha) agar berlemah lembut (memuaskan) kepada obyek dakwah
(customer/pelanggan).
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.10
Maksud dari ayat di atas bahwa telah diatur dalam Al-Qur’an tentang urusan
Perbankan Syari'ah dikenal sebagai Islamic bangking, kata Islamic pada awalnya
dikembangkan sebagai satu respon dari kelompok ekonomi dan praktiksi. Perbankan
Muslim yang berusaha mengakomodir berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia
jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip
Syari'ah Islam khususnya yang berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan yang
10
Depag RI, Al-Quran dan Terjemah. (Indonesia : CV Penerbit Diponegoro, 2010). h. 110
bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudian (maisyir), ketidakpastian (qharar) dan
pelanggaran prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan penyaluran dana investasi
pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara Syari'ah. Seperti yang dijelaskan dalam
Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang
Maksud ayat di atas, riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya
karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan
emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah
yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah. Orang
yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan. Riba
yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
11
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha. 2000), h. 338
12
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: Toha. 2000), h. 69
Saat ini perkembangan dibidang jasa, khususnya perbankan sedang pesat. Jasa
merupakan kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, yang pada hakekatnya
bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan, kebutuhan dan tidak harus
terikat pada penjualan produk atau jasa lain.13 Dahulu nasabah mencari bank (Bank
Oriented), sekarang bank mencari nasabah (Customer Oriented) maka bank dituntut
perhatian calon nasabah tidak hanya sekedar memperkenalkan, tetapi juga mengandung
unsur persuasi.
Bank syari’ah harus selalu menjaga kepercayaan dari masyarakat dan bisa
percaya karena hal tersebut merupakan modal yang paling besar bagi sebuah lembaga
kompotitif serta maslahah. Bank syari’ah sebagai agen pembangunan dan pengembangan
menengah kebawah) harus terlihat. Hal yang sama harus juga dilakukan dalam pelayanan
yang bergerak dibidang jasa keuangan, sehingga pelayanan yang baik, cepat dan
masyarakat.
Bank syari’ah yang bergerak secara khusus melayani jasa perbankan nasabah
berdasarkan prinsip syari'ah menyediakan berbagai poduk antara lain Giro Wadi'ah,
karena adanya persaingan yang sangat ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga
keuangan syari'ah saat ini. Agar mampu mensosialkan ke masyarakat luas, maka
produk tabungan.
Karakteristik konsumen terdiri dari profesi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan
akhir. Profesi perlu diketahui karena profesi orang berbeda-beda dan mempunyai tingkat
upah atau gaji yang berbeda pula. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan
nasabah dalam menabung. Jenis kelamin perlu diketahui karena sekarang lebih banyak
wanita dari pada pria dan wanita cenderung memiliki sifat hemat selain itu dalam dunia
pekerjaan kebanyakan wanita berpenghasilan lebih kecil dari pada pria hal tersebut juga
berpengaruh pada besar kecilnya uang yang ditabung. Tingkat pendidikan akhir perlu
diketahui karena dengan tingkat pendidikan yang berbeda akan berbeda pula tingkat
Karakteristik produk terdiri dari bagi hasil, pelayanan dan tangibles (fasilitas).
Bagi hasil perlu diketahui karena adanya keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat
muslim bahwa bank konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang Islam dan
kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari peresoalan riba. Dengan
mengacu pada Al-Qur'an dan hadits maka diharapkan bank syari'ah dapat menghindari
praktek-praktek yang mengandung unsur riba dan melakukan usaha dengan kegiatan
investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. Pelayanan perlu diketahui
karena masyarakat dalam menabung disuatu bank memerlukan pelayanan yang baik
karena masyarakat dalam menabung memerlukan bukti langsung atau fasilitas yang baik
Menurut Rosady Ruslan, dalam konsep service of excelllent ada empat pokok
unsur tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan jasa yang terintegrasi. Artinya
14
Rosady Ruslan, Management Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006), h. 275
pelayanan atau jasa yang diberikan kepada pelanggan menjadi tidak excellent (unggul),
jika salah satu unsur kurang. Untuk mencapai tingkat suatu pelayanan prima, maka pihak
baik dan rapi (good performance), bersikap ramah serta mampu berkomunikasi dan
menciptakan hubungan pelanggan yang baik (good relationship). Bank syari’ah sebagai
salah satu lembaga kepercayaan masyarakat harus mampu memberikan pelayanan yang
konsumen atas produk-produk dan pelayanan bank syariah, padahal kepuasan pelanggan
merupakan bagian utama dari marketing yang sangat menentukan kelangsungan hidup
dan ukuran keberhasilan perusahaan. Perusahaan jasa, seperti bank syariah adalah
perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang tentu saja yang dijualnya adalah service.
