PENDAHULUAN
dengan baik apabila rasa solidaritas antar umat manusia dapat dipupuk dengan
baik. Dalam Islam, kegiatan ini disebut dengan mu‟amalah. Mencari nafkah
1
Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial dikonfirmasi oleh begitu banyak teks-teks
keislaman. Teks-teks Islam terutama Alqur‟an dan Sunnah Nabi telah membicarakan masalah-
masalah sosial secara kritis dengan memberikan penekanan pada misi solidaritas sosial yang kuat.
Pembebasan budak atau memerdekakan budak merupakan rangkaian teks kritik yang dapat
digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta sosial empiris dewasa ini. Ajakan untuk
“membersihkan” mereka dari “laknat” Allah, sebab mereka yang menumpuk harta dan berlaku
tidak adil dalam relasi sosialnya dapat dipandang sebagai manusia yang mendustakan agama
Allah. Pada periode Madinah, Islam telah berkembang sebagai suatu paradigma yang integratif
dengan segala aspek kehidupan. Misi sosial Islam dapat benar-benar berfungsi untuk menciptakan
keseimbangan sosial dan keadilan bagi kemanusiaan. Lihat Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Islam dan
Masyarakat Modern: Teori, fakta, dan Aksi Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 43-44.
2
Muhammad Syafi‟i Antonio, Islamic Banking, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 11.
3
Yusuf al-Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa Zainal Arifin, cet. ke-1
(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 57.
apa yang diistilahkan oleh ulama dengan mu‟amalah (interaksi).4 Pesan
utama Alqur‟an QS. Al-Baqarah (2): 281 dalam mu‟amalah tentang aktivitas
ekonomi adalah:5
sosial dan ekonomi yang dapat menjadi ukuran beriman tidaknya seorang
muslim, untuk itu material dan moral harus bergandengan untuk mencapai
suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan
jasa yang diinginkan oleh konsumen.7 Dalam bisnis, para pelaku bisnis dapat
kaidah Islam dan tidak merugikan pihak-pihak lain. Prinsip-prinsip dan sistem
yang dianjurkan oleh Islam dalam menjaga pertumbuhan usaha bisnis adalah
4
M. Quraish Shihab, Wawasan Alqur‟an Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat,
cet. ke-1 (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 408.
5
CD ROM Qur‟an In Word.
6
Abdullah Siddik al-Haji, Inti Dasar Hukum Dagang Islam (Jakarta: Balai Pustaka,
1993), hlm. 17.
7
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjaya, Menggagas Bisnis
Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 18.
8
M. Dawam Raharjo, Etika Ekonomi dan Manajemen (Yogyakarta: Tiara Wacana,
1990), hlm. 52.
profesional sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekonomi. Melalui
pembeli yang membeli kepada perusahaan dagang tersebut, dan untuk menarik
sebagai sarana untuk menyebarkan pesan atau informasi kepada konsumen tentang
langsung kepada konsumen, dan sekarang ini tidak kalah menariknya adalah
menarik minat konsumennya agar belanja ditempat tersebut, hal ini sangat menarik
sekali karena tujuan utamanya adalah memberikan hadiah sebagai promosi secara
juga dagang, pasti ujung-ujungnya mencari untung. Asalkan, cara yang ditempuh
terbesar di kota Kendari sehingga memiliki skala pasar yang cukup luas dan
9
Promosi adalah salah satu aspek terpenting dalam usaha menyukseskan suatu bisnis atau
perdagangan. Promosi berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan, dan mengingatkan
kembali manfaat suatu produk agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang dipromosikan
tersebut. Lihat Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999),
hlm. 17.
sebagian besarnya merupakan muslim.. Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari
ini termasuk ke dalam golongan usaha yang baru berdiri tetapi dalam
perjalanannya, usaha ini dapat dengan cepat berkembang pesat dan ramai
dikunjungi oleh para konsumen yang akan mendirikan bangunan baik itu
proyek yang berskala kecil maupun besar. Penyediaan bahan bangunan yang
lengkap inilah yang membuat Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari
dapat berkembang pesat, selain itu Maxcell Depo Teknik dan Bangunan
promosinya.
Promosi yang dilakukan oleh Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari ini
yaitu sesuai dengan jumlah batas minimun belanja yang telah ditentukan. Batas
yang jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Adapun tahapan jumlah batas
minimun belanja yang berhak mendapat kupon hadih yaitu mulai dari Rp.
500.000,- sampai seterusnya. Tidak hanya itu, promosi lain yang dilakukan
Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari untuk menarik minat konsumen adalah
tertentu.
berhadiah. Lain halnya untuk konsumen yang nilai belanjanya tidak mencapai
Rp. 500.000,- atau kurang dari batas pembelanjaan minimal Rp. 500.000,- dari
sebenarnya barang yang di beli tidak begitu penting karena tujuannnya hanyalah
sekedar mencapai target agar bisa mendapatkan hadiah. Karena daya tarik
sebagai upaya untuk menarik minat konsumen juga menjadi salah satu alasan
sebanyak mungkin. Namun disisi lain, perbedaan kemampuan dan situasi yang
hasil usahanya. Kupon berhadiah tentu saja melibatkan konsumen muslim dalam
prakteknya. Oleh karena itu, perlu ditinjau status hukumnya dalam perspektif
hukum Islam. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik
Bangunan Kendari.”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka pokok
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
hukum Islam.
E. Definisi Operasional
Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari)”, maka penulis
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
Hukum Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari)” adalah
kupon berhadiah, sehingga akan ditinjau menurut hukum Islam, apakah dalam
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), hlm. 979.
11
Ibid, hlm. 674.
12
Ibid, hlm. 441.
melakukan aktifitas diatas pemberian kupon tersebut sudah sesuai menurut hukum
F. Sistematika Penulisan
ilmiah tersebut, yang merupakan suatu urutan dalam membahas bab demi bab dan
sub babnya. Untuk mencapai tujuan penulisan skripsi ini sebagai karya ilmiah
1. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini menguraikan hal-hal yang bersifat umum
sebagai langkah awal dalam penulisan proposal ini yaitu mulai dari Latar
2. Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan diuraikan tentang Kajian
Relevan dan menjelaskan tentang Konsep Dasar Jual Beli, Dasar Hukum
Perlindungan Konsumen, Konsep Dasar Jual Beli dalam Hukum Islam, serta
Kupon Berhadiah.
3. Bab III, Metode Penelitian, Bab ini membahas Jenis Penelitian, Lokasi dan
Waktu Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
4. Bab IV, Hasil Penelitian, Bab ini membahas Gambaran Umum Lokasi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Relevan
sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian
13 dan 14. Karya ilmiah berbentuk penelitian literer yaitu memperoleh data-
data dari bahan pustaka seperti buku, artikel dan jurrnal dengan
13
Mukaromah, “Hadiah Sebagai Promosi untuk Menarik Konsumen dalam Persfektif
Hukum Islam (Studi terhadap Pasal 13 dan 14 UU. NO. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen)”, Skripsi Strata Satu Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006.