Cukup banyak contoh perusahaan yang bangkrut karena tidak mencapai target penjualan,
sebagai akibat dari mengabaikan pelanggan. Oleh karena itu bank harus mampu
menggunakan produk yang ditawarkan atau diperlukan adanya strategi promosi dan
kepuasan nasabah untuk meningkatkan daya jual bank syariah juga meningkatkan
jenis tabungan, giro, penyimpanan dana deposito bahkan sampai dengan menyediakan
fasilitas ATM (Automatic Teller Machine) disertai adanya fasilitas pembayaran rekening
tagihan listrik dan telepon. Serta pelayanan jasa yang dapat memuaskan konsumen,
bersikap ramah, suasana yang menyenangkan dan pengaturan tata letak (interior) yang
Salah satu cara yang efektif untuk memenangkan persaingan atau mendapatkan
lebih banyak konsumen, maka perusahaaan yang bergerak di bidang keuangan harus
Di dalam melaksanakan promosi itu terdapat empat alat utama yang umumnya
dikenal dengan istilah: Iklan (advertising), penjualan pribadi (personal selling),
promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity).15
komunikasi non-personal yang dilakukan lewat media bayaran dengan sponsor yang
Iklan adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian suatu pesan non-
personal (tidak tertuju kepada seseorang), disuarakan atau visual, dan dibiayai
secara tebuka untuk suatu produk barang, jasa atau ide.17
Penjualan pribadi merupakan salah satu unsur promosi untuk mencapai tujuan
bahwa : “Personal selling adalah penyajian lisan dan tatap muka dalam suatu
pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli untuk terjadinya penjualan”.18 Menurut
Kotler, “Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian
Publisitas adalah usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara
non-operasional dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk
tersebut di dalam media cetak atau bukan maupun hasil wawacara yang disiarkan
dalam media tersebut.21
Selanjutnya menurut Swasta bahwa publisitas didefinisikan sebagai berikut :
“Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang
disebarkan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan
dari sponsor”.22
perusahaan dapat memberikan informasi kepada konsumen akan kegunaan dan kelebihan
produk mereka, serta sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli
dengan baik serta sesuai dengan rencana pemasaran keseluruhan sehingga dapat
Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya berupaya untuk dapat membuat target
konsumennya lebih tertarik membeli produk yang ditawarkan daripada produk yang
ditawarkan oleh perusahaan lain dengan melakukan promosi-promosi yang lebih baik
agar nasabah tertarik dengan produk yang ditawarkan. Salah satu kegiatan meningkatkan
21
Stoner, James A.F., Manajemen Umum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 137
22
Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty. 2001), h. 273
Kendala-kendala yang muncul dalam suatu perusahaan baik secara intern maupun
Pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran
modern, dimana promosi merupakan salah satu elemen dari pemasaran tersebut.
Promosi adalah suatu keadaan yang digunakan untuk melukiskan kombinasi dari
empat masukan yang membentuk dasar dari sistem organisasi pemasaran. Dari keempat
unsur marketing mix, penulis mencoba membatasi permasalahan pada unsur promosinya
saja, karena promosi mempunyai kaitan yang sangat erat dan penting bagi suatu
produknya, untuk hal ini penulis melakukan suatu penelitian untuk mengetahui masalah-
Promosi semakin banyak mendapat perhatian dalam dunia usaha yang terus
mempengaruhi orang agar mau menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa yang
ditawarkan dan membantu di dalam pemilihan produk yang akan dibeli konsumen.
Sebaliknya kegiatan bidang yang lain tanpa mengkaitkan kegiatan promosi akan
mengalami kesulitan. Dengan demikian tidak ada suatu perusahaan yang akan mampu
bertahan bilamana perusahaan tidak mampu di dalam memasarkan atau menjual produk.
Promosi yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang
pembeli. Dalam pelaksanaan periklanan, alat-alat atau media yang dapat digunakan
untuk mempengaruhi konsumen, antara lain: Majalah dan Surat Kabar, Televisi, Radio,
Papan Reklame, dan Spanduk. Namun iklan tidak begitu memaksa seperti tenaga
melakukan dialog. Sehingga volume penjualan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Demikian pula halnya yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Cabang Tasikmalaya yang merupakan jenis usaha yang secara khusus mendistribusikan,
memasarkan dan menjual barang atau produk langsung pada konsumen. PT. Bank
konsumen, berusaha untuk memilih cara promosi yang tepat di dalam memasarkan
produknya di pasar, sehingga diharapkan konsumen akan merasa tertarik untuk menjadi
konsumen bankl. Hal ini yang mendorong penulis untuk memilih PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya sebagai objek studi dalam melakukan penelitian
terutama menyangkut tentang strategi pemasaran yang ada di Bank Muamalat Indonesia
Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya Jl. H.Z. Mustofa No. 294 Tasikmalaya).
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan penjabaran di atas maka dalam penelitian ini peneliti akan
3. Perumusan Masalah
a. Bagaimana strategi promosi bank yang baik yang dilakukan PT. Bank
Cabang Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi promosi bank yang baik di PT. Bank Muamalat Indonesia
2. Untuk mengetahui kepuasan nasabah pada di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Cabang Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kepuasan nasabah pada PT. Bank
D. Kegunaan Penelitian
1. Teoritis
Dari aspek ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan seputar
permasalahan yang diteliti, sebagai bahan informasi baik bagi penulis sendiri
maupun pihak lain yang ingin mengetahui secara mendalam tentang permasalahan
tersebut.
2. Praktis
usaha mencari pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bidang
promosi.
c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pihak-pihak
mengenai masalah ini dari aspek dan sudut pandang yang berbeda.
d. Bagi Institut Agama Islam Cipasung, hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teoritik
1. Bank Syari’ah
prinsip dalam islam. Bank syariah merupakan bank yang diimpikan oleh para
umat Islam.
keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu
Bank Syariah menurut Mervvyn Lewis dan Latifa, Bank Syariah adalah:
Suatu bentuk dari bank modren yang didasarkan pada hukum Islam,
yang dikembangkan pada abad pertenganhan islam dengan
menggunakan konsep bagi resiko sebagai sistem utama dan meniadakan
23
Sudarsono, Manajemen Bank Syari'ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005), h. 54
24
Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafe’i Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori Kepraktik, (Jakarta:
Gema Insani Press. 2001), 42
18
sistem keuangan yang didasarkan pada kepastian dan keuntungan yang
telah ditentukan sebelumnya.25
bahwa:
Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa bank syari'ah adalah suatu
Islam.
oleh para ahli yang pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak berbeda antara
satu dengan yang lain yaitu cara operasionalnya sesuai dengan prinsip syari'ah
mengacu pada hukum Islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga
25
Mervvyn Lewis dan Latifa Algaoud, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, Prospek, (Yakarta:
Serambi, 2001), h. 66.
26
Arbi Syarif, Mengenal Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, (Jakarta: Djambatan. 2002), h. 21
27
Muhammad, Kebijakan Moneter dan Fiskal Dalam Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Salemba Empat.
2002), h. 61
maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang
diterima maupun yang dibayarkan pada nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian yang dilakukan oleh pihak nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad)
yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad
dilarang dalam semua bentuk transaksi apapun. Bank syariah tidak mengenal
yang namanya sistem bunga, baik itu bunga yang diperoleh dari nasabah yang
meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank
syariah.29
fungsi utama yaitu fungsi bank syariah untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, fungsi bank syariah untuk
menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan
juga fungsi bank syariah untuk memberikan pelayanan dalam bentuk jasa
perbankan syariah.
28
M. Syafe’i Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori Kepraktik, (Jakarta: Gema Insani Press. 2001), 43
29
M. Syafe’i Antonio, Bank Syari'ah Dari Teori Kepraktik, (Jakarta: Gema Insani Press. 2001), 54
menggunakan akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan
sangat penting bagi bank syariah. “Dalam hal ini bank syariah akan
memperoleh return atas dana yang disalurkan. Return atau pendapatan yang
akadnya”.33
menggunakan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad
kemitraan atau kerja sama usaha. Dalamakad jual beli, maka return yang
30
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 177
31
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 178
32
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 178
33
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 179
nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas
penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha
syariah yang ketiga. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat
diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
akad yang terdiri dari lima konsep akad. Bersumber dari kelima konsep dasar
perbankan. Hanya saja bedanya denga bank konvensional adalah dalam hal
penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-
dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah harta titipan tidak boleh
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian
hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil
usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara
37
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 185
38
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 187
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau le-
dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan
pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan bank
b) Al-mudharabah
atau perjanjian diantara dua belah pihak, dimana pihak pertama sebagai
yakni:
39
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 188
40
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 191
41
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 192
(b) Mudharabah muqayyadah merupakan kebalikan dari mudharabah
muthlaqah di mana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha
dan daerah bisnis.42
berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat
c) Al-muzara’ah
disepakati.
d) Al-musaqah
42
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN Yogyakarta. 2005), h. 95
43
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 195
44
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 197
3) Prinsip jual beli (at tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual
beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
nama bank kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain bank garansi,
kliring, inkaso, jasa, transfer dan lain-lain. Secara syari'ah prinsip ini
6) Bai’as-Salam
45
Muhammad Antonio Syafe’i, Manajemen Bank Syari'ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Yogyakarta. 2005), h. 102
46
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN Yogyakarta. 2005), h. 105
adalah harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan
7) Bai’al Istishna’
oleh karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna’ mengikuti ketentuan dan
aturan Bai’as-salam.
8) Al-Wakalah (Amanat)
pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus
9) Al-Hawalah
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain
pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia
factoring.50
10) Ar-Rahn
47
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 199
48
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 204
49
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 207
50
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 208
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
yang mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, dan jual beli barang haram.
Prinsip bank syariah ini diterapkan untuk mencapai tujuan sesuai jalur syariah.
pada kesempatan ini sementara kami paparkan 3 macam prinsip bank syariah
2. Strategi Promosi
a. Pengertian Promosi
sejenis. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan cara melaksanakan promosi secara terpadu dan
terencana. Promosi tidak hanya sebagai sarana informasi tetapi juga dapat
51
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 209
Menurut Stoner pengertian promosi adalah sebagai berikut : “Promosi
Menurut Swasta DH. “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar
kegiatan promosi adalah komunikasi. Prinsip utama yang dipakai dalam proses
harus direncanakan dan ditentukan mengenai apa yang akan disampaikan, serta
dan cara yang mudah dimengerti dan dapat dicapai oleh penerima (audience).
penerima pesan (target audence). Tetapi hal tersebut diperlukan dalam rangka
perusahaan. Adapun strategi promosi menurut Stoner adalah sebagai berikut :55
52
Stoner, James A.F. Manajemen Umum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 37
53
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty. 2001), h. 237
54
Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPEE Yogyakarta.
2000), h. 6
55
Stoner, James A.F. Manajemen Umum, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 39
produsen mula-mula mendorong penjualan melalui pedagang besar,
selanjutnya pedagang besar membujuk pengecer, dan akhirnya pengecer
mendorong konsumen untuk membeli.
2) Strategi menarik (Pull strategy)
Adalah strategi yang digunakan produsen melalui kegiatan periklanan, yang
langsung berusaha membujuk konsumen atau pasar untuk membeli
produknya. Arus yang terjadi adalah konsumen mencari produk tersebut
kepada pengecer, kemudian pengecer mencari produk ke pedagang besar,
dan pedagang besar mencari produk kepada produsen.
3) Combination strategy
Adalah menggabungkan antara Push strategy dengan Pull strategy. Disini,
produsen berusaha membujuk atau mendorong konsumen untuk melakukan
pembelian produk melalui kegiatan periklanan, dan juga mendistribusikan
produknya dengan menggunakan tenaga penjual.
b. Alat-alat Promosi
serta diperhitungkan mana yang paling efektif. Untuk lebih jelasnya penulis
akan menguraikan alat-alat promosi yang terdiri dari empat unsur, yaitu
1) Iklan (advertising)
Iklan merupakan salah satu cara yang penting dari empat unsur
(tidak tertuju kepada seseorang), disuarakan (oral) atau visual, dan dibiayai
terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari kegiatan periklanan
lain:
b) Televisi
c) Radio
d) Papan Reklame
e) Spanduk
penyajian lisan dan tatap muka dalam suatu pembicaraan dengan satu atau
60
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 282.
beberapa pembeli untuk terjadinya penjualan”.61 Menurut Swasta DH
sebagai berikut:
yaitu:63
61
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 243.
62
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty. 2001), h. 260
63
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 266.
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk
jasa”.65
berikut:
membeli. Selain itu, promosi penjualan ini dilakukan dengan biaya yang
4) Publisitas (publicity)
sebagai berikut :
dari sponsor”.70 Oleh karena itu publisitas merupakan bagian dari hubungan
masyarakat.
67
Sigit Suhardi, Pemasaran Praktis, (Yogyakarta: BPFE. 2002), h. 67
68
Stanton, Management Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006), h. 137
69
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 269.
70
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty. 2001), h. 273
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Promosi
3. Kepuasan Konsumen
pelayanan konsumen. Hal itu merupakan keputusan konsumen, yang tidak dapat
diatur oleh petugas pelayanan konsumen atau orang lain di dalam perusahaan.
Hal yang dapat diatur adalah kegiatan petugas pelayanan konsumen yang
71
Stanton, Management Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006), h. 154
Menurut Mangkunegara, dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya
seseorang yang dapat merasakan hasil dari kualitas pelayanan yang diberikan
keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut konsumen suatu
perusahaan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan
baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia. Ada beberapa strategi
72
Anwar Prabu Mangkunegoro. Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
117
73
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 36.
dijalin suatu kemitraan dengan pelangan secara terus-menerus yang pada
untuk setiap perusahaan. Konsumen yang loyal belum tentu berarti mereka
yang loyal.
Menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaing. Hal ini
dan usaha gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior. Oleh
karena itu, sering kali (tetapi tidak harus) perusahaan yang menawarkan
customer service yang lebih baik akan membebankan harga yang lebih
74
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 517.
manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut, yaitu berupa tingkat
penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu
yang efektif di mulai dari identifikasi dan penentuan sumber masalah yang
baik. Kondisi ini dapat menyebabkan mereka berprasangka buruk dan sakit
hati. Yang terpenting bagi konsumen adalah bahwa pihak perusahaan harus
75
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 518.
76
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 287.
menunjukan rasa perhatian, keprihatinan, dan penyesalannya terhadap
melaksanakan tugasnya.
semua metode baik langsung maupun tidak langusng dalam rangka untuk
percakapan dengan seorang atau lebih calon pembeli dengan maksud untuk
langsung secara pribadi kepada calon pembeli dengan harapan dapat terjadi
sangat esensial bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan hal tersebut dapat
memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan
kepuasan konsumen itu dapat diukur dengan berbagai macam metode dan
Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang diletakan ditempat-
kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun yang bisa dikirim lewat
via pos kepada perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa, dan lain-
lain.78
berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami
yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana
memuaskan konsumennya.
77
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 35.
78
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 428.
3) Survai Kepuasan Konsumen
dilakukan dengan penelitian survai, baik dengan survai melalui pos, telepon
tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari konsumen dan
semakin melekat erat dan konsumen tidak berpaling pada pelayanan lain,
penyedia pelayanan perlu menguasai lima unsur yang disingkat dengan CTARN
1) Cepat
79
Kotler Philip, Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Kedua, (Jakarta:
Erlangga, 2003), h. 77.
Yang dimaksud dengan kecepatan adalah waktu yang digunakan dalam
melayani tamu minimal sama dengan batas waktu standar pelayanan yang
ditentukan oleh perusahaan.
2) Tepat
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen, sehingga timbul ketidak puasan dalam pelayanan.
3) Aman
Para petugas pelayanan harus memberikan rasa aman kepada konsumen.
4) Ramah Tamah
Pada saat melayani konsumen, hendaknya konsumen diperlakukan seperti
raja yang harus dihormati dan dihargai oleh penjual.
5) Nyaman
Rasa nyaman timbul apabila seseorang merasa diterima apa adanya.80
B. Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan atau organsiasi yang didirikan mempunyai maksud dan tujuan,
yaitu membuat dan menjual berbagai barang atau menawarkan jasa-jasa tertentu yang
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen sangat baik.
adalah setiap tindakan/kegiatan atau penampilan/ manfaat yang ditawarkan oleh suatu
pihak pada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan
Berdasarkan definisi di atas, maka pelayanan yang baik akan dapat memenuhi
kepuasan konsumen atas produk yang dibelinya sehingga akan menciptakan kesetiaan
konsumen dan mendekatkan pasar dengan perusahaan yang berakibat terjadi peningkatan
permintaan. Kualitas pelayanan terpusat pada upaya penentuan kebutuhan dan keinginan
konsumen terhadap apa yang diharapkannya dengan membeli dan mengkonsumsi suatu
besar (minimal sama) daripada harapannya, maka konsumen puas, sebaliknya kinerja
yang diberikan dari pemakaian produk/jasa tersebut lebih kecil dari apa yang
berikut :
Namun nasabah pun seringkali merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan
1. Tidak sesuai antara manfaat atau hasil yang diharapkan dengan kenyataan atau apa
3. Perilaku personil atau karyaawan perusahaan atau bank yang kurang memuaskan
5. Biaya terlalu tinggi, misalkan biaya administrasi bulanan yang terlalu tinggi di atas
bank lain atau tingkat bagi hasil yang terlalu membebankan nasabah.
6. Promosi iklan yang terlalu berlebihan, sehingga seringkali tidak sesuai dengan
kenyataan.
Bank muamalat salah satu dari macam-macam Bank Islam, untuk memahami
lebih jelas pengertian dari Bank Muamalat maka tidak bisa dipisahkan dari pengertian
Bank Islam. Bank Islam adalah bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata
mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan secara pribadi maupun
merupakan kegiatan marketing mixyang terakhir setelah produk, harga, dan tempat, serta
inilah yang paling sering diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit.
Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk
dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan
Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan nasabahnya.82
Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut ada hal yang perlu dimiliki oleh
perbankan demi keefektifan promosi, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif
berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan layanan yang baik dan professional.
Pelayanan yang diberikan akan dikategorikan sesuai bila kinerja pelayanan yang
Untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik, maka tentunya pelayanan juga
harus baik dan maksimal. Mengukur tingkat kepuasan masyarakat dapat dilakukan
dengan mencari tingkat kesesuaian antara nilai kinerja pelayanan yang diberikan dengan
nilai kepentingan atau harapan nasabah itu sendiri. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Cabang Tasikmalaya harus mengetahui apa yang dianggap sangat penting oleh
beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
Tabungan Bank BNI Cabang Syariah Bumi Serpong Damai”. Hasil penelitian terdapat
pengaruh karakteristik konsumen terhadap karakteristik produk tabungan pada bank BNI
Cabang Syariah Bumi Serpong Damai serta karakteristik bagi hasil mempunyai pengaruh
yang paling dominan yang menjadi daya tarik konsumen dalam memilih produk
Penelitian oleh Sri Mulyani (30.02.1.5.034) tahun 2007 Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Surakarta Jurusan Ekonomi Islam Prodi Manajemen Syariah dengan judul
Kasus pada BRI Syariah Cabang Solo”. Hasil penelitian terdapat ketertarikan antara
karakteristik konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, profesi, dan pendidikan dengan
karakteristik produk jasa perbankan syariah di bank BRI Syariah Cabaang Solo serta
sistem bagi hasil merupakan karakteristik produk perbankan syariah yang berpengaruh
dominan terhadap ketertarikan konsumen untuk menabung di bank BRI Syariah Cabang
Solo.
Dari pemasaran di atas telah jelas mengenai perbedaan antara penelitian yang
akan dilakukan dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu
penelitian yang berjudul “Pengaruh Promosi terhadap Kepuasan Nasabah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya” dapat dilakukan karena bukan duplikasi
orang lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi yang dijadikan penilitian yaitu di Bank Muamalat Tbk Indonesia Cabang
Tasikmalaya Jl. H.Z. Mustofa No. 294 Tasikmalaya. Waktu penelitian selama dua bulan
dimulai dari bulan Juli sampai dengan Bulan Agustus 2016. Subjek yang akan diteliti
adalah Bank Muamalat Tbk Indonesia Cabang Tasikmalaya Jl. H.Z. Mustofa No. 294
Tasikmalaya.
“studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun
waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan
kondisi masa lalunya”.85 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu dan kesimpulan
85
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rineka Cipta.
2006), h. 107
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific
inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang
dan prediksi.86 Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang
yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan untuk
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Penelitian kuantitatif berawal dari
adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu
memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari
isu yang penting, aktual dan menarik. Dan yang paling penting adalah manfaat yang
dihasilkan bila masalah itu diteliti. Masalah dapat digali dari berbagai sumber empiris
ditemukan dengan baik diperlukan fakta-fakta empiris diiringi penguasaan teori yang
diperoleh melalui pengkajian berbagai literatur relevan. Pada tahap selanjutnya, penelitian
penentuan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan lingkup kajian penelitian.88
permasalahan sangat banyak dan kompleks. Oleh karena itu diperlukan pembatasan pada
faktor atau aspek yang dominan saja. Penelitian membagi permasalahan menjadi sub-sub
permasalahan yang dapat dikelola dalam arti layak dan terjangkau untuk diteliti. Setiap
sub permasalahan dicari kemungkinan jawabannya secara spesifik dalam bentuk hipotesis
yang sesuai. Dalam hal inilah diperlukan studi kepustakaan yaitu kegiatan untuk mengkaji
teori-teori yang mendasari penelitian. Dalam kegiatan ini juga dikaji hal-hal empiris yang
Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data didasari oleh
rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan
desain penelitian yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan
data, sumber data (populasi dan sampel), serta alasan mengapa menggunakan metode
tersebut. Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan
teknik penyusunan dan pengujian instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan
data. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan teknik statistik. Hasil
Pemaknaan hasil analisis data dilakukan melalui interpretasi yang mengarah pada
upaya mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Dalam tahapan ini
88
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta. 2007), h. 85
89
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta. 2007), h. 86
melihat hubungan antara temuan yang satu dengan temuan lainnya. Kesimpulan
diciptakanlah implikasi dan rekomendasi serta saran dalam pemanfaatan hasil penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif adalah data
yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari
perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara peninjau langsung terhadap
suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihak terkait. Juga diperoleh
penelitian.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu mencari
sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. 91 Dalam penelitian ini yang dijadikan
populasi adalah karyawan dan nasabah Bank Muamalat Tbk Indonesia Cabang
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
90
Irwan Suhartono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Eresco, 2005), h. 85
91
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rineka Cipta.
2006), h. 117
No Populasi Jumlah
Kepala Bank Muamalat Tbk Indonesia Cabang
1 1
Tasikmalaya
Bagian Staf Administrasi Bank Muamalat Tbk
2 6
Indonesia Cabang Tasikmalaya
Bagian Pemasaran Bank Muamalat Tbk
3 15
Indonesia Cabang Tasikmalaya
Bagian Tugas Lapangan Bank Muamalat Tbk
4 50
Indonesia Cabang Tasikmalaya
5 Nasabah 180
Jumlah 252
populasi, yakni 252 x 20% = 50 orang. Dengan demikian diperoleh jumlah sampel 50
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Sampel Jumlah
Staf Bank Muamalat Tbk Indonesia Cabang
1 72 x 20% = 14
Tasikmalaya
2 Nasabah 180 x 20% = 36
Jumlah 50
populasi, yakni sebuah sampel yang dipandang representatif terhadap populasi itu. Dalam
pengambilan ini penulis menggunakan cara mengambil total dari populasi yaitu 50 orang
sebagai sampel penelitian. Hal ini didasari oleh pendapat Suharsimi yang mengatakan
bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
apabila subyeknya lebih dari 100, maka diambil 20%, 25%, atau lebih”.92
untuk memperoleh informasi dan data tentang kondisi objektif sekolah dengan
alasan banyaknya informasi dan data yang berkaitan dengan lokasi penelitian yang
penelitian seperti sarana dan prasarana, proses belajar mengajar, dan data tertulis
2. Teknik Wawancara
data yang berhubungan dengan kondisi objektif penelitian. Dalam hal ini penulis
mengajukan beberapa pertanyaan secara garis besar kepada kepala sekolah dan guru.
3. Teknik Dokumentasi
dengan masalah yang diteliti serta mendukung terhadap penulisan skripsi ini.
4. Teknik Angket
yang sudah ditentukan. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu
tentang pengaruh promosi terhadap kepuasan nasabah pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan
responden tinggal memilih mana yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Adapun respon yang diharapkan dari responden tentang pernyataan-pernyataan yang
diajukan, yakni rentang jawaban menurut skala likert. Di dalam angket ini penulis
5. Kepustakaan
menciptakan pemahaman dan perumusan masalah yang tepat. Hal ini sangat penting
karena tanpa mempunyai orientasi yang jelas terhadap masalah yang diteliti, tidak
yang baik, dapat membantu menghindari pengutipan pendapat yang tidak tepat, dan
F. Instrumen Penelitian
sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia. Angket tersebut
dibagikan kepada responden untuk dijadikan data penelitian yang akan dianalisis melalui
responden dilakukan dengan menggunakan skala Likert untuk jenis pertanyaan tertutup
yang berskala normal. Setiap jenis responden dinilai sesuai arah pertanyaan sebagai
berikut :
Tabel 3.3
93
Irwan Suhartono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Eresco, 2005), h. 87
94
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rineka Cipta.
2006), h. 142
95
Irwan Suhartono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Eresco, 2005), h. 92
Tabel Distribusi Relatif dan Skor (n = 50)
dan kepuasan nasabah. Cara ini digunakan dengan menetapkan bobot jawaban terhadap
berikut:
a. Menentukan range, yaitu selisih antara skor kriteria maksimum (nilai indeks
Range
Jumlah Kategori Jawaban
Berdasarkan ketentuan tersebut, indeks maksimum dan indeks minimum dari total
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Adapun Indeks maksimum dan indeks minimum dari total tanggapan responden
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Langkah terakhir dari penelitian ini adalah menganalisis data yang telah
terkumpul. Data yang bersifat kualitatif akan dianalisis dengan cara berfikir logis, baik
Tabel 3.4
Tabulasi Silang
Kepuasan Nasabah
Sangat
Sangat Renda
Promosi Tinggi Sedang Renda
Tinggi h F %
h
f % f % f % f % f %
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Jumlah
Data yang telah terhimpun kemudian diolah dalam proses editing data, yaitu
menggunakan data logika dengan pola induktif dan deduktif, yaitu menguraikan data
yang berbentuk khusus ke umum dan umum ke khusus untuk selanjutnya diuraikan
secara kuantitatif dalam pembahasan penulisan skripsi ini. Data-data yang telah
terkumpul, baik dari hasil angket, dapat penulis kategorikan ke dalam jenis data
kualitatif. Data kualitatif maksudnya data yang tidak berbentuk angka. Data ini dapat
Setelah terkumpul data yang diperlukan, maka untuk memperoleh kejelasan ada
atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, berikutnya melakukan pengolahan data
agar penelitian ini mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun cara mengolah data
96
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta. 2005), h. 91
Y^ =a+bx
(∑ Y ) ( ∑ X 2 ) −( ∑ X )( ∑ XY )
a= 2
n ( ∑ X 2 ) −( ∑ X )
n ( ∑ XY )− ( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2
n (∑ X 2 )−( ∑ X )
Keterangan :
Y = Kepuasan Nasabah
X = Promosi
variabel yang diteliti itu berdistribusi dan beregresi linter. Rumusnya ialah :
n ∑ X i Y i−(∑ X i )( ∑ Y i )
r = √{ ∑
X =( ∑ X ) }{n ∑ Y =( ∑ Y ) }
2 2 2 2
n i i i i
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Sampel
X = Promosi
Y = Kepuasan Nasabah
indeks korelasi "r" product moment (rxy). Pada umumnya dipergunakan pedoman
3. Koefisien Determinasi
kepuasan nasabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Tasikmalaya,
Kd = r2 x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
97
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rineka Cipta.
2006), h. 147